Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Di dalam industri, bahan-bahan yang digunakan tidak jarang merupakan bahan


berat sehingga tidak dapat dijangkau dengan tenaga manusia dan terkadang
berbahaya apabila terjadi kontak langsung dengan manusia. Untuk itu
diperlukan tempat penyimpanan bahan dan juga alat transportasi khusus untuk
mengangkut bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga
manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun
keselamatan kerja dari karyawan.
Selain storage dan alat transportasi zat padat, feeder juga berperan penting
dalam industri. Feeder diperlukan untuk membantu proses masuk nya umpan
dalam proses industri. Selain bahan berbentuk gas dan cair, padatan juga
memiliki alat pengumpan (feeder) dengan spesifikasi sendiri-sendiri.
Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk lebih mengetahui dan memahami
proses penangan zat padat dalam dunia teknik kimia. Dalam makalah ini akan
dibahas beberapa hal mengenai alat-alat yang telah dijelaskan sebelumnya.
B.

Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1.

Untuk mengetahui dan memahami alat-alat pemrosesan dan penanganan


zat padat.

2.

Mampu memilih alat-alat yang akan digunakan untuk menangani zat padat
sesuai dengan bahan yang tersedia.

II. ISI

A. Alat Transportasi Zat Padat


Di dalam industri, bahan-bahan yang digunakan tidak jarang merupakan bahan yang
berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi khusus
untuk mengangkut bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga
manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan
kerja dari karyawan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah conveyor yang
berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan
alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung
pada :
Kapasitas material yang ditangani
Jarak perpindahan material
Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi
Ukuran, bentuk dan sifat material
Harga peralatan tersebut.
Jenis-jenis alat transportasi zat padat adalah sebagai berikut :
1. Belt Conveyor
Belt conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang terdiri dari sabuk yang
tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt
conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik,
kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan
diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan
terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Karakteristik belt conveyor adalah sebagai berikut :

Jarak tempuh dapat bermil-mil.


Kecepatan s/d 5,08 m/detik = 1000 ft/menit.
Kapasitas s/d 4539 metric ton/jam = 5000 ton/jam.
Kemiringan : maksimum 30o, biasanya 18-20o
Bahan yang ditransfer tidak mengalami pengecilan ukuran.
Sederhana, paling banyak digunakan.
Sudut naik (elevasi) terbatas.
Baik untuk mengangkut tepung, granular, gumpalan.
Tidak baik untuk mengangkut bahan yang mudah terbawa angin.

Gambar 2.1 Belt Conveyor


2. Chain Conveyor
Chain conveyor pada dasarnya adalah alat yang menggunakan rantai sebagai alat
bantu untuk menggerakkan material. Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa
jenis conveyor, yaitu :
Scraper Conveyor
Apron Conveyor
Bucket Conveyor
Bucket Elevator
2.1 Scraper Conveyor
Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah
diantara jenis-jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan
dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk
mengangkut material-material ringan yang tidak mudah rusak, seperti : abu,
kayu dan kepingan.

Karakteristik dari scaper conveyor:

Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45.


Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m.
Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam.
Harganya murah.

Gambar 2.2 Scraper Conveyor


2.2 Apron Conveyor
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban
yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana
terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan
ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat
tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor.
Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan
roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu
dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.
Karakteristik dan apron conveyor:
Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25.
Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam.
Kecepatan maksimum 100 ft/m.
Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang

besar.
Perawatan murah.

2.3 Bucket Conveyor


Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor
apron yang dalam.
Karakteristik dari bucket conveyor:
Bucket terbuat dari baja
Bucket digerakkan dengan rantai
Biaya relatif murah.
Rangkaian sederhana.
Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan.
Kecepatan sampai dengan 100 ft/m.
Kapasitas kecil 100 ton/jam.

Gambar 2.3 Bucket Conveyor


2.4 Bucket Elevator
Secara umum bucket elevator terdiri dari timba-timba (bucket) yang dibawa
oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba-timba yang digunakan memiliki
beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing. Bentuk - bentuk
dari timba-timba dapat dibagi atas :
a. Minneapolis Type
Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk
mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat.

b. Buckets for Wet or Sticky Materials


Bucket yang lebih datar dan dipergunakan untuk mengangkut material
yang cenderung lengket.
c. Stamped Steel Bucket for Crushed Rock
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan
material yang berat.

Gambar 2.4 Jenis Bucket Elevator

Gambar 2.5 Bucket Elevator


3. Screw Conveyor
Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus
atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor). Alat ini pada dasarnya
terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya
mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.
Macam-macam flight adalah:
1. Sectional flight

2. Helicoid flight
3. Special flight, terbagi :
cast iron flight
ribbon flight
cut flight
Konveyor berfiight section (Gambar 2.6-a) dibuat dari pisau-pisau pendek yang
disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat
pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan
membentuk sebuah pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi
suatu poros (Gambar 2.6-b). Untuk membentuk suatu konveyor, flight-flight itu
disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan
berikutnya.
Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight
cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor
(Gambar 2.6-c).
Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar 2.6-d). Untuk
mengaduk digunakan cut flight (Gambar 2.6-e). Flight pengaduk ini dibuat dari
flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan
potongannya ke berbagai arah.
Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya
konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang
konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan
disesuaikan pasangan pilinannya.
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang
dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu
poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang
satunya lagi (Gambar 2.7).

Gambar 2.6 Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron;


d. Riboon ; e. Cut Flight

Gambar 2.7 Screw Conveyor Coupling

Gambar 2.8. Screw conveyor secara keseluruhan

4. Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk
bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis
konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara.
Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain:
Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.
Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar.
Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu.

Pada tipe yang sederhana (Gambar 2.11), sebuah pompa cycloida akan
menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan
sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat
dipindah-pindahkan ujungnya.
Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi
akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa.
Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa
dan debu ini juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain
debu adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring
ditempatkan diantara siklon dan pompa.
Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang
kebersihannya harus tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat
seperti soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak
mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen.
Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk
bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang
sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelokkelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor
lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi.
Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada
kecepatan tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang
digunakan untuk mengangkut tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm,
tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan,
dan lain-lain.

Gambar 2.9 Pneumatic Conveyor


B.

Alat Pengumpan ( Feeder )


Dalam proses di industri juga akan ditemukan alat-alat pengumpan
( feeder ), alat alat tersebut antara lain :

1.

Vibrating Feeder
Vibrating Feeder merupakan sejenis peralatan feeding dimana arah
pergerakannya adalah linear. Memiliki fitur getar yang halus, kemudahan
dalam mengoperasikan, tahan lama dan sangat sesuai untuk aplikasi
feeding. Digunakan secara luas pada industri pertambangan, bahan
bangunan, industri silika dan kimia pada pabrik penyaringan (screening)
dan penghancur batu.

Gambar 2. Vibrating Feeder


Perinsip kerja
Vibrating feeder terdiri dari vibrating frame, vibrator, motor vibrating
device dan motor. Vibrator terbuat dari dua fix shaft eksentrik dan gears
yang bekerja. Pada saat pengoperasian, kedua gears harus bekerja sesuai
dengan petunjuk. Melalui drive motor, kedua eksentrik shaft mulai

berputar untuk menghasilkan kekuatan linear besar untuk memaksa feeder


bergetar. Melalui vibration, material akan terselip dan terpelanting di
saluran, bergerak maju, ketika material melewati penyaringan, bagianbagian yang lebih kecil akan jatuh ke bawah untuk mennghindari
penghancuran lebih lanjut, sehingga tujuan pemeriksaan screening dapat
tercapai.

