Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Andalusia

meliputi

terletak

wilayah

di

Spanyol

semenanjung Iberia
dan

wilayah

Eropa

Portugal,

yang

ujungnya

menjorok ke arah selatan menuju ke benua Afrika dengan


dipisahkan oleh sebuah selat Gibraltar yang jaraknya 60 km dengan
kedalaman berkisar 300 m, di sebelah timur masuk selat Gibraltar itu diapit oleh
dua batu besar yang disebut oleh bangsa Yunani Tua, Tiang Hercules.
Andalusia berasal dari kata Vandalusia yang artinya Negeri
bangsa Vandal. Sebelum umat Islam menguasai Andalusia
wilayah

yang

terletak

disekitar

semenanjung

Iberia

dan

membelah Benua Eropa dengan Afrika ini dikenal dengan


berbagai nama. Sebelum abad ke 5 M, wilayah ini disebut
dengan Iberia atau Les Iberes, yang diambil dari nama Bangsa
Iberia ( penduduk tertua diwilayah tersebut ). Saat wilayah itu
jatuh kekuasan Romawi, wilayah ini disebut dengan nama
Asbania. Pada abad ke 5 M, Andalusia dikuasai olah Bangsa
Vandal yang berasal dari wilayah ini, sejak itu wilayah ini disebut
Vandalusia. Setelah berkuasa umat Islam di wilayah itu oleh umat
Islam akhirnya disebut Andalusia
Perkembangan yang begitu segnifikan terjadi saat Islam
mulai mengambil alih kekuasaan dari Gothia Barat, sedikit demi
sedikit

wilayah

Andalusia

dibenahi

dari

ketertinggalan

peradaban. Islam datang dengan membawa rahmatan lil `alamin


menjadikan penduduk vandalusia baik yang beragama Yahudi,
Kristen dan Islam mampu bersatu dan saling bekerjasama dalam
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

[1]

Transformasi peradaban Islam ke wilayah Andalusia terjadi


setelah adanya kegiatan penterjemahan buku-buku berbahasa
Arab

yang

berasal

didatangkannya

dari

para

Bagdad

ilmuwan

dari

dan

Damaskus

Bagdad

untuk

serta
dapat

membangun kota yang maju. Sehingga dalam perkembangannya


Andalusia

menjadi

pusat

peradaban

yang

sangat

penting

menyaingi kota Bagdad.


Setelah Islam mengalami masa kemunduran, kerajaan
Kristen mulai mengambil alih wilayah Andalusia dan membakar
buku-buku

tentang

Islam.

Kemudian

dilanjutkan

kepada

pengusiran umat Islam dari wilayah Andalusia bila tidak mau


masuk agama Kristen. Sampai akhirnya terjadi perpindahan
besar-besaran umat Islam Spanyol yang berkisar setengah juta
orang ke Afrika Utara.

Hal itu sangat berbeda jauh dengan umat

Islam yang bersifat murah hati, cinta damai dan kelapangan


dada dalam penyebaran Islam dilakukan dengan baik dengan
memperhatikan Hak Asasi Manusia.

gb 1. Letak Wilayah Andalusia dalam Peta Bumi (Microsoft Encarta 2009. 1993-2008
Microsoft Corporation)

[2]

C.

Rumusan Masalah

Beberapa aspek- aspek yang dapat di rumuskan dalam penulisan


makalah ini :
profil

populasi

Andalusia

zaman

berdasarkan agama dan budaya


partisipasi sosial masing-masing

kejayaan
dan

Umayyah

pola-pola

relasi

kultural
Berakhrinya pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia
B.

Tujuan Penulisan
Dalam

penulisan

ini

bertujuan

agar

kita

bisa

mengembangkan multikulturalisme dengan mengetahui lebih


mendalam tentang :
profil

populasi

Andalusia

zaman

berdasarkan agama dan budaya


partisipasi sosial masing-masing

kejayaan
dan

Umayyah

pola-pola

relasi

kultural
Berakhrinya pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia

[3]

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Profil Multikulturalisme sebelum kedatangan Islam di Andalusia


