Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode Ex Post Facto.
Menurut Sudjana (2009:54) Ex Post Facto artinya sesudah fakta, atau dengan kata lain
penelitian ini dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Adapun jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatankegiatan, sikap sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam uraian metode dan jenis penelitian
diatas, penelitian ini dirancang untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
melihat kebelakang melalui data-data untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau
menentukan sebab-sebab atas peristiwa yang diteliti. Penelitian ini dilakukan sesudah
perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian
secara alami serta membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu
studi komparatif. Oleh karena itu penelitian ini diarahkan untuk mengetahui perbedaan
prestasi belajar matematika berdasarkan gender di SMP Negeri 8 Mataram tahun
pembelajaran 2013/2014.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 8 Mataram tahun pembelajaran 2013/2014.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk katakata dan bersifat deskriptif, bukan dalam
bentuk angka. Sedangkan data kuantitatif bersifat angka-angka statistik ataupun kodingkoding yang dapat dikuatifikasikan. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah
gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video dan data kuantitatif didapat
melalui observasi terstruktur dan survei dengan menggunakan kuesioner.

2. Sumber Data
Pada penelitian ini terdapat dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya
25 secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer
antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion) dan penyebaran
kuesioner.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Adapun data dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen atau transkrip nilai ujian tengah
semester (UTS) siswa SMP Negeri 8 Mataram Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebagai data
sekunder.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah
ditetapkan (Nazir, 2011:271). Sedangkan menurut Riduwan (2010:55) populasi merupakan
objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di
SMP Negeri 8 Mataram tahun pembelajaran 2013/2014.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel keadaan populasi siswa berikut: 26
Tabel 1. Keadaan Populasi Siswa di SMP Negeri 8 Mataram tahun pembelajaran
2013/2014
N
o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

LakiPeremp
Kelas
Laki
uan
VII A
21
17
VIIB
20
20
VIIC
22
16
VIID
20
20
VIIE
20
18
VIIF
20
20
VIIG
21
18
VIIIA
24
17
VIIIB
22
18
VIIIC
20
20
VIIID
23
13
VIIIE
24
16
VIIIF
26
16
VIIIG
24
16
IX A
18
18
IXB
21
22
IXC
22
20
IXD
23
18
IXE
16
20
IXF
22
18
IXG
24
18
IXH
22
18
Jumlah semua populasi

Jumla
h
38
40
38
40
38
40
39
41
40
40
36
40
42
40
36
43
42
41
36
40
42
40
872

2. Sampel
Sampel atau contoh adalah bagian dari populasi. Jumlah populasi minimal ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar 10% persen adalah sebagai
berikut:
n=

N
1+ Ne2

Keterangan:
n = besaran sampel
N

= besaran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran


ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel).
Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah contoh dengan nilai kritis
sepuluh persen sebagai berikut:
n=

872
90 siswa
2
1+872(0,1 )

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah contoh minimal sebanyak 90 siswa.


Contoh yang diambil dalam penelitian berjumlah 100 orang. Hal tersebut dilakukan untuk
memperkecil kesalahan yang terjadi secara kebetulan ketika penarikan sampel dilakukan.
Menurut Sugiyono (2009:86) kesalahan sampling dapat diperkecil dengan memperbesar
ukuran sampel, karena semakin besar ukuran sampel, data yang diperoleh semakin akurat.
Tahap selanjutnya jumlah contoh yang didapat melalui perhitungan rumus slovin digunakan
untuk mencari jumlah sampel kelas dan setiap jenis kelamin yang ditentukan dengan
menggunakan teknik acak berlapis atau bertingkat (Stratified Random Sampling)
proporsional dengan rumus:
ni=

Ni
.n
N

Keterangan:
ni

= ukuran tiap strata sampel

N i = ukuran tiap strata populasi


i = ukuran (total) sampel
N = ukuran (total) populasi
Hasil perhitungan dengan nilai kritis sebesar 10%, diperoleh jumlah contoh laki-laki
dan perempuan yang tersaji dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Keadaan Sampel Siswa di SMP Negeri 8 Mataram tahun pembelajaran


2013/2014

Kela
s
VII
VIII
IX
Total

Populasi
Laki-Laki
143
163
168
474

Perempuan
130
116
152
398

Sampel
Total
273
279
320
872

LakiLaki
16
19
19
54

Perempuan
15
13
18
46

Total
31
32
37
100

Berdasarkan Tabel 3.4.2 diperoleh jumlah contoh yang diambil dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang siswa, yaitu sebanyak 54 orang siswa laki-laki dan 46 orang siswa
perempuan. Jumlah contoh ditentukan agar memenuhi jumlah contoh minimal yang
diperlukan dan menjadi gambaran populasi di SMP Negeri 8 Mataram tahun pembelajaran
2013/2014.
Setelah menentukan sampel untuk jenis kelamin berdasarkan kelas, maka selanjutnya
dilakukan sampling daerah yang akan dipilih atau menentukan kelas mana yang akan dipilih
dengan teknik acak area sampling (Cluster Rando Sampling). Kelas yang terpilih dalam
penelitian ini yaitu kelas VII D, VIII E dan IX G.
E. Deskripsi Oprasional Variabel
Secara oprasional variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan
makna variabel penelitian. Sugiyono (2012:38) menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah gender.
2. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akbiat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar.

3. Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara


variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah
aktivitas belajar siswa.
4. Variabel intervening merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dengan terikat menjadi hubungan yang tidak langsung
dan tidak dapat diamati dan diukur secara langsung. Variabel intervening dalam
penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

Deskripsi oprasional variabel digunakan sebagai gambaran hubungan antar variabelvariabel yang terlibat dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gendre

Motivasi
Belajar

Prestasi
Belajar

Aktifitas
Belajar

Gambar E. Hubungan antar variabel-variabel

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannnya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010:203).
Arikunto (2010:203) mengemukakan bahwa variasi jenis instrumen penelitian adalah:
angket, check-list atau daftar centang, pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.
Dengan demikian setelah mengetahui variasi jenis instrumen maka, dalam penelitian
ini peneliti di dalam menerapkan metodenya menggunakan instrument lembar observasi,
pedoman wawancara, angket dan daftar nilai. Untuk angket dalam penelitian ini
menggunakan angket motivasi yang didapat dari penelitian Zulkifli Alamsyah (2011)
sehingga tidak dilakukan pengujian validasi dan reabilitas dikarenakan telah diuji oleh

peneliti sebelumnya.

G. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam
metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai
keperluan penelitian.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
beberapa metode yang mendukung terlaksananya penelitian dan pengambilan data-data yang
diperlukan dalam penelitian. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini
antara lain :
1. Metode Observasi Metode observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menggunakan penyelidikan secara langsung terhadap obyek yang diteliti.
Dengan menggunakan metode observasi penulis dapat mengamati keadaan yang
sebenarnya di lokasi penelitian sehingga penulis dapat melihat dan mengamati
sendiri serta mencatat prilakuprilaku dan kejadian-kejadian yang terjadi
sebenarnya.
Dalam melakukan observasi, peneliti berusaha untuk membatasi sasaran
pengamatannya untuk menghindari kesulitan dan menentukan apa yang harus
diperhatikan dan diamati dengan teliti dan hal-hal apa saja yang dapat diabaikan.
Oleh karena itu, sesuai dengan judul skripsi yang diangkat peneliti, maka peneliti
berusaha untuk memfokuskan sasaran pengamatannya dengan mengamati secara
langsung keadaan sekolah dan siswa serta proses belajar mengajar di SMP Negeri
8 Mataram tahun pembelajaran 2013/2014.
2. Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyan maupun pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono,
2012:142). Dalam penelitian ini, pemberian kuesioner kepada peserta didik guna
mengetahui motivasi dan minat belajar siswa.
3. Metode Wawancara Metode wawancara merupakan suatu bentuk metode lisan
atau dengan kata lain metode tanya jawab yang berguna untuk melengkapi
kekurangan-kekurangan penyelidikan dengan menggunakan metode observasi.
Apa yang belum jelas dari pengamatan penyelidikan dengan menggunakan
metode observasi dapat ditanyakan melalui metode wawancara, sehingga antara
metode wawancara dan metode observasi saling melengkapi.
Untuk lebih jelasnya mengenai metode wawancara ini penulis mengambil
pengertian sebagaimana yang dikemukakan oleh Nazir (2011:194) bahwa metode
wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).
Pada umumnya ada dua macam wawancara yaitu wawancara terstruktur dan
wawancara tak terstruktur. Dalam hal ini penulis memilih wawancara tak
terstruktur yang artinya penulis bebas mengajukan pertanyaan terhadap
terwawancara. Adapun wawancara yang penulis lakukan dalam penelitian ini
adalah mengenai prestasi siswa dilihat dari gender dan lebih memfokuskan pada
prestasi belajar matematika.
4. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang
tertulis. Menurut Arikunto, (2010:274) mengatakan bahwa metode dokumentasi
adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan
sebagainya. Dengan demikia penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah suatu pengumpulan data atau
penelitian yang berbentuk dokumen-dokumen untuk memperoleh berbagai
keterangan atau informasi yang diperlukan dalam penelitian.
Dokumen yang penulis ambil yaitu data dari tes yang dilakukan oleh
bapak dan ibu guru yang memegang mata pembelajaran matematika. Test buatan
guru ini dibuat dengan prosedur tertentu, dan belum mengalami uji coba berkalikali sehingga tidak diketahui ciri-ciri kekurangan dan kebaikannya. Data-data

yang diperoleh dari dokumentasi ini merupakan data sekunder dalam penelitian
ini.
H. Analisis Data
1. Analisis Deskripsi Data
Pada bagian ini, akan dibahas bagaimana data yang diperoleh,
kemudian data tersebut dideskripsikan dengan menggunakan statistik
deskriptif. Statistik deskriptif ini meliputi penelitian Skor Maksimal Ideal
(SMI), Standar Deviasi (SD) dan harga mean (M).
A. Data Nilai Siswa
Untuk menentukan Skor Maksimal Ideal (SM1) nilai siswa dilakukan
dengan melihat skor nilai tertinggi sementara untuk menentukan harga dan
(Riduwan, 2010:180) adalah dapat digunakan rumus sebagai berikut :
f xi
M=
f

n . f x 2i ( f x i)
SD=
n .(n1)

Berdasarkan harga harga dan maka dibuat tabel konversi untuk


mengkategorikan masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel a. Pedoman kategori hasil belajar siswa
Interval
M + 1,5 SD HB
M+ 0,5 SD HB < M +
1,5 SD
M- 0,5 SD HB < M +
0,5 SD
M- 1,5 SD HB < M - 0,5
SD
HB < M - 0,5 SD

Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah

dimana, HB adalah Hasil Belajar (Nurkancana, 1990:103).


B. Data Observasi
Setiap indikator aktivitas siswa terdapat deskriptor, pemberian skor
berdasarkan pedoman berikut:
Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom Ya, jika siswa yang melakukan
diskriptor 60% dari total sampel dan pada kolom Tidak, jika siswa yang
melakukan diskriptor 60% dari total sampel.
1. Skor 5 diberikan jika semua deskriptor nampak.

2.
3.
4.
5.

Skor 4 diberikan jika 3 deskriptor yang nampak.


Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang nampak.
Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang nampak.
Skor 1 diberikan jika semua deskriptor tidak nampak.
Untuk menilai kategori aktivitas siswa, ditentukan terlebih dahulu nilai
MI dan SDI dengan rumus sebagai berikut :
1
MI= (skor tertinggi skor terendah)
2
1
SDI = MI
3
1 1
SDI = ( ( skor tertinggi )+(skor terendah))
3 2
1
(skor tertinggi+ skor terendah)
6
Dimana, MI adalah Mean Ideal dan SDI adalah Standar Deviasi Ideal
Untuk aktivitas siswa skor tertinggi 25 yang didapatkan dari 5
indikator dikalikan dengan 5 yang merupakan skor tertinggi jika semua
deskriptor nampak pada lembar observasi aktivitas siswa. Skor terendah
adalah 5 yang didapatkan dari 5 indikator dikalikan dengan 1 yang
merupakan skor terendah jika semua indikator tidak nampak, maka:
1
MI= ( 25+ 5 )=15
2
1
SDI = ( 25+5 )=5
6
Klasifikasi aktivitas siswa ditentukan berdasarkan pedoman konversi
pada tabel berikut:

Tabel b. Pedoman kategori aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran


Interval Nilai Kategori
MI + 1,5 SDI AS
MI + 0,5 SDI AS < MI + 1,5 SDI
MI - 0,5 SDI AS < MI + 0,5 SDI

Nilai

22,5 AS
17,5 AS < 22,5
12,5 AS < 17,5

Kategari

Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif

MI - 1,5 SDI AS < MI - 0,5 SDI


AS < MI - 0,5 SDI

7,5 AS < 12,5


AS < 7,5

Kurang Aktif
Tidak Aktif

dimana, AS = Aktivitas Siswa (Suryadana, 2013:5).

Untuk menghitung korelasi antara aktivitas dengan hasil belajar


menggunakan korelasi pearson product moment:

n y 2
n x 2

xy x y
n

r xy =
Keterangan :
r xy

= korelasi x dan y

x = aktivitas belajar
y = hasil belajar
n = jumlah siswa
(Riduwan, 2010:136)
Setelah didapat nilai

r xy

atau r maka di bandingkan dengan

ketentuan nilai tidak lebih dari harga 1 +1. Apabila nilai = 1 artinya
korelasi negatif sempurna, = 0 artinya tidak ada korelasi dan = 1 berarti
korelasi sangat kuat.
Untuk menentukan harga r dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai sebagai berikut:

Tabel b.1 Interpretasi koefisien korelasi nilai


Interval Koefisien
0,80-1,000
0,60-0,799
0,40-0,599
0,20-0,399
0,00-0,199

Tingkat Hubungan

Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah

Riduwan (2010:136).
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x
terhadap y dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan (KD)
sebagai berikut:
2
DK = r 100%
Keterangan :
DK = nilai koefisien determinan
r = nilai koefisien koreasi
C. Data Angket
Hasil angket yang diperoleh merupakan data mengenai motivasi siswa
dalam mengikuti pelajaran matematika. Selanjutnya dari hasil yang diperoleh
dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:
n

xi

A= i=1
n

Keterangan:
A : Skor rata- rata motivasi belajar siswa
n

xi
i=1

jumlah skor motivasi belajar siswa

n: banyaknya siswa
Menentukan M1 dan SD1
1
M1= 2 (skor tertinggi + skor terendah)

SD1 =

1
6

(skor tertinggi + skor terendah)

Keterangan:
M1: mean ideal
SD1: Standar deviasi siswa
Tabel c.Pedoman kategori motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran
Interval

Nilai

MI + 1,5 SDI MB
MI + 0,5 SDI MB < MI + 1,5 SDI
MI 0,5 SDI MB < MI + 0,5 SDI
MI 1,5 SDI MB < MI 0,5 SDI

75 MB
58,34 MB < 75
41,66 MB < 58,34
25 MB < 41,66

MS < MI 1,5 SDI

MB < 25

Kategori

Sangat
tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat
rendah

dimana, MB = Motivasi Belajar (Suryadana, 2013:5).


Untuk menghitung korelasi antara angket motivasi belajar dengan hasil
belajar menggunakan korelasi pearson product moment (PPM):
x

y
2

n y 2
n x 2

xy x y
n

r xy =
Keterangan :
r xy

= korelasi x dan y

x = aktivitas belajar
y = hasil belajar
n = jumlah siswa
(Riduwan, 2010:136)

Setelah didapat nilai atau r maka di bandingkan dengan ketentuan


nilai tidak lebih dari harga (1 r +1). Apabila nilai r = 1 artinya
korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti
korelasi sangat kuat. Untuk menentukan harga r dikonsultasikan dengan
tabel interpretasi nilai sebagai berikut:
Tabel c.1.Interpretasi koefisien korelasi nilai
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Interval Koefisien
0,80-1,000
0,60-0,799
0,40-0,599
0,20-0,399
0,00-0,199

Tingkat Hubungan

Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah

Riduwan (2010:136).
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel
terhadap dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan (KD)
sebagai berikut:
2
DK = r 100%

Keterangan :
DK= nilai koefisien determinan
r= nilai koefisien koreasi
2. Pengujian Hipotesis
A. Uji Normalitas
Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian
normalitas sampel, namun di dalam tulisan ini hanya akan
disajikan pengujian dengan rumus Chi-square.
Dalam penelitian ini rumus Chi-square yang digunakan adalah
Chi-square untuk dua sampel atau lebih yang terpisah dengan
rumus :

fh
f 0

x =
2

i=1

Keterangan :
x 2 = Chi-square
f 0 = frekuensi observasi ()
f h = frekuensi harapan ()
k = jumlah kategori
(Nazir, 2011:408)
Dengan kriteria keputusan jika harga
lebih besar dari

X tabel

X 2hitung

maka data yang diperoleh tidak

berdistribusi normal. Dan sebaliknya jika harga


kecil dari

yang diperoleh

X hitung

lebih

X 2tabel , maka data yang diperoleh berdistribusi normal

dengan interval kepercayaan 5%.


B. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui varians
data bersifat homogen atau heterogen berdasarkan faktor tertentu.
Ada bermacam-macam cara untuk mengadakan homogenitas
sampel salah satunya adalah uji F (uji varians) (Riyanto,
2001:106). Adapun rumus uji F adalah :
S2
F= 12
S2
Keterangan :

F = koefisien tes
S 21 = varian kelompok 1 (terbesar)
S 22 = varian kelompok 2 (terkecil)
Perhitungan homogenitas menggunakan uji F dapat dilakukan
dengan cara membandingkan dengan dengan rumus:
dK pembilang
dK penyebut

= 1 (untuk varian terbesar)


= 1 (untuk varian terkecil)

Dengan menggunakan taraf signifikan () = 5% dan merujuk


Ftabel

pada

dengan kriteria jika

Fhitung

kelompok data tersebut homogen. jika

Fhitung

Ftabel

, maka

Ftabel

, maka

kelompok data tersebut tidak homogen (Riduwan, 2010:179).


c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan metode pengambilan keputusan yang
didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol,
maupun observasi (tidak terkontrol).
Ada beberapa cara untuk melakukan uji hipotesis, berdasarkan
hasil uji homogenitas dalam penelitian ini terdapat dua cara untuk
melakukan pengujian hipotesis. Jika data tesebut memiliki varian
homogen maka digunakan uji dengan rumus :
x x
t=
2
2
( n 11 ) s 1+(n2 1)s 1 1 1
+
n1 +n2
n1 n 2

][ ]

Keterangan :
t = koefisien
2
s = varian masing-masing sampel
X

= mean masing-masing sampel

n = jumlah kasus pada tiap sampel


(Sugiyono, 2012:197)

Untuk mengetahui hipotesis data dapat dilakukan dengan cara


membandingkan dengan pada taraf signifikan () = 5% dan dk
=

n1

n2

2. Kriteria pengujian:

Jika
Jika

t hitung

t tabel

t hitung t tabel

, maka

H0

ditolak dan diterima dan

H 0 diterima dan

, maka

ditolak.

Untuk lebih memastikan hipotesis data setelah uji dilakukan


Koreksi Yates, dengan rumus :

( adbc )

N
X 2=

N 2

Keterangan :
X 2 = Chi-square hitung
N = jumlah sampel
a = jumlah siswa yang lulus berdasarkan jenis kelamin laki-laki
b = jumlah siswa yang lulus berdasarkan jenis kelamin perempuan
c = jumlah siswa yang tidak lulus berdasarkan jenis kelamin lakilaki
d = jumlah siswa yang tidak lulus berdasarkan jenis kelamin lakilaki
(Sudjana, 2005:285)
Untuk mengetahui hipotesis data dapat dilakukan dengan cara
membandingkan

X 2hitung dengan

X 2tabel

pada taraf signifikan

() = 5% dan dk = k 1 = 2 1 = 1, dimana yaitu ukuran


kontingensi.
Kriteria pengujian:
2
2
Jika X hitung X tabel
X 2hitung

X 2tabel

, maka

, maka

H0

ditolak dan diterima dan

H 0 diterima dan

ditolak.

Anda mungkin juga menyukai