RPJ Revisi (281208) - Bab V - KarinaNeno
RPJ Revisi (281208) - Bab V - KarinaNeno
MIX DESIGN
4. Job Mix Design, yaitu melakukan pengujian mutu campuran dengan alat
tertentu (alat Marshall), campuran mempunyai beberapa variasi kadar
aspal (5 variasi kadar).
Dari job mix ini ditentukan kadar aspal optimum yang dapat memenuhi
spesifikasi mutu campuran.
Beberapa contoh spesifikasi untuk aspal beton dari beberapa sumber, yaitu:
a. Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
b. The Asphalt Institute III D
c. Japan Road Association
Dalam praktikum ini spesifikasi yang dipakai yaitu menurut The Asphalt
Institute III D.
5.1.2 Perencanaan Campuran
Perencanaan campuran aspal beton didasari pada hasil analisa saringan.
Dari grafik kumulatif hasil analisa saringan dapat ditentukan jumlah
prosentase masing-masing fraksi terhadap berat total seluruh agregat. Setelah
prosentase berat masing-masing ukuran, untuk selanjutnya dikontrol jumlah
prosen lolos terhadap spesifikasi yang diminta. Jika gradasi campuran sudah
memenuhi spesifikasi yang diminta, maka selanjutnya ditentukan berat
masing-masing ukuran dan berat aspal untuk membuat benda uji. Benda uji
yang diminta 5 (lima) buah benda uji, untuk masing-masing kadar aspal yaitu
4,23%, 4,73%, 5,23%, 5,73%, 6,23%. Untuk menentukan kadar aspal yang
paling optimum, benda uji diuji dengan Marshall Test, dimana pada kadar
aspal tersebut benda uji memenuhi persyaratan di bawah ini.
Perhitungan Gs Agregat
Kadar bitumen yang akan dipakai disesuaikan pula dengan gradasi campuran
yang terjadi di atas.
Rumus untuk menentukan kadar bitumen :
% bitumen = 0,035 A + 0,045 B + 1,5
dimana :
A = 100 - % lolos ayakan # 8
B = % lolos ayakan # 8 - % lolos ayakan # 200
Benda uji dibuat dalam 5 variasi kadar aspal (4,23; 4,73; 5,23; 5,73; 6,23)%,
masing-masing kadar aspal dibuat 3 benda uji (untuk 3 macam pembebanan
yaitu lalu lintas berat, sedang dan ringan). Setelah variasi kadar aspal
ditentukan, maka dapat dihitung berat masing-masing ukuran agregat yang
dipakai untuk kelima campuran, yang perhitungannya dapat dilihat pada Tabel
5.1 dan Tabel 5.2.
Tabel 5.1. Komposisi gradasi agregat
F1
F2
F3
100
79.68
13.44
3.732
0.646
0.64
0.626
0.624
0.6
0.592
100
100
71.43
15.37
10.5
8.64
8
6.5
4.31
1.1
100
100
100
100
97.53
65.7
29.36
23.73
13.24
8.26
Saringan
1"
3/4"
1/2"
3/8"
#4
#8
# 30
# 50
# 100
# 200
5.772
5.772
4.093
0.537
0.506
0.439
0.462
0.285
0.249
0.063
59.483
59.483
59.483
59.483
57.804
38.300
20.014
13.915
7.956
5.213
Total
Selisih
Campuran
total
campuran
Spec
Mid.
100.00
93.01
68.21
60.95
58.51
38.92
20.77
14.49
8.41
5.48
0.00
6.99
24.80
7.26
2.44
19.59
18.15
6.28
6.08
2.93
100
80 - 100
60 - 80
48 - 65
35 - 50
19 - 30
13 - 23
7 - 15
1-8
(gr)
1200
1200
1200
1200
1200
Kadar Aspal
(%)
4.17
4.67
5.17
5.67
6.17
Berat Aspal
(gr)
50.04
56.04
62.04
68.04
74.04
Berat Agregat
(gr)
1149.96
1143.96
1137.96
1131.96
1125.96
II
III
IV
Saringan
Lolos
Tertahan
1"
3/4"
6.99
80.4
79.9
79.5
79.1
78.7
3/4"
1/2"
24.79
285.1
283.6
282.1
280.6
279.1
1/2"
3/8"
7.26
83.5
83.0
82.6
82.2
81.7
3/8"
#4
2.44
28.1
27.9
27.8
27.6
27.5
#4
#8
19.58
225.2
224.0
222.9
221.7
220.5
#8
#30
18.15
208.7
207.6
206.5
205.4
204.3
Spec
100
90
70
56.5
42.5
24.5
18
11
4.5
#30
#50
6.28
72.2
71.8
71.4
71.1
70.7
#50
#100
6.08
69.9
69.5
69.2
68.8
68.4
#100
#200
2.93
33.7
33.5
33.3
33.2
33.0
#200
Pan
5.48
63.0
62.7
62.3
62.0
61.7
dial
kelelehan
dengan
ketelitian
0,25
mm
(0,01")
dengan
perlengkapannya.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(200 3)C
h. Bak perendam (waterbath) yang dilengkapi dengan pengatur suhu
minimum 20C
i. Perlengkapan lainnya :
-
timbangan
yang
dilengkapi
dengan
penggantung
benda
uji
kompor
c. Persiapan campuran
Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram
sehingga menghasilkan tinggi benda uji sekitar 6,25 0,125 cm (2,5"
0,05"). Panci dipanaskan beserta campuran agregat 28C di atas
suhu pencampur untuk aspal panas dan ter dan diaduk sampai merata.
