Mengenal Anemia
Mengenal Anemia
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kadar feritin dan hemoglobin sering digunakan untuk mengukur
anemia defisiensi besi (ADB) khususnya pada populasi. Jumlah kandungan
feritin dan hemoglobin dalam tubuh dapat menentukan besarnya cadangan
besi tubuh dan besi fungsional yang beredar dalam darah. Dalam metabolisme
besi cadangan besi tubuh akan dimobilisasi apabila besi fungsional tidak
mencukupi kebutuhan besi tubuh. Bila keadaan ini berlangsung terus menerus
dapat menyebabkan terjadinya defisiensi besi hingga kondisi ADB (Andrews
1999).
Sampai saat ini ADB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
oleh karena ADB dapat menyerang semua kelompok umur, terutama
kelompok wanita hamil. Prevalensi ADB pada wanita hamil relatif masih
tinggi dan bervariasi. Prevalensi ADB di dunia dilaporkan sekitar 18%, di Asia
sebesar 37.5%, di Indonesia sebesar 48%, di Bali sebesar 46.5% (Baker 2000;
Conrad 2003; Muhilal et al. 2004). Besarnya prevalensi ADB pada kelompok
wanita hamil dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan besi yang tidak mampu
di tutupi hanya dengan diet besi harian. Selama kehamilan, wanita hamil
membutuhkan 1000 besi sedang- kan dari diet harian hanya mampu menyerap
10-15% besi non heme yang dikonsumsi (Allen, 1997).
Selain itu, pola konsumsi wanita di Indonesia pada umumnya
mengandung zat besi kualitas rendah. Sumber bahan makan lebih banyak dari
bahan sayuran dimana kadar zat besi pada sumber nabati diketahui memiliki
kualitas besi yang rendah dan untuk penyerap- an memerlukan bantuan zat
pendorong seperti zat asam askorbat (Fomon & Zlotkin, 1992). Kebanyakan
begitulah yang terjadi pada masyarakat Bali yang mengagap sapi sebagai
binatang yang disakralkan sehingga pantangan untuk membunuh bahkan
mengkonsumsinya. Padahal sapi mempunyai kandungan zat besi yang tinggi
dan mudah oleh diserap oleh system pencernaan manusia.
Faktor lain yang mempengaruhi kejadian ADB pada masa kehamilan
adalah rendahnya cadangan besi pada tubuh sejak masa pra-hamil atau
prekonsepsi (Ronnenberg et al., 2004). Wanita-wanita di negara berkembang
termasuk wanita Bali, sering mengalami kekurangan besi laten. Kebutuhan
besi per hari sering tidak terpenuhi melalui diet besi harian yaitu sebesar 7-20
mg untuk wanita tidak hamil dengan pertimbangan hanya 5-10% besi yang
diserap melalui pencernaan (Ronnenberg et al., 2004). Rendahnya cadangan
besi tubuh wanita masa sebelum hamil juga dilaporkan sebuah studi quasi
eksperimental, yang mendapatkan bahwa pemberian tablet besi pada masa
pra-hamil lebih efektif dibandingkan dengan pemberian tablet besi pada masa
kehamilan (Seriani et al. 2007).
Masa pra-hamil yang dimaksud adalah masa dengan rentangan usia
remaja hingga usia reproduktif. Sedangkan masa pre-konsepsi masih sulit
ditentukan oleh karena sebagian besar kehamilan tidak direncanakan, khususnya di Propinsi Bali. Masa prahamil yang paling mendekati dengan masa
kehamilan adalah masa pernikahan karena pada masa ini berhubungan dengan
masa reproduksi, dimana sebagian besar pasangan pengantin berharap segera
mendapat kehamilan. Sehingga, bila kelom- pok wanita pasangan pengantin
baru mengalami ADB maka dipandang dari aspek pencegahan, masa
perkawinan ini merupakan saat yang tepat untuk memulai program pencegahan anemia pada ibu hamil.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka disusunlah makalah ini
berdasarkan referensi dari sebuah jurnal penelitian yang menggunakan studi
cross sectional yang dilaksanakan untuk mengevalusi kadar feritin serum dan
hemoglobin pada wanita pasangan pengantin baru di Bali beserta referensi
lainnya mengenai kepercayaan masyarakat Bali terhadap sapi yang menjadi
salah satu factor risiko dari terjadinyaanemia di Bali.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan anemia?
