Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan


menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling
sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker
ovarium.1
Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh
dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan
atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.1
Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh
karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium
memiliki sifat yang jinak (80-84%). Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari
40 tahun) resiko pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista
dapat dikontrol dengan USG. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko
terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause.2
Angka kejadian kista ovarium di dunia yaitu 7% dari populasi wanita,
dan 85% bersifat jinak. Sedangkan angka kejadian di Indonesia tidak diketahui
secara pasti dikarenakan pencatatan kasus yang kurang baik. Namun, diperkirakan
prevalensi kista ovarium sebesar 60% dari seluruh kasus gangguan ovarium.
Kistadenoma ovarii musinosum sebesar 40% dari seluruh kasus neoplasma
ovarium.Berdasarkan

Survei

Demografi

Kesehatan

Indonesia

angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan


paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun,
dan jarang sekali pada masa pubertas. Sedangkan, menurut data
dari Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya menunjukkan bahwa

angka kejadian kista ovarium pada bulan Januari - Maret 2011,


sebanyak 11 orang (15,1%) dari jumlah pasien dengan penyakit
kandungan sebanyak 73 orang dengan kelompok umur 17- 45
tahun sebanyak 4 orang, usia > 45 tahun sebanyak 7 orang.Dan
pada bulan April - Juni 2011, penderita kista ovarium sebanyak
32

orang

(39,5%)

dari

jumlah

pasien

dengan

penyakit

kandungan sebanyak 81 orang dengan kelompok umur 17- 45


tahun sebanyak 11 orang, usia > 45 tahun sebanyak 21orang.
Berdasarkan

informasi

yang

telah

diuraikan

diatas

dapat

diketahui bahwa angka kejadian kista ovarium di rumah sakit


surabaya internasional cenderung meningkat sebesar 24,4%.1
Topik Kista Ovarium menjadi sangat menarik untuk dibahas karena
sebagian besar pasien dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik
dan baru dapat didiagnosis secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan
USG atau sedang dalam operasi sectio caesaria.1

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Ovarium

Gambar 1 : Anatomi Ovarium dan Tuba


Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri,
dengan penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri
dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.1
Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang ,
3

sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan
tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak
jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.1,4
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum1,2,3

Gambar 2 : Anatomi Ovarium


Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika
albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat
yang sangat sensitif terhadap hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri
ovarica kanan dan kiri yang merupakan cabang dari aorta desendens. Vena

sebagai drainase mengikuti perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica


kanan dan kiri.4
2. Definisi
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de
graff atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
dari epithelium ovarium.5
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik
atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan,
tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista dermoid, kista coklat
atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan
kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang halangi masuknya
kepala ke dalam panggul.1
Kistoma ovari adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya
bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan
serosa dan berwarna kuning. Pengumpulan cairan tersebut terjadi pada
indung telur atau ovarium.6
Jadi, dapat disimpulkan kista ovarium adalah kantong abnormal yang berisi
cairan atau neoplasma yang timbul di ovarium yang bersifat jinak juga dapat
menyebabkan keganasan.
3. Etiologi
Etiologi dari kista ovarium belum diketahui secara pasti. Namun, secara
umum dapat digolongkan etiologi

terhadap jenis kista yang dialami.

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan


hormon pada hipotalamus, hipofisis, atau indung telur itu sendiri. Kista
indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang
nantinya akan menentukan tipe kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,
tipe folikuler merupakan tipe kista yang peling banyak ditemukan. Kista jenis

ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.
Cairan yang mengisi kista dsebagian besar berupa darah yang keluar akibat
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah ovarium. Pada beberapa kasus
dapat juga diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi yang
dinamakan kista dermoid.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium.
Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun, pada beberapa kasus, folikel
ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya
akan menjadi kista.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai
saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen
sebagai respon terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan
luteinizing hormon (LH) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1
-10 cm (folikel normal berukuran maksimum 2,5 cm); berasal dari folikel
ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat
multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik atau tanpa gejala.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan
darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening,
berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor
indung telur, serta terapi hormon.1
4. Faktor Risiko
Ada beberapa faktor risiko yang diduga berperan dalam pembentukan kista
ovarium.7
a. Pengobatan infertilitas
Pasien yang sedang diobati untuk infertilitas dengan induksi ovulasi
dengan gonadotropin atau bahan lainnya, seperti clomiphene citrate atau