Aspal dituangkan sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang
sudah dipanaskan, kemudian diaduk sesuai point b sampai agregat
melapis merata.
d. Pemadatan benda uji
Perlengkapan cetakan benda uji dan penumbuk dibersihkan dengan
seksama dan dipanaskan dengan suhu 93,3C dan 148,9C. Selembar
kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting sesuai
bentuk cetakan diletakkan ke dalam dasar cetakan, kemudian seluruh
campuran dimasukkan ke dalam cetakan tersebut dan ditusuk dengan
keras dengan sendok semen. Leher alat dilepaskan, permukaan
campuran diratakan dengan sendok, sehingga menjadi sedikit
cembung. Saat akan dipadatkan, suhu campuran harus dalam batasbatas pemadatan ( lihat point b). Cetakan diletakkan di atas landasan
pemadat, kemudian ditumbuk dengan penumbuk sebanyak 75 kali
dengan tinggi jatuh 45 cm. Setelah itu benda uji dikeluarkan dari
cetakannya ke atas permukaan rata yang halus, kemudian didiamkan
selama 24 jam pada suhu ruang.
5.2.3 Cara Kerja dan Pelaksanaan Tes Marshall
a. Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel
b. Masing-masing benda uji diberi tanda pengenal
c. Tinggi dari benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm
d. Benda uji ditimbang
e. Benda uji direndam dalam air selama 24 jam
f. Benda uji ditimbang dalam air untuk mendapatkan isi
g.
Diameter
Tinggi
10.1
10.1
10.1
10.1
10.1
6.4
6.5
6.2
6
6.5
Berat
Kering (BK)
1178.2
1155.3
1151.9
1175
1161
Berat Jenuh
(SSD)
1179.9
1160.9
1156.1
1176.9
1162.6
TEBAL BENDA
ANGKA
Berat
Dalam Air (BA)
690
651
665
678
677
Marshall
Stabilitas Flow
600
7.6
450
4.5
725
4.4
550
5
530
5.8
UJI
( cm3 )
200-213
214-225
226-237
238-250
251-264
265-276
277-289
290-301
302-316
317-328
329-340
341-353
354-367
368-379
380-392
393-405
406-420
421-431
432-443
444-456
457-470
471-482
483-495
496-508
509-522
523-535
536-546
547-559
560-573
574-585
586-598
599-610
611-625
UJI
Inch
1
1 1/16
1 1/8
1 3/16
1 1/4
1 5/16
1 3/8
1 7/16
1 1/2
1 9/16
1 5/8
1 1/16
1 3/4
1 13/16
1 7/8
1 15/16
2
2 1/16
2 1/8
2 3/16
2 1/4
2 5/16
2 3/8
2 7/16
2 1/2
2 9/16
2 5/8
2 1/16
2 3/4
2 13/16
2 7/8
2 15/16
3
mm
25.4
27
28.6
30.2
31.8
33.3
34.8
36.5
38.1
39.7
41.3
41.9
44.4
46
47.6
49.2
50.8
52.4
54
56.6
57.2
58.7
60.3
61.9
63.5
64
65.1
66.7
68.3
71.4
73
74.6
46.2
KORELASI
5.56
5
4.55
4.17
3.85
3.57
3.38
3.03
2.78
2.5
2.27
2
1.92
1.79
1.67
1.56
1.47
1.39
1.32
1.25
1.19
1.14
1.09
1.04
1
0.96
0.93
0.89
0.86
0.83
0.81
0.79
0.76
Tabel 5.6. Data Hot Mix dengan cara Marshall (75 pukulan)
%
No.
Agregat
Koreksi
Ring
Ko.Bu
95,83
4,351
4,17
1178,2
1179,9
690
489,9
2,405
2,522
9,680
85,68
4,643
14,32
67,582
4,643
600
7,28
1983,1
1,09
2161,5
7,6
95,33
4,925
4,67
1155,3
1160,9
651
509,9
2,266
2,503
10,213
80,29
9,492
19,71
51,830
9,492
450
7,28
1487,3
1,00
1487,3
4,5
94,83
5,452
5,17
1151,9
1156,1
665
491,1
2,346
2,485
11,705
82,69
5,608
17,31
67,610
5,608
725
7,28
2396,2
1,09
2611,9
4,4
94,33
6,011
5,67
1175,0
1176,9
678
498,9
2,355
2,467
12,890
82,59
4,521
17,41
74,033
4,521
550
7,28
1817,8
1,04
1890,5
93,83
6,576
6,17
1161,0
1162
677
485
2,394
2,449
14,257
83,50
2,245
16,50
86,397
2,245
530
7,28
1751,7
1,09
1909,4
5,8
=
=
2,69
1,036
m=
Bj. Agg
Bj. Aspal
a=
i=
b* g
i b=
% Aspal terhadap campuran
Bjc .=Aspal Berat kering (gram)
d=
e=
f=
g=
h=
n=
o=
p=
j=
100 b * g
Bj . Agregat
100
% Agregat % Aspal
Bj . Agregat Bj . Aspal
k=
l=
Gambar 5.3. Grafik Rongga Terisi Aspal dengan Kadar Aspal untuk 75 pukulan
Gambar 5.4 Grafik Rongga dalam Campuran dengan Kadar Aspal untuk 75 pukulan
Tabel 5.7. Hasil Kadar Aspal Optimum yang sesuai dengan Spesifikasi
Stability
Flow
Void terisi aspal
Void terisi campuran
2
2.5
3.5
Jadi, dari tabel 5.7 didapatkan kadar aspal optimum sebesar 4,96 %.
5.5