Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

ANALISA KASUS
A. ANALISA PREOPERASI
Pasien wanita 23 tahun BB 80 kg, datang dengan keluhan keluhan kaki dan paha sebelah
kanan bengkak dan hal ini sudah dialami pasien os 3 hari ini. Dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeiksaan penunjang didapatkan bahwa pasien mengalami Fraktur
Femur Tertutup dan dijadwalkan operasi tanggal 23/05/2016. Pasien dilakukan operasi Orif
Femur.
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki riwayat hipertensi, penyakit jantung
dan diabetes melitus yang tidak terkontrol. Sedangkan riwayat asma, TB, maupun riwayat alergi
disangkal oleh pasien. Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya. Kondisi fisik pasien
dinyatakan sebagai ASA III. Untuk penyakit yang diderita pasien diharuskan untuk dirawat
terlebih dahulu sampai stabil sebelum dilakukan tindakan operasi.
Karena operasi Orif Femur bukan termasuk operasi cito, oleh karena itu pada pasien
dapat dilakukan tatalaksana preoperasi. Sebelum operasi, pasien dianjurkan berpuasa dahulu
selama enam sampai delapan jam karena pengosongan lambung untuk makanan padat pada
orang dewasa sehat adalah enam jam. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya regurgitasi
cairan lambung selama operasi yang dapat mengakibatkan aspirasi ke saluran napas.
Pada penatalaksanaan preoperasi salah satu penilaian klinik yang dapat dilakukan untuk
kemungkinan terjadinya kesulitan induksi adalah rasa takut pasien terhadap tindakan operasi dan
rasa nyeri yang disebabkan Osteo Artritis yang diderita pasien sehingga menjadi kaku dan nyeri.
Sehingga obat-obatan untuk menghilangkan ketakutan dan rasa nyeri diperlukan.

B. ANALISA INTRAOPERASI
Pada pasien ini dilakukan teknik Regional Anestesi Sub Arachnoid Block
dengan menggunakan Bupivacaine 20 mg + Fentanyl 2mg sebagai induksi. Pada pasien ini
diberikan obat premed midazolam 3 mg sebagai amnesia retrograde. Bupivacaine diberikan
sebagai anestesi lokal sedangkan Fentanyl yang diberikan sebagai analgetik narkotik, Dosis

30

fentanyl untuk premedikasi adalah 1-3 mcg/kgBB, Dosis midazolam 0,03-0,04 mg/kgBB Dosis
yang diberikan disesuaikan dengan BB pasien.
Untuk induksi digunakan Bupivacaine 20 mg. Dosis Bupivacaine 7,5 15 mg /kgBB.
Pemberian Bupivacaine sebagai obat induksi sudah tepat karena pembedahan dilakukan pada
extremitas atas sehingga anestesia secara umum dapat tidak dilakukan. Namun bupivacaine dapat
menyebabkan dilatasi pembuluh darah maupun menyebabkan hipotensi pada pasien ini sehingga
diperlukan obat Ephedrin 50 mg secara titrasi untuk mendapatkan efek vasokontriksi. Sedangkan
obat golongan relaxant tidak digunakan.
Semua peralatan yang dibutuhkan untuk RA-SAB dipersiapkan dengan lengkap, induksi
mengalami kesulitan diakibatkan bentuk dari tulang vertebra pada usia pasien saat ini mengalami
perubahan bentuk menjadi sedikit miring dan CSF sulit didaptkan. Untuk memudahkan induksi
pasien di tenangkan dan diedukasi untuk koperatif. Saturasi pasien stabil saat pembedahan.
Monitoring Saat Operasi:
Jam

Tekanan
Darah(mmHg)

Nadi (x/min)

12.45

100/60

98

Saturasi
(%)
99

13.00

60/40

118

98

13.15

80/50

102

96

13.30

110/80

97

98

13.45

110/80

86

98

14.00

100/70

88

98

Hemodinamik pasien pasien tidak stabil setelah dilakukan induksi, dimana tekanan
sistole pasien turun sampai 60 mmHg, dengan MAP kurang dari 60 mmHg. Sehingga masukan
cairan haruslah adekuat dan injeksi ephedrin dibutuhkan untuk menaikan tekanan darah dengan
mendapatkan efek vasokontriksi. Untuk mencegah pendarahan yang banyak digunakan 1 bag
PRC dengan transfusi set dan dilakukan seecara manual dengan bantuan spuit 10 ml untuk
mempercepat masukan darah kepada pasien. Setelah injeksi ephedrin dan masukan cairan yang
adekuat hemodinamik pasien menjadi stabil.

31

C. ANALISA POST-OPERASI
Keadaan Akhir Pembedahan:
Tekanan Darah

: 100 / 70 mmHg

Nadi

: 88 x / menit

Muntah

: (+)

Mual

: (+)

Sianosis

: (-)

Diagnosis post-op

: Closed Intramedullar Femur Fracture


Penilaian ALDRETTE SCORE

Saat masuk
Ruang Pemulihan

Aktivitas

Sirkulasi

Pernafasan

Kesadaran

Warna kulit

Total

Saat pasien dibawa ke ruang pemulihan didapatkan Aldrette score 9. Pasien diberikan
oksigenasi sambil dilakukan pemantauan tekanan darah, nadi, saturasi, dan keseimbangan cairan.
Saat keluar dari Ruang Pemulihan pasien dimasukan ke ruangan ICCU untuk observasi lebih
lanjut terkait riwayat penyakit pasien.

32

Anda mungkin juga menyukai