Anda di halaman 1dari 29

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013

LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN DAN MANFAAT

Permasalahan
1

Kenyamanan
visual

Rumusan Masalah :
Bagaimana merancang bangunan apartemen di lokasi perancangan daerah pantai yang memiliki potensi
menghadap pemandangan di sebelah Timur melalui double skin faade ?

Kenyamanan
termal (beban
panas pada
fasade)

Batasan wilayah : apartemen berada di daerah iklim tropis lembab di Surabaya. Lokasi berada di daerah yang
memiliki kecepatan angin dengan rata-rata 3 m/s sehingga memungkinkan adanya penggunaan double skin faade
dengan stack effect.

Batasan substansi : apartemen yang memaksimalkan pandangan penghuni dari dalam bangunan ke arah
pemandangan di luar bangunan dan mengurangi beban termal pada fasade dengan pemakainan double skin facade
yang memperhatikan orientasi pemandangan di sebelah Timur. Apartemen diperuntukkan bagi diperuntukkan bagi
kalangan menengah ke atas yang menggunakan pendinginan buatan.

Adapun tujuan tesis ini adalah :


Dapat merancang apartemen di lokasi perancangan yang memiliki ketentuan menghadap pemandangan di
sebelah Timur. Penelitian perancangan ini diharapkan dapat medesain apartemen yang memperhatikan
kenyamanan pandangan penghuni apartemen ke arah luar bangunan dan juga dapat mengurangi beban termal
fasade. Perancangan ini juga bertujuan untuk mengurangi pemakaian energi untuk pendinginan buatan akibat
adanya beban termal pada fasade.

Manfaat teoritis pada perancangan ini adalah:


- Dapat menciptakan desain apartemen menggunakan Double Skin Faade di daerah yang beriklim tropis lembab
dengan ketentuan menghadap pemandangan di sebelah Timur.
Manfaat praktis pada perancangan ini adalah:
-Dapat menciptakan pandangan yang baik bagi pengguna apartemen dari dalam bangunan ke luar bangunan.
- Selain menggunakan shading device, penggunaan double skin facade juga dapat membantu mengurangi beban termal
pada fasade yang berakibat pada pemakaian energi yang besar khususnya pada pendinginan buatan.
- Dapat menciptakan bentuk double skin facade yang sesuai dengan bangunan apartemen di daerah beriklim tropis
lembab dengan ketentuan menghadap pemandangan di sebelah Timur.

LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN DAN MANFAAT

KAJIAN PUSTAKA

Tipikal bentuk apartemen

Beberapa kemungkinan bentuk denah ( Darmawan, 2008)

KAJIAN PUSTAKA

Pandangan penghuni dari dalam bangunan ke arah lingkungan


sekitar bangunan

Semakin besar luas bukaan pada fasade bangunan maka


semakin panjang shading device yang dibutuhkan.
Shading device yang semakin panjang akan semakin
mengurangi kenyamanan visual dan pandangan
penghuni ke arah luar bangunan.

Visual yang baik juga dapat


tercipta dengan desain
bukaan yang dapat terhindar
dari cahaya matahari
langsung (direct light) dan
dapat mengurangi terjadinya
silau (glare).

KAJIAN PUSTAKA

Penyebab terjadinya silau:


1. Adanya kekontrasan antara sumber cahaya dengan background.
2. Besarnya luminasi sumber cahaya. Besar luminasi yang menyebabkan silau berkisar 15.000 cd/m2 1.000.000
cd/m2. Besar luminasi cahaya dapat dikurangi dengan memanfaatkan sifat material terhadap cahaya.

3. Akibat terjadinya silau salah satunya adalah adanya sumber cahaya dengan sudut datang 00
terhadap mata (Nazzal. A, 2004).

KAJIAN PUSTAKA

Kenyamanan
visual

Kenyamanan
termal

1. Adanya kekontrasan antara sumber cahaya dengan


background.
2. Besarnya luminasi sumber cahaya. Besar luminasi
yang menyebabkan silau berkisar 15.000 cd/m2
1.000.000 cd/m2. Besar luminasi cahaya dapat dikurangi
dengan memanfaatkan sifat material terhadap cahaya.
3. Akibat terjadinya silau salah satunya adalah adanya
sumber cahaya dengan sudut datang 00 terhadap
mata (Nazzal. A, 2004).

Double Skin Faade

Shaft-box
faade

Corridor
facade

Box Window
faade

Multi-storey
faade

PARAMETER PERANCANGAN
Parameter perancangan (dikaji berdasarkan sifat angin)
No
1

Desain
Tinggi

Sudut

Nama Penelitian
Objek penelitian
A Study on The Development
Meneliti stack effect yang dapat bekerja pada bangunan low
and Application of the E/V Shaft rise, mid-rise dan high rise
Cooling System to Reduce Stack
Effect in High-Rise Buildings

Comparative Analysis of Natural penelitian menguji tiga bentuk DSF yang paling efektif
Ventilation Performance in Non- mengalirkan angin keluar dari rongga
Uniform Double Skin Facades in
Temperate Climates (Hamza et
al, 2011)

Straight
Gap inner pressures in multistorey double skin facades

Naked

Usulan desain
Tinggi rongga untuk stack effect pada
bangunan mid-rise adalah maksimal 10 lantai

Ketiga bentuk DSF tersebut tidak


mempengaruhi keefektifan aliran angin pada
rongga

Raked

Penelitian menguji sudut yang efektif menambah kecepatan


stack effect di dalam rongga

Sudut yang paling berpengaruh pada stack


effect adalah sudut 450 dan 1350

PARAMETER PERANCANGAN
No
3

Desain
Rongga

Nama Penelitian
BBRI, 2002; Oestrele et al,
2001 dalam Poirazis, 2006

Objek penelitian
Jarak rongga DSF 40cm 2m (kurang dari 40cm akan
kehilangan tekanan pada rongga)

Numerical studies on effects of Jarak rongga menentukan beban termal pada fasade. Jarak
cavity width on smoke spread in rongga yang diuji adalah 0.5m, 1m dan 1.5m
doubleskin
Facade (Junmei et al, 2012)
Sistem stack effect

Usulan desain
Jarak rongga DSF 40cm 2m
Jarak rongga 0.5m memiliki panas yang lebih
pada permukaan internal fasade dibandingkan
jarak rongga 1m dan 1.5m.

Adanya teori fisika Hukum Bernouli yaitu pergerakan Adanya perbedaan bentuk antara fasade
suatu zat akibat adanya perbedaan tekanan, kerapatan bagian bawah dengan bagian atas untuk
massa jenis dan temperatur
mempercepat pergerakan udara.
Adanya material yang dapat meningkatkan
suhu udara di bagian atas fasade
Adanya perbedaan volume bukaan antara
fasade bagian bawah dengan bagian atas pada
fasade eksternal double skin facade. Perlakuan
ini khusus untuk daerah tropis

Kecepatan angin di dalam A new type of double-skin


Kecepatan angin dalam rongga = 1.5 m/s dan 3.0 m/s
rongga fasade
facade configuration for the hot
and humid climate (Hien, W.N
et al., 2005)

Kecepatan angin dalam rongga mencapai 3.0 m/s

PARAMETER PERANCANGAN
No
5

Material

Desain

Nama Penelitian
Shading koefisien material
kaca

Objek penelitian
Material kaca yang dapat menyerap sinar matahari
adalah kaca yang memiliki shading koefisien paling
tinggi seperti kaca bening sedangkan kaca dengan
shading koefeisen paling rendah adalah kaca yang
kurang menyerap sinar matahari seperti kaca warna
biru gelap.

