Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kadar feritin dan hemoglobin sering digunakan untuk mengukur
anemia defisiensi besi (ADB) khususnya pada populasi. Jumlah kandungan
feritin dan hemoglobin dalam tubuh dapat menentukan besarnya cadangan
besi tubuh dan besi fungsional yang beredar dalam darah. Dalam metabolisme
besi cadangan besi tubuh akan dimobilisasi apabila besi fungsional tidak
mencukupi kebutuhan besi tubuh. Bila keadaan ini berlangsung terus menerus
dapat menyebabkan terjadinya defisiensi besi hingga kondisi ADB (Andrews
1999).
Sampai saat ini ADB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
oleh karena ADB dapat menyerang semua kelompok umur, terutama
kelompok wanita hamil. Prevalensi ADB pada wanita hamil relatif masih
tinggi dan bervariasi. Prevalensi ADB di dunia dilaporkan sekitar 18%, di Asia
sebesar 37.5%, di Indonesia sebesar 48%, di Bali sebesar 46.5% (Baker 2000;
Conrad 2003; Muhilal et al. 2004). Besarnya prevalensi ADB pada kelompok
wanita hamil dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan besi yang tidak mampu
di tutupi hanya dengan diet besi harian. Selama kehamilan, wanita hamil
membutuhkan 1000 besi sedang- kan dari diet harian hanya mampu menyerap
10-15% besi non heme yang dikonsumsi (Allen, 1997).
Selain itu, pola konsumsi wanita di Indonesia pada umumnya
mengandung zat besi kualitas rendah. Sumber bahan makan lebih banyak dari
bahan sayuran dimana kadar zat besi pada sumber nabati diketahui memiliki

kualitas besi yang rendah dan untuk penyerap- an memerlukan bantuan zat
pendorong seperti zat asam askorbat (Fomon & Zlotkin, 1992). Kebanyakan
begitulah yang terjadi pada masyarakat Bali yang mengagap sapi sebagai
binatang yang disakralkan sehingga pantangan untuk membunuh bahkan
mengkonsumsinya. Padahal sapi mempunyai kandungan zat besi yang tinggi
dan mudah oleh diserap oleh system pencernaan manusia.
Faktor lain yang mempengaruhi kejadian ADB pada masa kehamilan
adalah rendahnya cadangan besi pada tubuh sejak masa pra-hamil atau
prekonsepsi (Ronnenberg et al., 2004). Wanita-wanita di negara berkembang
termasuk wanita Bali, sering mengalami kekurangan besi laten. Kebutuhan
besi per hari sering tidak terpenuhi melalui diet besi harian yaitu sebesar 7-20
mg untuk wanita tidak hamil dengan pertimbangan hanya 5-10% besi yang
diserap melalui pencernaan (Ronnenberg et al., 2004). Rendahnya cadangan
besi tubuh wanita masa sebelum hamil juga dilaporkan sebuah studi quasi
eksperimental, yang mendapatkan bahwa pemberian tablet besi pada masa
pra-hamil lebih efektif dibandingkan dengan pemberian tablet besi pada masa
kehamilan (Seriani et al. 2007).
Masa pra-hamil yang dimaksud adalah masa dengan rentangan usia
remaja hingga usia reproduktif. Sedangkan masa pre-konsepsi masih sulit
ditentukan oleh karena sebagian besar kehamilan tidak direncanakan, khususnya di Propinsi Bali. Masa prahamil yang paling mendekati dengan masa
kehamilan adalah masa pernikahan karena pada masa ini berhubungan dengan
masa reproduksi, dimana sebagian besar pasangan pengantin berharap segera
mendapat kehamilan. Sehingga, bila kelom- pok wanita pasangan pengantin
baru mengalami ADB maka dipandang dari aspek pencegahan, masa

perkawinan ini merupakan saat yang tepat untuk memulai program pencegahan anemia pada ibu hamil.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka disusunlah makalah ini
berdasarkan referensi dari sebuah jurnal penelitian yang menggunakan studi
cross sectional yang dilaksanakan untuk mengevalusi kadar feritin serum dan
hemoglobin pada wanita pasangan pengantin baru di Bali beserta referensi
lainnya mengenai kepercayaan masyarakat Bali terhadap sapi yang menjadi
salah satu factor risiko dari terjadinyaanemia di Bali.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan anemia?
2) Apa saja penyebab dan klasifikasi anemia?
3) Apa yang dimaksud dengan zat besi?
4) Apa saja fungsi dan bagaimana proses metabolismenya?
5) Darimana sajakah sumber zat besi didapatkan?
6) Mengapa wanita lebih berisiko tinggi untuk menderita anemia
dibandingkan laki-laki?
7) Bagaimana kandungan zat besi pada daging sapi?
8) Mengapa mayoritas masyarakat Bali pantang untuk mengkonsumsi daging
sapi yang merupakan salah satu sumber yang kaya akan zat besi?
9) Bagaimana keagungan sapi di dalam teks-teks hindu.
10) Bagaimana kasus anemia yang terjadi pada wanita pasangan pengantin
baru di Bali?
11) Apa sajakah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia pada
wanita pasangan pengantin baru di Bali?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahuai pengertian anemia.
2) Untuk mengetahuai penyebab dan klasifikasi anemia.
3) Untuk mengetahuai pengertian zat besi.
4) Untuk mengetahuai fungsi dan proses metabolisme zat besi.
5) Untuk mengetahuai sumber zat besi.
6) Untuk mengetahuai alasan tentang mengapa wanita lebih berisiko tinggi
untuk menderita anemia dibandingkan laki-laki.
7) Untuk mengetahuai kandungan zat besi pada daging sapi.
8) Untuk mengetahuai alasan tentang mengapa mayoritas masyarakat Bali
pantang untuk mengkonsumsi daging sapi yang merupakan salah satu
sumber yang kaya akan zat besi.
9) Untuk mengetahuai keagungan sapi di dalam teks-teks hindu.
10) Untuk mengetahuai kasus anemia yang terjadi pada wanita pasangan
pengantin baru di Bali.
11) Untuk mengetahuai solusi untuk mencegah terjadinya anemia pada wanita
pasangan pengantin baru di Bali.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ZAT BESI DALAM AL-QURAN


Dalam Quran Surah Al-Hadid ayat 25, Allah berfirman:

Artinya:
Kami benar-benar telah mengutus para rasul yang Kami pilih
dengan membawa beberapa mukjizat yang kuat. Bersama mereka juga Kami
turunkan kitab suci- kitab suci yang mengandung hukum, syariat agama, dan
timbangan yang mewujudkan keadilan dalam hubungan antarmanusia. Lalu
Kami juga menciptakan besi yang dapat dijadikan alat untuk menyiksa orang
lain dalam peperangan di samping mempunyai banyak manfaat lain pada
masa damai. Itu semua agar manusia memanfaatkan besi dalam berbagai
kebutuhan hidupnya dan agar Allah, dari alam gaib, mengetahui siapa saja
yang membela agama dan rasul-rasul-Nya. Allah benar-benar Mahakuasa
karena diri-Nya sendiri, dan tidak memerlukan bantuan siapa pun. (QS. AlHadid (57):25)).

