I. Konsep medik
A. Definisi
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang
terletak di depan leher yang secara normal memproduksi hormone tiroid yang
penting untuk metabolisme tubuh.
Karsinoma umumnya tergolong pada slow growing tumor dengan pertumbuhan
dan perjalanan penyakit yang lambat serta morbiditas dan mortalitas yang rendah.
Namun sebagian kecil adapula yang tumbuh cepat dan sangat ganas dengan
prognosis yang fatal. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea,
laring, faring, esophagus, nervus recurrent, pembuluh darah karotis, vena
jugularis, struktur lain pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi
semua region leher sedangkan metastase hematogen biasanya di paru, tulang, otak
dan hati.
B. Faktor resiko
Faktor resiko yang menyebabkan karsinoma tiroid adalah sebagai berikut:
Usia; terdapat resiko malignasi apabila didapat nodul tiroid pada usia <>45 tahun.
Sex; wanita mempunyai resiko tiga kali lebih besar dari pada pria.
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga; adanya keterlibatan genetic pada
karsinoma ini.
Ras; ras asia dan kulit putih pada umumnya mempunyai resiko tinggi.
C. M metastase jauh
Mx:metastase jauh belum dapat dinilai.
Mo:belum didaatkan metastase jauh.
M1:sudah didapatkan metastase jauh.
4. Menurut mc kenzi (1971), ada 4 tipe jaringan karsinoma tiroid yang
berbeda yang dipakai untuk pelaksanaan sehari-hari, yaitu:
A. Karsinoma tiroid papilar.
Tipe ini yang palng banyak ditemukan sekitar 60-70% dari ke empat
tipe di atas. Umumnya tipe ini tumbuh lambat dan dapat muncul bertahuntahun sebelum menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika tumor terlokalisir di
kelenjar tiroid, prognosisnya baik apabila dilakukan tindakan tiroidektomi
parsial atau total. Termasuk golongan yang berdiferensiasi baik. Biasanya
terdapat pada usia kurang dari 40 tahun dan wanita 2-3 kali lebih sering
terkena daripada pria. Diagnosis biasanya dapat ditegakkan dengan biopsi
jarum halus dan pemeriksaan sitologi.
Gambaran histopatologik karakteristik adalah ditemukan struktur papiler dan
sel-sel ganas yang uniform baik ukuran maupun intinya. Kadang-kadang tipe
ini disertai adanya folikuler di tengah-tengah struktur yang papiler.
Penyebaran terutama melalui sistem getah bening yang mula-mula ke kelenjar
regional. Dapat juga bermetastase jauh ke paru-paru, tulang. Biasanya
terdapat multisentris atau bilateral. Tumor primer atau recurent dapat
menginfiltrasi trakhea atau esophagus sehingga menimbulkan gejala
Pembedahan untuk jenis karsinoma ini adalah lobektomi total pada sisi yang
terkena. Juga karena sel karsinoma ini menangkap yodium, maka radioterapi
dengan y 131 dapat digunakan dengan pengukuran kadar tsh sebagai follow
up bahwa dosis yang digunakan bersifat supresif dan untuk memantau
kekambuhan tumor.
C. Karsinoma tiroid medular.
Sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun). Berasal dari sel c atau
parafolikuler kelenjar gondok yang banyak mengandung amiloid, yang
merupakan sifat khasnya. Juga mengeluarkan kalsitonin yang dapat diukur
dengan radioimmunoassay yang dapat digunakan untuk screening atau follow
up studi dari penyakit ini. Di samping itu, acth, prostaglandin, dan histamin.
Disebut juga karsinoma solidum karena jenis ini keras seperti batu. Sering
didapatkan bersamaan dengan penyakit atau gangguan hormonal lainnya
seperti adenoma paratiroid, pheokromositoma. Tipe ini bersifat familier dan
herediter. Penyebaran melalui sistem getah bening, tidak berhubungan dengan
riwayat radiasi, sering residitif dan bisa dipantau melalui kadar kalsitonin
darah. Prognosis buruk bila usia > 50 tahun, pria, terdapat metastase dan bila
ada tumor kelenjar endokrin lain yang menyertai.
Bentuk-bentuk kelainan klinis tipe medulare:
1) sporadic, 80% dari tipe medulare. Biasanya unilateral dan tidak
berhubungan dengan kelainan di organ endokrin lain. Onset pada 40-60 tahun.
Wanita:pria = 3:2 dan dapat disertai diare.
lipat paha. Ada juga kelenjar getah bening yang terdapat di dalam tubuh yang
mana tidak dapat diraba yakni didalam rongga perut. Penyebab dari
pembesaran kelenjar getah bening adalah infeksi non spesifik, infeksi spesifik
(TBC), keganasan (lymphoma).
Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang
peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH
dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai
negative feedback sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke
sirkulasi.
E. Gambaran klinis
Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan pada observasi yang
dikonfirmasikan dengan pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan
tinggi, sedang dan rendah. Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:
- riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga.
- pertumbuhan tumor cepat.
- nodul teraba keras.
- fiksasi daerah sekitar.
- paralisis pita suara.
- pembesaran kelenjar limpa regional.
- adanya metastasis jauh.
Kecurigaan sedang adalah:
- usia <> 60 tahun.
bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak napas, kita bisa tetap
curiga ada tidaknya penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan lobus
lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat penekanan pada trakea.
perlu diketahui juga ada tidaknya pembesaran kgb regional secara lengkap.
dicari juga ada tidaknya benjolan pada tulang belakang, clavicula, sternum
serta tempat metastase jauh lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.
2. Pemeriksaan penunjang
A. Laboratorium
1) pemeriksaan kadar ft4 dan tshs untuk menilai fungsi tiroid.
2) untuk pasien yang dicurgai karsinoma medulare harus diperiksa kadar
kalsitonin dan vma.
B. Radiology
1) foto polos leher ap dan lateral dengan metode soft tissue technique dengan
posisi leher hiperekstensi , bila tumornya besar. Untuk melihat ada tidaknya
kalsifikasi.
2) dilakukan pemeriksaan foto thorax pa untuk menilai ada tidaknya metastase
dan pendesakkan trakea.
3) esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya infiltrasi
ke esophagus.
4) pembuatan foto tulang belakang bila dicurigai adanya tanda-tanda metastase
ke tulang belakang yang bersangkutan. Ct scan atau mri untuk mengevaluasi
staging dari karsinoma tersebut dan bisa untuk menilai sampai di mana metastase
terjadi.
C. Ultrasonografi
Untuk mendeteksi nodul yang kecil atau yang berada di posterior yang secara
klinis belum dapat dipalpasi dan mendeteksi nodul yang multiple dan
pembesaran kgb. Di samping itu dapat dipakai untuk membedakan yang padat
dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan fnab.
D. Scanning tiroid
Dengan sifat jaringan tiroid dapat mang-up take i 131 maka pemeriksaan
scanning ini dapat memberikan beberapa gambaran aktivitas, bentuk dan besar
kelenjar tiroid. Kegunaan pemeriksaan ini, yaitu:
- memperlihatkan nodul soliter pada tiroid.
- memperlihatkan multiple nodul pada struma yang klinis kelihatan seperti nodul
soliter.
- memperlihatkan retrosternal struma
- mencari occul neoplasma pada tiroid.
- mengindentifikasi fungsi dari jaringan tiroid setelah operasi tiroid.
- mengindentifikasi ektopik tiroid.
- mencari daerah metastase setelah total tiroidektmi.
- needle biopsy; dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau fnab
(biopsy jarum halus).
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus
kontralateral, maka dilakukan:
A) radiasi interna dengan i131. Hanya tumor- tumor berdifferensiasi baik yang
mempunyai afinitas terhadap i131 terutama yang follicular. Radiasi interna
dilakukan dengan syarat jaringan tiroid afinitasnya lebih besar harus dihilangkan
dulu dengan jalan operasi atau ablasio dengan pemberian i131 dosis yang lebih
tinggi sehingga jaringan tiroid normal rusak semua, baru sisa i131 bisa merusak
jaringan tumor.
B) radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor- tumor
inoperable atau anaplastik yang tidak berafinitas dengan i131. Sebaiknya dengan
sinar elektron15- 20 mw dengan dosis 400 rad. Sumsum tulang harus dilindungi.
Radiasi eksterna diberikan juga untuk terapi paliatif bagi tumor yang telah
bermetastasis.
3. Khemoterapi
Pada kanker tiroid yang bermetastasis regional yang inoperable juga pada tumor
yang bermetastasis jauh yang berdifferensiasi buruk.
4. Follow- up
Enam minggu setelah tindakan tiroidektomi total dilakukan pemeriksaan sidik
terhadap sisa jaringan tiroid normal. Bila ada dilakukan ablasio dengan i131,
kemudian dilanjutkan dengan terapi supresi dengan sampai kadar tshs <>
Pada follow karsinoma tiroid berdifferensiasi baik diperiksa kadar human
tiroglobulin. Dan pada karsinoma tiroid medullare diperiksa kadar kalsitonin.
I.
Komplikasi
evaluasi:
Klien
melaporkan
lebih
sedikit
perasaan
gugup,
Rasional
Jelaskan apa yang terjadi selama periode Pengetahuan tentang apa yang diperlukan
pra operasi dan pasca operasi, termasuk membantu
mengurangi
ansietas
&
test laboratorium pra op, persiapan kulit, meningkatkan kerjasama klien selama
alasan status puasa, obat-obatan pre op, pemulihan,
aktifitas area tunggu, tinggal diruang analgesik
mempertahankan
darah
konstan,
kadar
memberikan
Informasikan
tersedia
klien
bila
mengontrol
bahwa
obatnya Pengetahuan
diperlukan
untuk diperkirakan
nyeri,
anjurkan
tentang
apa
membantu
yang
mengurangi
untuk ansietas.
sebelum
nyerinya
hebat.
&
ketidaknyamanan
dapat
dialami
setelah
mengungkapkan
menelan membantu
pemecahan
perasaan
masalah
dan
menyokong
leher
pendukung
harus
mempunyai
menghindari tegangan pada insisi bila Daftar cek memastikan semua aktifi-tas
turun dari tempat tidur atau batuk.
Biarkan
klien
mengungkapkan
dan
perasaan
kekeliruan
konsep.
Rujuk
dalam
perawatan
anggota
keluarga
yang
sakit.
&
keluarga
ke-khawatiran
Rasional
dalam Klien &
keluarga
mengetahui
segala
situasi: resikonya, pilihan yang ada serta kekha-watiran serta dapat mengatasi nya.
bantuan yang didapat.
Ciptakan lingkungan rumah sakit yang Klien mendapat perhatian & kasih sayang
bersifat pribadi & mendukung untuk dari keluarga-nya & keluarga dapat berpeklien & keluarga.
Libatkan
anggota
Bantu anggota keluarga untuk mengubah diharapkan klien & keluarga dapat mencari
harapan-harapan klien yang sakit dalam al-ternatif & usaha lain dalam mengobati &
suatu sikap yang realistis.
merawat klien.
masalah-masalah
meluas
diluar
batas-batas ke-perawatan.
3. Dx. Kep: Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi akibat adanya perdarahan atau edem pada tempat pembedahan,
kerusakan saraf laringeal atau luka pada kelenjar paratiroid.
Tujuan: Mempertahankan jalan napas paten, aspirasi dicegah.
Tindakan:
Intervensi
Rasional
Pantau frekuensi, kedalaman dan kerja Berkembangnya distress pada pernapasan
otot-otot pernapasan.
merupakan
indikasi
kompresi
trakhea
Auskultasi suara napas, catat adanya karena adanya edema atau perdarahan.
suara ronkhi.
Ronkhi
merupakan
indikasi
laringeal
adanya
yang
sia-nosis,
takipnea
&
nafas
berbunyi.
segera.
Periksa balutan leher setiap jam pada Memonitor & mengkaji terus menerus dapat
periode awal post op, kemudian tiap 4 membantu untuk mende-teksi & mencegah
jam.
masalah pernafasan.
didaerah
leher
dapat
fowler dengan diberi kantung es (ice bag) menyebabkan obstruksi jalan nafas karena
untuk mengurangi bengkak.
Dengan
pemberian
Siapkan
peralatan
tracheostomy,
emergency
suction,
mempertahankan
es
dapat
posisi
&
mengurangi
untuk pembengkakan.
penutupan glotis.
Hipokalsemia, akibat dari kerusakan atau
pemotongan
kelenjar
paratiroid
dapat
non
nyeri
verbal,
baik
catat
Rasional
verbal Bermanfaat dalam meng-evaluasi nyeri,
lokasi, menentukan pilihan intervensi, menentukan
efektivitas terapi.
hiperekstensi
leher
dan
lebih efektif.
Berikan analgesik narkotik yang diresep- Analgesik narkotik perlu pada nye-ri hebat
kan & evaluasi keefektifannya.
Ingatkan klien untuk mengikuti tindakan- Peregangan pada garis jahitan ada-lah
tindakan untuk mencegah peregangan sumber ketidak nyamanan.
pada insisi seperti:
- menyokong leher bila bergerak di
tempat tidur & bila turun dari tempat
tidur.
- menghindari hiper ekstensi & fleksi
akut leher.
5. Dx. Kep: Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita
suara/ ke-rusakan saraf laring; edema jaringan, ketidaknyamanan.
Tujuan: Penyampaian dan penerimaan pesan dapat dipahami oleh pasien.
Kriteria evaluasi: Mampu menciptakan metode komunikasi di mana
kebutuhan dapat dipahami.
Tindakan:
Intervensi
Kaji fungsi
bicara
secara
Rasional
periodik, Suara serak dan sakit tenggorok akibat
anjurkan untuk tidak berbicara secara edema jaringan atau kerusakan karena
terus menerus.
metode
kebutuhan
berespon,
mengurangi bicara.
komunikasi Memfasilitasi ekspresi yang dibutuhkan.
komunikasi
perlahan
dan
menurunkan