Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN PRESTASI KERJA

KARYAWAN PT. DAMAI ABADI ALUMINIUM


MEDAN
OLEH:
DRS. JONNER LUMBAN GAOL,MSi
DOSEN FAKULTAS EKONOMI UDA

ABSTRACT
The problem that facing the company is the company want to know that
Leadership Has A Relation With Work Performance of Employee and How Much The
Relation Between The Leadership and Work Performance of employee in PT. Damai
Abadi Aluminium Medan.
From the result of data analisys, we know that the leadership have a positive
relations with work performance in PT. Damai Abadi Aluminium Medan with the
Regressian Equality Y = 5,316 + 0,861 X and the leadership have the relation in
symultant and partial Way with the work performance of the employee in PT. Damai
Abadi Aluminium Medan, That the leadership has a relation of 87,3 % with the
performance of employee in PT. Damai Abadi Aluminium Medan and the remaining
12,7 % is influeneed by the other factors excluded form the study.
I.

Pendahuluan.

1. Latar Belakang.
Organisasi adalah merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan di
dalam pencapaian tujuan itu sangat ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya
ketersediaan sumber dana, kerja sama tim melalui motivasi dan komitmen bersama
untuk memperoleh hasil yang terbaik, namun keberhasilan suatu organisasi tidak
terbatas pada kemampuan yang dikelola, peranan pemimpin sebagai pengarah dan
pengendali juga sangat menentukan.
Faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting di dalam perusahaan,
karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan perusahaan dalam
mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah karena
harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Sukses tidaknya usaha
pencapaian tujuan perusahaan ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain melalui komunikasi, baik langsung
maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan
penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan
tersebut.
Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki perusahaan,
( pemimpin ), maka terlebih dahulu harus dipahami motif manusia bekerja di dalam
perusahaan tersebut karena motif inilah yang akan menentukan perilaku orang-orang
1

bekerja. Prestasi kerja adalah hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan
karakteristik serta persepsi terhadap perannya dalam pekerjaan itu. Prestasi kerja yang
tinggi dipengaruhi oleh kepemimpinan yang dikembangkan pada perusahaan karena
prestasi kerja yang dimiliki seseorang karyawan masih merupakan potensi, belum
menunjukkan adanya pelaku kerja sehingga belum dapat menjamin tingkat prestasi
yang tinggi. Tanpa adanya kepemimpinan yang efektif, individu-individu maupun
kelompok dalam perusahaan cenderung tidak memiliki arah, tidak puas dan kurang
termotivasi untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
2. Masalah yang dihadapi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Apakah kepemimpinan mempunyai hubungan dengan prestasi kerja karyawaan.
b. Seberapa besar hubungan kepemimpinan dengan prestasi kerja karyawan.
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan mempunyai hubungan dengan
prestasi kerja karyawan PT. Damai Abadi Aluminium Medan
b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kepemimpinan dengan prestasi
kerja karyawan pada PT. Damai Abadi Aluminium Medan.
2. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan pada PT. Damai Abadi Aluminium
Medan dalam peningkatan prestasi kerja karyawan.
b. Menambah dan memperluas wawasan dalam bidang ilmu manajemen sumber
daya manusia, khususnya mengenai kepemimpinan dan prestasi kerja karyawan.
c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan informasi bagi pihak yang
berkepentingan untuk mengkaji masalah yang sama di masa mendatang.
4. Kerangka Pikir.
Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial dan kritikal dalam
keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja. Pemimpin yang berhasil adalah
pemimpin yang mampu mengelola atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu
melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat digambarkan suatu kerangka
piker yang berfungsi sebagai penuntun alur berpikir dan dasar penelitian yang dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Kepemimpinan
(X)

Prestasi Kerja
(Y)

Gambar : Kerangka Pikir.


2

5. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dan kerangka pikir di atas maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Kepemimpinan tidak mempunyai hubungan dengan prestasi kerja karyawan pada
PT. Damai Abadi Aluminium Medan.
Ha : Kepemimpinan mempunyai hubungan dengan prestasi kerja karyawan pada PT.
Damai Abadi Aluminium Medan.
I.