Table 2.1 Spesifikasi Vibrating feeder


Model

Ukura

kapasita

kekuata

Installation

bera

n max.

n motor

Slope

dari

(t/h)

(kw)

Ukuran saluran

(kg)

input
GZD-

(mm)
300

30-80

21.5

0-10

0.8

1800800

18080
GZD-

300

80-500

22.2

0-10

0.9

20001200

200120
GZD-

500

40-100

22.2

0-10

1.5

3000900

30090
ZSW-

500

90-100

11

5.0

42001100

38096
ZSW-

580

150-350

15

5.5

4900960

420110
ZSW-

580

180-380

15

5.32

49001100

490110
ZSW-

750

250-450

22

5.9

49001300

490130
ZSW-

750

400-800

50

7.8

60001300

600130
ZSW-

800

400-800

30

8.67

60001500

600150

2.

Screw feeder.
Pada umumnya screw feeder terdiri atas silinder, poros yang
permukaannya terdapat ulir melilit sepanjang poros tersebut. Material
yang dapat dipindahkan oleh screw feeder pada umumnya berjenis
bulk material. Material ini akan melewati screw secara bertahap
mengikuti alur dari screw dengan satuan per volume dari material
tersebut.
Penggunaan screw feeder tidak terbatas pada pengangkutan material
dalam arah horizontal, tetapi ada juga dapat mengangkut material
dengan sudut tertentu. Keuntungan penggunaan screw feeder antara lain
laju aliran material dapat diatur.

Komponen screw feeder antara lain motor penggerak, hopper dan ulir
/ screw yang melilit sepanjang poros, pasak dan bantalan. Motor
penggerak berfungsi sebagai penggerak screw yang melilit sepanjang
poros, sehingga material yang masuk ke dalam hopper dapat
terdorong keluar dengan kapasitas tertentu.
Daya motor yang digunakan bergantung pada jenis material dan jenis
komponen dari screw feeder tersebut. Hopper merupakan bagian yang
berfungsi sebagai pengumpan menuju ke ulir. Screw / ulir berfungsi
untuk mengalirkan material secara bertahap mengikuti alur dari screw
tersebut dengan satuan per volume dari material tersebut. Poros
merupakan bagian yang terpenting dari setiap mesin, karena poros
berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama putaran. Pasak berfungsi
untuk mencegah gerak relatif antara poros dengan roda gigi, sehingga
apabila roda gigi berputar maka poros akan ikut berputar. Bantalan
adalah elemen mesin yang menumpu pada poros, sehingga putaran
atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung dengan halus, aman dan
relatif awet. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros
serta elemen mesin yang lainnya bekerja dengan baik.
Hal yang pertama kali harus diperhatikan dalam menentukan
kecepatan dan dimensi screw feeder adalah klarifikasi jenis material
yang akan dipindahkan. Hal ini sangat penting karena akan mengarah
ke kapasitas material yang akan dipindahkan. Kecepatan feeder harus
diketahui putaran yang akan ditempuh oleh feed.

Gambar 2.10 Screw Feeder


3. belt / apron feeder
Apron feeder merupakan jenis pesawat pemindah bahan yang
mempunyai kapasitas pemindahan yang besar, dalam proses
penyediaan bahan baku apron feeder berfungsi sebagai pengumpan bagi
belt conveyor, kemudian belt conveyor akanmemindahkan material
tersebut untuk diproses lebih lanjut.
Dalam pelaksanaannya apron feeder dapat dioperasikan dengan dua
system control, yaitu dengan system control secara otomatis dan system
control secara manual, dimana dengan system control tersebut kita bisa
mengontrol kapasitas feeder sesuai kebutuhan.
fungsi : Untuk membawa material yang terlalu kasar pada feeder lain.
Digunakan untuk membawa material yang besar dan tajam untuk menahan
jatuhnya material tersebut dan untuk mengumpan bahan panas yang dapat
merusak feeder lain.
Prinsip kerja : Apron feeder merupakan tipe lain dari belt conveyor.
Material yang terdapat pada hopper akan digerakan dengan rantai/apron
tak berujung menuju discharge port.

