Laporanmediamonitoringimmc Putaraniipilkadadki2012 120911033827 Phpapp01.pps
Laporanmediamonitoringimmc Putaraniipilkadadki2012 120911033827 Phpapp01.pps
KANDIDAT DAN
SEBARAN ISU
DALAM PUTARAN II
PILKADA DKI 2012
LAPORAN HASIL
MEDIA MONITORING PILKADA DKI
11 JULI 28 AGUSTUS 2012
@Immcnews
Latar Belakang
Jelang gelaran Pilkada DKI Jakarta Putaran kedua,
IMMC
secara
khusus
memonitoring
perkembangan pemberitaan media terhadap isu
tersebut. Riset dilakukan sejak 11 Juli 2012
hingga 28 Agustus 2012. Riset ini diharapkan
dapat memberikan sebuah perspektif tentang
dinamika Pilkada DKI 2012 Putaran II dalam
berbagai perspektif. Hasil riset ini kami olah
dalam bentuk rilis.
Metodologi
Penelitian menggunakan metode purposive
sampling pada 6 media online terkemuka, yakni:
Detik, Inilah, Okezone, RMOL, Kompas, VivaNews.
Proses pengumpulan data dilakukan dari tanggal
11 Juli 28 Agustus 2012.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
mengumpulkan dan menganalisa semua berita
(content analysis) mengenai Pilkada DKI 2012
serta dua pasang kandidat yang maju dalam
putaran II yaitu: Foke Nara dan Jokowi Ahok.
Popularitas Kandidat
Pemberitaan kandidat
sebanyak 3003 dari
1535 berita.
Jokowi unggul dalam
jumlah pemberitaan di
media online nasional
yaitu sebanyak 34%.
Disusul Foke dengan
32%.
Analisa
Dinamika Isu
Analisa
Dinamika Pemberitaan
Antar Kandidat
Pemberitaan Jokowi-Ahok unggul di periode 11-17 Juli, 18-24 Juli dan 22-28
Agustus. Pada rentang waktu 11-24 Juli terkait hasil quick count dan analisa
kemenangan jokowi oleh banyak kalangan.
Pemberitaan Foke unggul pada periode 25-24 Juli, 1-7 Agust, 8-14 Agust dan
15-21 Agust. Pada rentang waktu 1-14 Agustus dipengaruhi isu dukungan
PKS kepada Foke dan Isu SARA.
Analisa
Penempatan Berita
Analisa
Sumber Berita
Analisa
Sumber pemberitaan dari kandidat masih cukup
dominan di masing-masing kandidat. Untuk
pasangan Foke Nara, sumber pemberitaan dari
kandidat sebanyak 448 berita, cukup tinggi jika
dibandingkan dengan pasangan Jokowi Ahok
yang hanya sebanyak 240 berita.
Namun, di tingkatan tim sukses, Timses Jokowi
Ahok cukup banyak dijadikan sebagai sumber
berita oleh media online jika dibandingkan oleh
timses Foke Nara.
Analisa
Tone Kandidat
Analisa
Tendensi pemberitaan Jokowi jauh lebih positif
jika dibandingkan dengan Foke. Beberapa isu
yang menjadi pemicu terjadi hal ini, salah
satunya adalah mengenai SARA. Walaupun
dijelaskan bahwa Foke Nara tidak terlibat,
namun dalam pemberitaan di media online, nama
Foke ikut terseret dalam kasus tersebut.
Berita Positif
Analisa
Pemberitaan Positif untuk pasangan Foke Nara
banyak seputar dukungan beberapa partai besar
kepada pasangan tersebut pada putaran kedua
nanti. Hal yang sama juga terjadi pada pasangan
Jokowi Ahok. Namun pada kasus pasangan ini,
dukungan lebih ditunjukkan oleh masyarakat dan
juga tokoh.
Isu Kampanye
Analisa
Isu black campaign cenderung lebih
banyak diterima oleh pasangan Jokowi
Ahok dibandingkan dengan Foke Nara.
Salah satu yang cukup banyak diberitakan
adalah
mengenai
isu
SARA
yang
melibatkan Rhoma Irama.
Analisa
Jokowi Ahok cukup banyak melakukan
kegiatan kampanye pada forum sosial
maupun game. Salah satu yang cukup
menarik media online adalah peluncuran
game
Selamatkan
Jakarta
dengan
konsep gameplay seperti Angry Birds.
Metode ini dianggap cukup menarik bagi
beberapa kalangan.
Kampanye :
Kegiatan Kandidat
Analisa
Kecenderungan kampanye yang dilakukan oleh masingmasing pasangan kandidat lebih banyak ditujukan langsung
ke masyarakat dengan melakukan beberapa kunjungan ke
wilayah-wilayah
seperti
pasar
tradisional
dan
perkampungan penduduk.
Sementara untuk konsolidasi di tingkatan internal partai
yang dilakukan oleh kedua pasangan tidak banyak
diekspose media.
Foke merupakan kandidat yang paling banyak melakukan
kunjungan ke masyarakat. Hal ini terkait dengan posisinya
sebagai Gubernur DKI serta beberapa momen penting
seperti Lebaran yang selalu menjadikan Jakarta sebagai
salah satu fokus pemberitaan.
Kampanye : Black
Campaign
Analisa
Isu black campaign yang paling banyak diangkat
dalam rentang waktu 11 Juli 28 Agustus 2012
adalah mengenai isu SARA. Jokowi merupakan
kandidat yang banyak dikaitkan dengan isu SARA.
Salah satu isu SARA yang cukup mendapat
perhatian adalah desasdesus mengenai ibu
kandung Jokowi yang non muslim. Selain itu, isu
yang menerpa pasangannya, Ahok juga cukup
banyak diberitakan. Apalagi kasus tersebut juga
melibatkan figur terkenal, Rhoma Irama.
Dukungan Terhadap
Kandidat
Analisa
Dalam konteks dukungan partai terkadap
kandidat, pemberitaan pasangan Foke Nara
cukup banyak oleh media online. Hal ini sedikit
banyak mengindikasikan bahwa dukungan partai
ke pasangan tersebut dalam menghadapi putaran
kedua cukup banyak.
Namun, untuk pasangan Jokowi Ahok, dukungan
lebih banyak didapat dari masyarakat.
Dukungan Parpol
Analisa
Terdapat tiga partai yang mendapat porsi
pemberitaan cukup banyak terkait dengan
dukungan parpol. Parpol tersebut antara lain PKS,
PPP dan Golkar. PKS yang mencalonkan Hidayat
Nur Wahid pada putaran pertama Pilkada DKI
2012, akhirnya menjatuhkan dukungan ke
pasangan Foke Nara. Langkah ini cukup menarik
pemberitaan di media online.
Sementara untuk Jokowi Ahok, pemberitaan
terkait dengan dukungan parpol tidak banyak
dimuat.
Analisa
Tingginya pemberitaan seputar dukungan
parpol terhadap kandidat pilkada DKI 2012
lebih
banyak
didominasi
dengan
pernyataan komitmen dukungan terhadap
kandidat. Hal ini sangat terlihat pada
pasangan Foke Nara yang memang
cukup intensif membangun komunikasi
politik dengan parpol lainnya.
Pasangan Foke Nara lebih sering dikaitkan isu kontrak politik/ mahar dan
komitmen PKS untuk mendukungnya.
Pasangan Jokowi lebih sering dikaitkan dengan dinamika rencana
dukungan dan kritik terhadap PKS yang mendukung pasangan Foke-Nara.
Analisa
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) cukup banyak
menyita perhatian media online terutama saat
partai ini memutuskan untuk merapat ke kubu
Foke Nara. Langkah ini dinilai beragam oleh
beberapa pihak.
Hal ini juga nampak pada pemberitaan di media
online. Dari hasil monitoring, isu dukungan PKS
terhadap Foke Nara sangat erat kaitannya
dengan adanya kontrak/mahar politik.
Analisa
Kondisi yang tidak jauh berbeda dengan PKS,
dukungan politik kepada Foke Nara juga
ditunjukkan oleh Partai Golkar. Sebagai partai
yang mengusung Alex Noerdin sebagai kandidat
pada putaran pertama, langkah untuk merapat ke
kubu Foke tentu mengundang perhatian. Namun,
Golkar
selalu
berulang
kali
menegaskan
komitmen dukungannya kepada Foke Nara
untuk menjadi pemenang pada putaran kedua
nantinya.
Dukungan Tokoh/
Masyarakat
Tanggapan Kandidat
Terhadap Isu Daerah
Foke dan Jokowi banyak memberi perhatian pada isu kebakaran yang
terjadi.
Selain isu kebakaran Foke lebih banyak memberi perhatian isu ekonomi,
pendidikan, kependudukan, dan sosial. Sedangkan Jokowi banyak
memberi perhatian isu ekonomi, kemiskinan dan sosial
Analisa
Kegiatan Kandidat
Foke
lebih
sering
melakukan
kegiatan
yang
mengatasnamakan pemerintah.
Jokowi sering melakukan kegiatan sebagai kandidat cagub
DKI.
Analisa
Tujuan Kunjungan
Kandidat
Analisa
Fauzi Bowo memang lebih banyak didukung oleh tokohtokoh agama dan tokoh adat Betawi. Foke sangat
menyadari dukungan dari kalangan ulama ini sehingga Foke
lebih banyak melakukan kunjungan-kunjungan ke tempattempat ibadah seperti Masjid dan pengajian-pengajian. Ini
juga didukung oleh suasana Ramadhan dan Idul Fitri yang
berlangsung menjelang Pemilukada putaran kedua.
Jokowi justru lebih banyak melakukan kunjungan langsung
ke sentra-sentra perkampungan masyarakat dan pasarpasar tradisional.
Isu Survei
Analisa
Sejak penghitungan Quick Count Pilkada DKI
putaran pertama, tidak banyak lembaga survei
yang melakukan aktivitas survey. Bahkan
lembaga survei banyak mendapatkan kritikan dan
kredibilitas hasil surveynya dipertanyakan publik
karena hasil Pemilukada DKI Jakarta putaran
pertama tidak sesuai dengan hasil survey
beberapa lembaga survey. Namun, meski
demikian, secara umum, rilis hasil survey masih
mendominasi isu terkait survey di beberapa
pemberitaan media terutama rilis hasil Quick
Count putara pertama lalu.
Penyelenggara Pemilu
Analisa
Analisa
Instansi Quote
Analisa
Kedua kandidat menjadi pihak yang paling sering
menanggapi kandidat yang lain. Media sering
melakukan konfrontasi terhadap kedua kandidat
terhadap isu-isu yang berkembang menjelang
pilkada putara kedua.
Disamping kandidat, tokoh-tokoh partai politik
menjadi pihak yang sering melontarkan pendapat
dan penilaian terhadap kandidat. Hal ini tidak
terlepas dari isu dukungan terhadap kedua
kandidat dari masing-masing partai.
Tim Sukses
Analisa
Tokoh Parpol
Analisa
Intelektual/Akademisi
Analisa
Dari
kalangan
intelektual/akademisi,
Pengamat Komunikasi Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto
menjadi pengamat yang paling banyak
mengomentari
kandidat
dan
proses
pilkada. Selain Gun Gun, ada juga Siti
Zuhro, peneliti bidang Politik di LIPI.
Penilaian Intelektual
Terhadap Kandidat
Analisa
Dikalangan
intelektual/akademisi,
Jokowi
dianggap lebih baik dari Foke. Keberhasilan
Jokowi dalam membangun Kota Solo menjadi
tolak ukurnya. Foke dianggap telah gagal dalam
menata Jakarta selama 5 lima tahun masa
kepemimpinannya,
sehingga
Foke
banyak
mendapatkan
penilaian
dari
kalangan
intelektual/akademisi.
Tokoh Agama/
Masyarakat
Analisa
Dikalangan tokoh agama/masyarakat, Rhoma
Irama menjadi tokoh yang paling banyak di sorot
oleh media. Hal ini terkait dengan ceramah
Rhoma Irama di salah satu mesjid di Jakarta yang
berbau SARA. Isi ceramah Rhoma ini akhirnya
bergulir hingga ke Panwaslu, meski akhirnya
Panwaslu menyatakan Rhoma Irama tidak
bersalah.
Meskipun
banyak
mendapat
apresiasi
dari
tokoh
masyarakat, Jokowi-Ahok juga paling banyak dikritik atau
dipandang negatif oleh tokoh agama/masyarakat.
