Anda di halaman 1dari 4

RSUD

MOROWALI

PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA


TERHADAP KEKERASAN FISIK
No. Dokumen

No. Revisi

.......................................

.........................................

Halaman

1/4
Ditetapkan
Direktur RSUD Morowali

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit
11 Januari 2016
dr.Agus AS Partang, Sp.B
Nip. 19700816 200112 1 005

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Pelayanan kepada pasien terkait pencegahan dan penanganan kekerasan fisik yang
terjadi pada pasien bayi, anak dan manusia lanjut usia.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien.
2. Mencegah terjadinya kekerasan fisik pada pasien.
SK Direktur Nomor ........................................................... tentang perlindungan
terhadap kekerasan fisik di Rumah Sakit Umum Daerah Morowali.
Persiapan
1. Ada ketentuan jadwal besuk bagi pasien.
2. Kebijakan terkait kunjungan di luar jam besuk.
3. Skrining pasien-pasien yang beresiko mengalami kekerasan fisik.
4. Identifikasi pengunjung rumah sakit yang mencurigakan.
5. Terdapat nomor darurat terkait kejadian kekerasan fisik.
6. Adanya alat pemantau CCTV pada area-area yang rawan.
Prosedur Kerja
1. Identifikasi pasien beresiko terhadap kekerasan fisik dimulai dari Unit Gawat
Darurat.
2. Permintaan perlindungan dari kekerasan fisik bisa dilakukan atas permintaan
keluarga pasien atau lembaga tertentu.
3. Di Unit Rawat Inap segera merespon bila pasien butuh bantuan dengan koordinasi
dengan pihak terkait.
4.

Instalasi Keamanan dan Ketertiban Lingkungan (Kamtibling) melaksanakan


penjagaan khusus terkait ancaman kekerasan fisik.

5.

Penunggu pasien mendapatkan kartu penunggu dan pembesuk menunjukkan


identitas dan harus seizin dari penunggu pasien.

6.

Lokasi terpencil dan terisolasi dilakukan penjagaan dan pengawasan dengan


kamera CCTV.

Penanganan kejadian kekerasan fisik terhadap pasien sesuai SPO Black Code
A. Prosedur I : Orang yang menemukan kasus
1. Ingat keselamatan anda adalah yang utama, bersikaplah setenang mungkin.
2. Jangan melakukan gerakan yang gegabah dan tiba-tiba.
3. Ajak bicara dan menjawab percakapan, lakukan apa yang mereka inginkan jangan
lebih.
4. Bila memungkinkan cari tahu penyebab/alasan tindakannya.
5. Ingat apa yang menjadi ciri pelaku (pakaian, penampilan, umur, dll).
6. Segera hubungi line 333 informasikan Black Code, sebutkan nama, lokasi
kejadian dan hal-hal lain yang terkait. Bila ruangan dilengkapi dengan alarm
emergensi, tekan alarm bila situasi memungkinkan.
7. Jika penyerang melarikan diri, catat rute yang diambil, nomor dan jenis kendaraan
dan informasi lainnya.
8. Berikan informasi saat anggota security tiba. Tunggu instruksi lebih lanjut.
B. Prosedur II : Pusat pengendali informasi emergensi (PPIE)
Informasi Black Code melalui telepon 333
1. Konfirmasi informasi yang masuk terkait Black Code baik nama, tempat dan
detail kejadian.
2. Informasikan lewat pengeras suara sebagai berikut, contoh : Perhatian untuk
seluruh staf, Respon Black Code di Unit Rawat Inap ulangi sebanyak 3 (tiga)
kali.
3. Hubungi Komandan Regu Jaga Security dan Kepala Instalasi Kamtibling.
4. Pegang kendali komunikasi lewattelepon dan radio.
5. Hubungi pihak kepolisian atas instruksi dari Komandan Regu Jaga atau Kepala
Instalasi Kamtibling yang berada dilokasi kejadian.
6.

Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat pengeras suara,


sebagai berikut, contoh : Perhatian untuk seluruh staf, Black Code di Unit Rawat
Inap telah terkendali ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.

