Anda di halaman 1dari 4

Keanekaragaman tingkat gen

1. Buah kelapa ada yang memiliki warna hijau dan kuning. Serta buah kelapa
tersebut ada yang berdaging tebal dan tipis.
2. Buah pisang ada yang memiliki buah yang besar dan kecil, serta bentuk dan
tekstur serta rasa daging buah yang tidak sama dari pisang satu dengan
pisang yang lainnya.
3. Buah mangga ada yang memiliki buah yang panjang, bulat, serta rasa buah
dari setiap jenis mangga berbeda.
Keanekaragaman tingkat jenis
1. Tumbuhan kelompok palem seperti kelapa, aren, sawit, pinang yang memiliki
daun yang hampir mirip yang sebagian besar hidup didatran rendah.
2. .
3. .
Keanekaragaman tingkat ekosistem
1. Ekosistem hutan
2. Ekosistem gurun
3. Ekosistem mangrove

1. Jelaskan perbedaan pengertian identifikasi, klasifikasi, taksonomi, dan


biosistematik.
Jawab
a. Identifikasi berasal dari dari kata identify yang artinya meneliti, menelaah.
Identifikasi merupakan kegiatan yang mencari, menemukan,
mengumpulkan , mencatat data dan informasi dari kebutuhan lapangan.
b. Klasifikasi (pengelompokkan) merupakan suatu cara memilah dan
mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu.
c. Taksonomi diambil dari bahasa yunani tassein yang berarti untuk
pengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi merupakan
pengelompokkan suatu hal berdasarkan tingkatan (hierarki) dimana
taksonomi yang lebih tinggi berrsifat lebih umum dan taksonomi yang
bersifat rendah bersifat lebih spesifik. Dalam biologi taksonomi
merupakan cabang ilmi ersendiri yang mempelajari penggolongan atau

sistematika makhluk hidup. System yang dipakai adalah penamaan


dengan dua sebutan, yang dikenal sebagai tata nama binomial.
d. Biosistematika merupakan bagian sistematika yang mempelajari
pengklasifikasian dan evolusi makhluk berdasarkan informasi yang digali
dari variasi genetic, hibridasi, strategi perkembangbiakan, kompetensi dan
adaptasi local populasi obyek.

Kekurangan menggunakan klasifikasi hewan dengan ciri morfologi pada jurnal


yang berjudul Barcoding DNA Rangkong Badak Sebagai Upaya Konservasi Geneetik
Satwa Indonesia.
a. Jika klasifikasi hewan menggunaka ciri morfologi hanya dapat mengetahui
bagian bagian luar saja seperti mengetahui perbedaan warna dari setiap
bagian burung rangkong badak yang di teliti dalam artikel ini. Seperti tarsus
berwarna kuning, tenggorokan berwarna hitam, bagian perut hingga tungging
berwarna putih dll.
b. Jika ciri morfologi ini digunakan untuk membandingkan burung rangkong
badak dengan spesies pembanding yang berkerabat dekat yaitu rangkong
papan, maka akan ditemukan perbedaan karakter morfologi diantara
keduannya.
Seperti warna sayap pada rangkong papan berbeda warna dengan rangkong
badak yaitu berwarna tidak sepenuhnya hitam.
c. Jadi jika peneliti ingin menemukan kekerabatan dengan spesies sejenis tidak
bisa menggunakan ciri morfologi. Seperti halnya dalam artikel penelitian ini.
d. Klasifikasi menggunakan ciri morfologi tidak berhujung pada keputusan
karena dalam penelitian ini masih dilakukan kajian tentang filogenetik untuk
menentukan hubungan kekerabatan.
e. Klasifikasi hewan dengan ciri morfologi berakibat pada perbedaan nama pada
dua spesies yang sama yang dapat dimungkinkan karena perbedaan ciri
morfologi seperti pada artikel ini yang telah mengetahui perbedaan morfologi
antara rangkong badak dengan rangkong papan.

Kelebihan menggunakan klasifikasi hewan dengan ciri morfologi pada jurnal yang
berjudul Barcoding DNA Rangkong Badak Sebagai Upaya Konservasi Geneetik
Satwa Indonesia.
a. Ciri morfologi jika digunakan untuk mengklasifikasi hewan akan
mempermudah pekerjaan peneliti karena dengan klasifikasi akan terlihat ciri
luar yang mencolok dan akan mempercepat untuk menggolongkan, meskipun
belum bisa menentukan hubungan kekerabatan yang lebih akurat, karena
dalam artikel penelitian ini terlihat perbedaan warna yang jelas.
b.

Kelebihan menggunakan klasifikasi hewan dengan DNA Barcode pada jurnal yang
berjudul Barcoding DNA Rangkong Badak Sebagai Upaya Konservasi Geneetik
Satwa Indonesia.
a. Dalam artikel penelitian ini yang menggunakan klasifikasi dengan DNA
barcode dapat menentukan hubungan kekerabatan dari tingkat molekuler,
meskipun dari ciri morfologi mempunyai perbedaan.
b. Hasil dari klasifikasi menggunakan dna barcode dalam artikel ini mempunyai
tingkat kepercayaan yang tinggi dalam menentukan hubungan kekerabatan
karena berhubungan dengan gen kedua spesies tersebut. Kedua spesies ini
merupakan rangkong badak dan rangkong papan.
c.

Kekurangan menggunakan klasifikasi hewan dengan DNA Barcode pada jurnal


yang berjudul Barcoding DNA Rangkong Badak Sebagai Upaya Konservasi Geneetik
Satwa Indonesia.
A. Jika peneliti menggunakan DNA barcode maka untuk spesies pembanding
(rangkong papan) harus ditemukan dna barcode nya terlebih dahulu, selain
itu peneliti harus menganalisis genetik dari spesies rangkong badak. Dengan

proses yang seperti ini maka peneliti akan membutuhkan waktu yang lama
untuk menemukan hubungan kekerabatan spesies tersebut.
B. Dalam penelitian artikel ini peneliti hanya menemukan hubungan kekerabtan
dari spesies tersebut. Untuk tingkat sub spesies masih belum ditemukan
hubungan kekerabatannya karena tidak ada referensi mengenai gen COI
rangkong badak, jadi jika peneliti menggunakan klasifikasi DNA barcode ini
maka peneliti tersebut harus lebih banyak menemukan referensi.

1. Pendapat tentang dua cara atau system klasifikasi tersebut


Klasifika menggunakan ciri morfologi maupun DNA Barcode bertujuan untuk
menggolongkan dan menemukan hubungan antara spesies satu dengan
sspesies yang diduga memiliki hubungan kekerabatan, oleh karena itu
klasifikasi menggunakan kedua cara ini sangat membantu. Tetapi keefisien
dari kedua cara tersebut terdapat pada penggunaan dengan ciri morfologi,
karena dengan ciri morfologi peneliti hanya memakai teknik mengukur dan
melihat dari masing-masing spesies tersebut. Tetapi jika peneliti menggunkan
klasifikasi morfologi tidak bisa menemukan hubungan kekerabatan dari kedua
spesies. Penggunaan cara DNA Barcode sangat membantu peneliti untuk
menemukan hubungan kekerabatan antara kedua spesies ini karena
ditemukan kesamaan dari segi gen. oleh karena itu kedua system klasifikasi
ini harus berjalan berdampingan untuk mengklasifikasi suatu spesies karena
jika dilihat dari segi genetic tingkat kepercayaan lebih menjadi
tinggi, selain itu untuk upaya konservasi genetic satwa yang dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai