Anda di halaman 1dari 7

Drilling The Well

1. Memposisikan Rig
Lokasi drilling secara umum diindikasikan dengan survey-vessel, menggunakan
marker buoy. Rig ditarik menuju lokasi dan anchor handling tugs digunakan untuk
men-drop anchor. Anchor diteggangkan untuk memastikan jangkar telah terletak
dengan aman di dasar laut. Lalu koreksi letak rig untuk mendapatkan posisi
finalnya.
2. Running temporary guide base (TGB)
Langkah pertama pada operasi drilling ialah memposisikan anchor point pada
seabed, untuk 4 guideline (3/4 atau 7/8 diameter wire) yang digunakan untuk
guide drilling tools dan casing dari rig menuju seabed. Guideline terpasang ke
Temporary Guide Base (TGB) yang merupakan rangkaian pertama yang diturunkan
ke seabed. Guideline terpasang ke base dengan radius 6ft dari pusatnya dan dijaga
tetap tegang.

TGB diposisikan di moonpool dari rig dengan sepecial running tool, pada drillpipe
yang terkunci didalam base. Running tool mempunyai 4 pins untuk menambah Jslots pada internal profile dari 46 slot. Beberapa sack barite atau semen ditambah
untuk menambha berat base sekitar 25000-30000 lbs, dan diturunkan ke seabed
dengan drillpipe. Ketika TGB telah diturunkan pada seabed running tools terlepas
dengan memutar DP dengan 1/8 putaran kearah kanan. Level indicator (bulls eye)
pada TGB indikasikan apakah struktur terletak pada posisi horizontal pada seabed.
Jika TGB menjadi level tension setiap guideline maka akan diatur sekitar 2000 lbs.
3. Drilling Lubang 36
Pemboran lubang 36 dibor pada kedalaman 100-200 ft dibawah seabed. Bit
diarahkan kebawah menuju TGB bersamaan dengan Utility Guide Frame (UGF) yang
terpasang permanen di DP dan terpasang dengan guidewire. Ketika bit telah

diarahkan menuju TGB maka pada kedalaman 30 ft pertaa, UGF ditarik kembali ke
surface.
Lubang 36 mungkin dibor dengan bit 18 dan alat pembuat lubang 36
. lubang dibor dengan air laut. Dengan cutting pemboran dibuang di seabed (no
riser/ BOP yang terpasang pada tahap ini). Pada kedalaman tertentu dialirkan mud
untuk menghindari debris dari pengendapan cutting di bottom hole ketika running
casing 30
4. Running dan cementing Casing 30
Casing 30 dan Casing Head Housing (CHH) run menuju seabed dengan Permanent
Guide Base-PGB. PGB member penjajaran tepat untuk BOP stack, kemudian Xmas
Tree, diatas Wellhead.
PGB diposisikan di moonpool tig dan guideline disisipkan kedalam guide post
dengan CHH 30di las dengan to joint casing, diturunkan melalui rotary table,
mendarat pad aPGB dan dikunci ditempat. 30 Casing Head Housing mensupport
berat casing 30, mengunci casing 30 kedalam PGB dan menyediakan internal
profile terhadap 18 high pressure wellhead housing yang akan mendarat.
Drill Pipe untuk cementing casing run ke bagian dalam casing. 30 running tool
terkunci kedalam casing 30 dan casing string dan PGb dapat dijakdikan sebagai
satu unit.dan diturunkan sampai PGB endarat diatas TGB.