Tinjauan Pustaka.
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan intisari dari manajemen organisasi, sumber daya
pokok dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menggiring dan
mempengaruhi produktivitas perusahaan. Siagian ( 2002:213 ) menyatakan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain,
dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau
melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak
disenangi. Terry dalam Sutrisno ( 2010 : 214 ) menganggap, bahwa kepemimpinan
sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja dengan rela untuk
mencapai tujuan bersama. Menurut Hasibuan ( 2008:170 ), Kepemimpinan adalah
cara seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerja
sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Fungsi dan Peran Pemimpin Dalam Organisasi
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola atau
mengatur organisasi secara efektif dan mampu melaksanakan kepemimpinan secara
efektif pula. Untuk itu, pemimpin harus dapat menjalankan fungsinya sebagai
seorang pemimpin. Fungsi pemimpin menurut Terry dalam Sutrisno ( 2010 : 219 ),
dapat dikelompokkan menjadi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian. Sedangkan menurut Handoko ( 2003:299 ), fungsi yang dilakukan
pemimpin dalam organisasi adalah melaksanakan dua fungsi utama , yaitu :
1. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas ( task related ) atau pemecahan
masalah, yaitu fungsi yang menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi
dan pendapat.
2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok ( group maintenance ) atau sosial, yaitu
fungsi yang mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan
lebih lancar, persetujuan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat dan
sebagainya.

Peran pemimpin dapat dikategorikan dalam tiga ( 3 ) bentuk, menurut Sutrisno


( 2010:219-221 ), yaitu :
1. Peran yang bersifat interpersonal.
a. Sebagai symbol keberadaan organisasi, peran ini dapat dilihat dalam
berbagai kegiatan yang sifatnya legal dan seremonial.
b. Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab untuk memotivasi dan
memberikan arahan kepada bawahan yang dalam kenyatannya berurusan
dengan para bawahan.
c. Sebagai penghubung, dimana seseorang pemimpin harus mampu
menciptakan jaringan yang luas dengan memberikan perhatian khusus
kepada mereka yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi.
2. Peran yang bersifat informasional.
a. Sebagai pemantau arus informasi yang terjadi dari dan ke dalam organisasi.
b. Sebagai pembagi informasi.
c. Sebagai juru bicara dalam organisasi.
3. Peran penganbilan keputusan.
a. Sebagai entrepreneur, seorang pemimpin diharapkan mampu mengkaji terus
menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi, untuk m,encari dan
menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan.
b. Sebagai peredam gangguan, yaitu kesediaan memikul tanggung jawab untuk
mengambil tindakan kolektif apabila organisasi menghadapi gangguan serius
yang apabila tidak ditangani akan berdampak negative bagi organisasi.
c. Sebagai pembagi sumber dana dan daya, meliputi wewenang untuk
menempatkan orang pada posisi tertentu, wewenang mempromosikan orang
dan menurunkan pangkat.
4. Gaya Kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan pada dasarnya dapat dilihat dari bermacam-macam sudut
pandang yang berbeda-beda. Menurut Tohardi dalam Sutrisno ( 2010:222-223 ),
gaya kepemimpinan dibedakan menjadi :
1. Gaya Persuasif, yaitu gaya pemimpin dengan menggunakan pendekatan
yang menggugah perasaan, pikiran, ajakan atau bujukan.
2. Gaya Refresif, yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanantekanan, ancaman-ancaman sehingga bawahan merasa ketakutan.
3. Gaya Partisipatif, yaitu gaya pemimp[in dimana pemimpin memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk ikut dan aktif baik mental, spiritual,
fisik maupun material dal suatu organisasi.
4. Gaya Inovatif, yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk
mewujudkan usaha-usaha pembaruan di dalam segala bidang, baik bidang
politik, ekonomi, sosial dan budaya.
5. Gaya Investigatif, yaitu gaya kepemimpinan yang selalu melakukan
penelitian yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap bawahan.
4