letrozole, dapat membentuk kista ovary sebagai bagian dari ovarian


hyperstimulation syndrome.
b. Tamoxifen
Tamoxifen dapat mengakibatkan kista ovari benigna fungsional yang
biasanya timbul setelah penghentian terapi.
c. Kehamilan
Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua
saat kadar hCG tertinggi.
d. Hypothyroidism
Karena kemiripan antara subunit alpha thyroid-stimulating hormone
(TSH) dan hCG, hipotirodisme dapat menstimulasi pertumbuhan kista
ovarii.
e. Gonadotropin maternal
Efek transplasental dari gonadotropin maternal dapat menyebabkan
pembentukan dari kista ovarii neonatal dan fetal.
f. Merokok
Risiko kista ovarii fungsional meningkat dengan merokok; resiko dari
merokok mungkin meningkat lebih jauh dengan penurunan indeks
massa tubuh (IMT)
g. Ligasi tuba
Kista fungsional telah dihubungkan dengan sterilisasi ligasi tuba
5. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5
2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami regresi atau pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.8
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang

disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,


termasuk FSH dan HCG.8
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang
pada kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi
dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari
(SHSO), dimana ovarium menjadi bengkak dan nyeri. Pada umumnya gejala
SHSO mulai terasa 3 sampai 10 hari setelah pemberian obat penyubur untuk
merangsang ovulasi. Tingkat keparahan gejala SHSO bervariasi, dan gejala
dapat memburuk atau membaik dari waktu ke waktu.8
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh
ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (germinal
ovarium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa
dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari
ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor
sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm.8
6. Klasifikasi
Klasifikasi kista ovarium, antara lain:
Kista ovarium non neoplastik
a.
Kista folikular

Kista folikular merupakan jenis tumor ovarium jinak yang paling


banyak dijumpai. Kista ini merupakan folikel yang tidak ruptur. Kista
ini menghilang secara spontan dan umumnya memiliki ukuran
bervariasi antara 3 - 8 cm. Pemindaian serial dapat mengkonfirmasi
b.

resolusi dari kista ini.1,9,10


Kista korpus luteum
Pada kondisi normal korpus luteum mengalami degenerasi setelah
ovulasi, namun dapat menetap, dan kadang-kadang disertai perdarahan
internal. Kista korpus luteum berbentuk unilokular dengan ukuran
bervariasi antara 3 11 cm. Kista ini disebabkan karena terjadinya
penumpukan hasil cairan hasil resorpsi darah yang berasal dari
perubahan korpus hemoragikum menjadi korpus luteum.1,9,10
Pada ovulasi yang normal, sel-sel granulosa yang melapisi folikel
mengalami luteinisasi. Pada tahap terbentuknya vaskularisasi baru,
darah akan terkumpul di bagian tengah rongga membentuk korpus
hemoragikum. Reasorbsi darah di ruangan ini menyebabkan
terbentuknya kista korpus luteum. Kista lutein yang persisten dapat
menimbulkan nyeri lokal dan tegang dinding perut yang juga disertai
amenorea atau menstruasi terlambat yang menyerupai gambaran
kehamilan ektopik. Kista lutein juga dapat menyebabkan torsi ovarium
sehingga menimbulkan nyeri hebat atau perdarahan intraperitoneal
yang

c.

membutuhkan

tindakan

pembedahan

segera

untuk

menyelamatkan pasien..1,9,10
Kista teka lutein
Kista teka lutein timbul karena adanya peningkatan gonadotropin
korionik. Kista dapat mengalami regresi beberapa bulan setelah
melahirkan. Karena ukuran yang besar maka pada saat melakukuan
salfingo-ooforektomi

harus

dilakukan

frozen

section

untuk

menyingkirkan kemungkinan keganasan. Kista ini biasanya bilateral


dan berisi cairan berwarna jernih. Keluhan abdominal tidak begitu

nyata, meskipun terkadang dijumpai keluhan nyeri panggul. Ruptur


kista sering terjadi sehingga menyebabkan perdarahan intraperitoneal.
Kista ini dapat menghilang secara spontan setelah evakuasi mola,
terapi korio karsinoma, dan penghentian stimulasi ovulasi dengan
d.

klomifen.1,9
Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian bagian kecil

e.

dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. 1,9


Kista endometrium
Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan

f.

endometroid. 1,9
Ovarium polikistik
Kista ini dikenal sebagai sindrom Stein-Laventhal dan kiranya
disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal. Biasanya kedua
ovarium membesar dan bersifat polikistik, permukaan rata, berwarna
keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis
akan tampak tunika yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak
folikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak ditemukan
corpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut SteinLeventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari pertumbuhan polikistik
ovarium kedua ovarium, amenore sekunder atau oligomenorea, dan
infertilitas. Sekitar 50% pasien mengalami hirsutisme dan obesitas..
Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari tunica
interna yang menghasilkan zat androgenik. Tampaknya hal ini
berhubungan dengan disfungsi hipotalamus.1

Kista ovarium neoplastik jinak


a. Kistik
1.

