Recognition, Measurement, and Reporting Liabilities and Equities
Recognition, Measurement, and Reporting Liabilities and Equities
Anggota Kelompok :
1.
Felicia Winata
3123124
2.
Widya Lauw
3123133
3.
Imelda Lie
3123229
4.
Imega Winata
3123261
5.
Novita Afelia
3123317
6.
MIND MAPPING
WEEK 3
~ ~ ~ ~ LIABILITIES ~ ~ ~ ~
Kewajiban menurut FASB adalah kemungkinan pengorbanan di masa
mendatang, dimana disebabkan oleh manfaat ekonomi yang dirasakan saat ini dan
terdapat kewajiban suatu entitas untuk mentransfer aset atau menyediakan jasa
kepada entitas lain di masa depan sebagai akibat transaksi pada kejadian yang
terjadi di masa lalu. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan, yaitu
definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Kam (hlm 119-120)
mengajukan empat kaidah pengakuan untuk kewajiban, yaitu ketersediaan dasar
hukum, keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan substansi
ekonomik transaksi, dan keterukuran nilai kewajiban. Kewajiban sendiri dapat
bersifat moneter dan non meneter. Kewajiban moneter adalah kewajiban yang
pengorbanan sumber ekonomik masa mendatangnya berupa kas dengan jumlah
rupiah dan saat yang pasti. Kewajiban moneter ini diukur atas dasar nilai diskonan
pembayaran kas masa mendatang (jangka panjang) dan atas dasar nilai nominal
(jangka pendek). Sedangkan kewajiban non meneter adalah keharusan untuk
menyediakan barang dan jasa dengan jumlah dan saat yang cukup pasti, dimana
biasanya timbul karena penerimaan pembayaran dimuka untuk barang dan jasa
tersebut. Kewajiban non meneter diukur atas dasar pembayaran tersebut yang
menunjukkan harga yang telah disepakati untuk barang dan jasa.
Umumnya, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan dari
kelancarannya sejalan dengan urutan pada aset. PSAK No. 1 menyatakan bahwa
aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas, sedangkan kewajiban disajikan
menurut urutan jatuh tempo. Hal ini membuktikan bahwa kewajiban yang bersifat
jangka pendek akan disajikan terlebih dahulu daripada kewajiban yang bersifat
jangka panjang. Tujuan pengelompokkan ini adalah dimaksudkan untuk
memudahkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi likuiditas
perusahaan. PSAK No. 1 juga menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak
juga
menyatakan
bahwa
kewajiban
adalah
kemungkinan
pengorbanan di masa yang akan datang atas manfaat ekonomis. Kewajiban ini
bukan merupakan benda nyata yang ada saat ini, tetapi merupakan suatu kejadian
di masa mendatang. Kewajiban merupakan klaim spesifik atas perolehan suatu
aset. Selain itu, total jumlah aset merupakan subjek obligasi yang biasanya
dibayar dengan uang. Dua macam jenis obligasi antara lain, yaitu obligasi kepada
kreditur dan obligasi kepada pemilik. Kreditur memiliki klaim sebelumnya pada
aset perusahaan saat perusahaan likuidasi dan klaim mereka selalu lebih spesifik
daripada obligasi kepada pemilik dengan tanggungjawab terhadap nominal dan
waktu pembayaran.
v LEGAL ENFORCEABILITY
Kewajiban hampir semua berasal dari obligasi enforceable, tetapi beberapa
diantaranya berbasis pada obligasi yang berpotensi buruk.
v SETTLEMENT OF LIABILITY
Suatu kewajiban apabila ingin diselesaikan maka harus dilakukan transfer
aset atau penyerahan dalam bentuk jasa. Misalnya, apabila suatu perusahaan
meminjam uang sebesar
tersebut dengan metode penerbitan saham biasa (common stock) sebanyak 1000
lembar saham, maka hal ini tidak dapat dikatakan sebagai munculnya liabilitas
bagi perusahaan, karena saham bukan termasuk aset bagi perusahaan dan juga
bukan termasuk jasa, melainkan sebagai equity bagi perusahaan. Kewajiban
muncul saat perusahaan mengumumkan akan membayar cash dividen, karena
perusahaan harus membayar dengan kas dimana kas adalah aset.
v IN SUBSTANCE DEFEASANCE
Dalam Pernyataan 76 (FASB) menyatakan alternatif pelunasan kewajiban
adalah dengan in-substance defeasance. Menurut metode ini, kewajiban dapat
dilunasi dengan meletakkan kas dan aset lainnya sebagai jaminan yang tidak dapat
ditarik. Hal ini dapat dilakukan apabila kemungkinan pelunasan adalah sangat
kecil (remote).