6. Gaya Investigatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang


sifatnya protokoler.
7. Gaya motivatif, yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi
mengenai ide-idenya, program program dan kebijakan kepada bawahann
dengan baik.
8. Gaya Naratif, yaitu pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuaikan
dengan apa yang ia kerjakan atau pemimpin yang banyak bicara sedikit
bekerja.
9. Gaya Edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan
bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan ketrampilan .
10. Gaya retrogresif, yaitu pemimpin yang tidak suka melihat bawahannya
maju.
11. Gaya Demokrat, Yaitu Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia
dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
12. Gaya otoriter, yaitu kepemimpinan otoriter berdasarkan kekuasaan dan
paksaan yang mutlak harus dipatuhi.
5. Prestasi Kerja
1. Pengertian Prestasi Kerja.
Bryas dan Rue dalam Sutrisno mengatakan, prestasi diartikan sebagai tingkat
kecakapan seseorang pada tugas-tugas yang mencakup pada pekerjaan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja.
1. Kemampuan , perangai dan minat seorang pekerja
2. Kejelasan dan penerimaan atas penje;lasan peranan seorang pekerja
3. Tingkat motivasi kerja
3. Indikator Prestasi Kerja.
Prestasi kerja harus diukur berdasarkan variable yang berhubungan dengan
perilaku yang bersangkutan. Oleh karena itu, penilaian terhadap prestasi kerja
karyawan adalah berdasarkan variable yang berhubungan dengan perilaku karyawan
dan bukan variable yang menyebabkan terjadinya perilaku karyawan. Indikator yang
digunakan dalam pengukuran prestasi kerja menurut Sutrisno ( 2101:152-153 ) adalah
sebagai berikut :
a. Hasil kerja, yaitu tingkat kuantitan dan kualitas yang dihasilkan.
b. Pengetahuan pekerjaan yaitu berhubungan dengan tugas dan kualitas, kuantitas.
c. Inisiatif yaitu tingkat inisiatif selama melaksanan tugas pekerjaan.
d. Kecekatan mental yaitu tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima
instruksi kerja.
e. Sikap, yaitu tingkat semangat kerja dan sikap positip dalam melaksanan tugas.
f. Disiplin waktu dan absensi, yaitu tingkat ketepatan waktu dan kehadiran.

II.

Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menguraikan atau menggambarkan tentang sifatsifat dari suatu keadaan atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan
data dan analisis data kuantitatif serta pengujuan hipotesis.
Metode Analisa Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode sebagai
berikut yaitu : metode analisis deskriptif dan kuantitatis. Alat uji yang digunakan
untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier
Sederhana ( Simple Linear Regression Analysis ) dengan bantuan program komputer
SPSS versi 17.0 untuk menguji variable bebas kepemimpinan ( X ) dan variable terikat
prestasi kerja ( Y ). Regresi linier sederhana menggunakan model persamaan sebagai
berikut : Y = a + b X + e
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dilakukan uji sebagai berikut :
1. Uji signifikansi simultan ( F test )
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah variable bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyi hubungan secara simultan dengan variable terikat.
Bentuk pengujiannya :
Ho : bi = 0, artinya variable bebas secara simultan tidak mempunyai hubungan
dengan variable terikat.
Ha : b # 0, Artinya variable bebas secara simultan mempunyai hubungan dengan
variable terikat.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau Ho diterima
2. Uji t ( secara parsial )
3. Uji determinasi ( R2 )

III.

Pembahasan.
A. Uji Analisa.
1. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah variable bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai hubungan secara simultan dengan variable terikat,
yaitu untuk mengetahui apakah variable kepemimpinan ( X ) mempunyai
hubungan secara simultan dengan Prestasi Kerja ( Y ).
Tabel Uji Signifikance Simultan
Model
Sum Of Square
Df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
2207.632
1
2207.632
496.713 .000a
Residual
320.003
72
4.444
Total
2527.635
73
a. Predictors : ( Constant ), Kepemimpinan
b. Dependent Variable : Prestasi Kerja.
6

Berdasarkan table di atas dapat dilihat hasil uji F menunjukkan Nilai Fhitung yang
diperoleh adalah sebesar 496.713 dengan tingkat significance 0,000. Karena
tingkat significance F lebih kecil dari 0,05 ( P < 0,05 ), maka ini berarti
kepemimpinan mempunyai hubungan secara simultan dengan prestasi kerja
karyawan pada PT. Damai Abadi Aluminium Medan.
2. Analisis Regresi Linier.
Hasil analisis regresi linier dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel Analisis Regresi Linier
Model
B
Std.Error
Beta
t
1 ( Constant )
5.316
1.460
3.642
Kepemimpinan
.861
.039
.935
22.287

