Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Tujuan sistem pengendalian intern menurut definisi tersebut adalah: (1) menjaga kekayaan organisasi, (2) mengecek ketelitian dan keadalan data akuntansi, (3) mendorong efisiensi, dan (4) mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Unsur sistem pengendalian intern adalah:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Dalam melaksanakan transaksi pembelian misalnya, sistem wewenang diatur sebagai berikut: a) Kepala fungsi gudang: berwenang mengajukan permintaan pembelian dengan surat permintaan pembelian yang ditujukan kepada fungsi pembelian. b) Kepala fungsi pembelian: berwenang memberikan otorisasi pada surat order pembelian yang diterbitkan oleh fungsi pembelian. c) Kepala fungsi penerimaan: berwenang memberikan otorisasi pada laporan penerimaan barang yang diterbitkan oleh fungsi penerimaan. d) Kepala fungsi akuntansi: berwenang memberikan otorisasi pada bukti kas keluar yang dipakai sebagi dasar pencatatan terjadinya transaksi pembelian. Cara- cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan prakti yang sehat adalah:
a) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang
pemakaiannya harus dipertangungjawabkan oleh pihak yang berwenang. b) Pemerikasaan mendadak. c) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi. d) Perputaran jabatan. e) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. f) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. g) Pembentukan unit organisasi yang bertugas mengecek efektivtas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut dapat ditempuh: a) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. b) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan runtutan perkembangan jabatannya. Lingkungan pengendalian memiliki empat unsur yaitu: 1. Filosofi dan gaya operasi Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi ini menjadi warna dalam melaksanakan bisnis mereka. Sedangkan gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu kesatuan usaha harus dilaksanakan. 2. Berfungsinya dewan komisaris dan komite pemeriksaan. Pembentukan komite pemeriksaan ditujukan untuk memperkuat independensi akuntan publik yang oleh masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan oleh manajemen. Sedangkan dewan komisaris berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen. 3. Metode Pengendalian Manajemen. Metode pengendalian manajemen merupakan metode perencanaan dan pengendalian alokasi sumber daya perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan dan pengendalian manajemen dilakukan melalui empat tahap: (1) penyusunan program jangka panjang, (2) penyusunan anggaran jangka pendek, (3) pelaksanaan dan pengukuran, dan (4) pelaporan dan analisis. 4. Kesadaran Pengendalian Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukan oleh manajemen dari berbagai jenjang organisasi
atas kelemahan pengendalian yang ditunjuk oleh akuntan
intern atau akuntan publik. Tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengoperasikan pengendalian intern akuntansi yang baik dalam perusahaan adalah terletak di tangan manajemen puncak, karena dipundak merekalah tanggung jawab atas pengelolaan dana yang dipercayakan oleh pemilik perusahaan terletak Manajemen puncak seringkali mempunyai konsep yang salah mengenai sistem pengendalian intern. Oleh karena itu, pekerjaan perancangan unsur pengendalian intern dapat dilaksanakan oleh suatu unit organisasi yang disebut Departemen Pengembangan Sistem Informasi, yang terpisah dari satuan pengawasan intern. Perencanaan sistem pengendalian intern dapat pula diserahkan kepada akuntan publik atau konsultan luar, dengan partisipasi, dan dukungan serta komitmen penuh dari manajemen puncak. Pengendalian umum meliputi: Organisasi, prosedur, dan standart untuk perubahan program, pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data. Pengendalian aplikasi dapat dibagi menjadi pengendalian preventif dan pengendalian detektif yang bersifat korektif.
BAB 3 ETIKA, FRAUD dan KONTROL INTERNAL
Etika berkaitan dengan prinsip-prinsip tingkah laku yang digunakan individu dalam menetapkan pilihan dan mengarahkan perilaku mereka dalam situasi yang melibatkan konsep benar dan salah. Isu etika dalam bisnis dapat dibagi ke dalam empat wilayah: kesamaan hak, hak-hak, kejujuran dan pelaksanan kekuasaan perusahaan.
Tahap-tahap evolusi moral:
Tahap 1: Orientasi Hukuman Tahap 2: Orientasi Hadiah Tahap 3: Orientasi Anak Baik Tahap 4: Orientasi Otoritas Tahap 5: Orientasi Kontrak Etika Tahap 6: Tahap Prinsip Etika Etika komputer adalah ''analisis terhadap hakikat teknologi komputer dan pengaruh sosialnya dan formulasi serta justifikasi politik untuk kegunaan etis teknologi seperti itu (Dalam hal ini termasuk) perangkat lunak juga perangkat keras dan berkaitan juga dengan jaringan yang menghubungkan komputer dan komputer itu
sendiri. Bynum telah mendefinisikan tiga tingkat etika komputer:
pop, para, dan teoriti. Isu yang menjadi perhatian siswa sistem infomasi akuntansi: 1. Privasi 2. Keamanan 3. Hak kepemilikan atas properti 4. Equity in Access 5. Isu-Isu lingkungan 6. Kecerdasan buatan 7. Pengangguran dan pergantian 8. Penyalahgunaan komputer 9. Tanggung jawab kontrol internal Fraud menunjuk pada penyajian fakta yang bersifat material secara salah yang dilakukan oleh satu pihak ke pihak lain dengan tujuan untuk membohongi dan mempengaruhi pihak lain untuk bergantung pada fakta tersebut, fakta yang akan merugikannya. Menurut hukum yang berlaku, suatu tindakan yang curang harus memenuhi lima kondisi ini: 1. Penyajian yang salah. 2. Fakta yang sifatnya material. 3. Tujuan. 4. Ketergantungan yang dapat dijustifikasi. 5. Perbuatan tidak add atau kerugian. Fraud dalam lingkungan bisnis memiliki makna yang lebih khusus yaitu kebohongan yang disengaja, ketidakbenaran dalam melaporkan aktiva perusahaan, atau manipulasi data keuangannya bagi keuntungan pihak yang melakukan manipulasi tersebut. Dalam literatur akuntansi, fraud juga biasanya dikenal sebagai "kejahatanberkerah-putih", "kebangkrutan", "penggelapan uang," dan "bertentangan dengan peraturan." Auditor menghadapi fraud pada dua tingkat yaitu fraud pegawai dan fraud manajemen Faktor-faktor yang Menimbulkan Fraud diklasifikasi ke dalam tiga kategori utama: (1) tekanan situasi, (2) kesempatan, dan (3) karakteristik (integritas) pribadi. Biaya Aktual fraud sulit dihitung karena sejumlah alasan: (1) tidak semua fraud dapat diditeksi; (2)dari yang dapat diditeksi, tidak semua dilaporkan; (3) dalam banyak kasus fraud, informasi yang tidak lengkap dikumpulkan; (4) informasi tidak didistribusikan secara benar ke manajemen atau otoritas penegak hukum; (5) organisasi bisnis sering tidak melakukan tindakan hukum atau sipil terhadap pelaku fraud. Median fraud yang dilakukan oleh pegawai non-manajerial relatif lebih rendah dari fraud vang dilakukan oleh manajemen dan pihak eksekutif. Pegawai non-manajerial bertanggung jawab atas median
kerugian sebesar $60,000, dibandingkan dengan kerugian sejumlah
$250,000 dan $1 juta yang dilakukan oleh para manajer dan eksekutif. Mesipun etika personal penting diperhitungkan, tekanan situasional dan kesempatan menyumbang besar pada fraud. Tiga kategori utama dari skema fraud didefinisikan: fraudulent statements (laporan menyimpang),korupsi, dan penyalahgunaan aktiva. Sistem kontrol internal merangkum kebijakan, praktik,dan prosedur yang digunakan organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu: 1. Untuk menjaga aktiva perusahaan. 2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi 3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan. 4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen. Suatu kelemahan dalam kontrol internal dapat WenQptepQS perusahaan pada satu atau lebih dari jenis-jenis risiko berikut ini: 1. Perusakan aktiva (baik aktiva fisik maupun informasi). 2. Pencurian aktiva. 3. Korupsi informasi atau sistem informasi. 4. Kekacauan sistem informasi. Perisai kontrol internal terdiri atas tiga tingkat kontrol yaitu: 1. Kontrol preventif yaitu prevensi (pencegahan) adalah garis pertama pertahanan dalam struktur kontrol. 2. Kontrol deteksi yaitu membentuk garis pertahanan kedua yang di dalam kontrol ini termasuk peralatan, teknik, dan prosedru yang didesain untuk mengidentifikasi dan mengekspos peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan yang terlepas dari kontrol preventif. 3. Kontrol korektif yaitu tindakan-tindakan yang diambil untuk mengambil efek dari kesalahan yang dideteksi di langkah sebelumnya. Standart auditing dibagi menjadi tiga kelas: standar kualifikasi umum, standar kerja lapangan, dan standar pelaporan. Kontrol Internal dalam SAS 78 terdiri atas lima komponen yaitu 1. Lingkungan Kontrol 2. Penilaian Risiko 3. Informasi dan Komunikasi 4. Pengawasaan 5. Kegiatan Kontrol