Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas


Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu
masalah dengan cara pengumpulan data di masyarakat (lapangan). Dengan
demikian diagnosis komunitas merupakan kegiatan survey. Dengan melakukan
diagnosis komunitas ini maka masalah kesehatan di komunitas akan dapat di
identifikasi dan dibuat intervensi pemecahannya. Dengan adanya diagnosis
komunitas diharapkan dapat menerapkan prinsip kedokteran pencegahan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan latar belakang, profil
keluarga binaan, penentuan area masalah dan hasil jawaban kuesioner maka kami
mengangkat diagnosis komunitas mengenai pengetahuan faktor resiko hipertensi
pada keluaarga binaan di desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten.

2.2 Teori Pengetahuan


2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2005) pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,
pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang.
Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
2.2.2 Tingkat Pengetahuan
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall).Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam


domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: (Notoatmodjo, 2007).
2.2.2.1 Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyabutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2.2.2.2 Memahami (comprehension)
Memehami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang menganai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri
tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan,

menyebutkan,

contoh

menyimpulkan,

merencanakan,

dan

sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.


2.2.2.3 Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsipprinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan
masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
2.2.2.4 Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
2.2.2.5 Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.

2.2.2.6 Evaluasi (evaluation)


Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini
berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan terbagi atas dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
2.2.3.1 Faktor Internal
A. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir
menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan
tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf
intelegensi seseorang. Secara common sence dapat dikatakan bahwa orangorang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai
taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.
B. Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang
yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya,
makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap
masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).
2.2.3.2 Faktor Eksternal
A. Pendidikan
Tokoh pendidikan abad 20 Masehi, J. Largevelt, yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2003) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju
kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa

pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan
di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
B. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder, keluarga dengan
status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan keluarga status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk
kebutuhan

sekunder.

Jadi,

dapat

disimpulkan

bahwa

ekonomi

dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.


C. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan
seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif
dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini
biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media
massa.
D. Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya
untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh
dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
E. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang (Middle Brook,
1974), yang dikutip oleh Azwar (2009). Mengatakan bahwa tidak adanya suatu
pengalaman sama sekali. Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif
terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang
melibatkan emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama
membekas.
2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh


kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu cara tradisional (non-ilmiah) dan cara modern (ilmiah).
2.2.4.1 Cara tradisional (non-ilmiah)
Cara ini dipakai untuk memperoleh pengetahuan sebelum ditemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penentuan
pengetahuan secara tradisional antara lain:
A. Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum

adanya

peradaban.

Cara

ini

dilakukan

dengan

menggunakan

kemungkinan tersebut tidak berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.
B. Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang ditemukan
oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau membuktikan kebenaran
terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.
C. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada
pada masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang untuk
menarik kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman
dengan benar, diperlukan berpikir kritis dan logis.
D. Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan
jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.
2.2.4.2 Cara modern (ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan
jalan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua
fakta sebelumnya dengan objek penelitian (Notoatmodjo, 2005).
2.2.5 Sumber pengetahuan

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari


berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk,
petugas kesehhatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber
pengalaman dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun
informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. (Notoatmodjo,
2005).
2.3 Teori Hipertensi
2.3.1 Definisi Hipertensi
Istilah

hipertensi

diambil

dari

bahasa

Inggris

hypertension.

Hypertension merupakan istilah kedokteran yang populer untuk menyebutkan


penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit
darah tinggi adalah suatu keadaan dimana sesorang mengalami peningkatan darah
diatas normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg (Rahma, 2009).

2.3.2 Klasifikasi
A. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluasion and
Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)
Normal
80
Pre Hipertensi
89

<120

<

120-139

80-

Hipertensi
Derajat 1
99

140 159

Derajat 2

>160

90
>100

B. WHO (World Health Organization)


Menurut WHO (World Health Organization), organisasi kesehatan dunia di
bawah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), klasifikasi tekanan darah tinggi
sebagai berikut:

Tekanan darah normal, yakni jika sistolik kurang atau sama dengan 140
dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.

Tekanan darah perbatasan, yakin sistolik 141-149 dan diastolik 91-94


mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni jika sistoliklebih besar
atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan
95 mmHg.

