Anda di halaman 1dari 10

Hukum Kekekalan Energi, Termodinamika 1, Rumus, Contoh Soal,

Energi Dalam, Kalor, Kerja, Entalpi, Termokimia, Kimia


Hukum Kekekalan Energi, Termodinamika 1, Rumus, Contoh Soal,
Energi Dalam, Kalor, Entalpi, Kerja, Termokimia, Kimia - Masih
teringat rasanya dekat dengan api unggun, bukan? Di tengah
dinginnya malam di alam terbuka kita dihangatkan oleh nyala api dari
kayu bakar. Mengapa bisa timbul rasa hangat? Ternyata, kehangatan
itu berasal dari panas yang dihasilkan nyala api kayu bakar. Kayu
mengandung karbon dan unsur serta senyawa lainnnya yang apabila
dibakar dengan oksigen akan menghasilkan suatu energi berupa panas
(kalor). Kalor pembakatran inilah yang menghangatkan tubuh kita.
Bagaimana cara kita mengetahui berapa kalor pembakaran yang
dihasilkan, akan kita dapatkan melalui materi dalam bab ini.
Dalam mempelajari termokimia, kalian akan mendiskusikan tentang
hukum kekekalan energi, sistem dan lingkungan, reaksi eksoterm dan
endoterm,

serta

pengertian

entalpi

(perubahan

energi)

dan

perubahannya. Kalian juga akan melakukan percobaan penentuan


entalpi dengan kalorimeter. Setelah mempelajari bab ini pula, kalian
akan mampu menghitung perubahan entalpi reaksi melalui percobaan,
melalui diagram siklus Hess, data entalpi pembentukan standar, dan
melalui energi ikatan.
A. Pengertian Termokimia
Sebuah kayu bakar mengandung karbon yang apabila dibakar akan
menghasilkan suatu kalor dengan nilai tertentu. Untuk mengetahui
bagaimana menghitung kalor dari suatu reaksi diperlukan ilmu
termokimia. Termokimia berasal dari bahasa Yunani thermos yang
berarti panas atau kalor dan kimia. Termokimia merupakan ilmu
kimia yang mempelajari banyaknya panas yang dilepas atau diserap
(disorpsi)

akibat

reaksi

kimia.

Ilmu

ini

digunakan

untuk

memperkirakan perubahan energi yang terjadi dalam proses reaksi


kimia, pembentukan larutan, maupun pada perubahan fase zat.
Para pengguna proses yang terkait dengan termokimia adalah ahli
ilmu pengetahuan (scientist) dan ahli teknik (engineer). Misalnya, ahli
kimia yang menerapkan termokimia untuk menghitung kalor
pembakaran senyawa tertentu, atau ahli teknik kimia yang
menggunakannya untuk merancang pabrik.
Termokimia merupakan cabang dari ilmu termodinamika, yang
mempelajari tentang kalor yang menyertai proses perubahan kimia
dan perubahan fisika. Termokimia dipelopori oleh Germain Henri
Hess, atau biasa disebut Hess. Salah seorang gurunya adalah Jons
Jacob Berzelius (1779-1848) yang menemukan rumus simbol atom.
Salah satu hasil penemuan Hess adalah senyawa gula yang dioksidasi
dengan oksigen menghasilkan asam sakarida. Selanjutnya, bila gula
ini direaksikan dengan NaOH, akan terbentuk sakarin yang berguna
sebagai bahan pemanis. Hess memperoleh gelar profesor pada tahun
1830 dari institut teknologi di St. Petersburg. Tesisnya yang sangat
terkenal berjudul Banyaknya Kalor dalam Reaksi Kimia Tidak
Tergantung Jalannya Reaksi tetapi Tergtung dari Keadaan Awal dan
Akhir Reaksi, telah dipublikasikan pada tahun 1840 dan dikenal
sebagai Hukum Hess atau Hess Law. Buku-bukunya tentang ilmu
kimia banyak digunakan sebagai standar kerja di Rusia selama
beberapa puluh tahun. Hess meninggal pada tanggal 30 November
1850.
Sebelum kita melangkah lebih jauh tentang apa yang diajarkan Hess,
kita perlu memahami dahulu tahap-tahap yang perlu kita kaji, yaitu
sebagai berikut.
B. Hukum Kekekalan Energi

