Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS

I. PENGERTIAN
Hepatitis adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat sembuh
sendiri dantersebar diseluruh dunia, biasanya ditularkan melalui penelanan
bahanbahan yangterinfeksi secara oral tetapi terkadang kadang dapat juga secara
parenteral.(Brunner & Suddart, 2001)
Hepatitis adalah Penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik dan akut.
( Arif Mansjoer, 2005)
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya
pada hati. (Syivia.A.price:2005hal:485)

II.ETIOLOGI
Paling sedikit ada beberapa jenis virus penyebab hepatitis (masing-masing menyebabkan
tipe hepatitis yang berbeda), yaitu :
1. Virus hepatitis A (HAV).
Penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan
dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah.
Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh
kotoran manusia penderita
2. Virus hepatitis B (HBV).
Cara penularan :
- Parenteral atau lewat koncak dengan karier atau penderita infeksi akut, koncak
-

seksual, & oral-oral.


Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
Inkubasi : 28-160 hari. Rata-rata 70-80 hari.

3. Virus hepatitis C (HCV).


Cara penularan :
- Transfusi darah & produk darah, terkena darah yang terkontaminasi lewat
peralatan atau parafenalia obat.
- Inkubasi : 15-160 hari (rata-rata 50 hari).
4. Virus hepatitis D (HDV).
Cara penularan :
- Sama seperti HBV, antigen permulaan HBV diperlukan untuk replikasi ; pola
penularan serupa dengan pola penularan HBV.
- Inkubasi : 21-140 hari. Rata-rata 35 hari.
5. Virus hepatitis E (HEV).
Cara penularan :
- Jalur fekal-oral : kontak antar manusia dimungkinkan meskipun risikonya rendah.

III.

Inkubasi : 15-65 hari. Rata-rata 42 hari.(http://ppnitapinrantau.blogspot.com)

GEJALA / KLASIFIKASI
1. Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali
menyebabkan kematian. Kadang bisa saja seorang yang terinfeksi HAV tidak
menunjukkan gejala yang berarti, namun walaupun ditemukan kejadian seperti ini
feses dari orang tersebut tetaplah infeksius. Gejala yang biasanya diderita adalah:
meriang / tidak enak badan, nausea, vomiting, dan diare, kehilangan nafsu makna
sehingga berat badan turun, ikterik, kulit gatal, sakit di bagian abdominal. Masa
infeksi biasanya berakhir dalam dua bulan, tetapi kadang-kadang menjadi lebih lama
pada sebagian orang. Sekali terinfeksi dan tubuh dapat mengalahkan virus maka
tubuh akan memiliki kekebalan. (Magee, 2008)sakit kepala, anoreksia, febris.Urine
yang berwarna gelap, gejala ikterus pada sclera & kulit, nyeri tekan pada hati.
(http://ppnitapinrantau.blogspot.com)
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit infeksi virus hati yang menurut perkembangannya
apabila tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi sirosis hati,
karsinoma hepatoseluler bahkan tidak jarang menyebabkan kematian. (Rizal E.M.,
2009). Hepatitis B adalah penyakit serius yang menyerang hati. Penyakit ini
disebabkan oleh virus Hepatitis B. Gejala Klinis yang muncul dalam jangka pendek
adalah kurang nafsu makan, lelah, diare dan muntah, jaundice, sakit otot, sendi dan
perut, dapat timbul antralgia ruam. Gejala kronik adalah sirosis hepatis, dan kanker
hati (Hadinegoro, 2005).
3. Hepatitis C
Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak
yangdiameternya 30 60 nm. Serupa dengan HBV : tidak begitu berat &
anikterik.Sering terjadi status karier yang kronis & penyakit hati yang kronis.
Meningkatnya risiko kanker hati.
4. Hepatitis D
Virus hepatitis D (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm. Serupa dengan
HBV, tetapi kemungkinan status karier, hepatitis aktif yang kronis & sirosis lebih
besar.
5. Hepatitis E

Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 3236 nm.
Serupa dengan HAV, kecuali sangat berat pada wanita hamil.
(http://ppnitapinrantau.blogspot.com), (http://vicklusiana07.blogspot.com)
Terdapat tiga stadium :
a.
Stadium pre ikterik : Berlangsung selama 4 7 hari, pasien mengeluh
sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan
b.

nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.


Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 6 minggu. Ikterus mulamula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan
berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja
mungkin berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri

c.

tekan.
Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)Ikterus mereda, warna urine dan
tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat
daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab
yang biasa berbeda.

IV.

KOMPLIKASI
Dapat terjadi komplikasi ringan, misalnya kolestasis berkepanjangan, relapsing hepatitis,
atau hepatitis kronis persisten dengan gejala asimtomatik dan AST fluktuatif.
Komplikasi berat dapat terjadi adalah hepatitis kronis aktif, sirosis hati, hepatitis fulminan,
atau

karsinoma

hepatoseluler.

Selain

itu,

dapat

pula

terjadi

anemia

aplastik,

glomerulonefritis. (http://ppnitapinrantau.blogspot.com).

V. PATOFISIOLOGI
Diawali dengan masuk nya virus kedalam saluran pencernaan,kemudian masuk kealiran darah menuju
hati(vena porta),lalu menginvasi ke sel parenkim hati. Di sel parenkim hativirus mengalami replikasi yang
menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah ituvirus akan keluar dan menginvasi sel parenkim
yang lain atau masuk kedalam ductus biliarisyang akan dieksresikan bersama feses. Sel parenkim yang telah
rusak akan merangsang reaksiinflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi makrofag,pembesaran sel
kupfer yang akanmenekan ductus biliaris sehinnga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi
penurunaneksresi bilirubin ke usus. Keadaan ini menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake danekskresi
bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi(direk)akan terus menumpuk

dalam sel hati yang akan menyebabkan reflux(aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan
bermanifestasi kuning pada jaringan kulit terutama pada sclera kadang disertai rasa gatal dan air
kencing seperti teh pekat akibat partikel bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke
ginjal dan di eksresikan melalui urin. Akibat bilirubindirek yang kurang dalam usus
mengakibatkan gangguan dalam produksi asam empedu(produksi sedikit) sehingga proses pencernaan
lemak terganggu (lemak bertahan dalamlambung dengan waktu yang cukup lama) yang menyebabkan
regangan pada lambung sehinggamerangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis mengakibatkan
teraktifasi nya pusat muntahyang berada di medula oblongata yang menyebabkan timbulnya gejala mual,
muntah danmenurun nya nafsu makan. (Kumar et all.2007)

VI.

PATHWAY
Invasi virus
ke dalam
saluran
pencernaan
Masuk ke
aliran darah
Masuk
menuju hati
melalui
vena porta
Menginvasi
sel
parenkim
hati
Virus

Sel
parenkim
hati rusak

hipertermi

Merangsang reaksi
inflamasi

Masuk ke
ductus
biliaris
Diekskesika
n melalui

Menekan ductus
biliaris
Aliran bilirubin direc
terhambat
Penurunan Ekskresi
bilirubin ke susus

Gangguan asam
empedu

Orang
Risti
penyebaran
infeksi
Peregangan kapsula
hati
Hepatomegaly

Bilirubin yang
tergonjugasi
menumpuk dalam sel
hati

Proses
pencernaan
lemak
terganggu,
protein
karbohidrat

Refluks ke pembuluh
darah

Regangan pada
lambung

Diteruskan ke
hypothalamus

Merangsang
saraf simpatis
dan saraf
parasimpatis

Cortex cerebri

Risti
Kerusakan
integritas
kulit

Teraktifasinya
pusat muntah di
medulla
oblongata

VII. PENATALAKSANAAN
A.

Transmisi
virus

Nutrisi
kurang
dari
kebutuha
n tubuh

Merangsang ujung
saraf bebas
Mengeluarkan
reseptor nyeri

Nyeri dipersepsikan
nyeri
Glukogeogenesis
menurun
Glikogen dalam hepar
menurun
Glikogenolisis menurun
Glukosa dalam darah
berkurang
Intoleran aktivitas
Cepat lelah

PENGOBATAN
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase akut

penting dilakukan, dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya
merupakan makanan yang dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara
intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus
muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala mereda dan tes fungsi
hati kembali normal.Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau C kronis simtomatik

adalah terapi antivirus dengan interferon - . Terapi antivirus untuk hepatitis D kronis
membutuhkan pasien uji eksperimental.
1. Dehidrasi berat rawat inap
2. Tidak ada terapi medicamentosa karena pasien bisa sembuh sendiri.
3. Pemeriksaan bilirubin pada minggu kedua dan ketiga untuk pemantauan.
4. Pembatasan aktivitas fisik agar tidak membebani hati.
B.

5. Diet mengandung zat hepatotoksin. (Sanityoso, 2007)


PENCEGAHAN
Pengobatan lebih ditekankan pada pencegahan melalui imunisasi karena keterbatasan
pengobatan hepatitis virus. Vaksin diberikan dengan rekomendasi untuk jadwal
pemberian 2 dosis bagi orang dewasa berumur 18 tahun & yang lebih tua. Dan dosis
ke-2 diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis pertama. Cara pemberian adalah
suntikan intramuskular dalam otot deltoideus.

VIII. KEMUNGKINAN DATA FOKUS


A. WAWANCARA
Terpajan virus, bakteri atau toksin, pembawa (simtomatik atau asimtomatik), adanya
prosedur

bedah

dengan

anestesia

haloten,

terpajan

pada

kimia

toksik,

perjalanan/imigran, obat jalanan atau penggunaan alkohol, diabetes, penyakit ginjal,


adanya infeksi seperti flu pada pernafasan atas. Seksualitas, Pola hidup/perilaku
meningkatkan risiko terpajan.

1. Pengkajian
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa medis. (Arif
Muttaqin.2008 hal 56).
2. Keluhan utama
Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk,
sakit perut kanan atas, demam dan kuning
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,
nyeri perut kanan atas, lemah.
b. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur
operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan
saudara-saudaranya

c. Riwayat kesehatan keluarga


Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1.
2.
3.
4.
5.

Keadaan umum
Kesadaran
Tanda-tanda vital
Berat badan
Kepala

: Klien lemah, kesadaran menurun


: Kesadaran menurun
: Suhu Demam,37,8C, nadi Bradikardia, respirasi cepat
: Terjadi penurunan berat badan akibat kekurangan nutrisi
: Bentuk muka, warna rambut, penyebaran rambut, rontok/tidak,
kebersihan, terdapat benjolan/tidak, palpasi terdapat nyeri

tekan/tidak, tekstur rambut, sakit kepala,


6. Muka
Kulit tampak pucat, ekspresi wajah apatis. Pada saat palpasi, nyeri tekan/tidak di area
wajah klien.
7. Mata
ikterik pada sklera
8. Hidung dan sinus
Respirasi cepat > 40 x/mnt, cuping hidung
9. Telinga
Warna kulit ikterik, Kulit telinga kering
10. Mulut
Mukosa berwarna merah muda dan kering. Terdapat benjolan/tidak
11. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid/limfe
12. Thorax dan pernafasan
Pernafasan cepat,
13. Jantung
Irama jantung vesikuler, bradikardia, tensi menurun
14. Abdomen
Hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau meningkat (edema),
mual/muntah.Tanda : Asites. Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas
15. Genitalia dan anus
Urine gelap, diare/konstipasi, feses warna tanah liat, adanya/berulangnya
hemodialisa., Pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpajan..
16. Extremitas
Kelemahan, pergerakan lambat (Kemenkes RI : 2011)
17. Neurosensori : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.

IX.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit hepatitis A
adalah tes ELISA selain itu dapat dilakukan uji serologis untuk menentukan anti-HAV. Tes

lain yang dapat dilakukan adalah PCR yang kemudian hasilnya dapat dielektroforesis.
(Brooks, 2005; Sanityoso, 2007)
1. Tes fungsi hati.
2. AST (SGOT)/ALT (SGPT).
3. Darah lengkap.
4. Leukopenia.
5. Diferensial darah lengkap.
6. Alkali fosfatase
7. Feses.
8. Albumin serum.
9. Gula darah.
10. Anti HAV IgM.
11. Hbs Ag.
12. Billirubin serum.
13. Tes ekskresi BSP.
14. Biopsi hati.
15. Scan hati.
16. Urinalisa

X. ANALISA DATA
NO
1

DATA
Terjadi penurunan berat
badan akibat kekurangan
nutrisi, mual/muntah,
Asites. Kram abdomen,
nyeri tekan pada kuadran
kanan atas

ETIOLOGI
Invasi virus ke dalam
saluran pencernaan
Masuk ke aliran darah
Masuk menuju hati melalui
vena porta
Menginvasi sel parenkim
Sel
hati
Gangguan
asam empedu
parenkim
Merangsang reaksi
hati rusak replikasi
Virus
Prosesmengalami
pencernaan
inflamasi lemak
terganggu, protein
Menekan
ductus
karbohidrat
biliaris
Regangan pada lambung
Aliran bilirubin direc
Merangsang
saraf simpatis
terhambat
dan saraf parasimpatis
Penurunan Ekskresi
Teraktifasinya pusat
muntah di medulla
oblongata
Mual-muntah

MASALAH
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

Kram abdomen, nyeri tekan


pada kuadran kanan atas,
Peka rangsang, Pernafasan

Peregangan kapsula hati

Nyeri

Hepatomegaly
Merangsang ujung saraf
bebas

cepat,

Mengeluarkan reseptor
nyeri

NO
3

DATA
Suhu Demam,>37,8C, nadi

Diteruskan ke hypothalamus

ETIOLOGI

Bradikardia, respirasi cepat

Invasi
virus
ke dalam
Cortex
cerebri
saluran pencernaan

MASALAH
Hipertermi

Masuk ke aliran darah


Masuk menuju hati melalui
vena porta
Menginvasi sel parenkim
hati

Kelemahan,
lambat,

pergerakan

cenderung

tidur,

Respirasi cepat > 40 x/mnt,


cuping hidung

Virus mengalami replikasi


Gangguan asam empedu
Reaksi inflamasi
Proses pencernaan lemak
hipertermi
terganggu, protein
karbohidrat
Glukogeogenesis
menurun

Intoleran aktivitas

Glikogen dalam hepar


menurun
Glikogenolisis menurun

Terdapat pruritus, kulit


kering dan ikterik

Glukosa dalam darah


reaksi
inflamasi
berkurang
Menekan
ductus
Cepat
lelah biliaris

Resiko tinggi
kerusakan integritas
kulit

Aliran bilirubin direc


terhambat
Penurunan Ekskresi bilirubin
ke susus
Bilirubin yang tergonjugasi
menumpuk dalam sel hati

NO

DATA

Refluks ke pembuluh darah

ETIOLOGI

Icterus, disetai gatal


(pruritus)
Risti kerusakan integritas

MASALAH

ikterik pada sclera, BAB


mencret,

suhu

Risiko tinggi
Virus

demam

>37,8C

Masuk ke ductus biliaris

terhadap transmisi
infeksi

Diekskesikan melalui
feses virus
Transmisi
Orang sehat

Risiko tinggi terhadap


transmisi infeksi

XI.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual dan muntah.

2.

Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta.

3.

Hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar

4.

Intoleran aktivitas berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap


hepatitis

5.

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu

6.

Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus

XII. RENCANA KEPERAWATAN


NO
1

DIAGNOSA
Perubahan nutrisi kurang

Menunjukkan

TUJUAN

INTERVENSI

dari kebutuhan tubuh

peningkatan

bantu klien untuk

berlanjut

berhubungan dengan,

berat badan

istirahat sebelum

menurunkan

perasaan tidak nyaman di

mencapai tujuan

makan

keinginan untuk

a. Ajarkan dan

RASIONAL
keletihan

kuadran kanan atas,

dengan nilai

gangguan absorbsi dan

laboratorium

metabolisme pencernaan

normal dan

makanan, kegagalan

bebas dari

diet/jumlah

pembesaran hepar

tanda-tanda mal

kalori, tawarkan

dapat menekan

nutrisi.

makan sedikit

saluran gastro

tapi sering dan

intestinal dan

tawarkan pagi

menurunkan

paling sering

kapasitasnya

masukan untuk memenuhi


kebutuhan metabolik karena

makan
b. Awasi pemasukan

anoreksia, mual dan muntah


Ditandai dengan:

adanya

.
c. Pertahankan
hygiene mulut
yang baik
sebelum makan
dan sesudah
makan

akumulasi partikel
makanan di mulut
dapat menambah
baru dan rasa tak
sedap yang
menurunkan nafsu
makan.
menurunkan rasa

d. Anjurkan makan
pada posisi
duduk tegak

penuh pada
abdomen dan
dapat
meningkatkan
pemasukan
glukosa dalam

e. Berikan diit tinggi


kalori, rendah
lemak

karbohidrat cukup
efektif untuk
pemenuhan
energi, sedangkan

lemak sulit untuk


diserap/dimetaboli
sme sehingga
akan membebani
hepar

NO
2

DIAGNOSA
Nyeri berhubungan dengan
pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati
dan bendungan vena porta

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

Menunjukkan

a. Kolaborasi dengan

nyeri yang

tanda-tanda

individu untuk

berhubungan

nyeri fisik dan

menentukan

dengan hepatitis

perilaku dalam

metode yang

sangat tidak

nyeri (tidak

dapat digunakan

nyaman, oleh

meringis

untuk intensitas

karena terdapat

kesakitan,

nyeri

peregangan

menangis

secara kapsula

intensitas dan

hati, melalui

lokasinya)

pendekatan
kepada individu
yang mengalami
perubahan
b. Tunjukkan pada
klien penerimaan
tentang respon
klien terhadap
-

nyeri
Akui adanya nyeri
Dengarkan dengan

kenyamanan nyeri
diharapkan lebih
efektif
mengurangi nyeri.
klienlah yang
harus mencoba
meyakinkan

penuh perhatian

pemberi

ungkapan klien

pelayanan

tentang nyerinya

kesehatan bahwa

c. Berikan informasi
-

akurat dan
Jelaskan penyebab

nyeri
Tunjukkan berapa
lama nyeri akan
berakhir, bila
diketahui

ia mengalami
nyeri

klien yang
disiapkan untuk
mengalami nyeri
melalui
penjelasan nyeri
yang

d. Bahas dengan

sesungguhnya

dokter

akan dirasakan

penggunaan

(cenderung lebih

analgetik yang

tenang dibanding

tak mengandung

klien yang

efek hepatotoksi

penjelasan
kurang/tidak
terdapat
penjelasan)
kemungkinan
nyeri sudah tak
bisa dibatasi
dengan teknik
untuk
mengurangi
nyeri.

NO
3

DIAGNOSA
Hipertermi berhubungan

TUJUAN

dengan invasi agent dalam

peningkatan

sirkulasi darah sekunder

suhu

Tidak terjadi

INTERVENSI
a. Monitor tanda
vital : suhu badan

RASIONAL
sebagai indikator
untuk mengetahui
status hypertermi

terhadap inflamasi hepar


b. Ajarkan klien

dalam kondisi

pentingnya

demam terjadi

mempertahankan

peningkatan

cairan yang

evaporasi yang

adekuat (sedikitnya

memicu

2000 l/hari) untuk

timbulnya

mencegah

dehidrasi

dehidrasi, misalnya
sari buah 2,5-3
liter/hari.
c. Berikan kompres

menghambat

hangat pada

pusat simpatis di

lipatan ketiak dan

hipotalamus

femur

sehingga terjadi
vasodilatasi kulit
dengan
merangsang
kelenjar keringat
untuk mengurangi
panas tubuh
melalui
penguapan

d. Anjurkan klien
untuk memakai

kondisi kulit yang

pakaian yang

mengalami

menyerap keringat

lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur. Juga akan
mengurangi
kenyamanan klien,
mencegah
timbulnya ruam
kulit.

NO
4

DIAGNOSA
Intoleran aktivitas

TUJUAN

berhubungan dengan proses

beraktivitas

inflamasi kronis sekunder

sesuai toleransi

Klien mam[u

INTERVENSI
a. Sarankan klien
untuk tirah baring
.

RASIONAL
tirah baring akan
meminimalkan
energi yang
dikeluarkan

terhadap hepatitis

sehingga
metabolisme
dapat digunakan
untuk
b. Bantu individu
untuk

penyembuhan
penyakit

mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan,

memungkinkan

kemampuan-

klien dapat

kemampuan dan

memprioritaskan

minat-minat

kegiatan-kegiatan
yang sangat
penting dan
meminimalkan

c. Analisa bersama-

pengeluaran

sama tingkat

energi untuk

keletihan selama

kegiatan yang

24 jam meliputi

kurang penting

waktu puncak
energi, waktu

keletihan dapat

kelelahan, aktivitas

segera

yang berhubungan

diminimalkan

dengan keletihan

dengan
mengurangi

d. Bantu untuk belajar

kegiatan yang

tentang

dapat

keterampilan

menimbulkan

koping yang efektif

keletihan

(bersikap asertif,
teknik relaksasi)
untuk mengurangi

keletihan baik fisik


maupun psikologis

NO
5

DIAGNOSA
Resiko tinggi kerusakan

TUJUAN

integritas kulit dan jaringan

utuh, penurunan

kebersihan tanpa

meningkatkan

berhubungan dengan

pruritus.