Gambar 2.11 Belt Feeder


4. Table feeder
Fungsi : Digunakan untuk mengumpan material yang lamban. Digunakan
untuk penanganan bahan material yang memiliki kecerundungan untuk
melengkung seperti pasir lembab dan serpihan kayu.
Bahan konstruksi: Besi, aluminium
Prinsip kerja : Table feeder terdiri dari meja, scrapper, discharge port,
dan hopper. Meja akan membawa material secara radial dan lambat dari
lingkaran. Ketika material mengenai scrapper, material akan keluar
melalui discharge port.

Gambar 2.12 Table Feeder

5. Vibratory feeder
Fungsi vibatory feeder Untuk mengumpan dengan menggunakan getaran.
Digunakan untuk mengumpan/mentransport material massal.
Bahan kontruksi yaitu terbuat dari besi.
Prinsip kerja : Vibratory feeder adalah feeder yang menggunakan getaran
dan gravitas untuk memindahkan material. Gravitasi digunakan untuk
menentukan arah material dan getaran untuk mengumpan.
Vibatory feeder digunakan dalamn industri kimia, pertambangan, dan
konstruksi.

Gambar 2.13 Vibatory Feeder


C.

Tempat Penyimpanan Bahan ( Storage )


Penyimpanan bahan pada proses industri kimia merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penyimpanan bahan :
1. Karakteristik bahan
Karakteristik bahan, terutama bahan padat, sangat menentukan dalam
pemilihan jenis alat ataupun rangkaian alat untuk transport bahan
padat ataupun storing bahan padat dalam industri. Karakteristik bahan
padat mencakup:

Sifat fisis bahan, antara lain ketahanan bahan terhadap pengaruh cuaca, ukuran
bahan, angle of repose bahan, dan sifat flowability bahan.

Sifat khemis bahan, antara lain tingkat korosifitas hazardous properties (fire
ability, explosive, and toxicity).

2. Ketahanan terhadap Pengaruh Cuaca


Bahan padat dikatakan tahan terhadap pengaruh cuaca jika bahan tersebut
berhubungan dengan cuaca (curah hujan, panas, angin, dsb) bahan tersebut
masih dapat dipakai di industri (masih memenuhi persyaratan kualitas bahan)
yang termasuk bahan ini antara lain:
a

Batu kapur, pasir besi, di industri persemenan.

Bahan galian alam, pasir kuarsa, gips, dan lain-lain.


Bahan padat dikatakan tidak tahan terhadap cuaca jika bahan tersebut
bersinggungan dengan cuaca (air. Humiditas, panas, angin) maka bahan tersebut
tidak dapat dipakai lagi (tidak memenuhi baku mutu sebagai bahan baku atau
produk) yang termasuk jenis bahan ini antara lain clikers semen, semen
Portland, bahan-bahan pada senyawa kimia, kristal gula pasir dan sejenisnya.
Untuk transportasi atau penyimpanan bahan ini dipilih alat atau tempat yang
terlindung dari pengaruh cuaca tersebut. Pada umumnya bahan padat bersifat
higroskopis tergolong tidak tahan terhadap cuaca.

3. Ukuran Bahan Padat


Dalam industri yang bekerja dengan bahan padatan, ukuran bahan padat
dibedakan menjadi empat jenis ukuran yaitu:
-

Ukuran sangat halus, ukuran butiran lolos saringan 100 mesh ( < 149 mikron)

Ukuran halus, yaitu ukuran lolos saringan 1/8 in dan tertahan 100 mesh

Ukuran butiran atau glunular, bahan padat dengan ukuran lebih besar 3,18
mm sampai dengan 12,7 mm