Hukum

Kekekalan

Energi

disebut

juga

sebagai

Hukum

Termodinamika 1. Hukum ini ditemukan berkat beberapa percobaan


yang dilakukan James Prescott Joule (18181889), seorang ahli fisika
berkebangsaan Inggris.
Hukum Kekekalan Energi menyatakan:
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain.
Sebagai penghargaan atas jasanya, nama James Prescott Joule
diabadikan sebagai nama satuan energi, yaitu joule. Joule merupakan
satuan menurut Sistem Internasional (SI), dengan rincian:
joule = newton meter
(J) = kg . m . s-2 m = kg . m2. s-2
Satuan joule dapat dikonversi (diubah) ke dalam satuan energi yang
lain, seperti berikut.
1 kJ = 1000 J
1 kalori = 4,184 J
1 kkal = 1000 kal
1liter atm = 101,2 joule
2.1. Energi
Energi didefinisikan sebagai kemampuan suatu materi untuk
melakukan kerja. Energi yang akan kita pelajari dalam termokimia
adalah energi dalam dari suatu sistem/reaksi-reaksi kimia. Suatu
benda dapat memiliki energi dalam bentuk energi kinetik dan energi

potensial. Jumlah energi yang dipunyai benda tersebut merupakan


jumlah energi kinetik dan energi potensialnya. Suatu benda memiliki
energi kinetik apabila ia bergerak. Energi kinetik bisa berupa energi
translasi, rotasi, vibrasi, bunyi, panas, dan listrik. Adapun energi
potensial dimiliki benda bila ia ditarik atau didorong oleh benda lain,
sehingga apabila benda tidak memiliki gaya tarik menarik atau tolak
menolak, maka benda tersebut tidak memiliki energi potensial.
Dalam keseharian, tanpa kita sadari, kita telah memanfaatkan berbagai
energi, misalnya energi panas untuk menjemur pakaian, energi listrik
dan cahaya untuk penerangan, serta energi kimia di dalam LPG untuk
memasak. Tidak ketinggalan pula energi nuklir yang digunakan dalam
dunia kedokteran untuk mengobati berbagai penyakit, mensterilkan
alat-alat kedokteran di rumah sakit, memproses bibit tanaman menjadi
tanaman unggul, dan lain-lain.
(a) Energi panas digunakan untuk mengeringkan pakaian yang sedang
dijemur.
(b) Energi listrik digunakan untuk penerangan.
(c) Energi kimia dari LPG dimanfaatkan untuk memasak.
Sifat perpindahan energi telah dimanfaatkan pemerintah untuk
mendirikan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) maupun PLTN
(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Dalam termokimia, energi yang
akan kita pelajari adalah energi yang berlangsung dalam reaksi kimia.
Perhitungan energi dalam reaksi kimia menggunakan besaran yang
disebut entalpi atau H. Entalpi tidak dapat berdiri sendiri, namun
berkaitan erat dengan energi dalam atau E, dan kerja (w) yang
dilakukan oleh sistem.
Reaktor nuklir menghasilkan energi nuklir yang dapat dimanfaatkan
untuk bidang kedokteran maupun pertanian.

2.2. Energi Dalam


Energi dalam disebut juga internal energy (E) yang merupakan
jumlah energi dari semua bentuk energi yang dimiliki oleh sistem
molekul atau benda. Energi dalam terdiri dari energi kinetik dan
energi potensial. Energi dalam suatu sistem dapat berubah bila sistem
menyerap atau melepas panas. Energi dalam akan bertambah apabila:
a. sistem menyerap/menerima panas
b. sistem menerima kerja
Energi dalam berkurang apabila:
a. sistem melepaskan panas
b. sistem melakukan kerja
Energi dalam dari suatu sistem tidak dapat diukur, namun
perubahannya dapat diukur dan dinyatakan sebagai E dengan
perumusan sebagai berikut.
E = Eproduk - E reaktan
2.3. Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya, dikarenakan adanya perbedaan suhu di antara keduanya.
Kalor dapat berpindah dengan tiga macam cara:
a. Konduksi (hantaran), adalah perpindahan kalor melalui media
b. Konversi, adalah aliran kalor melalui partikel-partikel yang
bergerak

c. Radiasi, adalah kalor memancar ke segala arah tanpa media

Gambar 1. Konduksi dan Konveksi.


Keterangan :
Gambar 1 (a) Konduksi, panas dari api kompor merambat dari dasar
panci melalui pengaduk sampai ke ujungnya dan 1 (b) Konveksi,
panas dari api kompor merambat melalui partikel-partikel air di dasar
panci naik sampai ke permukaan
Adapun jumlah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan
tergantung dari massa benda (m), kalor jenis (c), kapasitas kalor (C),
dan perubahan suhu (T), sehingga untuk menghitung kalor
dirumuskan sebagai berikut.
q = m.c. T
atau,
q = C. T
Keterangan:
q = kalor yang diserap atau dilepas
Bila sistem menyerap kalor, q bertanda positif.
Bila sistem melepas kalor, q bertanda negatif.

m = massa zat
c = kalor jenis zat
T = perubahan suhu dari sistem
C = kapasitas kalor
Kalor dari sinar matahari berpindah ke bumi melalui radiasi.
2.4. Kerja
Kerja (work = w) adalah bentuk energi yang dipertukarkan dan dapat
dinyatakan sebagai gaya yang bekerja melalui suatu jarak tertentu.
Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa kerja adalah hasil kali
antara gaya dan jarak yang dirumuskan sebagai berikut.
w = F x h,
sedangkan F = P x A
maka w = P x A x h
karena A x h = perubahan volume
maka,
w= P x V
Satuan gaya menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule. Jika P
dalam atm dan V dalam liter, maka w = P (atm) V (L). Untuk gas
ideal, besarnya kerja adalah hasil kali antara perbandingan mol gas
hasil reaksi dan pereaksi dengan perubahan suhu atau w = nRT.
Akibatnya, berpengaruh terhadap perubahan E dalam dan perubahan
entalpi. Adapun hubungan perubahan energi dan jumlah mol gas
dalam suhu adalah:

H = E + nRT
dengan :
H = perubahan energi
E = perubahan energi dalam
n = mol
n = mol gas hasil reaksi - mol gas pereaksi
T = suhu reaksi
Lalu bagaimana cara mengubah L.atm menjadi joule? Kalian dapat
menemukan
jawaban yang tepat dengan menengok penjelasan sebelumnya.
Bila sistem melakukan kerja, w bertanda negatif.
Bila sistem menerima kerja, w bertanda positif.
Hubungan antara energi dalam kalor reaksi dinyatakan dalam Hukum
Termodinamika 1.
Hukum Termodinamika 1 :
Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah
dari bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain.
Secara matematis, Hukum Termodinamika 1 dapat dinyatakan dalam
rumus berikut.
E = q + w
Keterangan:

E = perubahan energi dalam (J)


q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas (J)
w = kerja (J)
Untuk memperjelas perumusan di atas, perhatikan baik-baik contoh
soal berikut.
Contoh Soal :
Hitunglah perubahan energi dalam atau E, bila:
a. sistem menyerap kalor 100 J dan melakukan kerja 50 J
b. sistem melepas kalor 100 J dan dilakukan kerja terhadap sistem
dengan energi sebesar 200 J
c. sistem melepas kalor 150 J dan melakukan kerja dengan energi 100
J
Penyelesaian:
Diketahui :
a. q = 100 J, w = -50 J
b. q = -100 J, w = 200 J
c. q = -150 J, w = -100 J
Pembahasan :
Ditanyakan : E.
Jawaban :
a. E = q w = (100 50 ) J = 50 J
b. E = - q + w = (-100 + 200) J = 100 J
c. E = - q w = ( - 150 100) J = - 250 J

2.5. Entalpi
Entalpi disebut juga sebagai heat content (H), yakni besarnya kalor
reaksi yang diukur pada tekanan tetap. Hubungan entalpi dengan
energi dalam dapat dilihat dari perumusan berikut.
H = E + w
dengan w = P x V, sehingga:
H = E + (P x V)
Entalpi dari suatu reaksi tidak dapat diukur, namun demikian
perubahan entalpinya dapat diketahui. Entalpi secara keseluruhan
dihitung dengan rumus berikut.
H = Hp Hr
Keterangan:
Hp = jumlah entalpi produk/hasil reaksi
Hr = jumlah entalpi reaktan/pereaksi
Sumber

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/06/hukum-

kekekalan-energi-termodinamika-1.html#ixzz2uIajlqVL

Anda mungkin juga menyukai