Sig.
.001
.000

a. Dependent Variable : Prestasi Kerja


Dari table di atas diperoleh, persamaan hubungan kepemimpinan dengan
prestasi kerja karyawan pada PT. Damai Abadi Aluminium Medan adalah :
Y = 5,316 + 0,861 X
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah variable bebas yang dimaksukkan
dalam model mempunyai hubungan secara parsial dengan variable terikat, yaitu
untuk mengetahui apakah variable kepemimpinan ( X ) mempunyai hubungan
secara parsial dengan prestasi kerja ( Y ) . Berdasarkan table di atas dapat dilihat
hasil uji t menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh adalah sebesar 22,287 dengan
tingkat significance 0,000. Karena tingkat significance t lebih kecil dari 0,05 ( P <
0,05 ), maka ini berarti kepemimpinan mempunyai hubungan secara parsial
dengan prestasi kerja pada PT. Damai Abadi Aluminium Medan.
4. Uji Determinasi
Uji Determinasi ditujukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model
dalam menerangkan variable terikat, yaitu seberapa besar hubungan
kepemimpinan dengan prestasi kerja karyawan PT. Damai Abadi Aluminium
Medan. Hasil uji determinasi atau R square yang diperoleh adalah sebesar 0,873.
Ini berarti kontribusi kepemimpinan dengan prestasi kerja karyawan PT. Damai
Abadi Aluminium Medan adalah sebesar 87,3 % dan sisanya sebesar 12,7 %
dipengaruhi oleh factor-faktor lainnya yang berasal dari luar model penelitian ini
dan besarnya hubungan antara kepemimpinan dengan prestasi kerja adalah r =
0,935 dimana hubungannya positif dan kuat.

B. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positip antara
kepemimpinan dengan prestasi kerja pada PT. Damai Abadi Aluminium Medan
yang dapat dilihat dari persamaan regresi linier yaitu : Y = 5,316 + 0,861 X
Persamaan di atas menunjukkan nilai koefisien b ( 0,861 ) yang diperoleh adalah
positif ( pengaruh searah ), artinya apabila variable kepemimpinan meningkat
atau semakin tinggi maka variable prestasi kerja karyawan akan meningkat juga.
Hasil uji F ( simultan ) dan uji parsial menunjukkan bahwa F hitung yang
diperoleh adalah sebesar 496,713 dengan significance 0,000 dan nilai t- hitung
yang diperoleh sebesar 22,287 dengan significance 0,000. Karena tingkat
significance F dan t yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 ( P < 0,05 ), artinya
kepemimpinan secara simultan dan parsial mempunyai hubungan dengan
prestasi kerja karyawan. Dan hasil uji determinasi sebesar 87,3 % artinya
kontribusi yang diberikan kepemimpinan terhadap prestasi kerja sebesar 87,3 %
dan sisanya 12,7 % dipengaruhi oleh faktor lain. Besarnya hubungan antara
kepemimpinan terhadap prestasi kerja adalah r = 0,935, artinya hubungan positif
dan kuat.
C. Saran
Saran yang dapat dikemukakan penulis berdasarkan hasil penelitian adalah PT.
Damai Abadi Aluminium Medan seharusnya memperhatikan faktor
kepemimpinan yang diterapkan di dalam perusahaan sehungga dapat
mempengaruhi karyawan agar mau bekerja demi tercapainya tujuan
perusahaan. Kepemimpinan yang diterapkan setiap pemimpin seharusnya dapat
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja bawahan, keamanan, kualitas
kehidupan kerja dan tingkat prestasi kerja setiap karyawan di dalam perusahaan.

D. Daftar Pustaka
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi, 2009, Perilaku
Keorganisasian, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kartono, Kartini, 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta, Rajawali Pers.
Siagian Sondang, 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta, Rineka
Cipta.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional, Yogyakarta : Andi.

5.

10

6.

11

12

Anda mungkin juga menyukai