Ayat ini menjelaskan bahwa besi mempunyai kekuatan yang dapat


membahayakan dan dapat pula menguntungkan manusia. Bukti paling kuat
tentang hal ini adalah bahwa lempengan besi, dengan berbagai macamnya,
secara

bertingkat-tingkat

mempunyai

keistimewaan

dalam

bertahan

menghadapi panas, tarikan, kekaratan, dan kerusakan, di samping juga lentur


hingga dapat menampung daya magnet. Karenanya, besi adalah logam paling
cocok untuk bahan senjata dan peralatan perang, bahkan merupakan bahan
baku berbagai macam industri berat dan ringan yang dapat menunjang
kemajuan sebuah peradaban.
Selain itu, besi juga mempunyai banyak kegunaan lain untuk makhluk
hidup. Komponen besi, misalnya, masuk dalam proses pembentukan klorofil
yang merupakan zat penghijau tumbuh-tumbuhan (terutama daun) yang
terpenting dalam fotosintesis (proses pemanfaatan energi cahaya matahari)
yang membuat tumbuh- tumbuhan dapat bernapas dan menghasilkan
protoplasma (zat hidup dalam sel). Dari situlah zat besi kemudian masuk ke
dalam tubuh manusia dan hewan. Selanjutnya besi juga termasuk dalam
komposisi kromatin (bagian inti sel yang mudah menyerap zat warna) dari sel
hidup, salah satu unsur yang berada dalam cairan tubuh, dan salah satu unsur
pembentuk hemoglobin (butir-butir darah merah).
Dan dari situ, besi memegang peranan penting dalam proses
penembusan dan peran biologis dalam jaringan. Selain itu semua, besi juga
terdapat dalam hati, limpa, ginjal, anggota badan, dan sumsum merah tulang
belakang. Tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tertentu yang harus
dipenuhi dari sumber apa saja. Kurangnya zat besi akan menimbulkan
penyakit, terutama anemia (kekurangan hemoglobin).

B. MENGENAL ANEMIA
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan
terjadi bila kadar hemogobin jauh dibawah ambang batas yang ditentukan.
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat gizi,
jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah. Kekurangan zat besi
(Fe) dalam tubuh pada ibu hamil salah satunya karena perdarahan
menahun atau berulang di semua bagian tubuh. Faktor resiko defisiensi zat
besi (Fe) terjadi pada ibu hamil karena cadangan besi dalam tubuh lebih
sedikit sedangkan kebutuhannya lebih tinggi yaitu antara 1-2 mg zat besi
(Fe) secara normal (Mulyanti, 2006).
Anemia merupakan penyebab utama dari tingginya angka kematian
ibu melahirkan di negara sedang berkembang. Untuk Indonesia, hasil
SKRT (1995) mencatat kematian ibu sebesar 373 orang untuk setiap
100.000 kelahiran hidup.

2. Penyebab Anemia
Anemia terjadi disebabkan oleh kekurangnya zat besi dalam darah,
yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Kekurangan zat besi
dalam tubuh diakibatkan oleh:
a. Kurangnya konsumsi makanan kaya besi, terutama berasal dari
sumber hewani.
b. Kekurangan besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada
kehamilan, masa tumbuh kembang serta pada penyakit infeksi
(malaria dan penyakit kronis lainnya misalnya TBC).

c. Kehilangan besi yang berlebihan pada perdarahan termasuk haid yang


berlebihan, sering melahirkan dan infeksi cacing.
d. Ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan besi dibandingkan
dengan penyerapan dari makanan.

3. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia dalam kehamilan pada ibu hamil. Menurut
Mochtar (1998) klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai
berikut:
a. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu bagi wanita
hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang memerlukan asupan besi
dianjurkan untuk diberikan tablet besi. Untuk menegakkan diagnosa
anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Kebutuhan
zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.
b. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik adalah anemia yang disebabkan oleh
hipofungsi sumsum pemecahan sel darah merah baru. Untuk
diagnostik diperlukan pemeriksaan diantaranya darah tepi lengkap,
pemeriksaan fungsi eksternal dan pemeriksaan retikulasi.
c. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh
penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
pembuatannya.

Gejala utama kelainan gambaran darah, kelelahan,

kelemahan serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organorgan vital.

C. MENGENAL ZAT BESI


1. Pengertian Zat Besi
Zat besi merupakan mineral makro, selama zat tersebut terdapat
dalam jumlah yang relatif kecil di dalam tubuh. Zat besi adalah salah satu
unsur penting dalam pembentukan sel atau butir darah merah. Mineral
tersebut memainkan peranan yang sangat penting dalam kesehatan dan
gizi, sementara itu kekurangan gizi yang disebabkan kekurangan besi
sering terjadi. Mineral tersebut terdapat dalam darah dan dalam sel tubuh.
Kebanyakan zat besi dalam sel darah merah merupakan bagian dari
hemoglobin dan pigmen sel merah.
Zat besi berfungsi dalam sintesa dan metabolisme sel darah merah.
Mineral tersebut bertindak sebagai pembawa oksigen yang diperlukan sel
dan karbondioksida dari sel paru-paru. Besi juga diperlukan melepas
tenaga dalam tubuh (Suhardjo, 1986).
Pada dasarnya, semua zat besi dalam tubuh berasal dari pangan.
Setelah tubuh menyimpan persediaan pokok akan zat besi tersebut,
kebutuhan tubuh disediakan dari 3 sumber :
a. Jika sel merah usang, besi didalamnya dilepaskan untuk dipakai
kembali.
b. Tubuh menyimpan besi dalam hati, limpa, sumsum tulang dan mineral
tersebut dapat diperoleh selama persediaan masih cukup.
c. Besi tambahan yang diperlukan harus disediakan lagi oleh pangan.
Kebutuhan akan zat besi meningkat selama masa pertumbuhan, selama

datang bulan atau waktu lain ketika darah hilang dan selama hamil dan
menyusui. Dengan demikian, kebutuhan seseorang akan zat besi boleh
dikatakan kecil, tetapi untuk bayi, anak-anak yang sedang tumbuh dan
wanita sampai mereka mencapai setengah baya adalah lebih besar.
Jika tidak tercukupi zat besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh,
maka jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan
keadaan tidak sehat timbul yang dikenal dengan anemia (kurang
darah), anemia sangat sering terjadi karena konsumsi pangan yang
tidak cukup mengandung besi, peningkatan permintaan tubuh akan
besi selama pertumbuhan, hamil, menyusui, kehilangan darah, atau
terlalu sedikit besi yang diserap dari tempat pencernaan.

