Profil Kota Singkawang
Profil Kota Singkawang
Lambang Kota Singkawang diambil dari berbagai potensi, dengan makna yaitu :
a. Makna Warna :
-
Merah : Keberanian
Putih : Kesucian
Hijau : Kesuburan
Biru : Ketentraman
Kuning : Keluhuran dan Keagungan
b. Makna Gambar :
Kota Singkawang memiliki luas 50.400 ha, yang dibagi menjadi 5 (lima) wilayah Kecamatan
meliputi 26 Kelurahan. Secara geografis terletak pada posisi antara 108 0 52 14,19 sampai
dengan 1090 09 44,22 Bujur Timur dan 00 0 44 57,57 sampai dengan 010 00 48,65 Lintang
Utara. Berjarak 147 km dari Ibukota Propinsi (Pontianak) dan dapat dicapai melalui
transportasi darat maupun laut (pelabuhan Singkawang).
Dengan batas-batas wilayah: di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Selakau
Kabupaten sambas; disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
Bengkayang; sebelah Barat berbatasan dengan laut Natuna dan disebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang. Secara umum wilayah Kota
Singkawang beriklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara 21,8 0 sampai dengan 30,050
Celcius.
Kehidupan masyarakat Kota Singkawang yang multi etnis terdiri dari 3 (tiga) etnis terbesar
yakni Tionghoa (Cina), Melayu dan Dayak ditambah suku-suku lainnya yang hidup secara
berdampingan dan harmonis, memberikan warna tersendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Keanekaragaman etnis dan budaya ini memberikan ciri dan daya tarik tersendiri bagi Kota
Singkawang. Terdapat berbagai peristiwa budaya yang dapat dinikmati dari masing-masing
etnis yang ada. Peristiwa budaya tersebut biasanya dirayakan dan diperingati bersamaan
dengan upacara hari besar keagamaan.
Kota Singkawang yang letaknya dipesisir pantai dan dikelilingi oleh gunung-gunung
memberikan kesan dan keindahan alam tersendiri. Dengan posisi letaknya yang demikian
menjadikan Kota Singkawang banyak menyimpan objek-objek wisata menarik dan berpotensi
untuk dikembangkan serta memberikan peluang investasi bagi para investor khususnya dalam
bidang perhotelan, transportasi, restoran, resort serta pengembangan sarana prasarana
pendukung wisata lainnya.
Sejarah Kota
Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari
wilayah kerajaan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat
singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado.
Para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari
negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih
dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang
emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di
Singkawang untuk melepas kepenatannya, dan Singkawang juga
sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas
(serbuk emas). Waktu itu, mereka (orang Tionghua) menyebut Singkawang dengan kata San
Keuw Jong, mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung
dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari
pegunungan melalui sungai Sampai ke muara laut. Melihat perkembangan Singkawang yang
dinilai oleh mereka yang cukup menjanjikan, sehingga antara penambang tersebut beralih
profesi ada yang menjadi petani dan pedagang di Singkawang yang pada akhirnya para
penambang tersebut tinggal dan menetap di Singkawang.
Sejarah Pembentukan Pemerintah Kota Singkawang
Kota Singkawang semula merupakan bagian dan ibukota dari wilayah Kabupaten Sambas (UU.
Nomor : 27 Tahun 1959) dengan status Kecamatan Singkawang, dan pada tahun 1981 Kota ini
menjadi Kota Administratif Singkawang (PP Nomor 49 Tahun 1981), Kota ini juga pernah
diusulkan menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang yaitu melalui usul pemekaran
Kabupaten Sambas menjadi 3 (tiga) daerah Otonom. Namun Kotamadya Daerah Tingkat II
Singkawang belum direalisir oleh Pemerintah Pusat, waktu itu hanya Pemerintah Kabupaten
Daerah Tingkat II Bengkayang yang disetujui, sehingga wilayah Kota Administratif Singkawang
menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang (UU Nomor : 10
Tahun 1999), sekaligus menetapkan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas
beribukota di Sambas.
Kondisi tersebut tidaklah membuat surut masyarakat Singkawang untuk memperjuangkan
Singkawang menjadi Derah otonom, aspirasi masyarakat terus berlanjut dengan dukungan
Pemerintah Kabupaten Sambas dan semua elemen masyarakat Seperti : KPS, GPPKS, Kekertis,
Gemmas, Tim Sukses, LKMD, Para RT serta organisasi lainnya. Melewati jalan panjang melalui
penelitian dan pengkajian terus dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Barat maupun Tim
Pemekaran Kabupaten sambas yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bersama antara Bupati
Sambas dan Bupati Bengkayang No. 257 Tahun 1999 dan No. 1a Tahun 1999 tanggal 28
September 1999, serta pengakjian dari Tim CRAIS, Badan Petimbangan Otonomi Daerah.
Akhirnya Singkawang terwujud menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor :
12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang, diresmikan pada tanggal 17 Oktober
2001 di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri dan otonomi Daerah atas nama Presiden Republik
Indonesia
Orientasi
Secara geografis Kota Singkawang ini terletak antara 108 52 14,19 sampai dengan
109o 09 46,22 Bujur Timur (BT) dan 00o 44 57,57 sampai dengan 01o 00 48,65
Lintang Utara (LU), berjarak 135 km dari Ibukota Propinsi (Pontianak), dapat dicapai
melalui transportasi darat maupun laut (Pelabuhan Singkawang).
Jalur Sutera Pontianak-Singkawang-Sambas dan Jalur Jalan Sambas-Bengkayang-Jagoi
Babang merupakan urat nadi penting dalam sistem transportasi eksternal Kota
Singkawang. Melalui jalur ini Kota Singkawang dapat dijangkau dari sentra-sentra
produksi pertanian di Kabupaten Sambas dan Bengkayang. Jalur jalan darat yang juga
sangat potensial adalah jalur Singkawang-Sambas-Galing-Sajingan Besar-Aruk yang
sangat prospektus untuk membuka jalur pemasaran ke wilayah Sarawak.
Administrasi
Kota Singkawang secara administratif terbagi dalam 5 wilayah kecamatan yang
meliputi 26 kelurahan. Luas total wilayah Kota Singkawang ini adalah 50.400 Ha
dengan batas-batas sebagai berikut :
KECAMATAN / KELURAHAN
LUAS (Ha)
PERSENTASE (%)
A.
SINGKAWANG TENGAH
2.855
5,66
1,
2,
3,
4,
5,
Roban
Condong
Sekip Lama
Jawa
Bukit Batu
2.000
200
218
75
362
3,97
0,40
0,43
0,15
0,72
B.
SINGKAWANG BARAT
1.806
3,58
1,
2,
3,
Pasiran
Melayu
Tengah
720
141
18
1,43
0,28
0,04
4,
5,
Kuala
Sungai Wie
625
302
1,24
0,60
C.
SINGKAWANG TIMUR
16.626
32,99
1,
2,
3,
4,
5,
Pajintan
Nyarungkop
Mayasopa
Bagak Sahwa
Sanggau Kulor
1.791
2.473
7.064
2.261
3.038
3,55
4,91
14,02
4,49
6,03
D.
SINGKAWANG UTARA
6.665
13,22
424
954
636
636
848
1.445
1.724
0,84
1,89
1,26
1,26
1,68
2,87
3,42
1,
2,
3,
4,
5,
6,
7,
Sungai Garam
Naram
Sungai Bulan
Sungai Rasau
Setapuk Kecil
Setapuk Besar
Semelagi Kecil
E.
SINGKAWANG SELATAN
22.447
44,54
1,
2,
3,
4,
Sedau
Sagatani
Sijangkung
Pangmilang
10.155
7.064
3.391
1.837
20,15
14,02
6,73
3,64
50.400
100,00
KOTA SINGKAWANG
Dengan banyaknya aliran sungai yang melintas di dalam wilayah Kota Singkawang,
apalagi ditunjang dengan dibangunnya terusan yang menghubungkan Sungai
Singkawang dan Sungai Selakau, sebenarnya banjir dan genangan tidak bermasalah
bagi kota ini. Hanya saja di pusat kota (Singkawang Tengah, kapasitas sungai serat
kualitas lingkungannya sudah banyak menurun akibat pembangunan yang sangat
intensif di sepanjang aliran sungai Singkawang. Ditambah lagi dengan penyumbatan
dan penghambatan aliran sungai akibat sampah dan gulma, maka di musim hujan,
sungai ini tidak mampu menampung limpahan air dari hulu sehiungga menimbulkan
banjir dan genangan di beberapa bagian pusat kota yang relatif rendah.
Demikian pula ketika air laut pasang, sungai-sungai tidak mampu lagi mengakomodasi
limpahan pasang sehingga air mengalir melewati tanggul dan menimbulkan genangan
di sekitar aliran sungai. Kawasan-kawasan tergenang setelah hujan banyak tersebar di
pinggir timur dan utara kota. Hampir semua kawasan yang di identifikasikan sebagai
kawasan tergenang setelah hujan merupakan sawah.
Keberadaan beberapa sungai dan parit yang melintasi kawasan datar di dalam Kota
Singkawang sangat membantu kestabilan sistem hidrologi kota. Kanal-kanal ini secara
cepat akan mengeringkan kawasan sekitarnya di saat hujan dan menampung limpasan
air laut di saat pasang. Namun sayang sekali beberapa badan air yang sangat penting
ini kurang terpelihara terutama setelah melewati pusat pusat permukiman
penduduk, seperti Sungai Singkawang (di pusat kota) sudah mengalami penyempitan
akibat bangunan di bantarannya, selain juga karena sampah dan tumbuhan liar di
beberapa bagian. Sungai Singkawang juga menjadi problema mulai dari muara yang
telah mengalami pendangkalan sangat serius hingga bagian tengah dan hulunya. Di
masa depan, penganan dan peningkatan kapasitas kanal-kanal ini harus dilakukan
secara serius karena bila diabaikan bukan tidak mungkin masalah banjir dan genangan
akan menjadi momok terbesar bagi Kota Singkawang.
Jenis Tanah
Kota Singkawang termasuk unit fisiografi datar agak bergelombang sampai berbukit
dengan gugusan batuan aluvial dan intrusif yang terbentuk pada jaman kuarter.
Sebagian besar daratan Kota Singkawang terdiri dari tanah aluvial yang tersebar di
semua kecamatan tertama pada daerah tepian sungai dan pinggiran pantai. Luas
tanah aluvial ini sekitar 25.338 Ha atau sekitar 55 % dari seluruh luas kota. Beberapa
kawasan datar di Singkawang Selatan dan Timur terhampar dataran tanah yang
didominasi oleh organosol/gley humus dengan kedalaman maksimal 2 meter. Luas
hamparan tanah organosol ini sekitar 5.225 Ha atau sekitar 10,4 % dari luas kota.
Sebagian kawasan ini merupakan kawasan berawa-rawa yang berfungsi untuk
mengatur aliran air permukaan.
Sebagian wilayah Singkawang Timur merupakan kawasan dengan jenis tanah podsol.
Luas keseluruhan jenis tanah ini diperkirakan 14.276 Ha. Tanah latosol juga banyak
tersebar di kaki-kaki bukit/gunung di antara sebaran tanah podsol dan podsolik merah
kuning. Jenis tanah ini banyak terdapat di wilayah Kecamatan Singkawang Singkawang
Selatan, dengan luas mencapai 2.988 Ha.
Di kawasan berbukit dan bergunung di Kecamatan Singkawang Selatan, jenis tanahnya
tergolong podsolik merah kuning yang berasosiasi dengan tanah litosol. Luas hamparan
tanah ini diperkirakan 3.744 Ha, dan sesuai untuk pengembangan pertanian lahan
kering (perkebunan) dan tanaman buah-buahan tropis.
Penggunaan Lahan
Distribusi penggunaan lahan Kota Singkawang secara umum terdiri dari penggunaan
lahan untuk tapak (permukiman, industri, perdagangan dan fasilitas-fasilitas kegiatan
lainnya) dan penggunaan lahan non tapak (perkebunan, sawah, hutan dan lain-lain).
Areal terbesar kawasan terbangun Kota Singkawang adalah areal permukiman
(perumahan dan berbagai fasilitas sosial-budayanya) yang luasnya sekitar 308,5 Ha
atau sekitar 0,6% luas kota.
Sedangkan kawasan terbangun lainnya berupa industri mencakup 10 hektar saja.
Selebihnya yaitu sekitar 33.313 Ha atau sekitar 66 % dari luas kota terdiri dari areal
sawah, kebun campuran, perkebunan dan pertambangan. Sekitar 16,5 % luas kota
masih berupa hutan lebat yang tersebar di beberapa areal pegunungan seperti Gunung
Raya, Gunung Pasi, Gunung Sari, Gunung Poteng dan lain-lain.
No.
PENGGUNAAN LAHAN
LUAS (Ha)
PROSEN (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Perumahan/Permukiman
Industri
Pertambangan
Sawah Irigasi Non Teknis
Hutan Belukar
Kebun Campuran
Perkebunan
Hutan
Semak
Perairan Darat
Tanah Terbuka/Tandus
Lain-lain
Jumlah
308,50
10,00
1.317,00
6.690,00
3.280,00
2.589,00
22.717,00
8.302,00
3.669,50
56,00
484,00
977,00
50.400,00
0,61
0,02
2,61
13,27
6,51
5,14
45,07
16,47
7,28
0,11
0,96
1,94
100,00
Bila dilihat secara spasial, penyebaran kawasan terbangun mengarah dari pusat kota
di Kecamatan Singkawang Tengah dan Barat, berkembang ke utara, timur dan selatan.
Kawasan-kawasan pinggiran kota terutama ke arah perkembangan kota tersebut masih
banyak tersedia lahan / kawasan tak terbangun yang berupa areal pertanian, semak
belukar dan kebun campuran yang diusahakan masyarakat setempat.
Kependudukan
Berdasarkan data statistik tahun 2007 penduduk Kota Singkawang berjumlah 179.155
orang, terdiri dari 87.690 orang penduduk laki-laki dan 91.465 orang penduduk
perempuan (Tabel 4). Jumlah penduduk tersebut terbagi dalam 43.894 Kepala
Keluarga.
JUMLAH PENDUDUK DI KOTA SINGKAWANG TAHUN 2007
NO NAMA KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Singkawang Tengah
26.619
25.999
2 Singkawang Timur
10.418
8.333
3 Singkawang Barat
29.399
28.483
4 Singkawang Utara
10.472
10.222
Singkawang
5
10.782
18.428
Selatan
JUMLAH
87.690
91.465
JUMLAH
52.618
18.751
57.882
20.694
JUMLAH KK
14.007
4.070
12.065
5.711
29.210
8.041
179.155
43.894
Petani
Buruh
Nelayan
Pedagang/ Wiraswasta
KECAMATAN SINGKAWANG
KOTA SINGKAWANG
8.174
9.584
1.432
5.467
17,8
20,8
3,1
11,9
5
6
7
8
9
10
Pengusaha Industri
Jasa
PNS/ ABRI
Pensiunan
Lain-lain
Pengangguran
60
28
3.113
1.005
2.783
0
32
204
0
0
794
0
143
220
0
1.403 250
2.603 629
847
0
23
83
0
14
50
0
2.905 4.177
455
1.885
7.192
1.111
3.641
7.082
1,0
4,1
15,6
2,4
7,9
15,4
Jumlah
100,0
Di sektor industri, baru sekitar 0,2 % saja dari penduduk kota yang bekerja di sektor
ini, terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Selatan dan Tengah. Sedangkan di
sektor perdagangan dan jasa mencakup 10 % dari penduduk yang bekerja, terbanyak
berada di Kecamatan Singkawang Barat dan Singkawang Tengah. Komposisi penduduk
berdasarkan matapencaharian seperti yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa
ciri agraris Kota Singkawang masih tampak kental, sedangkan sektor industri dan jasa
sudah mulai berkembang terutama di pusat kota.
Sebagian besar pendududk Kota Singkawang beragama Budha yang kebanyakan dianut
oleh penduduk dari etnis China. Umat Budha ini tersebar di seluruh kecamatan,
terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Barat dan Selatan. Penduduk beragama
Islam merupakan yang terbesar kedua, juga tersebar di lima kecamatan, terbanyak
berada di Kecamatan Singkawang Tengah. Menyusul di urutan ketiga dan keempat
masing-masing penduduk beragama Katolik dan Protestan yang umumnya berada
merata di Kecamatan Timur, Tengah, Barat dan Selatan. Penduduk beragama Hindu
merupakan jumlah penganut agama terkecil tersebar di empat kecamatan yaitu
Kecamatan Singkawang Tengah, Singkawang Barat, Singkawang Utara dan Singkawang
Selatan.
Jumlah Penduduk Kota Singkawang Menurut Agama, 2007
NO. NAMA KELURAHAN
Islam
1 Singkawang Tengah 25.941
2 Singkawang Timur
4.592
3 Singkawang Barat 17.722
4 Singkawang Utara 16.821
Singkawang
5
10.910
Selatan
2.586
300
22.077
356
78.668
645
Penduduk Kota Singkawang cukup heterogen, tetapi ada 5 etnis utama yang hidup
berdampingan selama bertahun-tahun yaitu Melayu, China, Jawa, Bugis, dan Dayak, di
samping juga beberapa etnis lain seperti Minang, Batak, Sunda dan lain-lain. Etnis
terbesar di Kota Singkawang adalah Cina yang meliputi hampir 40 % dari penduduk
NO. KELURAHAN
Tiong
Dayak Madura Bugis Jawa Lainnya
Hoa
1 Singkawang Tengah 17.420 18.631 0
7.815
0
0
8.752
2 Singkawang Timur 2.907 4.693 7.550
0
0
0
3.445
3 Singkawang Barat
30.403 0
0
0
0
0
4 Singkawang Utara 3.690 2.880 20
0
0
193
146
Singkawang
5
3.967 22.814 0
2.579 1.140 2.714 5.996
Selatan
Melayu
Sistem Transportasi
Prasarana dan sarana perhubungan darat di Kota Singkawang cukup tersedia seperti
jaringan jalan, jembatan, dan kendaraan angkutan. Jaringan jalan yang berada di
kawasan kota sebagian besar sudah berupa jalan aspal. Dari jalan yang ada tersebut
yang dapat dilalui kendaraan untuk jalan aspal 9,4 km, jalan batu 1 km, jalan tanah
7,6km, gang semen 5,9 km, gang tanah 3,8 km dan gertak 1,5 km.
Sungai-sungai yang melintasi Kota Singkawang seperti Sungai Singkawang dan Sungai
Sedau. Sampai saat ini masih berperan sebagai sarana transportasi yang umum
digunakan oleh penduduk. Perhubungan melalui sungai ini selain mempunyai lingkup
pelayanan lokal juga mempunyai lingkup pelayanan regional baik dalam kota maupun
luar kota. Dengan sarana perhubungan sungai ini dapat mencapai ke daerah-daerah
pedalaman yang tidak dapat dijangkau melalui jalan darat dan merupakan jalur
transportasi yang relatif murah walaupun kurang efesien. Jenis sarana angkutan yang
digunakan adalah sampan, kapal motor, speed boat dan motor tempel.
Di Kelurahan Kuala terdapat pelabuhan yang umumnya digunakan sebagai pelabuhan
kapal barang dengan fasilitas pelabuhan yang cukup memadai. Pelabuhan Singkawang
yang bertype diusahakan ini terletak kira-kira 500 m dari muara pada posisi : 00o
55 30 U 108o57 - 45 BT. Pantai sekitar Pelabuhan Singkawang landai, dasar
lautnya berlumpur, dengan panjang alur 1,5 mil dan lebar 25 meter. Kedalaman
Alur (Ambang Muara) bila air pasang tertinggi : 2,00 M dan dalam keadaan air pasang
sedang : 1,80 M. Saat air pasang terendah kedalaman alur mencapai 0,50 m.
Pelabuhan ini terhubung dengan pusat bisnis Kota Singkawang melalui Jalan Yos
Sudarso dengan lebar perkerasan 6 meter aspal. Kapal maksimum yang dapat masuk
pelabuhan hanya kapal berukuran panjang 30 meter dengan derap 2,50 meter, masuk
pelabuhan saat pasang tertinggi.
Fasilitas dermaga yang ada terdiri dari dermaga tempat sandar dengan panjang 70
meter, lebar 4 meter berada pada kedalaman air 3,50 meter dengan konstruksi kayu.
Tidak ada peralatan untuk bongkar muat dan fasilitas lain seperti kepanduan, kapal
tunda, depot bahan bakar. Namun pelabuhan ini dilengkapi dengan gudang dan
lapangan penimbunan meskipun kondisinya cukup memprihatinkan. Kemampuan
bongkar / muat pelabuhan ini adalah 11 ton / gang / jam didukung oleh 52 orang
tenaga pelabuhan.