Kistoma ovari simpleks


Kistoma ovarii simpleks diduga kista ini adalah suatu jenis
kistadenoma

serosum

yang

kehilangan

epitel

kelenjarnya
10

berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Kista ini mempunyai


permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,
dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam
kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat
terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.
Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan
dalam kista.1,10
2.

Kistadenoma ovarii serosum


Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal ephitelium). Kista jenis ini tak mencapai ukuran yang
amat

besar

dibandingkan

dengan

kistadenoma

musinosum.

Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berbahaya


karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun
lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas
kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista
cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.
Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).1,10
3.

Kistadenoma ovarii musinosum


Asal kista ini belum pasti, menurut Mayer, mungkin kista ini
berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu
elemen mengalahkan elemen lainnya. Tumor musin ini merupakan
tumor dengan ukuran terbesar dari tumor dalam tubuh manusia.
Terdapat 15 laporan yang menyebutkan berat tumor diatas 17 kg.

11

Tumor ini juga asimptomatik dan sebagian besar pasien hanya


merasakan pertambahan berat badan atau rasa penuh diperut.1,10
4.

Kista endometroid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding
dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel
endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam
tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.

5.

Kista dermoid
Kista dermoid merupakan tumor terbanyak yang berasal dari sel
germinativum. Walaupun terdapat beberapa jaringan penyusun
tumor, tetapi ektodermal merupakan komponen utama, yang
kemudian diikuti dengan mesodermal dan entodermal. Semakin
lengkap unsur penyusun, akan semakin solid konsistensi tumor ini.
Kista dermoid mempunyai dinding berwarna putih dan relatif tebal,
berisi cairan kental dan berminyak karena dinding tumor
mengandung banyak kelenjar sebasea dan derivat ektodermal
(sebagian besar adalah rambut). Dalam ukuran kecil, kista dermoid
tidak menimbulkan keluhan apa pun dan penemuan tumor pada
umumnya hanya melalui pemeriksaan ginekologi rutin.1

b. Solid
1.

Fibroma ovarii
Tumor dari jaringan ikat ovarium ini sangat terkenal terkait dengan
kumpulan gejala yang disebut sindroma Meigs. Tidak seperti
namanya tumor ini tidak sepenuhnya berasal dari jaringan ikat
karena juga terdapat unsur germinal, tekoma, transformasi kearah
ganas seperti tumor brenner walaupun tanpa adanya metastase ke

12

pleura. Hidrothoraks dan asites selalu menyertai fibroma ovarium


dalam sindroma Meigs.
2.

Tumor brenner
Tumor ini mempunyai karakteristik histopatologi yang berbeda
karena tersusun dari sarang-sarang atau kolom epitel di dalam
jaringan firbomatosa. Tumor Brenner termasuk jarang ditemukan
dan umumnya ditemukan pada perempuan usia lanjut (50 tahun).
Tidak ada gejala klinik khusus dari tumor ini dan seringkali ditemui
secara tidak sengaja pada saat operasi.

3.

Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)


Tumor ini sangat jarang terjadi, biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan
gejala maskulina. Terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi
mammae, dan perubahan suara.1

Kista Ovarium Ganas


Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab keatian terbanyak dari semua kanker
ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya
bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi
metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini
juga disebut sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia
belum diketahui dengan pasti.
Pada kista ovarium yang bersifat ganas, pembesaran bisa terjadi relatif cepat,
yang kadang tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul
tanpa gejala seperti penyakit umumnya, itu sebabnya diagnosis agak sulit
13

dilakukan. Gejala seperti perut yang agak membesar serta dibagian bawah
perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukurannya sudah
cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan
pengangkatan melalui proses laparoskopi.
Klasifikasi kanker ovarium belum ada keseragamannya, namun tidak ada
perbedaan

sifat

fundamental.