2. Fungsi Zat Besi


Didalam setiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein
pengangkut elektron yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme energi. Protein-protein ini memindahkan hidrogen dan
elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi ke oksigen. Zat besi
juga meningkatkan kemampuan belajar. Kadar besi dalam darah
meningkat selama pertumbuhan sampai remaja.
Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap otak terutama pada
reseptor saraf, jika kepekaan seresptor saraf dapat berakibat hilangnya
reseptor tersebut sehingga daya konsentrasi dan daya ingat kurang serta
kemampuan belajar terganggu. Besi juga memegang dalam peranan tubuh
dalam sistem kekebalan tubuh dan pelarut obat-obatan yang tidak larut air
karena oleh enzim yang mengandung besi dapat dikeluarkan dari tubuh
(Almatsier,2002).

10

3. Metabolisme Zat Besi


Pada dasarnya ada lima proses metabolisme yaitu pemyerapan,
transportasi, pemanfaatan dan pengawetan, penyimpanan, pembuangan
(ekresi). Besi didalam makanan yang dikonsumsi berada dalam ikatan ferri
(umumnya dalam pangan nabati) maupun ikatan ferro (umumnya dalam
pangan hewani). Besi yang terbentuk ferri oleh getah lambung, direduksi
menjadi ferro yang lebih mudah diserap oleh sel mukosa usus. Adanya
Vitamin C dapat membantu proses reduksi. Plasma darah disamping
menerima besi berasal dari penyerapan makanan, juga menerima besi dari
simpanan pemecahan hemoglobin. Jumlah besi yang diserap diganti
sebanyak 30-40 mg. Dari jumlah ini hanya 1 mg yang berasal dari
makanan.
Banyaknya

besi

yang

dimanfaatkan

untuk

pembentukan

hemoglobin umumnya sebesar 20-25 mg perhari. Pada kondisi dimana


sumsum tulang berfungsi baik, dapat memproduksi sel darah merah dan
hemoglobin sebesar enam kali. Besi yang berlebihan akan disimpan
sebagai cadangan didalam sumsum tulang, hati dan limfa. Eksresi besi dari
tubuh sebanyak 0,5-1,0 mg perhari, dikeluarkan bersama urine, keringat
dan feses. Dapat pula melalui perdarahan, mestruasi dan saluran urine
(Soehardjo, 1992).

4. Sumber Zat Besi


Sumber zat besi yang paling baik adalah makanan hewani, seperti
daging, ayam dan ikan, sumber besi lainnya adalah telur, serealia tumbuk,
kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Pada dasarnya
besi dalam daging sapi, daging ayam dan ikan mempunyai ketersediaan

11

biologik tinggi, besi dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai


ketersediaan biologik sedang, dan besi didalam sebagian besar sayuran,
terutama yang mengandung asam oksalat tinggi seperti bayam mempunyai
ketersediaan biologik rendah.
Kebutuhan akan zat besi meningkat selama masa pertumbuhan,
selama datang bulan atau waktu lain ketika darah hilang dan selama hamil
dan menyusui. Dengan demikian, kebutuhan seseorang akan zat besi boleh
dikatakan kecil, tetapi untuk bayi, anak-anak yang sedang tumbuh dan
wanita sampai mereka mencapai setengah baya adalah lebih besar.

D. WANITA BERISIKO TINGGI DERITA ANEMIA


Siklus biologis membuat wanita lebih rentan terserang anemia
dibandingkan pria. Sayangnya banyak wanita yang cenderung mengabaikan
penyakit ini. Anemia atau penyakit kurang darah sering dianggap sebagai
penyakit yang tidak membahayakan. Biasanya dalam tahap ringan, anemia
sering kali tidak menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini
cenderung diabaikan. Padahal, kalau dibiarkan berlarut-larut, anemia bukan
saja menurunkan kualitas hidup, juga bisa membawa kematian.
Para wanita kini harus lebih waspada. Sebab, penyakit yang ditandai
dengan gejala pusing ini lebih sering menyerang wanita. Haid bulanan, proses
melahirkan, diet berlebihan dan pantangan memakan makanan yang tinggi
kandungan zat besinya, menjadi biang keladi timbulnya anemia pada wanita.
Walaupun demikian sangat disayangkan, banyak wanita menganggap enteng
penyakit ini, apalagi dalam tahap ringan.
Dari data Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 1992, anemia di
Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memengaruhi

12

produktivitas penderitanya. Meskipun anemia dapat terjadi pada siapa saja


dari segala usia, data dari poliklinik hematologi medik FKUI/RSCM tahun
2012, menunjukkan bahwa perempuan usia 26-40 tahun cenderung mengalami
anemia. Bahkan menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di dunia
anemia terjadi pada 51 persen wanita hamil yang menyebabkan kematian
hingga 300 juta jiwa per hari. Sementara pada pria, hanya 25 persen. Karena
itu, memang jumlah kasus anemia pada wanita dan pria tak pernah sebanding.
Untuk menangkalnya, para wanita harus lebih banyak mengonsumsi
makanan yang mengandung zat besi. Menurut Departemen Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSU dr Cipto
Mangunkusumo Jakarta dr. Junita Indarti SpOG bahwa kebutuhan dan
cadangan zat besi untuk perempuan itu 1 mg/hari. Sedangkan untuk
perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari, kebutuhan zat besi untuk ibu hamil
meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh.
Hal lain yang membuat wanita lebih berisiko terkena anemia adalah
siklus haid atau menstruasi yang tidak normal. Siklus haid atau menstruasi
yang normal itu berkisar antara 22-35 hari dihitung dari hari pertama haid
hingga hari pertama haid pada bulan berikutnya. Lama menstruasi yang
normal itu antara 3-7 hari. Kalau diperkirakan pembalut yang dihabiskan
dalam jangka waktu itu antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah
selama haid.
Siklus menstruasi yang tidak normal dan menjadi pemicu terjadinya
anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah
normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea atau siklus haid lebih
pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia yaitu perdarahan di luar waktu
haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau kelainan fungsional.

13

Angka kematian ibu itu masih sangat besar. Dalam 1 jam, 2 ibu meninggal
akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran dan persalinan
yang macet.
Anemia memberi pengaruh yang buruk terhadap wanita. Apalagi jika
terjadi pada wanita yang tengah hamil. Pengaruhnya bahkan bisa
menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang
lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan, shock
karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau
setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung.
Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada
ukuran kurang dari 4gr/dl.
Staf Hematologi-Onkologi Medik RSU dr Cipto Mangunkusumo Dr
Cosphiadi Irawan SP PD K HUM mengatakan, kalau penderita terbesar dan
terbanyak adalah wanita.
Ditambahkan Cosphiadi Irawan, bahwa kadar hemoglobin darah antara
laki-laki dan perempuan tidak sama. Laki-laki normal memiliki kadar 13 gr
persen, sedangkan perempuan normal dan lansia memiliki 12 gr persen. Untuk
perempuan hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester
kehamilan. Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 gr persen, tiga bulan
kedua menjadi 11 gr persen dan tiga bulan ketiga menjadi 10 gr persen. Itu
karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban.

E. KANDUNGAN ZAT BESI PADA DAGING SAPI


Daging merupakan bahan makanan hewani. Kita bisa mendapatkan zat
besi dari daging sapi karena daging sapi mengandung zat besi yang sangat
tinggi. Kekurangan zat besi akan menyebabkan anemia sehingga tubuh

14

menjadi lesu. Dalam 100 gram daging sapi segar mengandung 201 kkal
energi, 14 gram lemak, dan 2,8 mg zat besi.
Zat besi pada daging sapi bermanfaat untuk meningkatkan
metabolisme dalam tubuh, mempengaruhi semangat belajar anak dan juga
sebagai benteng bagi tubuh kita karena zat besi bisa meningkatkan kekebalan
tubuh.

F. MAYORITAS

MASYARAKAT

BALI

PANTANG

UNTUK

MENGKONSUMSI DAGING SAPI

Mayoritas masyarakat di Tanah Dewata memiliki kepercayaan Hindu.


Sebagaimana diketahui banyak orang bahwa agama Hindu ini disebut-sebut
sebagai agama yang tertua di dunia yang berasal dari Wahyu Tuhan kepada
para Rsi di India di tempo dulu.
Sapi adalah hewan yang sangat disakralkan oleh umat Hindu. Menurut
ajaran agama Hindu, Sapi merupakan lambang dari ibu pertiwi yang
memberikan kesejahteraan kepada semua makhluk hidup di bumi ini.

15

Ada perbedaan istilah antara "menghormati" dan "memuja". Ajaran


agama

Hindu memang

memperlakukan sapi secara istimewa untuk

menghormati sapi, tetapi bukan untuk memujanya. Hindu hanya memuja satu
Tuhan,"eko narayanan na dwityo sti kascit" tapi menghormati seluruh
ciptaanTuhan, terutama yang disebut "ibu". Dalam tradisi Hindu dikenal
beberapa entitas yang dapat disebut sebagai ibu yang harus kita hormati, yaitu;

Adau-mata guroh patni


Brahmana raja-patnika
Dhenur dhatri tatha prthivi
Saptaita matarah smrtah

"Ketujuh ini dikenal sebagai ibu yaitu: ibu kandung, istri guru (guru
kerohanian), istri brahmana(varna-brahmana), istri raja, sapi, perawat dan
bumi". (Kitab Niti Sastra, Bagian Hitopadesa seloka 39)
Sapi memiliki kelebihan dari hewanhewan lain dan dianggap suci,
sapi juga dikatakan bahwa induk atau ibu dari semua hewah yang ada di dunia
ini. Sapi banyak memberikan manfaat kepada umat manusia, sapi memberikan
susunya kepada manusia dan dikatakan sebagai ibu karena setiap saat
memberikan asinya kepada manusia. Selain susunya kotoran dari sapi pun
sangatbermanfaat yaitu digunakan sebagai pupuk yang dapat menyuburkan
bumi pertiwi. Masyarakat Hindu yang ada di India sangat menghormati sapi,
bahkan mereka yang mendalami spritual Hindu amat berpantangan makan
daging sapi. Sejak turunnya Avatara Krsna, sapi sudah sangat dihormati.
Dalam kitab Purana yang tergolong Visnu Purana atau Satvika Purana

16

disebutkan Krsna sebagai Gopala artinya pelindung sapi (Darmayasa,


2008 : 9).
Dalam buku keagungan sapi menceritakan para Gopi sendiri adalah
para peternak pengikut Krsna yang mengembala sapi. Sri Krsna sebagai
pengembala sapi adalah lambang hubungan antara alam semesta dan segala
isinya dengan Tuhan. Sri Krsna Avatara Tuhan Yang Maha Esa yang berfungsi
sebagai pelindung dan pemelihara alam semesta ini. Sedangkan sapi yang
digembala oleh Sri Krsna tidak lain adalah lambang alam semesta ini. Dan
para Gopi adalah manusia pengikut ajaran Veda yang wajib ikut menjaga
alam semesta ini untuk kebahagiaan hidup lahir dan bathin. Susu sapi yang di
nikmati oleh para Gopi di Brindavana adalah susu lambang dari pada hasil
bumi atau hasil alam berupa tumbuh tumbuhan sebagai sumber makanan
utama manusia. Brindavana adalah kerajaan di mana Nanda sebagai raja dan
Yasoda sebagai permaisuri. Di kerajaan inilah Sri Krsna waktu kecil dipelihara
agar tidak diketahui oleh Raja Kangsa, paman Sri Krsna, yang ingin
membunuhnya, karena ada suatu sabda Tuhan bahwa Raja Kangsa akan
dibunuh oleh Putra Devaki yang kedelapan.
Di kerajaan Brindavana inilah sapi-sapi disayang, dihormati,
dipelihara, dengan penuh kasih sehingga menghasilkan susu berlimpah,
sumber makanan penduduk. Para Gopi di Brindavana ini adalah rakyat yang
tidak berpendidikan tinggi, namun lugu, penuh dengan rasa bakti pada Tuhan,
jujur dan tekun merawat sapisapi yang dilindungi oleh Sri Krsna. Keadaan
para Gopi di Brindavana ini, adalah suatu teladan bagi mereka yang ingin
mencapai kesempurnaan hidup lewat jalan bhakti dan pengabdian kepada
Tuhan. Pengabdian kepada Tuhan adalah dengan jalan merawat sapi alam

17

semesta ini yang merupakan sember kehidupan semua mahluk (Darmayasa,


2008 : 11).
Dalam Catur Veda sudah jelas dikatakan bahwa :
Mata rudranam duhita vasunam
Svasadityanamamrtasya nabhih
Pranuvocam cikituse janaya
Ma gamanagamaditim vadhistira.