Sebelum kedatangan kerajaan Islam bangsa Vandals telah ditaklukkan oleh

bangsa Visigoths pada tahun 507M sehingga sejarah bangsa Vandals ini tidak
banyak diketahui, tapi menurut orang fenesia bahwa kekayaan wilayah Iberian
Peninsula sangat menarik bagi orang asing, seperti halnya tambang perak dibagian
selatan di eksploitasi oleh bangsa Afrika Utara, timah dan tembaga dibagian utara
di eksploitasi oleh bangsa Romawi, tetapi kemudian membuat Spanyol kembali
aman selama 4 abad.1 Kemudian jatuh kekuasaan bangsa Visighot dari tahun 406711. Pada permulaan pendirian kerajaan Gothia oleh bangsa Visighot ini
merupakan kerajaan yang kuat. Pejabat wilayah kerajaan banyak yang hidup
dalam kemewahan, sementara rakyat hidup dalam kemelaratan karena banyak dan
beratnya pajak yang harus mereka bayar. Hal tersebut telah menimbulkan
1 J.J Saunders, A History of Medieval Islam, London : Routledge and
Kegan Paul Ltd, 1965. h.86

[4]

kegelisahan di kalangan rakyat, banyak diantara mereka yang mengeluh dengan


keadaan itu. 2
Para penguasa Gothia memiliki sifat monofisit, yakni berusaha untuk
memaksakan agamanya kepada penduduk yang sebagian besar beragama Yahudi.
Mereka dikejar-kejar untuk dibaptis secara paksa menurut agama Kristen, yang
tidak menurutinya disiksa dan dibunuh secara brutal. Karena itu untuk
menyelamatkan diri mereka terpaksa masuk agama Kristen secara beramai-ramai
walaupun dalam hati sangat membencinya.
Mangkatnya Witiza sebagai Raja Gothia barat yang terakhir merupakan
pembuka jalan bagi rakyat Spanyol untuk keluar dari kungkungan penderitaan
yang telah lama mereka rasakan. Sepeninggalnya Witiza terjadi perebutan
kekuasaan antara putra Witiza dengan Roderick, Panglima perang Spanyol, yang
ingin menjadi raja. Putra Witiza merasa lebih berhak menggantikan ayahnya.
Namun, ia tidak mampu menghadapi Roderick. Oleh karena itu, Putra Witiza
bersekutu dengan Graff Yulian yang sudah lama bermusuhan dengan Roderik.3
Persekutuan tersebut belum bisa mengalah Roderik, sehingga Graff Yulian
meminta bantuan Musa bin Nushair yang menjabat sebagai gubernur Afrika
Utara di bawah pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus.4 permintaan itu di
terima oleh Musa bin Nushair dengan alasan :
1) Penduduk spanyol terutama yang beragama Kristen telah melakukan
penyerangan beberapa kali ke daerah panatai Afrika yang telah lama
dikuasai oleh kaum Muslimin.
2) Penduduk Spanyol pernah memberikan bantuan kepada tentara Romawi dan
berusaha menduduki beberapa daerah muslim di pantai Afrika5
2Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009.
h. 160
3 Ibid. h.160-161
4Ibid.
5 Ibid, h.161

[5]

Musa bin Nushair mengirim pasukan yang dipimpin Thariq bin Ziyad pada
tahun 93/711 untuk membuka Andalusia. Penaklukan itu dilakukan dengan mudah
oleh Thariq bin Ziyad bersama panglimanya yang bernama Mughith Ar-Rumi ke
Cordoba yang membawa 7000 pasukan berkuda, yang kemudian mendapat
tambahan pasukan lagi sebanyak 5000 orang sehingga seluruh pasukannya
mencapai 12.000 orang. Raja Roderick maju dengan pasukan berkekuatan
100.000 orang. Jumlah pasukan besar namun semangat tempurnya telah
terkalahkan dengan kemewahan hidup yang telah dinikmatinya, sehingga di
pinggir sungai Guadalquivir raja Roderick tewas. Kemenangan ini menjadi
langkah awal untuk menaklukkan kota-kota lain dengan mudah.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh Thariq bin Ziyad membuat
Musa bin Nushair cemburu sehingga pada bulan Juni 712, dia berangkat
memimpin pasukan sendiri yang berjumlah 10.000 orang, kemudian dimulailah
expansinya ke kota-kota yang belum dijamah oleh Thariq bin Ziyad, antara lain :
Carmona, Sedonia dan Medina. Penaklukkan itu terus berlanjut sampai kota
Sevilla yang merupakan kota terbesar di Spanyol yang berhasil dikalahkannya
pada bulan Juni 713, dan kota Merida yang dapat dikuasainya pada bulan Juli 713.
Sampailah Musa bin Nushair di kota Toledo bergabung bersama Thariq bin
Ziyad untuk menguasai kota-kota penting di Spanyol sampai di bagian utara yakni
kota Saragosa dan kota Navarre.
Ekspansi dari Bani Umayyah terus dilakukan hingga ke Avirignon pada
734, Lyon pada tahun 743 serta pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah, yakni :
Mallorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia.
ekspansi kaum muslimin yang telah dilaksanakan saat permulaan abad ke 8
M sudah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh sampai Prancis Tengah,
juga daerah-daerah penting di Italia, hal ini bisa kita lihat di Gb.2.6

6 Malise Ruthven, Azim Nanji, Historical Atlas Of Islam, USA : Harvard


University Press, 2004, h.