2.3.3 Etiologi / Penyebab


Hipertensi yang tidak terkendali dapat memyebabkan kerusakan pada organorgan penting didalam tubuh. Akan tetapi perubahan yang menyebabkan masalah
tekanan darah pada setiap individu sulit untuk dilacak dan masih belum diketahui
dengan jelas. Namun para ahli mengungkapkan bahkan paling tidak, ada dua
faktor yang memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu: faktor yang tidak
dapat dikontrol dan faktor yang dapat di kontrol.
A. Faktor yang tidak dapat dikontrol
Beberapa faktor yang tidak dikontrol antarnya adalah:

Keturunan
Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua kita menderita
hipertensi kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60 % karena
menunjukan ada faktor gen keturunan yang berperan.

Ciri Perseorangan
Ciri perserorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,
jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan
terjadinya kenaikan tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun,
mempunyai 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmHg. Pada perempuan, tekanan darah umumnya
meningkat setelah menopause. Mereka yang sudah menopause memiliki

risiko hipertensi yang lebih tinggi dibanding yang belum menopause.


Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar dari pria. Kesimpulan
ini dikemukakan Prof. Boedhi Darmojo, setelah melakukan pengamatan
selama 10 tahun lebih. Guru besar Universitas Diponegoro ini
mengungkapkan, di hampir semua penelitian, persentase hipertensi
dikalangan wanita kita selalu lehih lebih besar dari persentase
pria.tingginya angka penderita darah tinggi secara langsung berhubungan
dengantingginya angka penderita stres dan depresi di kalangan wanita.
Beban kerja yang harus ditanggung wanita sangat berat. Dalam membina
karier mereka berusaha keras di luar rumah, tapi masih harus melakukan
kewajiban juga sebagai ibu rumah tangga. Statistik di Amerika menunjukan
prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak
dibandingkan dengan orang kulit putih (Iqbal, 2008).
B. Faktor yang dapat dikontrol
Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan
dengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara lain:

Merokok
Fakta otentik menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin
(Lovastatin, 2005).

Konsumsi alkohol

Obesitas
Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki
melebihi 15 % dan pada wanita 20% dari berat badan ideal menurut
umurnya. Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuhnya
dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus membawa kelebihan berat
badannya. Oleh sebab itu, pada umumnya orang obesitas lebih cepat gerah,
capai, dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan bekerja
(Notoatmojo, 2007).

Stress

Hubungan stress dengan hipertensi adalah melalui aktivitas saraf simpatis.


Saraf simpatis merupakan saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas.
Peningkatan saraf simpatis dapat meningkatan tekanan darah secara tidak
menentu. Apabila stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan
darah menetap tinggi (Lovastatin, 2005)

Asupan Natrium
Asupan natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam
cairan

ekstraseluler

meningkat.

Untuk

menormalkannya,

cairan

intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler


meningkat.

Meningkatnya

volume

cairan

ekstraseluler

tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada


timbulnya hipertensi, karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi
natrium (Budi Sutomo, 2009).
2.3.4 Patofisiologi
Asupan garam berlebihan terus menerus tentu akan memicu tekanan darah
tinggi. Tubuh hanya membutuhkan natrium sekitar 500 mg per hari, sedangkan
konsumsi garam harian orang Indonesia sekitar 30-40 gram per hari.
Ginjal akan menahan natrium saat tubuh kekurangan natrium dan sebaliknya
ginjal akan mengeluarkan natrium melalui urin pada saat kadar natrium meningkat
didalam tubuh. Apabila kadar natrium terus-menerus meningkat didalam tubuh,
ginjal akan bekerja keras untuk mengeluarkan natrium melalui urin dan dapat
mengakibatkan fungsi ginjal terganggu. Apabila fungsi ginjal tidak normal,
kelebihan natrium tidak bisa dibuang dan menumpuk didalam darah. Volume
cairan dalam tubuh meningkat dan membuat jantung dan pembuluh darah bekerja
lebih keras untuk memompa darah dan mengalirkannya keseluruh tubuh, tekanan
darah pun akhirnya meningkat (Rizannisa, 2009).
2.3.5 Gejala Hipertensi
Perjalanan Penyakit hipertensi berkembang secara perlahan tetapi secara
potensial sangat membahayakann kadang - kadang seseorang tidak mengetahui
setelah hipertensi dideritanya menyebabkan komplikasi Gejala hipertensi yang

sering muncul adalah : Sakit kepala, secara akan pingsan,penglihatan menjadi


kabur , rasa sakit pada tengkuk. Dikatakan seseorang menderita hipertensi bila
tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg dan normal bila tekanan darahnya
kurang dari 130/80mmHg ( William, 2007).
2.3.6 Komplikasi Hipertensi

Arterosklorosis
Orang yang menderita hipertensi kemungkinan besar akan menderita
arterosklorosis. Arterosklorosis merupakan suatu penyakit pada dinding
pembuluh darah yakni lapisan dalamnya menjadi tebal karena timbunan
lemak yang dinamakan plaque atau suatu endapan keras yang tidak normal
pada dinding arteri. Pembuluh darah mendapat pukulan paling berat, jika
tekanan darah terus menerus tinggi dan berubah, sehingga saluran darah
tersebut menjadi sempit dan aliran darah menjadi tidak lancar (Soeharto,
2002).

Jantung
Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Untuk itu otot
jantung memerlukan oksigen dan zat gizi yang cukup. Zat gizi dan oksigen
diangkut oleh darah melalui pembuluh darah. Persoalan akan timbul bila
terdapat halangan atau kelainan dipembuluh darah, yang berarti kurangnya
suplai oksigen dan zat gizi untuk menggerakan jantung secara normal
( Maulana, 2008).

Stroke
Hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding
pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan
pembuluh darah akan mudah pecah. Pada kasus seperti itu, biasanya
pembuluh darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah yang terjadi
secara tiba-tiba. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan selsel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen dan zat gizi yang
dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan zat gizi dan
akhirnya mati (Auryn, 2007).

2.3.7 Usaha Pencegahan Hipertensi


Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, demikian juga dengan
hipertensi. Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya,hanya
diperlukan disiplin dan ketekunan menjalankan aturan hidup sehat, sabar dan
ikhlas dalam mengendalikan perasaan dan keinginan. Usaha pencegahan juga
bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi parah dan
terhindar dari komplikasi fatal hipertensi. Usaha pencegahan antara lain dilakukan
dengan cara sebagai berikut :

Mengurangi konsumsi garam


Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gram garam
dapur untuk diet setiap hari.

Menghindari kegemukan (obesitas)


Hindarkan kegemukan dengan menjaga berat badan. Batasan kegemukan
adalah jika berat badan lebih 15% pada laki-laki dan pada wanita melebihi
20% dari berat badan ideal.

Membatasi konsumsi lemak


Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolestrol darah tidak
terlalu tinggi. Kadar kolestrol darah yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah yang lama
kelamaan akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran
darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan
memperparah hipertensi. Himpunan Ahli Jantung Amerika (America Heart
Association) menganjurkan agar mengkonsumsi kolestrol dalam makanan
dibatasi tidak lebih dari 300 mg setiap hari.

Olahraga teratur
Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat menyerap atau
menghilangkan endapan kolestrol pada pembuluh darah. Olahraga yang
dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh seperti
: gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga
yang menegangkan.

Banyak makan buah dan sayuran


Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah
yang mengandung mineral kalium dapat membantumenurunkan tekanan
darah.

Tidak merokok dan minuman alkohol

Berusaha dan membina hidup yang positif


Dalam kehidupan penuh dengan persaingan, tuntutan atau tantangan yang
menumpuk menjadi tekanan atau beban stress bagi setiap orang. Jika
tekanan stress terlampau besar sehingga melampaui daya tahan seseorang
maka akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur,
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi. Agar terhindar dari
efek negatif tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif
(Bustan, 2007).

2.3.8 Penatalaksanaan Diet Bagi Penderita Hipertensi


A. Macam Diet Garam Rendah

Diet Garam Rendah I (200-400 mg)


Diet ini diberikan pada pasien dengan odema, asitesis, dan hipertensi berat.
Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur, hindari
makanan tinggi natrium.

Diet Garam Rendah II (600-800 mg)


Diet ini berlaku kepada pasien odema, asitesis, dan hipertensi tidak terlalu
berat. Dalam pengolahan makanannya boleh menggunakan sendok teh
garam dapur (2 gr).

Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)


Diet ini diberikan pada pasien dengan odema atau hipertensi ringan.
Dalam pengolahan makananya boleh menggunakan garam 1 sendok teh (6
gr) garam dapur ( Almatsier, 2005 )

2.3.9 Pengobatan

Tujuan dari pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan tekanan darah


batas normal, tanpa mengganggu aktifitas sehari-hari. Obat-obat yang digunakan
untuk mengobati hipertensi meliputi: diuretic, obat penghambat enzim konvensi
angiotensin, antagonis kalium, dan penghambat reseptor angiotesin II (William,
2007 ).
2.4 Kerangka Teori
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori
Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, yaitu:

Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang
berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya
dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan
intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan
dalam komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang.
Secara common sence dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih
intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi
akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

Pendidikan
Tugas

dari

pendidikan

adalah

memberikan

atau

rneningkatkan

pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau


meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek
yang

bersangkutan,

sehingga

dicapai

suatu

masyarakat

yang

berkembang. Sistem pendidikan (formal dan non-formal) yang berjenjang


diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu
(Notoatmodjo, 2003). Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu
objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.