Sapi adalah ibu dari sebelas Rudra, putri dari para vasu,
Saudari dari putra putra Aditi, saudari Sri visnu,
Pokok persembahan kurban kurba para dewa.
Karena itu, ku umumkan kepada
orang orang berbudi pekerti dan bijaksana,
Jangan membunuh sapi yang tidak berdosa
dan yang tidak doleh dibunuh. (Rg Veda. 8. 11. 15. )

Dari sloka diatas sangat jelas ditegaskan Ma Vadhistha artinya jangan


dibunuh. Kata anagam dan aditim yang artinya dia yang tidak berdosa dan dia
yang sama sekali tidak boleh dibunuh. Karena sapi adalah ibu dari para Rudra,
sapi adalah putri dari para Vasu, saudari dari Sri Visnu, saudari dari Aditya,
karena sapi adalah pokok dari para yajna pusat dari amerta, karena sapi adalah
anaga atau tidak berdosa, maka kuukmukan ma vadhistha, jangan dibunuh.
Cikituse janaya juga sangat bermakna, yaitu permintaan ini, harapan ini,
pengumuman ini, atau doa ini ditujukan kepada orang orang berbudi pekerti
dan bijaksana.

18

G. KEAGUNGAN

SAPI

DALAM

TEKS-TEKS

HINDU

SEBAGAI

KEPERCAYAAN MAYORITAS MASYARAKAT BALI

Keagungan sapi terdapat dan tertulis dalam teks teks Hindu, seperti
yang terdapat dalam kitab Catur Veda yang terdiri dari ; Rg Veda, Sama Veda,
Yajur Veda, dan atharva Veda. Selain Catur Veda, Hindu juga mengenal kitab
Bhagavadgita yang dimana isi dari kitab Bhagavadgita adalah percakapan
dari Sri krsna dan Arjuna yang menceritakan tentang kewajiban-kewajiban
umat manusia.
Berikut ini adalah bukti-bukti tentang keagungan sapi yang terdapat
dalam teks teks Hindu adalah sebagai berikut :
1. Rg. Veda
Rg Veda merupakan salah satu bagian dari Catur Veda, di bawah
ini beberapa sloka yang menggambarkan tentang keagungan sapi yang
terdapat dalam Rg Veda sukta 28, yaitu diantaranya :

a gavo agmann uta bhadm akran sidantu gosthe

19

Ranayantv asme prajavatih pururupa iha syur indraya


Purvir uso duhanah

Semoga sapi-sapi datang dan membawakan kami peruntungan baik


Biarlah mereka tinggal dalam kandang kami dan menikmatinya dalam
kebersamaan dengan kami semoga banyak sapi yang berwarna warni
membawa kemari susu melimpah guna persembahan pada penguasa maha
cemerlang di banyak fajar
Rg Veda 6.28.1.

na ta nasanti na dabhati taskaro


nasam amitro vyathir a dadharsati
devams ca yabhir yajate dadati ca
jyog it tabhih secate gopatih saha

Jangan biarkan sapi sapi berlarian menyingkir dari kami jangan biarkan
pencuri mengambilnya jangan biarkan senjata musuh menimpanya semoga
majikan dari ternak lama memilikinya dengan hasil susu yang dapat
dijadikan persembahan dan dapat dipakai untuk melayani manusia Ilahi.
Rg Veda 6.28.3.
Na ta arva renukakato asnute na
Samskrtatram upe yanti ta abhi
Urugayam abhayam tasya ta anu gavo
Martasya vi caranti yajvanah

20

Jangan biarkan sapi sapi menjadi korban kuda perang yang


angkuh dan yang menimbulkan debu. Jangan biarkan mereka jatuh
ketangan para penjagal atau tokonya.
Biarlah ternak orang orang, kepala rumah tangga, bebas bergerak
dan merumput tanpa rasa takut.
Rg Veda 6.28.4.

Gavo bhago gava indro me acchan


Gavah somasya prathamasya bhaksah
Ima ya gavah sa janasa indra
Icchamid dhrda manasa cid indram

Semoga sapi sapi menjadi kemakmuran kami, semoga penguasa maha


cemerlang menganugrahi kami ternak : semoga sapi sapi menghasilkan
makanan (susu dan mentega) dari sesajian pertama. Wahai manusia, sapi
sapi ini sacral seperti penguasa maha cemerlang itu sendiri, - penguasa
yang berkahnya kami dambakan, dengan kepala dan hati.
Rg Veda 6.28.5

Yuyam gavo madayatha krsam cid


Asriram cit krnutha supratikam
Bhadram grham krnutha bhadravaco
Brhad vo vaya ucyate sadhasu

21

Wahai sapi, engkau bahkan memperkuat yang lelah dan using serta
membuat yang tak menyenangkan menjadi indah dipandang.
Kelembutanmu menguntungkan dan menjadi makmur. Sangat agung
kelimpahan yang dikenakan padamu dalam upacara keagamaan kami.
Rg Veda 6.28.6.

Prajavatih suyavasam risantih suddha


Apah suprapane pibantih
Ma van stena isata maghasamsah pari
Vo heti rudrasya vrjyah

Wahai sapi sapi, semoga engkau memiliki banyak anak sapi yang
merumput pada padang rumput yang baik dan minum air tawar pada
kolam yang mudah dicapai. Semoga tak ada pencuri yang menjadi
majikanmu. Semoga tak ada binatang buas pemangsa yang menyerangmu
dan semoga paser dari penguasa vital tak pernah menimpanya.
Rg Veda 6.28.7.

Sloka di atas menunjukan betapa dihormatinya seekor sapi dalam


Rg Veda sapi akan senantiasa memeberikan susunya yang melimpah untuk
kesejahteraan umat manusia. Darmayasa (2009 : 33) menyatakan bawa
siapa pun atau keadaan apa pun yang didatangi oleh sapi akan menjadi
sejahtera. Upacara suci yang didatangi oleh sapi akan menjadi berhasil,
kendati ada kekurangan perlengkapan dan doa.

22

2. Yajur Veda
Darmayasa

(2009

36)

dalam

Yajur

Veda

mengatakan

apyayadhvamaghnya Lindungilah sapi, dia yang bagaimanapun juga tidak


boleh dibunuh. Dibawah ini bebrapa sloka yang terdapat dalam Yajur Veda
yaitu sebagai berikut :

Brahma suryasamam jyotir


Dyauh samudrasamam sarah
Indrah prthivyai varsiyan
Gostu matra na vidyate

Sinar dari pengetahuan bisa dibandingkan dengan matahari, surge bisa


perbandingan dengan lautan, ibu pertiwi adalah sangat cepat, lebih cepat
lagi adalah indra, tetapi catatlah bahwa sapi tidak pernah dapat
diperbandingkan dengan apa pun.
Yajur Veda 23.48.