menyebabkan kulit

sensitifitas kulit

kering

dengan

Sering mandi

merangsang

dengan

ujung syaraf

Jaringan kulit

INTERVENSI
a. Pertahankan

pruritus sekunder terhadap


akumulasi pigmen bilirubin

dalam garam empedu

RASIONAL
R/ kekeringan

menggunakan air
dingin dan sabun
ringan (kadtril,
lanolin)
-

Keringkan kulit,
jaringan digosok

penghangatan
yang berlebih

b. Cegah

menambah

penghangatan

pruritus dengan

yang berlebihan

meningkatkan

dengan

sensitivitas

pertahankan suhu

melalui

ruangan dingin dan

vasodilatasi

kelembaban
rendah, hindari
pakaian terlalu

penggantian

tebal

merangsang
pelepasan

c. Anjurkan tidak

hidtamin,

menggaruk,

menghasilkan

instruksikan klien

lebih banyak

untuk memberikan

pruritus

tekanan kuat pada


area pruritus untuk
tujuan menggaruk

pendinginan akan
menurunkan

d. Pertahankan
kelembaban

vasodilatasi dan
kelembaban

ruangan pada 30%-

kekeringan

40% dan dingin

NO
6

DIAGNOSA
Risiko tinggi terhadap

TUJUAN

transmisi infeksi

penularan infeksi

Tidak terjadi

INTERVENSI
a.

Gunakan

RASIONAL
pencegahan

kewaspadaan

tersebut dapat

berhubungan dengan sifat

umum terhadap

memutuskan

menular dari agent virus

substansi tubuh

metode transmisi

yang tepat untuk

virus hepatitis

menangani semua
cairan tubuh
Cuci

tangan sebelum
dan sesudah
kontak dengan
semua klien atau
spesimen
Gunaka

n sarung tangan
untuk kontak
dengan darah dan
cairan tubuh
Tempat

kan spuit yang


telah digunakan
dengan segera

teknik ini

pada wadah yang

membantu

tepat, jangan

melindungi orang

menutup kembali

lain dari kontak

atau memanipulasi

dengan materi

jarum dengan cara

infeksius dan

apapun

mencegah
transmisi penyakit

b.

Gunakan
teknik

pembuangan
sampah infeksius,

mencuci tangan

linen dan cairan

menghilangkan

tubuh dengan

organisme yang

tepat untuk

merusak rantai

membersihkan

transmisi infeksi

peralatanperalatan dan
permukaan yang
terkontaminasi
c.

Jelaskan
pentingnya
mencuci tangan
dengan sering
pada klien,
keluarga dan
pengunjung lain
dan petugas
pelayanan
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer, dkk., ( 2005 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4, Medica. Aesculpalus, FKUI, Jakarta
Arif, Muttaqin, Skep. ( 2008 ). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem. Pencernaan. Jakarta: EGC.
Carpenito, L.J. 2006. Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2). Alih. Bahasa
Monica Ester. Jakarta: EGC

Kumar,Cotran,Robbins.Buku Ajar Patologi. Edisi7.Jakarta:EGC,2007


Price. S.A., Wilson L.M., 2006. Patofisiologi. Ed 6. Jakarta: EGC
Sibuea H. W, Panggabean M. M, Gultom P. S, 2005, Ilmu Penakit Dalam ,. Cetakan Ke 2, Rineka Cipta:
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo(dkk), EGC, Jakarta

http://nurlaelah-elha.blogspot.com/Diakses pada tanggal 24 januari 2013


http://ppnitapinrantau.blogspot.com. Diakses pada tanggal 24 Januari 2013

http://vicklusiana07.blogspot.com. Diakses pada tanggal 24 Januari 2013

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS

Disusun Oleh :
NURUL AINNIA

PROGRAM PROFESI NERS


STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA
2016

Anda mungkin juga menyukai