Pengalaman

Menurut teori Determinan Perilaku yang disampaikan WHO, yang


menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya
disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri
seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan,

persepsi, sikap,

kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap


objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari
pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. (Notoatmodjo, 2003).

Informasi
Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa
media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan
penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan
masyarakat, kelompok, atau individu dalam aktivitas sosial dimana
media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif,
dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk
menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap,
perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan
nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo: 2003). Media dibagi menjadi tiga
yaitu media cetak, yang meliputi booklet, leaflet, rubrik yang terdapat
pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang
meliputi televisi, video, slide, dan film serta papan (billboard)
(Notoatmodjo, 2003).

Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang
berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia
akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat
diharapkan dari objek tertentu. (Saifudin, 2002).

Umur
Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat
kemampuan; kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir
dan menerima informasi.

Sosial budaya

Sosial, termasuk di dalamnya pandangan agama dan kelompok


etnis,dapat

mempengaruhi

proses

pengetahuan,

khususnya

dalam

penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya. Disini


dilihat tentang bagaimana interaksi sosial; semakin baik interaksi
sosialnya, maka akan semakin baik pula pengetahuan yang akan
didapatkan.

Ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu
yang berasal dan keluarga yang bestatus sosial ekonomi yang baik
dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa
depannya dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan
status ekonomi rendah.

Faktor
Internal

Faktor
Eksternal

Pengetahuan
mengenai
faktor risiko
terjadinya
hipertensi

Bagan 2.1 Kerangka teori


2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan RT
03/RW 05 Kampung Pangkalan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel
independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area permasalahan.
Variabel Independen

Variabel Dependen

Faktor Internal
Tingkat Pendidikan
Pengetahuan
Mengenai Faktor
Risiko Terjadinya
Hipertensi

Faktor Eksternal
- Paparan Informasi
- Kebudayaan
- Ekonomi
(Pendapatan ratarata)

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


2.6 Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
diamati atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.
Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan
instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2006). Adapun definisi operasional dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 2.1 Definisi Operasional
N

Variabel

Definisi

Alat

Cara

Hasil

Skala

O
1

Pengetahua
n

Informasi
yang
diketahui
sebagai
respon
penggunaan
panca
indera,
tersimpan
sebagai
memori
dalam
ingatan,
yang
apabila
dipahami
akan dapat
menjadi
dasar dalam
menentukan
tindakan.
Dalam hal
ini berkaitan
dengan
pengetahuan
mengenai
faktor risiko
hipertensi

Kuesione

Wawancar

Tingkat

Jenjang

Kuesione

Wawancar

pendidikan

pendidikan

Buruk = 812

Ordina
l

Kurang=
13-16
Baik= 1720

formal yang

Kurang = 1
Sedang = 2

Ordina
l

Baik = 3

terakhir
ditempuh
`3

Paparan

responden
Ada

informasi

tidaknya
informasi
tentang

Kuesione

Wawancar

Kurang =
4- 5
Cukup = 6-

Ordina
l

faktor

resiko

Baik = 7-8

hipertensi
4

Kebudayaa

Ada atau

Kuesione

Wawancar

tidaknya

Dipengaruh
i

Ordina
l

pola

kebudayaan

kebiasaan

= 6-8

dan

Sedikit

hubungan

dipengaruhi

sosial antar

kebudayaan

masyarakat

= 9-11

yang

Tidak

berhubunga

dipengaruhi

n dengan

kebudayaan

pengetahuan

= 12-14

responden
tentang
faktor
resiko
5

Ekonomi

hipertensi
Jumlah total

Kuesione

Wawancar

(Pendapata

pendapatan

n rata-rata)

keluarga per

UMR
Kabupaten
Tangerang

bulan

(Tahun 2016:

berdasarkan

Rp.

Upah

3.000.000,-)

Minimum

- Di bawah

Rakyat

UMR

Kabupaten

(Ekonomi

Tangerang

Kurang) =

sebesar Rp

<4

3.000.000,0

- Sama
dengan atau

Ordina
l

diatas UMR
=>4

Anda mungkin juga menyukai