Imam sahasram satadharamutsam


Vyacyamanam sarirasya madhye
Ghrtam duhanamamditim janaya
Agne ma hinsih paramevyoman

Dia yang melindungi dan memelihara ratusan bahkan ribuan, dia yang
merupaan sumber dari susu, dia yang membagi bagikan susu kepada

23

orang, dia yang aditi (dia yang tidak boleh dipotong menjadi bagianbagian), jangan menyiksa sapi yang demikian di dunia ini.
Yajur Veda 13.49.

3. Sama Veda
Rg Veda menjelaskan mengenai jangan menyakit sapi, begitu juga
pada Sama Veda yang menganjurkan untuk tidak menyakiti sapi. Di bawah
ini akan di sebutkan salah satu sloka yang terdapat dalam Sama Veda yang
menjelaskan mengenai keagungan sapi yaitu sebagai berikut :

Na ki deva inimasi na kyayopayamasi


Mantrasrutyam caramasi

yaitu kita bertindak sesuai dengan perintah, yang terkandung dalam


himne Weda. kita, oleh karena itu, tidak pernah resor untuk pembantaian
manusia atau lainnya dan kami tidak pernah mencobai siapapun untuk
melawan tugas-tugasnya.
Sama veda 176.

Dalam Sama Veda dijelaskan bahwa hendaknya bertindak sesuai


dengan perintah yang terdapat dalam mantra mantara Veda (Darmayasa,
2009 : 42). Karena itu, kita hendaknya jangan menyakiti bahkan
membunuh orang atau makhluk makhluk lain di dunia ini. Seluruh
bagian bagian dari Veda menjelaskan untuk tidak menyakiti sapi bahkan
membunuh sapi.

24

4. Atharva Veda
Atharva Veda merupakan bagian dari catur veda yang terakhir, isi
dari Atharva Veda hampir sama dengan bagian bagian Veda yang lain.
Dibawah ini beberapa sloka dalam Atharva Veda yang mengagungkan sapi
yaitu sebagai berikut :

Namaste jayamanayai jataya uta ten amah


Balebhyag saphebhyo rupayaghnyai ten amah

Wahai sapi aghnye, Anda yang tidak boleh dibunuh! Pada saat kelahiran
Anda aku menyampaikan sembah sujud, setelah Anda lahir pun aku
menyampaikan sembah sujud, untuk keseluruhan badan dan wujud Anda,
bahkan sampai dengan bulu dan kuku Anda pun aku enyampaika sembah
sujud.
Atharva Veda 10.10.

Gobhyo asvebhyo namo yacchalayam vijayate


Vijavati prajavati vi te pasanscrtamas

Dia yang dilahirkan di rumah, kepada sapid an kepada kuda seperti itu
sembah sujudku. Wahai rumah di mana sapi dilahirkan dan di mana anak
anak sapi berada, semua akan dibebaskan dari masalah, semua akan
dibebaskan dari ikatan ikatan.
Atharva Veda 9.3.13.

25

Jadi, kesimpulan akhir Rg Veda, Yajur Veda, Sama Veda, dan


Atharva Veda adalah GAM MA HINSIH atau JANGAN MEMBUNUH
SAPI (Darmayasa, 2009 : 55).

H. MASALAH ANEMIA PADA WANITA PASANGAN PENGANTIN


BARU DI BALI
Pemuka agama di Bali sejak dulu telah menganjurkan untuk menjadi
vegetarian. Hanya saja ajaran tersebut disampaikan secara turun temurun dan
terbatas pada golongan-golongan tertentu saja yang memiliki akses yang lebih
mudah ke guru-guru spiritual atau yang mendalami ilmu spiritual untuk
memimpin masyarakat atau kepentingan lainnya. Mungkin dari keturunan
Brahmana, Raja-raja, atau para penekun ilmu rohani. Jadi sangat wajar bila
tidak semua orang Bali berpantang memakan daging sapi atau menjadi
vegetarian.
Akan tetapi, tetap saja kasus anemia yang terjadi di Bali bukanlah hal
yang tabu lagi dalam bidang kesehatan. Sejauh ini, banyak kasus anemia yang
terjadi di Bali dengan salah satu alasannya adalah karena adanya kepercayaan
masyarakat dimana Sapi adalah binatang yang sangat disakralkan, tidak patut
untuk dibunuh terlebih lagi dikonsumsi padahal sapi merupakan salah satu
hewan yang tinggi zat besinya.
Hal yang demikian itulah yang menyebabkan masalah anemia di Bali
masih cukup tinggi terutama di kalangan para wanita yang masih sering
mengalami kekurangan besi laten.
Akibatnya sumber bahan makan lebih banyak dari bahan sayuran
dimana kadar zat besi pada sumber nabati diketahui memiliki kualitas besi

26

yang rendah dan untuk penyerapan memerlukan bantuan zat pendorong seperti
zat asam askorbat (Fomon & Zlotkin, 1992).
Anemia sangat berpengaruh pada wanita pasangan pengantin baru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luh Seri Ani, Made Bakta,
INT Suryadhi, dan IN Bagiada tentang Kadar Feritin Serum Dan
Hemoglobin Pada Wanita Pasangan Pengantin Baru Di Bali mendapatkan
hasil bahwa sebagian besar wanita pasangan pengantin baru di Bali
mengalami masalah status besi tubuh yaitu defisiensi besi dan atau anemia.
Secara umum, status hemoglobin wanita pasangan pengantin baru di
Bali menunjukkan anemia derajat ringan sedangkan kadar feritin serum masih
dalam batas normal. Bila dibandingkan dengan status hemoglobin kelompok
pra-hamil lainnya yaitu usia remaja dan usia produktif, maka rerata kadar
hemoglobin masing-masing adalah 11.3 (Djariyanto, 2008) dan 13.30 (Depkes
RI, 2007). Sedangkan rerata hemoglobin pada wanita hamil adalah 11.5g%
(Depkes RI 2007). Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan penurunan
kadar hemoglobin dari masa remaja, usia produktif, masa pernikahan hingga
masa keha-milan. Semakin mendekati masa kehamilan maka kadar
hemoglobin cenderung semakin rendah.
Kebutuhan besi tubuh meningkat pada masa pertumbuhan serta masa
kehamilan. Besi dibutuhkan selama kehamilan untuk bayi, plasenta dan
peningkatan jumlah sel darah merah. Total kebutuhan besi selama kehamilan
sekitar 1000 mg. Jika cadangan besi kosong maka total kebutuhan besi selama
kehamilan harus dipenuhi dari diet dan suplementasi. Pada kehamilan
trimester pertama tidak memer- lukan tambahan besi untuk wanita hamil, fetus
maupun plasenta. Kebutuhan besi pada saat ini biasanya lebih rendah
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil oleh karena rendahnya aktivitas