Bahan padat berupa gumpalan/ lumpy material dengan ukuran > 12,7 mm
Yang terkait dengan sifat bahan, flowability (kemampuan bahan untuk meluncur
dengan sendirinya) bahan padat sangat terkait dengan ukuran bahan.
Flowability bahan dibedakan menjadi:

sangat free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudut gelincir bahan
(angle of repose) < 300,

free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudt gelincir antara 30 0 450,

sluggish material, yaitu bahan padat yang lamban untuk menggelincir, angle
of repose > 450.
Bahan padat yang tergolong dry and loose material pada umumnya bessifat
free flowing.
Angle repose bahan adalah sudut kemiringan papan terhadap posisi datar
(horizontal) sedemikian sehingga bahan padat diatas papan mulai menggelincir
dengan sendirinya.
Di industri tingkat kekasaran bahan/abrasivitas bahan padat akan
mempengaruhi terhadap pemilihan alat transport bahan yang akan dipakai.
Abrasiveness bahan dibedakan menjadi tiga yaitu:

non abrasive, permukaan bahan halus pada umumnya untuk bahan halus dan
granular,

abrasive, permukaan bahan kasar,

sangat abrasive, permukaan bahan kasar dan tajam atau runcing, contohnya
pecahan batu.
Selain sifat-sifat di atas karakteristik bahan padat juga dapat ditinjau dari sifat
kimia atau yang lainnya, antara lain:

korosifitas bahan, dibedakan menjadi highly corrosive dan middle corrosive,

harm-full to life, yaitu berdebu, berasap, beracun, explosive.


Sifat-sifat bahan diatas akan mempengaruhi terhadap pemilihan alat atau sistem
penyimpanan ataupun storing/ delivering equipment dan juga jenis alat transport
yang dipakai.

Semua masalah yang berhubungan dengan pengankutan atau perpindahan bahan


juga meliputi masalah penyimpanan bahan. Sehingga perlu diketahui metode yang
umum dipakai untuk penyimpanan bahan didalam industri kimi, dan harus
menunjukkan bagai mana sistem penyimpanan (storing system) pengambilan bahan
dari alat penyimpanan teersebut (delivering equipments).
Bahan yang dapat disimpansebagai berikut:
a. bahan padat, yang terbagi dalam :
- Jumlah banyak;
- Jumlah sedikit (dalam container).

b. bahan cair, yang terbagi dalam

- Jumlah banyak;
- Jumlah sedikit (dalam container).
c. bahan gas.
Tujuan dilakukan penyimpanan bahan (padat, cair, gas) baik sebagai bahan baku
( raw material) ataupun bahan hasil (product) adalah untuk menjaga kelangsungan
produksi, yang diartikan sebagai kelangsungan produksi ialah pabrik tetap dapat
mengeluarkan/ menjual produknya ke konsumen dalam batas waktu tertentu
walaupun terjadi hambatan/ kemacetan supply raw material ataupun terjadi
kerusakan alat-alat pabriki. Penyimpanan bahan di dalam proses industri biasa
dijumpai di tiga tempat yaitu:
-

Pada permulaan/ awal proses, untuk penyimpanan bahan baku

Ditenggah-tenggah proses, disini untuk penyimpanan bahan setengah jadi,

Diakhir proses, untuki penyimpanan bahan jadi.

Jumlah bahan yang disimpan dan ukuran alat penyimpanan.


Besar kecilnya bahan yang disimpan biasanya dinyatakan dengan kapasitas/ tonnage
tiap hari dari pabrik. Jumlah ini tergantung dari:
-

alat-alat (equipments) dari pabrik secara keseluruhan,

metode operasinya,

frekuensi, lamanya waktu yang diperlukan untuk proses (duration) dan shut dari
masing-masing unit secara individu yang ada di plant,

mudah sukarnya bahan tersebut didapat dan juga didistribusi bahan produknya,
beserta transporasi dari bahan tersebut.

Untuk bahan yang sangat mudah didapat (pad umumnya raw material dalam negeri),
maka jumlah bahan disimpan relatif lebih sedikit disbanding dengan bahan yang
sukar didapat.
Untuk produk-produk yang terikat kontrak jual-beli dengan pabrik lain, jumlah bahan
yang disimpan lebih banyak jika dibandingkan dengan produk yang dipasarkan on
retail. Untuk penyimpanan bahan baku (dipermulaan proses), biasanya diperlukan

persediaan bahan untuk satu bulan produksi, demikian juga untuk bahan produknya.
Penyimpanan ditengah proses, sangat tergantung dari proses p-roduksinya.