Usulan desain
Shading koefisien berpengaruh pada
penggunaan material double skin facade. Kaca
yang memiliki shading koefisien besar
digunakan di fasade bagian atas sedangkan
kaca dengan shading koefisien rendah
digunakan pada fasade bagian bawah. Hal ini
untuk meningkatkan perbedaan temperatur
pada rongga sehingga terjadi stack effect

PARAMETER PERANCANGAN
Parameter perancangan (dikaji berdasarkan sifat cahaya)
No
1

Desain
Sudut

Nama Penelitian
A New Evaluation Method for
Daylight Discomfort Glare.
(Nazzal, A.A, 2004)

Objek penelitian
Meneliti tentang kenyamanan visual dan penyebab terjadinya
silau (glare)

Usulan desain
Salah satu hasil penelitian yang bisa dipakai
untuk perancangan adalah sudut datang
sinar 00 dapat menyebabkan silau(glare)

STUDI KASUS
8 Houses

Konsep bentuk massa yang dirancang memperhatikan kondisi alam seperti


iklim dan pemandangan yang berada di sisi barat bangunan. Bentuk massa
yang berada di sisi Barat dibuat lebih rendah dibandingkan massa di sebelah
Timur dan Utara. Hal ini untuk memberikan pemandangan ke arah kanal
kalvebod flled di sisi Barat dan Selatan. Bentuk massa ini juga memberikan
jumlah sinar matahari yang cukup, mengingat Denmark adalah negara
subtropis. Bentuk massa memiliki bentuk konfigurasi menyerupai angka
delapan untuk menciptakan kesinergian antara dua ruang massa yang
berbeda.
Massa dengan tinggi yang berbeda memberikan kemiringan atap yang
dipergunakan untuk sarana publik seperti taman dan area jogging sehingga
memaksimalkan rasa kemasyarakatan bagi penduduk di apartemen ini. Massa
yang paling tinggi terdiri dari 11 lantai.

Luminous Library

pemakaian double skin fasade pada suhu iklim mikro


yang panas seperti musim panas pada daerah subtropis
dapat dijadikan sebagai penghalang panas dari luar
bangunan ke dalam fasade internal bangunan sehingga
beban termal di dalam ruangan dapat dikurangi. Hal ini
dapat diterapkan pada daerah tropis dengan suhu iklim
mikro yang panas. Double skin facade yang dipakai
adalah menggunakan rongga berjarak 1 meter.

STUDI KASUS

No

Nama studi kasus

8 Houses

Kesimpulan
Bentuk

massa

dengan

perbedaan

level

ketinggian

digunakan untuk kenyamanan visual penghuni di dalam


bangunan melihat pemandangan di luar bangunan
2

Luminous library

Penggunaan double skin facade pada bangunan


dengan ketentuan lebar rongga antara fasade internal dan
eksternal 1 meter difungsikan sebagai penghalang panas di
luar bangunan masuk ke dalam bangunan. Penggunaan
double skin fasade dapat digunakan pada bangunan di
daerah bersuhu panas seperti pada musim panas di daerah
subtropis dan daerah tropis. Desain fasade yang diterapkan
adalah menutup bukaan pada fasade dan meninggikan level
ketinggian outlet untuk menciptakan perbedaan temperatur
antara inlet dan outlet.

METODOLOGI

Proses Perancangan

Generating
solution

Testing

Proses perancangan (Steven G, 1990)

Proses perancangan (Duerk,1993)

Terdapat tahapan dalam perancangan yaitu :


1.Mengumpulkan data berupa jurnal penelitian, data angin, dan
kondisi eksisting studi perancangan
2.Mengolah data menjadi parameter desain
3.Mengkaji data dengan teori lain yang sesuai dan berhubungan
dengan double skin facade untuk kenyamanan visual dan termal
Mengeksplorasi desain berdasarkan data dan teori yang ada