27

eritropoetik. Pada kehamilan trimester ke dua, kebutuhan besi lebih tinggi dan
akan terus meningkat sampai akhir kehamilan (Hallberg, 1992).
Peningkatan kebutuhan besi tubuh juga terjadi pada masa pra-hamil
sehubungan dengan meningkatnya aktivitas eritropoetik. Siklus menstruasi
yang dialami wanita pra-hamil mengakibatkan tambahan kehilangan besi
sekitar 1.4 mg/hari. Untuk menjaga keseimbangan besi tubuh, mereka
membutuhkan asupan zat besi baik melalui makanan maupun suplementasi.
Jika asupan zat besi tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi mobilisasi
cadangan besi tubuh. Sehingga akan terjadi deplesi besi tubuh bahkan
cadangan besi sampai kosong hingga mengalami ADB (Formon & Zlotkin,
1992).
Hal lain yang tidak mendukung adalah kondisi dimana sebagian besar
masyarakat yang tinggal di pedesaan termasuk di Propinsi Bali, biasanya
mengkonsumsi makanan tidak seimbang atau kurang bervariasi. Pola makan
yang monoton cenderung mengakibatkan keku-rangan dan kelebihan zat gizi
tertentu oleh karena setiap sumber bahan makanan mengan- dung variasi jenis
dan jumlah zat gizi tertentu. Bahan makanan dari sayur, lebih banyak
mengandung jenis besi non heme. Besi non heme membutuhkan pengantar
untuk mening-katkan penyerapan besi dan tidak mampu memenuhi kebutuhan
besi populasi. Rata-rata masukan besi tubuh pada negara tropis adalah 12-19
mg/hari dan di Amerika Latin adalah 15-40 mg/hari. Tetapi di Indonesia, ratarata intake kurang dari kebutuhan besi tubuh (Bakta, 2006).
Besi heme lebih mudah diserap daripada besi non heme. Besi heme
diserap secara langsung tidak dipengaruhi oleh bahan penghambat atau
pemacu dan persentase besarnya penyerapan adalah 4 kali lebih besar
dibandingkan dengan besi non heme. Senyawa besi heme terdapat dalam

28

daging, ikan dan hati, asam askorbat atau vitamin C. Penyerapan besi jenis
non heme sangat dipengaruhi oleh zat pengikat yang dapat menghambat
ataupun memacu penyerapan. Penyerapan besi non heme lebih rendah oleh
karena adanya pengaruh zat-zat yang mempertahankan besi tetap dalam
keadaan larut. Zat penghambat ini membentuk komplek yang mengalami
presipitasi sehingga besi sulit diserap. Zat penghambat absorbsi besi sebagian
besar terdapat dalam makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Penghambat yang paling kuat adalah senyawa polifenol seperti tanin yang
terdapat pada teh. Teh dapat menurun-kan absorbsi sampai 80% sebagai akibat
terbentuknya besi-tanat. Minuman kopi juga mengandung zat polifenol namun
lebih sedikit dibandingkan teh (Formon & Zlotkin, 1992).
Sebagian besar wanita memiliki pendidikan sedang dan pekerjaan
sebagai petani menjadi hambatan tersendiri terhadap akses informasi
khususnya tentang ADB. Di sisi lain, anemia belum disadari sebagai suatu
masalah yang perlu dihindari oleh karena dapat menimbulkan efek negatif
terhadap kehamilan seperti prematuritas, berat badan lahir rendah, perdarahan
saat persalinan bahkan mengakibatkan kematian pada ibu hamil (Cuningham
et.al. 2005). Rendahnya akses dan manfaat tentang informasi anemia juga
akan berakibat terhadap perilaku mereka dalam menjaga kesehatan personal
dan lingkungan. Kuman penyebab infeksi hidup dan berkembang pada
lingkungan yang tidak sehat. Adapun penyakit infeksi yang paling sering
menyebabkan ADB adalah infeksi cacing tambang (Kuvibidila and Baliga
2001). Cacing tambang hidup dan berkem-bang biak dalam usus manusia
sebagai parasit penghisap darah. Wanita-wanita yang mengalami infeksi
cacing tambang cenderung mengalami defisiensi besi dengan atau tanpa
anemia sesuai dengan berat dan ringan status infeksi yang dialami. Untuk

29

mencegah penyakit infeksi cacing ini, wanita pasangan pengantin baru ini
harus menjaga kesehatan personal dan lingkungannya.

I. SOLUSI PENCEGAHAN ANEMIA PADA WANITA PASANGAN


PENGANTIN BARU DI BALI
Pencegahan anemia dan atau ADB melalui pemberian suplementasi
tablet besi folat pada masa kehamilan menimbulkan masalah kepatuhan
(Meier 2003). Study tentang kepatuhan dalam suplementasi tablet besi
dilaporkan bervariasi mulai 25% sampai 90% tergantung pada pengawasan.
Semakin ketat pengawasan semakin tinggi kepatuhan wanita hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi. Efek samping suplementasi yang dilaporkan antara
lain mual, muntah, dada panas, konstipasi, diare serta sesak nafas (Meier
2003).
Kondisi ini akan menjadi semakin berat bila dihubungkan dengan
sindrom morning sickness. Meskipun dapat di atasi dengan pemberian anti
mual, masih terdapat 25% wanita hamil tidak mampu melanjutkan
suplementasi hingga waktu yang ditentukan (Djariyanto 2008). Berdasarkan
hal tersebut, akan lebih baik jika wanita-wanita pra-hamil menyiapkan
cadangan besi tubuh sesuai dengan kebutuhan wanita hamil melalui diet besi
harian maupun suplementasi serta menjaga metabolisme besi tetap seimbang.
Wanita pra-hamil memiliki lebih banyak kesempatan untuk memenuhi
kebutuhan besi tubuh dibandingkan dengan wanita hamil.
Sedangkan bila defisiensi besi dan atau anemia terjadi bada wanita
yang sedang hamil kemungkinan kondisi tersebut tidak berubah hingga akhir
kehamilan sehubungan dengan peningkatan kebutuhan besi di setiap trimester
kehamilan, serta kepatuhan dalam suplementasi tablet besi. Selain itu,

30

meskipun masih memerlukan studi lebih lanjut, efek negatif anemia dapat di
alami wanita hamil dengan defisiensi besi dan atau anemia yang terjadi di
awal hingga akhir kehamilan (Ronnenberg et al. 2004).
Singkatnya, pencegahan anemia ataupn ADB yang dapat dilakukan
pada wanita pasangan pengantin baru di Bali adalah sebagai berikut.
a. Wanita-wanita pra-hamil sebaiknya menyiapkan cadangan besi tubuh
sesuai dengan kebutuhan wanita hamil melalui diet besi harian maupun
suplementasi serta menjaga metabolisme besi tetap seimbang.
b. Meningkatkan konsumsi besi yang bersumber dari makanan sumber
hewani yang mudah diserap selain daging sapi (hati, ikan, daging ayam
dan lain-lain). Serta penambahan vitamin C yang dapat membantu
pembentukan besi dan proses pembentukan kadar hemoglobin dalam
darah.
c. Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan besi, asam folat, vitamin A
dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas
oleh kelompok sasaran.