Contoh:
Perusahaan melunasi kewajiban atas obligasi dengan menjaminkan obligasi
pemerintah yang telah dibelinya. Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Investment in Government Treasury Bond
xxx
Cash
xxx
Bond Payable
xxx
xxx
Gain
xxx
v DEFERRED CREDIT
Deferred credit yaitu pendapatan yang sudah diterima tetapi belum diakui
sebagai pendapatan pada tahun buku bersangkutan sehingga dalam neraca muncul
sebagai utang atau kewajiban. Sama seperti dengan deferred charges yang
diperlakukan seperti aset, maka banyak pihak yang beranggapan jika deferred
credit harus juga diperlakukan sebagai liabilitas. Contohnya adalah penerimaan
kas yang didapatkan mengakibatkan perusahaan harus melakukan transfer aset
atau menyediakan jasa tertentu pada pemberi kas tersebut di masa depan. Dengan
demikian, keadaan seperti pada ilustrasi tersebut dapat dikategorikan sebagai
timbulnya suatu liabilitas. Dikatakan liabilitas karena pihak perusahaan memiliki
kewajiban untuk melakukan pindah kepemilikan aset / jasa sebagai ganti atas
kas yang diterimanya.
APB statement no. 4 menyatakan bahwa deffered credit yang bukan
kewajiban juga harus dimasukkan sebagai liabilities apabila deffered credit
tersebut sesuai dengan GAAP. Contoh deffered credit seperti ini adalah kelebihan
nilai buku (book value) diatas cost anak perusahaan atau sering disebut sebagai
negative goodwill dan gains dari sale and leaseback property, deffered taxes
yang berasal dari taxes allocation, deffered investment credit (misalnya bunga)
dan deferred pencion cost. Tujuan pelaporan deferred credit ini adalah untuk
memungkinkan matching antara expense dengan current revenue, atau untuk
alokasi ke beberapa periode dikemudian hari sebagai pengurang expense atau
penambah income.
v RESULT OF PAST TRANSACTION EVENT
Salah satu syarat suatu hal dapat dikatakan sebagai liabilitas adalah hal tersebut
harus timbul sebagai dampak dari peristiwa atau kegiatan pada masa lalu. Namun
dari sini timbul pertanyaan yaitu peristiwa pada masa lalu apa saja yang dapat
diterima? Misalnya seperti saat kita memesan barang, dan ada ketentuan jika
barang diakui menjadi milik kita saat barang tersebut sampai di kita. Dalam hal ini
peristiwa yang menimbulkan liabilitas adalah saat penerimaan barang, bukan pada
saat pemesanan barang.
v LOSS CONTINGENCIES
Perusahaan sering terlibat dalam situasi dimana terjadi ketidakpastian
mengenai apakah kewajiban untuk mentransfer kas atau aktiva yang lain telah
timbul dan atau jumlah jumlah yang diminta untuk melunasi kewajiban tersebut.
Menurut FASB pernyataan 5, kontingensi adalah suatu kondisi ketidakpastian atas
diterimanya keuntungan atau malah kerugian di masa yang akan datang jika
nantinya ada suatu peristiwa yang terjadi di masa yang akan mendatang. Jadi,
kontinjensi merupakan suatu ketidakpastian, ketidkapastian rugi ataupun laba.
Dalam hal ini ketika perusahaan berada dalam kondisis tersebut maka harus
dicatat dalam Catatan atas laporan keuangan. Kemudian dibuat jurnal ketika
ketidakpastian itu menjadi pasti.
Loss contingencies melibatkan kemungkian terjadinya kerugian. Apabila
terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan
akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga
kurang mungkin. Beberapa kerugian kontinjensi adalah perkara pengadilan,
klaim, dan pengenaan, biaya jaminan dan garansi, kewajiban lingkungan, resiko
asuransi sendiri.
FASB menyatakan kerugian harus diakui secara akrual dengan
membebankannya ke beban dan kewajiban dicatat hanya jika kedua kondisi
berikut dipenuhi:
1. Informasi
yang
tersedia
sebelum
penerbitan
laporan
keuangan
opini 16, dimana semua aset dan liabilitas pada perusahaan yang akan diakuisisi,
tidak dapat dialokasikan sebagai aset dan liabilitas yang spesifik namun menjadi
goodwill.
Salah satu contohnya adalah dana pensiun. Menurut FASB ada beberapa
alasan yang mendukung diakuinya dana pensiun sebagai liabilitas. Dalam
pernyataan nomor 87, dinyatakan jika dana pensiun merupakan sebuah janji yang
diberikan oleh perusahaan pada karyawan sebagai bentuk balasan atas jasa yang
telah diberikan baik kini maupun pada masa lampau. Untuk itu, FASB
menerbitkan sebuah memorandum dari diskusi mengenai rencana pensiun, seperti
ketika karyawan memberikan jasa, ketika perusahaan bertanggung jawab atas
kontribusi dari rencana yang akan digunakan untuk membayar keuntungan, ketika
perusahaan menjadi legal untuk menyediakan atas keuntungan bahkan jika
rencana tersebut dibatalkan, ketika keuntungan dihasilkan, ketika karyawan
pensiun , ketika keuntungan pensiun menjadi hak dan wajib dibayarkan kepada
orang yang pensiun.
v RECOGNITION CRITERIA
Sama halnya dengan kriteria pengakuan aset, ada beberapa kriteria yang dapat
dijadikan sebagai acuan untuk mengakui timbulnya liabilitas, yakni
v Reliance on the law
Pengakuan untuk sebagian besar liabilitas tergantung dari substansi
hukumnya. Utang diakui karena adanya transaksi pembelian kredit tetap
didukung oleh hak pemakaian secara hukum.
v Penggunan prinsip konservatif
Kerugian boleh diakui meskipun belum terealisir, tapi keuntungan belum
boleh diakui sebelum terealisir. Ini berarti juga utang diakui lebih awal.
v Terdapatnya substansi ekonomi pada peristiwa yang terjadi
Penentuan suatu transaksi memiliki substansi ekonomi berhubungan
dengan kualitas informasi akuntansi yang relevan. Bila suatu transaksi
dinyatakan memiliki substansi ekonomi, maka penting untuk dicatat dan
dilaporkan. Nilai substansi ekonomi sulit ditentukan, apalagi menyangkut
masa yang akan datang.
v Nilai dari liabilitas tersebut dapat diukur secara andal
Apabila liabilitas tidak dapat diukur secara pasti, maka liabilitas tersebut
tidak bisa diakui.
Kriteria kriteria di atas terkait dengan dipenuhinya tujuan untuk
menyediakan informasi yang bersifat relevan dan dapat diandalkan. Sebagian
besar kewajiban ditentukan berdasarkan kriteria pertama. Seperti yang telah
dikomentari sebelumnya, akuntan lebih bersedia untuk mencatat kewajiban
daripada aset. Untuk mengantisipasi, kerugian dicatat bersamaan dengan
kewajiban (prinsip yang berlaku umum). Ketiga sebagian besar mempunyai
hubungan dengan peristiwa masa lalu. Informasi akuntansi yang digunakan
haruslah relevan dengan masalah ekonomis yang terjadi. Keandalan informasi
akuntansi terkait langsung dengan kriteria terkahir ini. Untuk masalah pensiun,
karena banyak asumsi terkait investasi laba di masa depan, gaji di masa depan,
pergantian karyawan, dan kematian, maka keandalan estimasi kewajiban pensiun
dipertanyakan.
~ ~ ~ ~ OWNERS EQUITY ~ ~ ~ ~
Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak
residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas
bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Dalam sebuah perusahaan
bisnis, ekuitas adalah kepemilikan.
v ESSENTIAL FEATURES
Hak-hak hukum dan substansi ekonomi dari pengaturan, merupakan dua hal
yang harus diperiksa untuk dapat membedakan mana yang kreditur dan mana
yang pemilik. Hak-hak hukum adalah pertimbangan yang sangat penting, tetapi
tidak harus menjadi dasar perbedaan antara kreditur dan pemilik.
v RIGHTS
Hak-hak yang diberikan kepada para pihak baik oleh hukum atau kebijakan
perusahaan merupakan masalah yang harus dipertimbangkan. Kreditur memiliki
klaim atas pemilik untuk kepemilikan tunggal dan klaim atas perusahaan untuk
sebuah perusahaan. Kreditur memiliki klaim atas perusahaan dan aset karena
entitas diakui sebagai unit akuntanbilitas, tidak peduli apa bentuk hukum
organisasi, hal ini tertuang dalam teori akuntansi. Ekuitas kreditur merupakan
salah satu karakteristik dari total aset yang dianggap dan hal ini sesuai dengan
sistem double-entry.
Hak-hak yang dimiliki kreditur adalah sebagai berikut :
1. Menerima aset atau jasa sebagai penyelesaian jika mereka klaim
berdasarkan tanggal tertentu dengan.
2. Prioritas di atas pemilik dalam penyelesaian klaim mereka, dalam
peristiwa likuidasi.
Meskipun dengan pengaturan kontrak kelas yang berbeda memungkin
memiliki prioritas yang berbeda, namun pemilik tetap memiliki sisa kepentingan.
Mereka tidak harus mengharapkan klaim mereka harus diselesaikan pada tanggal
tertentu.
Aspek lainnya adalah dengan penggunaan aset atau operasi bisnis.
Kreditur tidak memiliki hak untuk menggunakan aset perusahaan dan
pengambilan keputusan dalam operasi bisnis. Di satu sisi, pemilik memiliki hak
dan wewenang, untuk mengoperasikan bisnis. Namun dalam cara yang terbatas,
oleh kontrak, mereka mungkin mengganggu operasi dengan mensyaratkan bahwa
laba ditahan dibatasi atau aset yang diberikan tidak dijual tanpa persetujuan
mereka atau dana yang tenggelam dibentuk.
v ECONOMIC SUBSTANCE
Hubungan antara substansi ekonomi dan hak-hak ditunjukan dalam diagram di
bawah ini :
Rights
Settlement
Penggunaan aset
Economic Substance
Resiko
Pengendalian
10
11
berbeda dari item tertentu, seperti treasury stock, saham ditempatkan, dan dividen
saham dinyatakan tetapi tidak dikeluarkan.
v CLASSIFICATIONS
Perbedaan antara kontribusi modal dan perolehan adalah salah satu yang
berguna bagi akuntan. Alasannya adalah untuk menjaga pemisahan jumlah yang
diinvestasikan itu yang diinvestasikan kembali. Yang pertama adalah karena
transaksi keuangan, sedangkan yang kedua berasal dari kegiatan laba-directed .
Laba ditahan merupakan modal yang diperoleh. Saldo laba dapat disesuaikan
untuk tujuan tertentu. Perlu diingat bahwa laba ditahan bukan merupakan aset
dalam diri mereka sendiri, dan karena itu alokasi tersebut tidak mewakili aset
tertentu. Sebuah komite khusus dari AAA pada tahun 1950 menjelaskan bahwa
alokasi yang dari tiga jenis:
(1) Dirancang untuk menjelaskan kebijakan manajerial mengenai reinvestasi
pendapatan,
(2) Orang orang yang dimaksudkan untuk membatasi dividen seperti yang
dipersyaratkan oleh hukum atau kontrak,
(3) Orang orang yang memberikan kerugian yang diantisipasi.
Komite menyatakan bahwa tipe pertama tidak efektif mencapai tujuan dan
akan lebih baik dijelaskan dalam bentuk narasi tempat lain. Adapun tipe kedua,
diyakini bahwa catatan kaki akan lebih baik untuk apropriasi. Untuk tipe ketiga,
panitia merasa tidak perlu dan sering menyesatkan, catatan kaki akan lebih cocok.
Ini menekankan bahwa alokasi tidak boleh mempengaruhi penentuan pendapatan.
Ada sedikit yang bisa dicapai dengan alokasi. Beberapa menuduh perusahaan
menggunakan alokasi sebagai taktik untuk mengurangi jumlah
dividen yang
12
untuk menunjuk sebagai kontribusi dari para pemegang saham. Dividen saham
merupakan perubahan klasifikasi dari diterima untuk kontribusi modal. Mereka
tidak mirip dengan investasi yang sebenarnya oleh pemegang saham.
~ ~ ACCOUNTING FOR NEW FINANCING ARRANGEMENTS~ ~
Pada bagian ini akan dibahas dua jenis pengaturan keuangan baru untuk
menggambarkan jenis analisis yang diperlukan untuk menentukan perlakuan
akuntansi yang tepat untuk keadaan baru. Prosedur akuntansi yang berlaku umum
masih sedang dibentuk, oleh karena itu akan terdapat lebih dari satu alternative
untuk setiap kasusnya.
v REPURCHASE
Misalkan, PT. A menjual tanah dan bangunan sebesar $1,200,000 kepada
PT. X. Asumsikan juga biaya asli dari tanah adalah $300,000, biaya bangunan
$1,000,000, dan akumulasi penyusutan $600,000. Dengan syarat perjanjian yang
menetapkan bahwa Perusahaan A dapat membeli kembali property tersebut tujuh
tahun kemudian dengan harga $1,400,000. Jurnal entri untuk setiap kemungkinan
adalah:
Sebagai penjualan:
Kas
$1,200,000
$ 300,000
Bangunan
1,000,000
500,000
Sebagai pendanaan:
Kas
$1,200,000
Hutang kepada PT.X
13
$1,200,000
14
perusahaanuntuk memastikan amortisasi laba atau rugi selama sisa umur dari
kontrak. Efeknya adalah untuk melakukan smooth income, amortisasiakan
mengurangi dampak dari semua kerugian.
~ ~ ~ ~ CONCLUSION ~ ~ ~ ~
Setelah bagian Aset telah dipaparkan pada kajian sebelumnya. Maka
dalam pengenalan. Pengukuran dan pelaporan selanjutnya adalah bagian
kewajiban perusahaan dan juga modal kepemilikan perusahaan.Ciri utama dari
kewajiban adalah pengorbanan aset atau jasa harus dilakukan di masa depan. Oleh
karena itu ada kewajiban pada masa sekarang. Sebuah perusahaan memiliki
kewajiban tidak hanya kepada kreditur tetapi juga kepada pemilik, dan ekuitas
pemilikmewakili kewajiban tersebut.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kewajiban merupakan
suatu present obligation atau pengorbanan di masa mendatang, dimana kriteria
untuk menilai kewajiban ini dapat dilihat dari kriterisnya seperti, apakah berasal
dari transaksi pembelian dengan menggunakan kredit, ataukah kerugian di masa
depan yang belum terealisasi. Sedangkan pada modal perusahaan menggambarkan
kepemilikan akan perusahaan tersebut.
Kriteria berikut berhubungan dengan tujuan memberikan informasi yang
berguna. Mereka tidak saling eksklusif dan susunannya tidak berkonotasi
signifikansi apapun.
1. Akuntan
sering
menggunakan
hukum
sebagai
pedoman
untuk
memutuskan apakah aset atau kewajiban yang ada. Kriteria ini berkaitan
dengan relevansi dan keandalan informasi.
2.
3.
15
4.
Jika item tidak dapat diukur tanpa subjektivitas yang tidak semestinya
atau sewenang-wenang, maka hal itu tidak diakui. Kriteria ini berkaitan
dengan tujuan pelaporan informasi yang dapat dipercaya.
Definisi aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik adalah titik awal dalam analisis
yang akan dilanjutkan menjadi pengakuan kriteria dan aturan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Kam, Vernon, "Accounting Theory," 2nd. Edition (New York: John willey
& Sons, 1990).
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.accountingba
se.com%2FIntroALE1.html&ei=O38BVdekFpCMuATK6oLYAg&usg=AFQjCN
GZXESokMTV8_gHHnbaGKb44MNj1A&sig2=7ifSG1fy8QKlWbyrl8kDdQ&b
vm=bv.87920726,d.c2E
http://bizfinance.about.com/od/accountingandcash/ss/BeginningBookkeeping-Tutorial_4.htm
17