Informasi Black Code melalui alarm emergensi

1. Konfirmasi informasi yang masuk dengan menginstruksikan anggota security


meluncur ke lokasi alarm aktif.
2. Setelah mendapat kepastian, informasikan melalui pengeras suara sebagai berikut,
contoh : Perhatian untuk seluruh staf, Respon Black Code di Unit Rawat Inap
ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.
3. Hubungi Komandan Regu Jaga Security dan Kepala Instalasi Kamtibling.
4. Pegang kendali komunikasi lewat telepon dan radio.
5. Hubungi pihak kepolisian atas instruksi dari Komamdan Regu Jaga atau Kepala
Instalasi Kamtibling yang berada di lokasi kejadian.
6. Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat pengeras suara, sebagai
berikut, contoh : Perhatian untuk seluruh staf, Black Code di Unit Rawat Inap
telah terkendali ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.
7. Instruksikan anggota security untuk menon-aktifkan alarm emergensi.
C. Prosedur III : Penanggung jawab ruangan
1. Pastikan telah menghubungi line 333 untuk menyatakan kondisi Black Code.
2. Bantu persiapan jalur masuk ke lokasi kejadian agar memudahkan bantuan datang.
3.

Jika berada dilokasi yang berdekatan dengan tempat kejadian berlangsung,


amankan area anda dan keluar dari area berbahaya. Buat laporan kasus.

D. Prosedur IV : Komandan regu jaga security


1. Segera merespon informasi Black Code dengan menuju ke lokasi kejadian.
2. Pastikan Pos Induk telah menghubungi Kepala Instalasi Kamtibling.
3. Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan untuk memahami situasi dan
rencana penanganan.
4. Informasikan ke pos induk untuk prosedur evakuasi bila diperlukan.
5. Tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil tindakan agar tidak
membahayakan diri sendiri atau orang-orang disekitar lokasi kejadian.
6. Amankan area kejadian dari orang-orang yang tidak berkepentingan.
7. Berikan informasi lengkap apabila Kepala Instalasi Kamtibling atau pihak
kepolisian tiba di lokasi kejadian.
8. Hubungi Pos Induk Security bila diperlukan tenaga bantuan.
9.

Upayakan memperkecil akses pelaku dengan mengatur penempatan anggota.


Kenakan alat pelindung diri dan siapkan perlengkapan pengamanan.

10. Bertindak secara tim, bila berpeluang untuk melumpuhkan.


11. Bila pihak kepolisian telah di lokasi serahkan komando kepada polisi, namun

tetap melakukan koordinasi dengan anggota lain di lokasi kejadian.


12. Informasikan kepada pos induk security, bila kondisi telah bisa ditangani. Buat
laporan kronologis penanganan kasus.
E. Prosedur V : Kepala Instalasi Kamtibling
1. Segera merespon informasi Black Code dengan menuju ke lokasi kejadian.
2. Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan dan komandan regu jaga
security untuk memahami situasi dan membuat rencana penanganan.
3. Informasikan ke pos induk untuk prosedur evakuasi bila diperlukan.
4. Pastikan anggota telah mengenakan alat pelindung diri.
5. Berikan informasi lengkap apabila pihak kepolisian tiba di lokasi kejadian.
6. Instruksikan komandan regu jaga security dan anggotanya untuk memperkecil
akses pelaku dengan mengatur penempatan anggota.
7. Informasikan kepada pos induk security, bila kondisi telah bisa ditangani.
8. Bila pelaku telah diamankan pihak kepolisian, instruksikan agar penanggung
jawab ruangan dan komandan regu jaga security untuk mendampingi pihak
kepolisian sebagai saksi.
Unit Terkait

9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melaporkan kejadian dan penanganan yang dilakukan kepada jajaran direksi.


Unit Gawat Darurat
Unit Rawat Jalan
Unit Rawat Inap
Kamar Operasi
Intensive Care Unit (ICU)
Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
Unit Catheterization Laboratory
Unit Radiologi
Unit Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai