1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
OLEH:
Bekti Anita Oktaviani
Edi Gunawan
Fefi Eka W.
Halim Alfani
Indah Putri M.
Puji Lestari
Rahma L. Amalia
P.17420111045
P.17420111051
P.17420111054
P.17420111056
P.17420111057
P.17420111068
P.17420111069
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Makalah Tumbuh Kembang Anak Pra sekolah dengan baik.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Lucia E.H. SKp., MN. selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Anak I yang
telah mengarahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
3. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Serta berbagai pihak yang turut membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempuranaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
PENGANTAR ...................................................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A..Latar Belakang.......................................................................................
B..Tujuan penulisan....................................................................................
12
16
17
21
21
22
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia
bermain/toddler (1-3 tahun), pra sekolah (3-5 tahun), usia sekolah (5-11
tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu
dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. (Azis, 2005).
Pertumbuhan (growth) ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau keseluruhan. Bersifat kuantitatif sehingga dapat
diukur dengan mempergunakan satuan panjang dan berat. Perkembangan
(development) ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks, jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih
sulit daripada pengukuran pertumbuhan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan
mempunyai
dampak
terhadap
aspek
fisik,
sedangkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah
1. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek fisik
Kecepatan pertumbuhan fisik melambat dan semakin stabil selama
masa prasekolah. Berat badan rata-rata pada usia 3 tahun adalah 14,6 kg,
pada usia 4 tahun adalah 16,7 kg, dan pada usia 5 tahun adalah 18,7 kg.
Rata-rata pertambahan berat badan per tahun tetap sekitar 2,3 kg. (Wong,
dkk. 2008)
Pertumbuhan tinggi badan juga tetap berlangsung dengan
pertambahan 6,75 sampai 7,5 cm per tahun dan umumnya lebih terjadi
pada perpanjangan tungkai dari pada batang tubuh. Rata-rata tinggi badan
pada usia 3 tahun adalah 95 cm, pada usia 4 tahun adalah 103 cm, dan
pada usia 5 tahun adalah 110 cm. (Wong, dkk. 2008)
Puncak energi fisik dan kebutuhan tidur menurun sampai 11-13
jam/24 jam, biasanya termasuk sekali tidur siang. Ketajaman penglihatan
mencapai 20/30 pada usia 3 tahun. 20 gigi primer telah muncul pada usia 3
tahun. (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69).
Proporsi fisik tidak lagi menyerupai anak todler dalam posisi
jongkok dan perut yang gembung. Postur tubuh anak prasekolah lebih
langsing tetapi kuat, anggun, tangkas dan tegap. Hanya ada sedikit
perbedaan dalam karakteristik fisik sesuai dengan jenis kelamin, kecuali
yang ditentukan oleh faktor lain seperti pakaian dan potongan rambut.
(Wong, dkk. 2008)
Sebagaian sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat
menyesuaikan diri dengan stress dan perubahan yang moderat. Selama
periode ini sebagian besar anak sudah menjalani toilet training.
Perkembangan motorik terjadi pada sebagian besar peningkatan kekuatan
dan penghalusan ketrampilan yang telah dipelajari sebelumnya, seperti
berjalan, berlari, dan melompat. Namun perkembangan otot dan
pertumbuhan tulang msih jauh dari matur. Aktivitas berlebihan dan
kelebihan olahraga dapat mencederai jaringan yang masih halus. Postur
yang baik, latihan yang tepat, dan nutrisi yang adekuat serta istirahat
sangat penting untuk perkembangan sistem muskuloskeletal yang optimal.
(Wong, dkk. 2008)
2. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek Motorik
Aspek motorik anak usia prasekolah lebih berkembang dari usia
sebelumnya. Keterampilan motorik kasar dan halus bertambah baik.
a. Ketrampilan motorik kasar
Pada anak usia 3 tahun anak ketrampilan motorik kasar diantaranya
dapat mengendarai sepeda roda tiga, berjalan jinjit, menaiki tangga
tersebut
dia
terdorong
melakukan
beberapa
tahun, dan tugas yang harus diemban seorang anak pada masa ini ialah
untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan
kesalahan. Masa-masa bermain merupakan masa di mana seorang anak
ingin belajar dan mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta
mempelajari kemampuan-kemampuan baru juga merasa memiliki tujuan.
Indikator positif pada masa ini mempelajari tingkat ketegasan dan
tujuan mempengaruhi
lingkungan.
Mulai
mengevaluasi
kebiasaan
bersifat assosiatif
mentoleransi
perbedaan
daripada
memahaminya,
mulai
benda-benda
tanpa
memperhatikan
susunannya.
menanyakan
pemikiran
dan
prinsip
orang
tua.
Sangat
mengidentifikasi orang tua dengan jenis kelamin yang sama, terutama anak
lelaki dengan ayahnya. Menyukai aktivitas seperti olahraga, memasak, dan
berbelanja dengan orang tua berjenis kelamin sama.
9. Tumbuh kembang anak dalam aspek spiritual
Pengetahuan anak tentang keyakinan dan agama dipelajari dari
orang lain yang bermakna dalam lingkungan mereka, biasanya dari orang
tua dan praktik keagamaan mereka (kenny, 1999). Namun pemahaman
anak kecil mengenai spiritualitas dipengaruhi oleh tingkat kognitifnya.
Anak prasekolah memiliki konsep konkrit mengenai Tuhan dengan
penting
dalam
hanya
memiliki
sedikit
pengetahuan
mengenai
anatomi
mereka dapat bocor keluar. Oleh karena itu, balutan menjadi sangat
penting untuk menjaga segala sesuatu tidak keluar.
Orang
Penting
Orang tua
Berbicarahubungan
sebaya
Juvenile
4-8/10
Hubungan
sebaya.
Teman
bermain
seusia
Proses
Pencapaian Perkembangan
Interpersonal
Utama
Negatif
Melindungi rasaBelajar
melalui Perfomansi as
aman
melaluiidentifikasi dengan if, rasionalisasi
imaji
temanorang tua; belajar preokupansi
sebaya
sublimasi
transformasi
mengganti
suatu jahat
kepuasan dengan
kepuasan yang lain
Orientasi menujuBelajar
bekerja Stereotip
kehidupan sebaya sama dan bersaing Ostrasisme
dengan orang lain,
belajar berurusan Disparajemen
dengan
figur
otoritas
Misalnya,
jika
orangtua
memperbolehkan
memukul,
anak
akan
prasekolah
dapat
disamakan
dengan
stadium
dan
kit
dokter
dan
perawat,
memberikan
waktu
untuk
mengekspresikan diri.
Bermain menjadi bagian yang sangat menonjol dalam kehidupan anak
kecil, sehingga realita dan fantasi menjadi kabur. Berpura-pura menjadi
kenyataan selama bermain dan hanya menjadi fantasi jika mainan diambil,
atau dandanan dilepas. Tidak mengherankan jika teman main imaginer beritu
menjadi bagian dalam periode usia ini. Kemunculan teman imajiner biasanya
terjadi anta usia 2,5 3 tahun, dan dalam hampir semua bagian permainan,
teman main ini akan hilang jika anak memasuki sekolah. Tampaknya ada
hubunga antara tingkat intelegensi dengan adanya teman imaginer. Semakin
pintar anak, mereka cenderung memiliki teman imajiner yang lebih hidup dan
kompleks. Teman imaginer memberikan banyak tujuan seperti menjadi teman
saat kesepian, membantu dalam menyelesaikan apa yang sedang diupayakan
oleh anak, dan membantu anak dalam melupakan sesuatu atau mengingat
sesuatu.
Orang tua sering cemas mengenai tman imaginer, tidak menyadari
bagaimana normal dan bergunanya mereka. Orang tua harus meyakini bahwa
fantasi anak adalah suatu tanda anak yang sehat dan teman imaginer akan
menolong anak dalam membedakan antara suatu hal dan bersifat pura-pura
dan realitas.
D. Teknik komunikasi
Berkomunikasi dengan Anak tidak lepas dari memperhatikan makna
bahasa.
1. Bahasa datang begitu alamiah bagi kita, sehingga kita mudah lupa bahwa
betapa aneh dan ajiabnya karunia ini (Steven Pinker).
2. Anak usia dini sampai pada saat akan masuk usia sekolah 13.000 kata
(Steven Pinker).
3. Selain dengan bahasa verbal, anak prasekolah juga berkomunikasi dengan
bahasa non verbal melalui reaksi dari emosi seperti menangis, mengoceh,
atau melakukan perilaku khusus.
a) Perkembangan Bahasa Selama Usia Prasekolah
1) Perkembangan Bahasa memuncak selama usia prasekolah
2) Kata-kata baru diperoleh dengan mengagumkan didorong
perkembangan otak yang pesat.
3) Para anak prasekolah belajar memahami dunia sekitarnya melalui
pengamatan dan interaksi sosial.
4) Bahasa bagi anak prasekolah sebagai alat komunikasi dan alat
bantu untuk belajar mempraktekkan keterampilan sosial, seperti:
a) Bergantian bicara
menggambarkan
sistem
bunyi
pada
bahasa.
kita,
kitapun
bisa
Jelaskan
bahwa
kata-kata
itu
tidak
membuat
Anda
Jaga kata-kata dan sikap Anda sebagai pendidik, ini bisa ditiru
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perkembangan anak pra sekolah menurut para ahli itu berbeda-beda.
Menurut Freud, anak pra sekolah masuk dalam Fase Falik yaitu antara umur
3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal antara 3-6 tahun dan fase
laten antara 6-12 tahun. Fase oediopal dengan pengenalan akan bagian
tubuhnya umur 3 tahun. Disini anak mulai belajar menyesuaiakan diri dengan
hukum masyarakat dan proses identifikasi seksual. Anak pada fase
praoediopal biasanya senang bermain dengan anak yang jenis kelaminnya
berbeda, sedangkan anak pasca oediopal lebih suka berkelompok dengan anak
sejenis. Untuk usia pra sekolah menurut Erik Erikson masuk dalam Masa
Bermain. Masa Bermain merupakan masa Inisiatif vs bersalah. Masa ini
berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak pada umur ini sangat aktif dan banyak
bergerak. Menurut Sullivan, tahap anak dimulai dengan perkembangan bicara
dan belajar berpikir sintaksis, serta perluasan kebutuhan untuk bergaul dengan
kelompok sebaya. Menurut Kohlberg, anak pra sekolah berperilaku sesuai
dengan kebebasan atau batasan yang berlaku pada suatu tindakan, anak mulai
menilai tingkah lakunya dengan apresiasi orang tuanya seperti hukuman atau
pujian. Sedangkan menurut Piaget, anak pra sekolah mulai mengembangkan
kemampuan
bahasa
yang
memungkinkan
untuk
berkomunikasi
dan
oleh para orang tuanya sesuai pada tahap perkembangannya supada kelak pada
masa dewasanya tidak ada perilaku yang menyimpang atau perilaku yang aneh
karena ada tahap-tahap perkembangan pada masa anak-anaknya terfiksasi
akibat ketidaktahuan orang tua tentang tumbuh kembang anaknya. Maka
sebagai orang tua, kita harus mengetahui tahap tumbuh kembang putra
putrinya supaya tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur, L., Beecer, B., Dockett, S., Farmer, S., Death, E., 1998. Programming
and Planning In Early Childhood Settings. Sydney: Harcourt Brace.
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.
Potter, Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan
praktik. Jakarta : EGC
Sal Severe, Ph.D. 2003. Bagaimana Bersikap Pada Anak. Jakarta : Gramedia.
Wong, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
http://rumahkutumbuh.blogdetik.com/2012/09/05/teknik-komunikasi-untukpemecahan-masalah-anak-prasekolah/ diunduh tanggal 9 Januari 2013 pukul
20.15.
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=pra+sekolah+menurut+sullivant&source=web&cd=1&cad=rja
&ved=0CDEQFjAA&url=http%3A%2F
%2Frinafahriandiary.files.wordpress.com%2F2011%2F09%2Fteoriperkembangan-menurutsuvillan.doc&ei=HnPtUIGGK4XxrQe8g4Fw&usg=AFQjCNHriIDzBCEmxG-97KdmLJq83ei0Q&bvm=bv.1357316858,d.bmk