Analisa
Secara umum, penilaian masyarakat terhadap
Jokowi relatif positif. Meski demikian, dikalangan
tokoh agama dan tokoh adat, Jokowi-Ahok
mendapat penilaian yang negatif. Bagi tokoh
agama, Jokowi-Ahok tidak layak dipilih menjadi
Gubernur DKI Jakarta karena tidak berasal dari
golongan Islam. Hal ini akhirnya memunculkan
isu SARA dalam pelaksanaan pilkada DKI Jakarta.
Analisa
Dalam melakukan tugas-tugas jurnalistiknya,
masih ada beberapa media yang masih kurang
dalam
melakukan
cek
&
Ricek
dalam
pemberitaannya.
Dari
lima
media
yang
dimonitoring yaitu Detik.com , Inilah.com,
Kompas.com, Okezone.com, Rmonline.com dan
Vivanews, terlihat dua media yang kurang
melakukan cek & ricek. Keduanya adalah
Detik.com dan Inilah.com.
Kualitas Berita :
Cover Both Side
Analisa
Dalam kualitas pemberitaan, hampir
semua media masih kurang maksimal
dalam memberi perhatian mengenai cover
both side. Tentu saja hal ini perlu
diperhatikan
kedepannya
agar
pemberitaan lebih berimbang dari dua sisi.
Kualitas Berita :
Pencampuran Opini &
Fakta
Analisa
Media yang paling sering mencampurkan
antara
opini
dan
fakta
dalam
pemberitaannya
adalah
Inilah.com.
Sementara media lainnya, meskipun
sering, relatif lebih berupaya memisahkan
antara
opini
dan
fakta
dalam
pemberitaannya.
Kesimpulan
Dari sisi pemberitaan, Jokowi masih dominan
dibandingkan dengan Foke. Ini merupakan efek
dari kemenangan Jokowi-Ahok pada pilkada DKI
Jakarta pada putaran pertama lalu. Selain itu, ini
memperlihatkan kinerja kedua kandidat belum
maksimal dalam memanfaatkan media.
Tim Sukses Jokowi-Ahok terlihat lebih intens
dalam berhubungan dengan media, dibandingkan
dengan tim sukses Foke-Nara.
Kesimpulan
Pemberitaan terkait Jokowi lebih banyak bersifat
positif, sedangkan Foke sebaliknya, negatif.
Keberhasilan kedua kandidat selama memimpin
daerah masing-masing dijadikan tolak ukur dalam
menilai
keduanya,
disamping
sikap
dan
penerimaan
masyarakat
terhadap
kedua
kandidat.
Pemberitaan terkait dukungan partai lebih banyak
ditujukan kepada Foke. Sementara Jokowi banyak
mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat,
selebriti dan kalangan intelektual.
Kesimpulan
Banyaknya kebakaran yang terjadi di Jakarta
menjadikannya menjadi isu daerah yang sering
dibahas, baik oleh kandidat maupun tim suksenya
menjelang pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Disamping ada juga isu ekonomi, sosial dan
kemiskinan.
Isu sensitif lainnya yang cukup banyak menyita
perhatian publik menjelang pilkada putara kedua
ini adalah isu SARA yang banyak dilontarkan oleh
pemuka agama kepada pasangan Jokowi-Ahok.
Kesimpulan
Pasangan
Jokowi-Ahok
dipandang
negatif
dikalangan tokoh agama/adat karena dianggap
bukan representasi kalangan Islam. Sehingga
umat Islam di Jakarta diminta untuk tidak memilih
pasangan ini.
Berbeda dengan tokoh agama/adat, kalangan
intelektual/akademisi justru menilai sebaliknya.
Foke dinilai gagal dalam membangun kota Jakarta
selama lima tahun memimpin Jakarta. Sehingga
sosok Jokowi dianggap lebih layak memimpin
Jakarta.
Kesimpulan
Kesimpulan
Dua lembaga yang paling banyak mendapatkan
sorotan adalah KPUD dan Panwaslu. KPUD
mendapatkan sorotan terkait persoalan DPT dan
persiapan logistik pemilu.
Panwanslu
lebih
banyak
disoroti
terkait
penindakannya
terhadap
isu-isu
seputar
pemilukada seperti Money Politic, SARA dan
penayangan iklan dan spanduk di luar jadwal
masa kampanye.
TERIMA KASIH