Berdasarkan hal tersebut, evaluasi status besi pada masa pra-hamil


dibutuhkan untuk memberi kesempatan lebih lama dalam perbaikan status besi
tubuh sehingga anemia tidak terjadi pada masa kehamilan.

31

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1) Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan
terjadi bila kadar hemogobin jauh dibawah ambang batas yang
ditentukan.
2) Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam pembentukan sel atau
butir darah merah.
3) Fungsi zat besi sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam darah.
Sementara oksigen diperlukan untuk fungsi normal seluruh sel tubuh.
Apabila darah kekurangan oksigen maka fungsi sel-sel di seluruh
tubuh bisa terganggu.
4) Salah satu penyebab kekurangan zat besi dalam tubuh adalah
kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, terutama
berasal dari sumber hewani seperti daging sapi.
5) Zat besi bersumber pada makanan bergizi seperti daging merah
terutama hati, kuning telur, daging sapi, ikan, daging ayam, kacang
merah, daun katuk, bayam, serta roti gandum.
6) Siklus biologis membuat wanita lebih rentan terserang anemia
dibandingkan pria yang dikarenakan wanita mengalami banyak hal
yang membutuhkan pengeluaran darah dan zat gizi seperti haid, hamil,
melahirkan, dan menyusui.
7) Dalam 100 gram daging sapi segar mengandung 201 kkal energi, 14
gram lemak, dan 2,8 mg zat besi.

32

8) Mayoritas masyarakat di Tanah Dewata beragama Hindu, dimana sapi


adalah hewan yang sangat disakralkan.
9) Menurut ajaran agama Hindu, sapi merupakan lambang dari ibu
pertiwi yang memberikan kesejahteraan kepada semua makhluk hidup
di bumi ini sehingga tidak pantas untuk dibunuh terlebih lagi
dikonsumsi.
10) Pemuka agama di Bali sejak dulu telah menganjurkan masyarakatnya
untuk menjadi vegetarian. Sehingga banyak masyarakat yang bahan
makanannya dari sayur yang lebih banyak mengandung jenis besi non
heme. Padahal besi non heme sangat sulit disera oleh system
pencernaan kita.
11) Wanita pasangan pengantin baru di Bali cenderung memiliki kadar
hemoglobin rendah sedangkan kadar feritin serum cenderung da- lam
batas normal Namun demikian, masalah defesiensi besi dan anemia
masih di alami oleh sekitar 19.2%, 23.6%, dan 14.1% wanita pasangan pengantin baru di Bali.
12) Salah satu pencegahan anemia yang dapat dilakukan terhadap wanita
pasangan pengantin baru di Bali adalah sebaiknya wanita-wanita prahamil menyiapkan cadangan besi tubuh sesuai dengan kebutuhan
wanita hamil melalui diet besi harian maupun suplementasi serta
menjaga metabolisme besi tetap seimbang.

33

B. SARAN
1) Dibanding pria, wanita termasuk kelompok yang paling rentan
menderita anemia. Oleh karena itu, wanita yang senang melakukan
diet besi sebaiknya janganlah terlalu ekstrim dalam melakukan diet
tersebut.
2) Jika anda pantang itu mengosumsi daging sapi, perbanyaklah
mengkonsumsi sumber zat besi yang berasal dari hewan seperti daging
ayam, ikan ataupun hati agar anda tidak menderita anemia, terutama
bagi ibu hamil.
3) Bagi anda yang sering menderita anemia ringan, waspadalah. Karena
meskipun tidak menimbulkan gejala yang berarti, lambat laun jika
dibiarkan, anemia juga dapat menyebabkan gagal jantung bahkan
kematian.

34

DAFTAR PUSTAKA

http://dewagedeagung.wordpress.com/2012/10/16/kenapa-saya-tidak-memakandaging-sapi/ (Diakses pada 22 Maret 2014)


http://narayanasmrti.com/2009/08/kenapa-orang-hindu-menghormati-sapi/
(Diakses pada 22 Maret 2014)
http://blogsepisunyi.blogspot.com/2013/07/pro-kontra-masyarakat-hindumengonsumsi.html (Diakses pada 22 Maret 2014)
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090428151729AAPenUx
(Diakses pada 22 Maret 2014)
https://www.facebook.com/Ida.Pedanda.Gede.Made.Gunung/posts/262837113853
648 (Diakses pada 22 Maret 2014)
http://santibento.blogspot.com/2012/05/keagungan-sapi-dalam-budaya-hindu.html
(Diakses pada 22 Maret 2014)
http://suara.com/lifestyle/2014/05/24/083013/perempuan-berisiko-anemia/
(Diakses pada 22 Maret 2014)
http://forum.kompas.com/perempuan/17776-wanita-lebih-berisiko-terkenaanemia.html (Diakses pada 22 Maret 2014)
http://sumutpos.co/2013/07/62372/wanita-lebih-berisiko-kena-anemia
(Diakses pada 22 Maret 2014)
http://m.liputan6.com/health/read/546320/wanita-berisiko-tinggi-derita-anemia
(Diakses pada 22 Maret 2014)
35

http://www.baliprov.go.id/Agama--Adat--dan-Budaya (Diakses pada 22 Maret


2014)
http://bali.panduanwisata.com/pura-hindu-bali/agama-hindu-sebagai-keyakinanmayoritas-masyarakat-bali/ (Diakses pada 22 Maret 2014)
http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/06/sumber-zat-besi.html
(Diakses pada 22 Maret 2014)
http://vikybahagia.com/daging-sapi/kandungan-gizi-daging.html (Diakses pada
22 Maret 2014)
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/17_Profil_
Kes.Prov.Bali_2012.pdf (Diakses pada 22 Maret 2014)
http://www.depkes.go.id/downloads/kunker/17_bali.pdf (Diakses pada 22 Maret
2014)
http://www.depkes.go.id/downloads/KUNKER%20BINWIL/17%20Ringkasan
%20Eksekutif%20Prov%20Bali.pdf (Diakses pada 22 Maret 2014)
http://simreg.bappenas.go.id/document/Profil/Profil%20Pembangunan
%20Provinsi%205100Bali%202013.pdf (Diakses pada 22 Maret 2014)

36

Anda mungkin juga menyukai