ALUR PEMIKIRAN PERANCANGAN

PROGRAM FUNGSI, PELAKU DAN KEBUTUHAN RUANG APARTEMEN

PENGHUNI
APARTEME
N

UNIT HUNIAN

PENGUNJUNG

UNIT KOMERSIL
UNIT KANTOR PENGELOLA
UNIT OLAHRAGA

APARTEMEN

KARYAWA
N
PENGELOL
A

UNIT REKREASI
SERVIS DAN MEE

Outd
oor
Playgroun
d

SERVIS DAN MEE

Kolam
renang
Lapanga
n tenis
Jogging
track
Gym
(fitness
centre)

AKTIVITAS REKREASI

Area
kantor
pengel
ola
Ruang
karya
wan

4
AKTIVITAS OLAHRAGA

Cafe
Mini
market
Tempat
penitipa
n anak
Clinic
Pharmac
y

AKTIVITAS PENGELOLAAN

Unit
hunian
type 1
Unit
hunian
type 2
Unit
hunian
type 3

Petugas maintenace utilitas


Staff pengelola

Pada dasarnya pelaku aktivitas dalam apartemen ini terbagi menajdi 3


yaitu penghuni, pengunjung dan karyawan pengelola.

2
AKTIVITAS KOMERSIL

AKTIVITAS HUNIAN

Pengunjung umum
Pengunjung khusus

Ruang MEE
Transportasi vertikal
Ruang security
Pantry
Toilet
Gudang
Ruang AHU
Ruang kontrol
Klinik
Laundry and linen
Area parkir
Loading dock

LT
Area hunian
3-18

LT 2

Area hunian,
fasilitas olahraga

Area pengelola, area


LT 1 komersil, outdoor
playground, ruang
service

PROGRAM FUNGSI, PELAKU DAN KEBUTUHAN RUANG APARTEMEN


UNIT HUNIAN
HUNIAN TYPE 1 (1 kamar tidur)
Jenis ruangan

HUNIAN TYPE 3 (3 kamar tidur)

Sumber

Standart

Jumlah unit

Luas

TSS

10,8m2

200 units

2160m2

KM/WC

NMH

6m2

1200m2

Ruang keluarga

NAD

14,4m2

2880m2

Ruang makan

TSS

9m2

1800m2

Dapur/ pantry

NMH

9m2

1800m2

Kamar tidur

Total

9840m2

HUNIAN TYPE 2 (2 kamar tidur)


Jenis ruangan

Sumber

Standart

Jumlah unit

Luas

Kamar tidur
utama

TSS

10,8m2

200 units

2160m2

Kamar tidur
anak

TSS

7,2m2

1440m2

KM/WC

NMH

6m2

1200m2

Ruang
keluarga

NAD

14,4m2

2880m2

Ruang makan

TSS

9m2

1800m2

Dapur/ pantry

NMH

9m2

1800m2
Total

11280m2

Jenis ruangan

Sumber

Standart

Jumlah unit

Luas

Kamar tidur
utama

TSS

10,8m2

200 units

2160m2

Kamar tidur 1

TSS

7,2m2

1440m2

Kamar tidur 2

TSS

7,2m2

1440m2

KM/WC

NMH

6m2

1200m2

Ruang keluarga

NAD

14,4m2

2880m2

Ruang makan

TSS

9m2

1800m2

Dapur/ pantry

NMH

9m2

1800m2
Total

Time Saver Standart for Building Types ( TSS)


Neufert Architect Data (NAD)
New Metric Handbook ( NMH)

12720m2

PROGRAM FUNGSI, PELAKU DAN KEBUTUHAN RUANG APARTEMEN


AREA SERVICE
Jenis ruangan

Jumlah

Luasan (m2)

Parkir mobil

20

250

Parkir motor

100

1250

Loading dock

100

1250

STP

50

100

Ruang Panel
Parkir motor
pengunjung

20
50

100

Tandon air

60

Laundry

20

KANTOR PENGELOLA

Pos keamanan

20

Jenis ruangan

R. genset

60

Shaft (plumbing,
sampah, dll)