2) Apa saja penyebab dan klasifikasi anemia?
3) Apa yang dimaksud dengan zat besi?
4) Apa saja fungsi dan bagaimana proses metabolismenya?
5) Darimana sajakah sumber zat besi didapatkan?
6) Mengapa wanita lebih berisiko tinggi untuk menderita anemia
dibandingkan laki-laki?
7) Bagaimana kandungan zat besi pada daging sapi?
8) Mengapa mayoritas masyarakat Bali pantang untuk mengkonsumsi daging
sapi yang merupakan salah satu sumber yang kaya akan zat besi?
9) Bagaimana keagungan sapi di dalam teks-teks hindu.
10) Bagaimana kasus anemia yang terjadi pada wanita pasangan pengantin
baru di Bali?
11) Apa sajakah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia pada
wanita pasangan pengantin baru di Bali?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahuai pengertian anemia.
2) Untuk mengetahuai penyebab dan klasifikasi anemia.
3) Untuk mengetahuai pengertian zat besi.
4) Untuk mengetahuai fungsi dan proses metabolisme zat besi.
5) Untuk mengetahuai sumber zat besi.
6) Untuk mengetahuai alasan tentang mengapa wanita lebih berisiko tinggi
untuk menderita anemia dibandingkan laki-laki.
7) Untuk mengetahuai kandungan zat besi pada daging sapi.
8) Untuk mengetahuai alasan tentang mengapa mayoritas masyarakat Bali
pantang untuk mengkonsumsi daging sapi yang merupakan salah satu
sumber yang kaya akan zat besi.
9) Untuk mengetahuai keagungan sapi di dalam teks-teks hindu.
10) Untuk mengetahuai kasus anemia yang terjadi pada wanita pasangan
pengantin baru di Bali.
11) Untuk mengetahuai solusi untuk mencegah terjadinya anemia pada wanita
pasangan pengantin baru di Bali.
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya:
Kami benar-benar telah mengutus para rasul yang Kami pilih
dengan membawa beberapa mukjizat yang kuat. Bersama mereka juga Kami
turunkan kitab suci- kitab suci yang mengandung hukum, syariat agama, dan
timbangan yang mewujudkan keadilan dalam hubungan antarmanusia. Lalu
Kami juga menciptakan besi yang dapat dijadikan alat untuk menyiksa orang
lain dalam peperangan di samping mempunyai banyak manfaat lain pada
masa damai. Itu semua agar manusia memanfaatkan besi dalam berbagai
kebutuhan hidupnya dan agar Allah, dari alam gaib, mengetahui siapa saja
yang membela agama dan rasul-rasul-Nya. Allah benar-benar Mahakuasa
karena diri-Nya sendiri, dan tidak memerlukan bantuan siapa pun. (QS. AlHadid (57):25)).
bertingkat-tingkat
mempunyai
keistimewaan
dalam
bertahan
B. MENGENAL ANEMIA
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan
terjadi bila kadar hemogobin jauh dibawah ambang batas yang ditentukan.
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat gizi,
jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah. Kekurangan zat besi
(Fe) dalam tubuh pada ibu hamil salah satunya karena perdarahan
menahun atau berulang di semua bagian tubuh. Faktor resiko defisiensi zat
besi (Fe) terjadi pada ibu hamil karena cadangan besi dalam tubuh lebih
sedikit sedangkan kebutuhannya lebih tinggi yaitu antara 1-2 mg zat besi
(Fe) secara normal (Mulyanti, 2006).