A. Penyimpanan Zat Padat


Penyimpanan zat padat dalam jumlah banyak dilakukan sebagai berikut:
-

ditimbun dengan sisten outdoor,

ditimbun dengan sistem indoor. Disimpan dalam bin/ banker dan silo.
1

Penyimpanan dengan sistem outdoor.

Bahan yang disimpan dengan cara ini ialah bahan yang tidak dipengaruhi
oleh udara, hujan, panas, dan lain-lainnya. Bahan yang disimpan biasanya :
coal, batu, kayu, belerang, dan sebagainya.
Pilihan dari metode penyimpanan bahan tergantung dari:
o

bahan yang disimpan (sifat bahan)

jumlah bahan yang disimpan

cara handling bahan ke letak penyimpanan dab cara pengangkutan bahan


dari letak bahan/ letak penyimpanan ke unit produksinya (delivering
system).

Ada 4 macam metode penyimpanan bahan dengan sistem outdoor yaitu:


1

Penimbunan dibawah traveling bridge

Penyimpanan/ pemindahan bahan ke alat yang lain dipakai alat crane


yang dilengkapi dengan bucket. Disini juga dipikirkan alat lain yang
dipakai untuk membawa bahan tersebut ke unit/ tempat yang lain,
biasanya dipakai:
- lori-lori
- conveyor system, dan langsung dengan crane
2. Penimbunan dikiri kanan jalan.
Sebagai alat yang dipakai adalah locomotif crane yang dilengkapi
dengan bucket. Untuk memindahkan bahan tersebut ke alat transport

lain (truk, lori, hopper) atau langsung ke unit, dilanjutkan juga oleh
:locomotif care tersebut.

3. Overhead sistem.
Siatem ini dipakai untuk jarak jauh. Ini dilakukan dengan monorial car,
cable way car dan sebagainya, yang dilengkapi dengan bucket.
4. Drag Scrapper Sistem
Sistem ini sangat banyak dipakai yang terdiri dari scrapper bucket yang
dikaitkan dengan kabel yang bergerak pada suatu pulley. Alat yang
dipakai untuk mengangkut bahan ke unit biasannya: lori, conveyor,
bucket elevator. Besar kecilnya bahan yang disimpan dengan sistem
outdoor (sistem penimbunan secara outdoor), tidak diketahui dengan
pasti.

Penyimpanan bahan secara indoor

Penyimpanan bahan dengan sistem ini dibagi menjadi 2 cara:


o

penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan,

penyimpanan indoor dalam bin atau silo,

1. Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan


Ini biasanya digunakan untuk menyimpan bahan yang dipertahankan
tetap kering atau bahan yang memerlukan perlindungan terhadap
atmosfer pada musim tertentu. Misalnya: bahan keramik, mineral, hasil
pertanian dan sebagainya.

Alat yang dipergunakan untuk sistem ini:

monorial crane, baik untuk storing maupun delivering,

conveyor sistem, misalnya belt conveyor, bersama dengan bucket


elevator (storing) dan belt conveyor yang terangkai dengan feed
hopper untuk reclaiming.

Conveyor sistem (belt) yang dilengkapi dengan tripper.

Bila jumlah yang dijumlah sedikit maka akan lebih ekonomis dengan
sistem manual. Untuk jumlah intermediate lebih ekonomis menggunakan
electricak industrial truck, traktor.

KESIMPULAN

Adapun Kesimpulan yang didapat pada makalah ini antara lain:


1) Jenis-jenis transportasi bahan padat adalah Belt conveyor, Chain conveyor ,
screw conveyor, pneumatic conveyor.
2) Jenis-jenis feeder antara lain Vibrating Feeder, screw feeder, Apron feeder ,
Table feeder, vibatory feeder
3) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan bahan karakteristik
bahan, ketahanan bahan terhadap cuaca dan ukuran bahan.

Anda mungkin juga menyukai