Menurut

International

Federation

of

Ginecologic and Obstetrics (FIGO), kanker ovarium dibagi dalam 3 kelompok


besar sesuai dengan jaringan asal tumor dan kemudian masing-masing
kelompok terdiri dari berbagai spesifikasi sesuai dengan histopatologi.1
1. Kanker berasal dari epitel permukaan
a. Karsinoma serosa
b. Karsinoma musinosa
c. Karsinoma endometroid
d. Karsinoma sel jernih
2. Kanker Berasal dari Sel Germinal Ovarium
a. Disgerminoma
b. Tumor Sinus Endodermal
c. Teratoma Immatur
d. Teratokarsinoma
3. Kanker Berasal dari Stroma Korda Seks Ovarium ( Sex Cord Stromal)
a. Tumor Sel Granulosa Teka
b. Androblastoma
c. Ginadroblastoma
d. Fibroma
7. Diagnosis
Anamnesis
Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak
tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium
yang kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit
atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan
bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa

14

penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan


rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan
terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih
menjadi sering.
Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus
terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang
sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada
penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya
nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor ovarium
tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan hormon.
Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat
terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.
Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism,
inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat
ditemukan penurunan berat badan yang drastis. 11
Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada
wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini
adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi
sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan
massa umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.
Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum
uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi
mungkin didapatkan ascites yang pasif.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer
antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel

15

ovarium normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35


U/ml adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien
dengan karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan
meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.
b. Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifatsifat tumor.
c. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga
perut yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang
utama untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular,
dindingnya tipis, satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal
echo. Biasanya jenis kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista
fungsioal, kista luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista
inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke
dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista
neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan
hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat
memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis.
Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG
transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa
yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini
memerlukan kandung kemih yang penuh.
d. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini
biasanya tidak diperlukan
e. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang
baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk

16

mengidentifikasi organ intraabdomen dan retroperitoneum dalam kasus


keganasan ovarium.
f. Foto Rontgen
Menentukan adanya hidrotoraks. Pada kista dermoid kadang dapat terlihat
gigi.
g. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.
h. Tes kehamilan
Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.
8. Diagnosis Banding
Diagnosis banding kista ovarium, antara lain:
1. Kehamilan ektopik13
Kehamilan ektopik dan kista korpus luteum menunjukkan gambaran yang
sama termasuk dengan adanya "ring of fire" atau ring of vessels sekitar
lesi (pada Color Doppler imaging). Ovarium kiri tidak terlihat terpisah
dari kista adneksa kiri, juga tidak ada tanda penting adanya cairan pada
cul de sac, apalagi, adanya kehamilan ektopik mengarah ke diagnosis
kista korpus luteum ovarium kiri.15
9. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Banyak pasien dengan kista ovarium simple berdasarkan penemuan USG
tidak membutuhkan pengobatan. Pada wanita postmenopause, kista
ovarium simple persisten dengan ukuran kurang dari 5 cm dengan nilai
CA 125-nya normal dapat dimonitor dengan pemeriksaan USG serial.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa kista dengan ukuran mencapai 10
cm dapat ditangani dengan cara ini dengan aman. Pada wanita
premenopause dengan kista ovarium simple asimptomatik dengan ukuran
kurang dari 8 cm pada sonogram yang nilai CA 125-nya dalam range
normal dimonitor dengan pemeriksaan USG berulang pada 8 12
minggu. Terapi hormonal, termasuk penggunaan pil kontrasepsi oral,
tidak berguna dalam menyebabkan resolusi.17
2. Bedah

17

Kista ovarium simple persisten dengan ukuran lebih dari 5 10 cm,


terutama jika simptomatik, dan kista ovarium kompleks sebaiknya
dipertimbangkan dengan penanganan bedah.17
Pengangkatan sebagian ovarium diselenggarakan kepada kelainan yang
jinak. Pada tumor ganas ovarium, umumnya kedua ovarium diangkat
bersama tuba (salpingo-ooforektomi bilateral) dan uterus. Pada kanker
ovarium jenis sel germinal dan epitel stadium 1, mempertahankan uterus
dan ovarium satu sisi menjadi salah satu alternatif pada usia muda.1
3. Diet
Diet sehat normal17
10. Prognosis
Kista ovarium yang berpotensi menjadi ganas adalah kistadenoma ovarii
serosum dan kistadenoma ovarii musinosum. Resiko keganasan pada kista
ovarium unilokular dengan diameter kurang dari 10 cm pada wanita 50 tahun
atau lebih sangat rendah.10,18

18

Anda mungkin juga menyukai