20
Total

3150

Sumber

Standart

Jumlah unit

Luas

R. General
manager

TSS

7,2m2

7,2m2

R. manager

TSS

7,2m2

7,2m2

R. sekretaris

NMH

6m2

6m2

R. staff

NAD

14,4m2

86,4m2

Gudang

TSS

9m2

9m2

NMH

9m2

9m2

Total

124,8m2

Dapur/ pantry

Time Saver Standart for Building Types ( TSS)


Neufert Architect Data (NAD)
New Metric Handbook ( NMH)

PROGRAM FUNGSI, PELAKU DAN KEBUTUHAN RUANG APARTEMEN

PRIVAT
SEMI PUBLIK

Jogging
Track

Lapangan
Tenis

TEMPAT
PARKIR

UNIT
OLAHRAGA

PUBLIK

KANTOR

Caf

BERHUBUNGAN TIDAK LANGSUNG

T. Penitipan
Anak

LOBB
Y

BERHUBUNGAN LANGSUNG

HUBUNGAN ANTAR RUANG MAKRO

Kolam
renang

Fitness
centre

BERHUBUNGAN VERTIKAL

UNIT
KOMERSIL
UNIT
HUNIAN

Plaza

Clinic

Play
Ground
Roof
garden

Restoran

Pharmacy

Tipe 1

Tipe 2

Tipe 3

HUBUNGAN ANTAR RUANG MIKRO

UNIT
REKREASI

KONSEP RANCANGAN

Kriteria
Perancangan

Parameter
Perancangan

Konsep
Perancangan

Kriteria Perancangan
Analisa lahan, data iklim dan kondisi alam di lingkungan site

Parameter Perancangan
Konsep
bentuk
massa
yang
dieksplorasi
adalah
berdasarkan
parameter perancangan tentang sudut
datang angin yang paling berpengaruh
pada stack effect double skin facade.
Sudut yang mendukung kecepatan
angin pada stack effect adalah sudut
datang 450 dengan desain double skin
facade terpisah pada kedua sisi dan
sudut datang 1350 dengan desain
double skin facade menyatu pada
kedua sisi.

Konsep massa yang


dimiringkan untuk
menghindari
terjadinya silau

Desain massa

Desain
massa 1

Desain
massa 2

Desain
massa 3

Desain
massa 4

Desain
massa 5

Desain
massa 6

Desain
massa 7

Memperhatikan arah angin


untuk stack effect

Memperhatikan pemandangan
di sisi Timur site

Memperhatikan
estetika
bangunan
KONSEP
RANCANGAN

KONSEP DENAH RANCANGAN


No

Denah eksisting

Tipe 1 bedroom

Tipe 2 bedroom

Tipe 3 bedroom

Konsep Denah Perancangan

KONSEP DETAIL FASADE RANCANGAN

Desain detail fasade 1

Desain bentuk fasade 1

KONSEP DETAIL FASADE RANCANGAN

Desain detail fasade 2

Desain detail fasade 3

KONSEP RANCANGAN
+++ Kualitas pemandangan paling baik
++ Kualitas pemandangan baik
+ Kualitas pemandangan kurang baik

KONSEP RANCANGAN

No

Kajian

Bentuk massa

Studi preseden

Hasil desain

Bentuk massa dengan perbedaan level ketinggian Bentuk massa dengan perbedaan level ketinggian untuk
digunakan untuk kenyamanan visual penghuni di meningkatkan

kenyamanan

visual

penghuni

ke

arah

dalam bangunan melihat pemandangan di luar pemandangan.


bangunan
2

Bentuk fasade

Penggunaan double skin facade pada bangunan dengan Penggunaan double skin facade pada bangunan dengan
ketentuan lebar rongga antara fasade internal dan ketentuan lebar rongga antara fasade internal dan eksternal 1
eksternal 1 meter difungsikan sebagai penghalang meter difungsikan sebagai penghalang panas di luar bangunan
panas di luar bangunan masuk ke dalam bangunan. masuk ke dalam bangunan. Untuk mempercepat laju angin di
Penggunaan double skin fasade dapat digunakan pada dalam rongga double skin facade maka digunakan prinsip
bangunan di daerah bersuhu panas seperti pada musim cerobong asap tentang bukaan outlet yang semakin kecil
panas di daerah subtropis dan daerah tropis. Desain dibandingkan inlet akan menyebabkan percepatan laju angin.
menerapkan prinsip seperti cerobong asap yaitu Desain juga menerapkan prinsip perbedaan temperatur sehingga
membuat perbedaaan temperatur antara inlet dan outlet temperatur pada daerah atas fasade adalah tinggi sedangkan
agar tercipta perbedaan tekanan. Desain dilakukan fasade di daerah bawah rendah agar terjadi perbedaan tekanan.
dengan cara menutup bukaan pada fasade dan
meninggikan level ketinggian outlet agar tercipta
perbedaan suhu antara inlet dan outlet.

KESIMPULAN RANCANGAN
Dari hasil analisa konsep didapat dari penggunaan double skin facade pada apartemen adalah:

Perancangan ini dapat menjawab permasalahan tentang bagaimana merancang apartemen yang memiliki potensi
alam yang berada pada orientasi Timur. Selain aspek kenyamanan visual yang harus diperhatikan dengan
meluaskan bukaan agar penghuni dapat melihat pemandangan secara luas tetapi juga tetap kenyamanan termal
penghuni melalui pengurangan beban panas pada fasade bangunan. Penggunaan double skin facade dengan
stack effect sesuai untuk dijadikan solusi perancangan karena double skin facade menggunakan material kaca
sehingga tidak mengganggu pandangan penghuni ke arah luar bangunan dan penerapan rongga antara fasade
eksternal dan internal sebagai bantalan panas dari luar bangunan ke fasade internal. Perancangan double skin
fasade pada daerah tropis mengutamakan adanya aliran angin pada rongga antara fasade internal dan eksternal
sehingga perancangan mengarah pada pola dan sifat angin terhadap bentuk massa dan double skin facade.
Perancangan juga memperhatikan kondisi sinar matahari sehingga perancangan membuat suatu desain yang
terhindar dari silau melalui perancangan bentuk massa.

Double skin facade yang diterapkan pada bangunan akan memberikan bentuk yang terkesan high-tech dan tidak
terkesan monoton. Pola gradasi yang terbentuk dengan adanya perubahan bentuk fasade memberikan kesan
dinamis. Pola gradasi terbentuk karena adanya bentuk yang menyesuaikan dengan prinsip stack effect yaitu
adanya aliran angin ke arah atas pada rongga double skin facade akibat perbedaan temperatur dan kerapatan
massa antara inlet dan outlet double skin facade sehingga tercipta suatu rancangan dengan volume bukaan yang
lebih besar di bagian bawah fasade semakin ke atas semakin sedikit dan membentuk pola gradasi. Perancangan
ini menciptakan suatu double skin facade beserta bentuk massa yang tidak monoton seperti perancangan double
skin pada umumnya tetapi tetap sesuai dengan daerah tropis.

Daftar Pustaka
Antoniades, Anthony C. 1990. Poetics of Architecture: Theory of Design. New York : Van Nostrand Reinhold.
ASEAN-USAID(1992), Building Energy Conservation Project. ASEAN, Lawrence Barkeley Labolatory
Rahmani,B., Kandar, M.Z., Rahmani, P.(2012), How Double Skin Faades Air-Gap Sizes Effect on Lowering Solar Heat Gain in Tropical Climate? .World Applied Sciences
Journal, Vol. 18. No.6. hal.774-778.
Chiara & Hancock (1968), Callender Time Server Standart ,Mc Grow Hill.
Ching,D.K, (1996), Bentuk, Ruang, dan Tatanan, 2nd edition, Erlangga, Jakarta.
Ching,D.K, (1984), Bentuk, Ruang, dan Susunannya, 1ft edition, Sapdodadi, Jakarta.
Darmawan,Pengaruh desain Fasade terhadap Beban Pendinginan pada Apartemen di Daerah Tropis, Tesis , 2008, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Duerk, Donna P. 1993. Architectural Programming. New York : Van Nostrand Reinhold.
Gartiwa. M. (2007).Arsitektur Peduli Energi,Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol4, No.2, hlm87-100).
Gratia, E., 2004. Natural ventilation in a double-skin facade. Energy and Buildings, Vol. 36, No. 2, hal. 137-146.
Hamza, N., Cook, M., Crooper, P. (2011), Comparative Analysis of Natural Ventilation Performance in Non-Uniform Double Skin Facades in Temperate Climates.
Proceedings of Building Simulation, School of Architecture, Planning and Landscape, Newcastle University., School of Civil and Building Engineering, Loughborough
University., Institute of Energy & Sustainable Development, De Montfort University, UK, hal 2041-2046.
Hantoro,R. (2007), Turbin Angin Sebagai Penyedia Energi Yang Berkelanjutan Untuk Kepulauan Indonesia, Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Hien, W.N., W. Liping, A.N. Chandra, A.R. Pandey and W. Xiaolin. (2005), Effects of Double Glazed Facade on Energy Consumption, Thermal Comfort and Condensation for
a Typical Office Building in Facade Systems in Buildings and Energy Saving.Singapore. Energy and Buildings, Vol.37,No.6,hal. 563-572.
Indonesia Energy Efficiency Report (2011),Enerdata and the Economist Intelligence Unit.
Lee, J., Song, D., Park. D. (2009), A Study on The Development and Application of the E/V Shaft Cooling System to Reduce Stack Effect in High-Rise Buildings. Energy and
Buildings,Vol. 45 hal.311319.
Marques, F.S. dan Gomez,M.G. (2008), Gap Inner Pressures in Multi-Storey Double Skin Facades, Energy and Buildings, Vol.40,hal. 15531559.
Nazzal, A.A. (2004), A New Evaluation Method for Daylight Discomfort Glare, Industrial Ergonomics, Vol.35, hal. 295306.
Piechowski.M. (2007) Building Design for Hot and Humid Climates-Implications on Thermal Comfort and Energy Efficiency. Proceedings: Building Simulation.
Poirazis, H. (2004), Double Skin Faades for Office Building, Lund University, Lund Institute of Technology Department of Construction and Architecture., Sweden.
Shameri, M.A., M.A. Alghoul, K. Sopian, M.F.M. Zain and O. Elayeb, 2011. Perspectives of double skin facade systems in buildings and energy saving. Renewable and
Sustainable Energy Reviews, 15(3): 1468-1475. Else vier Ltd.
Sechar. S. C, Goh. S.E (2011), Thermal comfort and IAQ characteristics of naturally/mechanically ventilated and air-conditioned bedrooms in a hot and humid climate office
building in Singapore. Journal Elsevier
Yeang, (2006) Eco-Design A manual for Ecological Design, Wiley Academy, USA.
Sumber lain
Presentasi Studi Ekskursi Mahasiswa Politeknik Samarinda, 2009
BMKG Surabaya 2011
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya
Internet
http://www.sciencedirect.com/, diunduh pada tanggal 1 April 2012 pk 18.15
www.gaisma.com, 2012, diunduh pada tanggal 2 Maret 2013 pk 15.00
http://redchalksketch.wordpress.com/2010/09/04/, diunduh pada tanggal 2 Maret 2013 pk 15.15
http://www.yatzer.com/Centre-for-Sustainable-Energy Technologies-by-MC-Architects, diunduh pada tanggal 2 Maret 2013 pk 15.20

Anda mungkin juga menyukai