KOMUNIKASI EFEKTIF
RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA UNIT II
Jl. Wates KMYogyakarta
5,5 Gamping,
Yogyakarta
RS PKU Muhammadiyah
unit IISleman, Yogyakarta55294
Telp. 0274 6499706, Fax. 0274 6499727
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
Nomor : 0394 / SK.3.2/IV/2015
Tentang
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
Menimbang
Mengingat
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
UNIT
II
TENTANG PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF .
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
ii
KATA PENGANTAR
di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta unit II. Dalam panduan ini antara lain berisi tentang
tatalaksana yang harus pahami dan dilaksanakan oleh staf terkait dalam komunikasi
efektif
Untuk peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan,
pedoman, panduan dan prosedur. Untuk tujuan tersebut panduan ini akan kami
evaluasi setidaknya setiap 3 tahun sekali. Masukan, kritik dan saran yang konstruktif
untuk pengembangan panduan ini sangat kami harapkan dari para pembaca.
Direktur
DAFTAR ISI
Hal:
SK DIREKTUR
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
A. DEFINISI
B. RUANG LINGKUP
C.TATA LAKSANA
1. Standar informasi pelayanan.
D.
a.
b.
c.
Tahap verifikasi.
DOKUMENTASI
ii
LAMPIRAN:
Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II
Nomor : 0394/SK.3.2/IV/2015
Tentang Komunikasi Efektif.
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
A. DEFINISI
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
tidak ragu-ragu dan dimengerti oleh penerima instruksi akan mengurangi
kesalahan-kesalahan danakan meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi
dapat dilakukan secara elektronik, lisan atau tertulis.
Informasia dalah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
Proses informasi meliputi empat tahap, yakni tahap sensasi, presepsi, memori dan
berfikir. Proses ini memungkinkan individu dapat memahami kualitas fisik
lingkungannya. Selanjutnya individu mempersiapkan objek atau pun hubunganhubungan yang diperoleh, kemudian menyimpulkan atau menafsirkan informasi
tersebut. Sensasi yang telah dipersiapkan oleh individu kemudian direkam oleh
memori.
B. RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku untuk semua staf dan semua bagian yang melakukan
kegiatan dalam lingkup:
1. Pemberian informasi pelayanan di bagian pendaftaran.
2. Edukasi pasien dan keluarga.
3. Melaporkan kondisi pasien melalui lisan atau melalui telpon.
4. Melaporkan hasil pemeriksaan penunjang dengan hasil kritikal melalui lisan
atau melalui telpon.
5. Pemberian komunikasi dan informasi kepada masyarakat.
C. TATA LAKSANA.
1. Standar informasi pelayanan.
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II
e.
Tahap verifikasi.
Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan :
1) Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan
adalah menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.
2) Pertanyaannya adalah "materi edukasi yang telah disampaikan, kirakira apa yang bapak/ ibu bisa pelajari?"
3) Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah
dengan pihak keluargadengan pertanyaan yang sama : " dari materi
yang telah disampaikan, kira - kira yang bapak / ibu bisa pelajari ?"
4) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
ada hambatan emotional (marah atau depresi), maka verifikasinya
adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti
tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami. Prosesnya
pertanyaan ini bisa via telepon atau dating langsung kekama pasien
setelah pasien tenang atau edukasi di berikan kepada keluarga.
D. DOKUMENTASI.
1. Komunikasi lisan atau via telpon terkait dengan perintah rencana perawatan
dan hasil penunjang kritikal dicatat dalam CPPT.
2. Seluruh proses komunikasi asuhan medis ditulis secara lengkap didalam
rekam medis pasien dalam format SOAP dilembar catatan perkembangan
pasien terintegrasi.
3. Seluruh proses komunikasi penunjang medis ditulis dalam lembar pemberian
informasi dan edukasi terintegrasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari rekam medis pasien.
4. Dilarang menggunakan singkatan - singkatan yang tidak masuk dalam daftar
singkatan baku .
5. Verifikasi dan penandatanganan seluruh dokumentasi komunikasi oleh
dokter penanggungjawab pelayanan / DPJP selambat lambatnya dilakukan
1 x 24 jam.
Direktur,