5. Instalasi Diverter
Lubang 26 secara umum dapat dib or dengan air laut pada 1000-2000 ft. Pada
banyak kasus lubang bagian ini dib or tanpa sirkulasi balik ke Rig dan pada kasus ini
cutting pemboran terdeposit diatas seabed. Jikalau, bit menembus kantung gas
takterprediksi (shallow gas) akan tidak ada proteksi blow out pada tempat itu.
Untuk sumur eksplorasi, riser dan sistem diverter normalnya di install lebih awal
sebelum membuka lubang 26. Riser dan diverter system tersusun dari 4 bagian
dasar perlengkapan:

i)

Hydraulic latch untuk memberi interface tertutup antara casing housing 30 dan
riser.

ii)

Flexible Joint untuk memberi ruang defleksi riser (sekitar

iii) Marine Riser sebagai saluran pipa untuk kembali ke Rig

10

iv) Flow diverter untuk mencegah gas yang dapat ditemukan


6. Pemboran lubang 26
Bit 26 tidak bisa run melalui diverter system. Lubang 26 dibor pertamakali dengan
pemboran pilot hole berdiameter kecil (12 ), logging formasi terbuka, melepas
diverter assembly dan membuka diameter 26. Logging operation dilakukan untuk
memastikan tidak ada hydrocarbon bearing sand didalam bagian pilothole terlebih
dahulu sebelum memindahkan diverter assembly. Diverter assembly tetap akan
tidak dipakai sebelum running casing 18 5/8.

7. Instalasi BOP
Sejak bagian lubang 17 dib or pada kedalaman yang ditentukan, subsea BOP
stcak dan marine riser akan secara umum akan dibutuhkan pada bagian operasi ini.
Konfigurasi Subsea BOP yang sering digunakan di operasi laut North Sea ialah 18
10.000 psi single stack system. BOP Stack tersusun dari komponen berikut:

i) Hydraulic connector, mengunci dan menyegel 18 wellhead housing.


ii) Empat arm dan annular preventer.
iii) Lower Marine Riser Package (LMRP) menyusun hydraulic connector yang terpasang
diatas top BOP stack (membuat LMRP agar ter-disconnect dari BOP stack dan
memegang riser jika Rig bergerak dari lokasi dengan segala alasan, annular
preventer kedua dan flexible joint yang memberi defleksi marine riser sampai

10o .
iv) Marine riser terpasang dengan choke integral dan kill lines
v) Telescopic joint pada surface untuk mengakomodasi pengangkatan dari rig agar
marine riser tetap tension secara konstan.
BOP stack, LMRP, riser dan choke dan kill lines diturunkan pada satu operasi. Ketika
BOP stack diturunkan dan terpasang diatas 18 housing, tension yang dibutuhkan
di atur diatas marine riser tensioner dan flowline yang di gantung.
8. Pemboran lubang 17 1/2

Bit 17 1/2 dan BHA diturunkan , dengan lumpur yang dikembalikan ke permukaan.
Ketika casing point ditembus lubang tersirkulasi dengan bersih dan drilling
assembly ditarik untuk persiapan running 13 3/8 casing.
9. Running dan cementing casing 13 3/8
Casing 13 3/8 diturunkan kedalam lubang melalui BOP Stack dan riser assembly.
Casing hanger 13 3/8 diturunkan bersama dengan seal assembly yang digunakan
untuk menutup annulus setelah cement job selesai. Seluruh assembly diturunkan
didalam lubang diatas casing hanger running tool dan casing atau drillpipe. System
tersebut di desain sama halnya yang bisa diturunkan, didirikan, tersemen dan
memberi tenaga untuk seal assembly pada satu trip.
10.

Drilling lubang 12

Bit 12 dan BHA tersusun dan run tepat dibawah cement didalam casing 13 3/8.
Pressure test dilakukan sebelum menembus casing shoe. Untuk memastikan apakah
pengeboran berikutnya akan aman maka leak of test dilakukan segera setelah
member casing shoe. Sesi berikutnya setelah lubang 12 1/4 telah dibor sesuai
kedalam yang dibutuhkan, lubang dibersihkan dan 9 5/8 casing diturunkan dan
disemen. Prosedur yang sama digunakan pula untuk casing 9 5/8. Jika dibuuthkan,
drilling bisa dilanjutkan dengan kedalaman lebih yaitu dengan lubang 8 : dan
running dan cementing casing 7.

Anda mungkin juga menyukai