Anemia merupakan penyebab utama dari tingginya angka kematian
ibu melahirkan di negara sedang berkembang. Untuk Indonesia, hasil
SKRT (1995) mencatat kematian ibu sebesar 373 orang untuk setiap
100.000 kelahiran hidup.
2. Penyebab Anemia
Anemia terjadi disebabkan oleh kekurangnya zat besi dalam darah,
yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Kekurangan zat besi
dalam tubuh diakibatkan oleh:
a. Kurangnya konsumsi makanan kaya besi, terutama berasal dari
sumber hewani.
b. Kekurangan besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada
kehamilan, masa tumbuh kembang serta pada penyakit infeksi
(malaria dan penyakit kronis lainnya misalnya TBC).
3. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia dalam kehamilan pada ibu hamil. Menurut
Mochtar (1998) klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai
berikut:
a. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu bagi wanita
hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang memerlukan asupan besi
dianjurkan untuk diberikan tablet besi. Untuk menegakkan diagnosa
anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Kebutuhan
zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.
b. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik adalah anemia yang disebabkan oleh
hipofungsi sumsum pemecahan sel darah merah baru. Untuk
diagnostik diperlukan pemeriksaan diantaranya darah tepi lengkap,
pemeriksaan fungsi eksternal dan pemeriksaan retikulasi.
c. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh
penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
pembuatannya.
kelemahan serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organorgan vital.
datang bulan atau waktu lain ketika darah hilang dan selama hamil dan
menyusui. Dengan demikian, kebutuhan seseorang akan zat besi boleh
dikatakan kecil, tetapi untuk bayi, anak-anak yang sedang tumbuh dan
wanita sampai mereka mencapai setengah baya adalah lebih besar.
Jika tidak tercukupi zat besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh,
maka jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan
keadaan tidak sehat timbul yang dikenal dengan anemia (kurang
darah), anemia sangat sering terjadi karena konsumsi pangan yang
tidak cukup mengandung besi, peningkatan permintaan tubuh akan
besi selama pertumbuhan, hamil, menyusui, kehilangan darah, atau
terlalu sedikit besi yang diserap dari tempat pencernaan.
10
besi
yang
dimanfaatkan
untuk
pembentukan
11
12
13
Angka kematian ibu itu masih sangat besar. Dalam 1 jam, 2 ibu meninggal
akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran dan persalinan
yang macet.
Anemia memberi pengaruh yang buruk terhadap wanita. Apalagi jika
terjadi pada wanita yang tengah hamil. Pengaruhnya bahkan bisa
menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang
lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan, shock
karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau
setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung.
Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada
ukuran kurang dari 4gr/dl.
Staf Hematologi-Onkologi Medik RSU dr Cipto Mangunkusumo Dr
Cosphiadi Irawan SP PD K HUM mengatakan, kalau penderita terbesar dan
terbanyak adalah wanita.
Ditambahkan Cosphiadi Irawan, bahwa kadar hemoglobin darah antara
laki-laki dan perempuan tidak sama. Laki-laki normal memiliki kadar 13 gr
persen, sedangkan perempuan normal dan lansia memiliki 12 gr persen. Untuk
perempuan hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester
kehamilan. Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 gr persen, tiga bulan
kedua menjadi 11 gr persen dan tiga bulan ketiga menjadi 10 gr persen. Itu
karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban.
14
menjadi lesu. Dalam 100 gram daging sapi segar mengandung 201 kkal
energi, 14 gram lemak, dan 2,8 mg zat besi.
Zat besi pada daging sapi bermanfaat untuk meningkatkan
metabolisme dalam tubuh, mempengaruhi semangat belajar anak dan juga
sebagai benteng bagi tubuh kita karena zat besi bisa meningkatkan kekebalan
tubuh.
F. MAYORITAS
MASYARAKAT
BALI
PANTANG
UNTUK
15
Hindu memang
menghormati sapi, tetapi bukan untuk memujanya. Hindu hanya memuja satu
Tuhan,"eko narayanan na dwityo sti kascit" tapi menghormati seluruh
ciptaanTuhan, terutama yang disebut "ibu". Dalam tradisi Hindu dikenal
beberapa entitas yang dapat disebut sebagai ibu yang harus kita hormati, yaitu;
"Ketujuh ini dikenal sebagai ibu yaitu: ibu kandung, istri guru (guru
kerohanian), istri brahmana(varna-brahmana), istri raja, sapi, perawat dan
bumi". (Kitab Niti Sastra, Bagian Hitopadesa seloka 39)
Sapi memiliki kelebihan dari hewanhewan lain dan dianggap suci,
sapi juga dikatakan bahwa induk atau ibu dari semua hewah yang ada di dunia
ini. Sapi banyak memberikan manfaat kepada umat manusia, sapi memberikan
susunya kepada manusia dan dikatakan sebagai ibu karena setiap saat
memberikan asinya kepada manusia. Selain susunya kotoran dari sapi pun
sangatbermanfaat yaitu digunakan sebagai pupuk yang dapat menyuburkan
bumi pertiwi. Masyarakat Hindu yang ada di India sangat menghormati sapi,
bahkan mereka yang mendalami spritual Hindu amat berpantangan makan
daging sapi. Sejak turunnya Avatara Krsna, sapi sudah sangat dihormati.
Dalam kitab Purana yang tergolong Visnu Purana atau Satvika Purana
16
17
Sapi adalah ibu dari sebelas Rudra, putri dari para vasu,
Saudari dari putra putra Aditi, saudari Sri visnu,
Pokok persembahan kurban kurba para dewa.
Karena itu, ku umumkan kepada
orang orang berbudi pekerti dan bijaksana,
Jangan membunuh sapi yang tidak berdosa
dan yang tidak doleh dibunuh. (Rg Veda. 8. 11. 15. )
18
G. KEAGUNGAN
SAPI
DALAM
TEKS-TEKS
HINDU
SEBAGAI
Keagungan sapi terdapat dan tertulis dalam teks teks Hindu, seperti
yang terdapat dalam kitab Catur Veda yang terdiri dari ; Rg Veda, Sama Veda,
Yajur Veda, dan atharva Veda. Selain Catur Veda, Hindu juga mengenal kitab
Bhagavadgita yang dimana isi dari kitab Bhagavadgita adalah percakapan
dari Sri krsna dan Arjuna yang menceritakan tentang kewajiban-kewajiban
umat manusia.
Berikut ini adalah bukti-bukti tentang keagungan sapi yang terdapat
dalam teks teks Hindu adalah sebagai berikut :
1. Rg. Veda
Rg Veda merupakan salah satu bagian dari Catur Veda, di bawah
ini beberapa sloka yang menggambarkan tentang keagungan sapi yang
terdapat dalam Rg Veda sukta 28, yaitu diantaranya :
19
Jangan biarkan sapi sapi berlarian menyingkir dari kami jangan biarkan
pencuri mengambilnya jangan biarkan senjata musuh menimpanya semoga
majikan dari ternak lama memilikinya dengan hasil susu yang dapat
dijadikan persembahan dan dapat dipakai untuk melayani manusia Ilahi.
Rg Veda 6.28.3.
Na ta arva renukakato asnute na
Samskrtatram upe yanti ta abhi
Urugayam abhayam tasya ta anu gavo
Martasya vi caranti yajvanah
20
21
Wahai sapi, engkau bahkan memperkuat yang lelah dan using serta
membuat yang tak menyenangkan menjadi indah dipandang.
Kelembutanmu menguntungkan dan menjadi makmur. Sangat agung
kelimpahan yang dikenakan padamu dalam upacara keagamaan kami.
Rg Veda 6.28.6.
Wahai sapi sapi, semoga engkau memiliki banyak anak sapi yang
merumput pada padang rumput yang baik dan minum air tawar pada
kolam yang mudah dicapai. Semoga tak ada pencuri yang menjadi
majikanmu. Semoga tak ada binatang buas pemangsa yang menyerangmu
dan semoga paser dari penguasa vital tak pernah menimpanya.
Rg Veda 6.28.7.
22
2. Yajur Veda
Darmayasa
(2009
36)
dalam
Yajur
Veda
mengatakan
Dia yang melindungi dan memelihara ratusan bahkan ribuan, dia yang
merupaan sumber dari susu, dia yang membagi bagikan susu kepada
23
orang, dia yang aditi (dia yang tidak boleh dipotong menjadi bagianbagian), jangan menyiksa sapi yang demikian di dunia ini.
Yajur Veda 13.49.
3. Sama Veda
Rg Veda menjelaskan mengenai jangan menyakit sapi, begitu juga
pada Sama Veda yang menganjurkan untuk tidak menyakiti sapi. Di bawah
ini akan di sebutkan salah satu sloka yang terdapat dalam Sama Veda yang
menjelaskan mengenai keagungan sapi yaitu sebagai berikut :
24
4. Atharva Veda
Atharva Veda merupakan bagian dari catur veda yang terakhir, isi
dari Atharva Veda hampir sama dengan bagian bagian Veda yang lain.
Dibawah ini beberapa sloka dalam Atharva Veda yang mengagungkan sapi
yaitu sebagai berikut :
Wahai sapi aghnye, Anda yang tidak boleh dibunuh! Pada saat kelahiran
Anda aku menyampaikan sembah sujud, setelah Anda lahir pun aku
menyampaikan sembah sujud, untuk keseluruhan badan dan wujud Anda,
bahkan sampai dengan bulu dan kuku Anda pun aku enyampaika sembah
sujud.
Atharva Veda 10.10.
Dia yang dilahirkan di rumah, kepada sapid an kepada kuda seperti itu
sembah sujudku. Wahai rumah di mana sapi dilahirkan dan di mana anak
anak sapi berada, semua akan dibebaskan dari masalah, semua akan
dibebaskan dari ikatan ikatan.
Atharva Veda 9.3.13.
25
26
yang rendah dan untuk penyerapan memerlukan bantuan zat pendorong seperti
zat asam askorbat (Fomon & Zlotkin, 1992).
Anemia sangat berpengaruh pada wanita pasangan pengantin baru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luh Seri Ani, Made Bakta,
INT Suryadhi, dan IN Bagiada tentang Kadar Feritin Serum Dan
Hemoglobin Pada Wanita Pasangan Pengantin Baru Di Bali mendapatkan
hasil bahwa sebagian besar wanita pasangan pengantin baru di Bali
mengalami masalah status besi tubuh yaitu defisiensi besi dan atau anemia.
Secara umum, status hemoglobin wanita pasangan pengantin baru di
Bali menunjukkan anemia derajat ringan sedangkan kadar feritin serum masih
dalam batas normal. Bila dibandingkan dengan status hemoglobin kelompok
pra-hamil lainnya yaitu usia remaja dan usia produktif, maka rerata kadar
hemoglobin masing-masing adalah 11.3 (Djariyanto, 2008) dan 13.30 (Depkes
RI, 2007). Sedangkan rerata hemoglobin pada wanita hamil adalah 11.5g%
(Depkes RI 2007). Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan penurunan
kadar hemoglobin dari masa remaja, usia produktif, masa pernikahan hingga
masa keha-milan. Semakin mendekati masa kehamilan maka kadar
hemoglobin cenderung semakin rendah.
Kebutuhan besi tubuh meningkat pada masa pertumbuhan serta masa
kehamilan. Besi dibutuhkan selama kehamilan untuk bayi, plasenta dan
peningkatan jumlah sel darah merah. Total kebutuhan besi selama kehamilan
sekitar 1000 mg. Jika cadangan besi kosong maka total kebutuhan besi selama
kehamilan harus dipenuhi dari diet dan suplementasi. Pada kehamilan
trimester pertama tidak memer- lukan tambahan besi untuk wanita hamil, fetus
maupun plasenta. Kebutuhan besi pada saat ini biasanya lebih rendah
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil oleh karena rendahnya aktivitas
27
eritropoetik. Pada kehamilan trimester ke dua, kebutuhan besi lebih tinggi dan
akan terus meningkat sampai akhir kehamilan (Hallberg, 1992).
Peningkatan kebutuhan besi tubuh juga terjadi pada masa pra-hamil
sehubungan dengan meningkatnya aktivitas eritropoetik. Siklus menstruasi
yang dialami wanita pra-hamil mengakibatkan tambahan kehilangan besi
sekitar 1.4 mg/hari. Untuk menjaga keseimbangan besi tubuh, mereka
membutuhkan asupan zat besi baik melalui makanan maupun suplementasi.
Jika asupan zat besi tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi mobilisasi
cadangan besi tubuh. Sehingga akan terjadi deplesi besi tubuh bahkan
cadangan besi sampai kosong hingga mengalami ADB (Formon & Zlotkin,
1992).
Hal lain yang tidak mendukung adalah kondisi dimana sebagian besar
masyarakat yang tinggal di pedesaan termasuk di Propinsi Bali, biasanya
mengkonsumsi makanan tidak seimbang atau kurang bervariasi. Pola makan
yang monoton cenderung mengakibatkan keku-rangan dan kelebihan zat gizi
tertentu oleh karena setiap sumber bahan makanan mengan- dung variasi jenis
dan jumlah zat gizi tertentu. Bahan makanan dari sayur, lebih banyak
mengandung jenis besi non heme. Besi non heme membutuhkan pengantar
untuk mening-katkan penyerapan besi dan tidak mampu memenuhi kebutuhan
besi populasi. Rata-rata masukan besi tubuh pada negara tropis adalah 12-19
mg/hari dan di Amerika Latin adalah 15-40 mg/hari. Tetapi di Indonesia, ratarata intake kurang dari kebutuhan besi tubuh (Bakta, 2006).
Besi heme lebih mudah diserap daripada besi non heme. Besi heme
diserap secara langsung tidak dipengaruhi oleh bahan penghambat atau
pemacu dan persentase besarnya penyerapan adalah 4 kali lebih besar
dibandingkan dengan besi non heme. Senyawa besi heme terdapat dalam
28
daging, ikan dan hati, asam askorbat atau vitamin C. Penyerapan besi jenis
non heme sangat dipengaruhi oleh zat pengikat yang dapat menghambat
ataupun memacu penyerapan. Penyerapan besi non heme lebih rendah oleh
karena adanya pengaruh zat-zat yang mempertahankan besi tetap dalam
keadaan larut. Zat penghambat ini membentuk komplek yang mengalami
presipitasi sehingga besi sulit diserap. Zat penghambat absorbsi besi sebagian
besar terdapat dalam makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Penghambat yang paling kuat adalah senyawa polifenol seperti tanin yang
terdapat pada teh. Teh dapat menurun-kan absorbsi sampai 80% sebagai akibat
terbentuknya besi-tanat. Minuman kopi juga mengandung zat polifenol namun
lebih sedikit dibandingkan teh (Formon & Zlotkin, 1992).
Sebagian besar wanita memiliki pendidikan sedang dan pekerjaan
sebagai petani menjadi hambatan tersendiri terhadap akses informasi
khususnya tentang ADB. Di sisi lain, anemia belum disadari sebagai suatu
masalah yang perlu dihindari oleh karena dapat menimbulkan efek negatif
terhadap kehamilan seperti prematuritas, berat badan lahir rendah, perdarahan
saat persalinan bahkan mengakibatkan kematian pada ibu hamil (Cuningham
et.al. 2005). Rendahnya akses dan manfaat tentang informasi anemia juga
akan berakibat terhadap perilaku mereka dalam menjaga kesehatan personal
dan lingkungan. Kuman penyebab infeksi hidup dan berkembang pada
lingkungan yang tidak sehat. Adapun penyakit infeksi yang paling sering
menyebabkan ADB adalah infeksi cacing tambang (Kuvibidila and Baliga
2001). Cacing tambang hidup dan berkem-bang biak dalam usus manusia
sebagai parasit penghisap darah. Wanita-wanita yang mengalami infeksi
cacing tambang cenderung mengalami defisiensi besi dengan atau tanpa
anemia sesuai dengan berat dan ringan status infeksi yang dialami. Untuk
29
mencegah penyakit infeksi cacing ini, wanita pasangan pengantin baru ini
harus menjaga kesehatan personal dan lingkungannya.
30
meskipun masih memerlukan studi lebih lanjut, efek negatif anemia dapat di
alami wanita hamil dengan defisiensi besi dan atau anemia yang terjadi di
awal hingga akhir kehamilan (Ronnenberg et al. 2004).
Singkatnya, pencegahan anemia ataupn ADB yang dapat dilakukan
pada wanita pasangan pengantin baru di Bali adalah sebagai berikut.
a. Wanita-wanita pra-hamil sebaiknya menyiapkan cadangan besi tubuh
sesuai dengan kebutuhan wanita hamil melalui diet besi harian maupun
suplementasi serta menjaga metabolisme besi tetap seimbang.
b. Meningkatkan konsumsi besi yang bersumber dari makanan sumber
hewani yang mudah diserap selain daging sapi (hati, ikan, daging ayam
dan lain-lain). Serta penambahan vitamin C yang dapat membantu
pembentukan besi dan proses pembentukan kadar hemoglobin dalam
darah.
c. Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan besi, asam folat, vitamin A
dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas
oleh kelompok sasaran.
31
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan
terjadi bila kadar hemogobin jauh dibawah ambang batas yang
ditentukan.
2) Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam pembentukan sel atau
butir darah merah.
3) Fungsi zat besi sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam darah.
Sementara oksigen diperlukan untuk fungsi normal seluruh sel tubuh.
Apabila darah kekurangan oksigen maka fungsi sel-sel di seluruh
tubuh bisa terganggu.
4) Salah satu penyebab kekurangan zat besi dalam tubuh adalah
kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, terutama
berasal dari sumber hewani seperti daging sapi.
5) Zat besi bersumber pada makanan bergizi seperti daging merah
terutama hati, kuning telur, daging sapi, ikan, daging ayam, kacang
merah, daun katuk, bayam, serta roti gandum.
6) Siklus biologis membuat wanita lebih rentan terserang anemia
dibandingkan pria yang dikarenakan wanita mengalami banyak hal
yang membutuhkan pengeluaran darah dan zat gizi seperti haid, hamil,
melahirkan, dan menyusui.
7) Dalam 100 gram daging sapi segar mengandung 201 kkal energi, 14
gram lemak, dan 2,8 mg zat besi.
32
33
B. SARAN
1) Dibanding pria, wanita termasuk kelompok yang paling rentan
menderita anemia. Oleh karena itu, wanita yang senang melakukan
diet besi sebaiknya janganlah terlalu ekstrim dalam melakukan diet
tersebut.
2) Jika anda pantang itu mengosumsi daging sapi, perbanyaklah
mengkonsumsi sumber zat besi yang berasal dari hewan seperti daging
ayam, ikan ataupun hati agar anda tidak menderita anemia, terutama
bagi ibu hamil.
3) Bagi anda yang sering menderita anemia ringan, waspadalah. Karena
meskipun tidak menimbulkan gejala yang berarti, lambat laun jika
dibiarkan, anemia juga dapat menyebabkan gagal jantung bahkan
kematian.
34
DAFTAR PUSTAKA
36