[6]

[7]

Gb.2 Peta ekspansi ke Khalifahan


Umayah di
Andalusia Spanyol

B.

Profil

Populasi

Andalusia

Zaman

Kejayaan

Umayyah

Berdasarkan Agama
dan Kebudayaan
Permulaan umat Islam masuk di Andalusia sampai masa
berakhirnya kekuasaan Islam telah banyak merubah peradaban
wilayah ini. Masyarakat berbaur baik itu beragama Kristen,
Yahudi ataupun Katolik dari berbagai wilayah untuk menimba
ilmu di perguruan-perguruan tinggi Islam. Penduduk keturunan
Spanyol ini dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu :
Pertama, kelompok yang telah memeluk Islam, kedua kelompok
yang tetap pada keyakinannya tetapi meniru adat dan kebiasaan
bangsa Arab, baik dalam bertingkah laku maupun tutur kata;
mereka yang dikenal dengan sebutan, Musta`ribah, dan ketiga,
kelompok yang berpegang teguh pada agamanya semula dan
warisan budaya nenek moyangnya. Perbedaan agama bukan hal
yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan haknya seperti
beribadah menurut kepercayaannya, menuntut ilmu di perguruan
tinggi, berkarier, berdagang, bekerja di pemerintahan ataupun
militer. Adapun penyebaran Penduduknya menurut agama dan
kebudayaannya dapat kita lihat pada Gb.37

7 Malise Ruthven, Azim Nanji, Ibid., h. 68

[8]

Gb.3. Peta wilayah penyebaran


penduduk
menurut agama dan
kebudayaannya

Masa pembangunan peradaban Islam di Andalusia berlangsung


selama hampir delapan abad ( 711 1492 M ), yang dapat
dikelompokkan menjadi enam periode :
1. Periode I (711-755 M)
Pada periode ini Andalusia berada dibawah pemerintahan
para

wali

yang

diangkat

oleh

khalifah bani

Umayyah

di

Damaskus. Pada periode ini kondisi social politik Spanyol masih


diwarnai perselisihan disebabkan karena kompleksitas etnis dan
golongan, selain itu berbagai gangguan timbul dari baik dari luar
maupun dari dalam.
Gangguan dari dalam yaitu berupa perselisihan di antara
elite penguasa. disamping itu, terdapat perbedaan pandangan
antara khalifah di damaskus dan Gubernur Afrika Utara yang
berpusat di Khairawan. Adapun gangguan yang datang dari luar

[9]

yaitu datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal


di daerah pegunungan.8
2. Periode II (755-912 M)
Dengan datangnya Abdur Rahman AlDakhil pada tahun 138/755
ke Andalusia merubah pemerintahan menjadi amir (gubernur)
tetapi tidak tunduk kepada Daulah Abbasiyah di Baghdad yang
telah menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus.
Amir pertama adalah Abdul Rahman I. Setelah berhasil
menyelamatkan diri dari kekejaman AlSaffah, Abdul Rahman
menempuh pengembaran ke Palestina, Mesir dan afrika Utara
hingga ia tiba di Cheuta. Di wilayah ini ia mendapat bantuan dari
bangsa Barbar dalam menyusun kekuatan militer. Pada masa itu
Andalusia sedang dilanda permusuhan antar etnis Mudariyah dan
Himyariyah.9
Saat

periode

ini,

umat

Islam

Spanyol

mulai

memperoleh

kemajuan baik dalam bidang politik maupun peradaban. Abdur


Rahman AlDakhil mendirikan masjid Cordoba dan sekolahsekolah yang besar spanyol dan menjadikan Cordoba sebagai ibu
kota

negara

serta

sebagai

pusat

perkembangan

ilmu,

pengetahuan, kesenian dan kasusastraan di seluruh Eropa. Dia


telah berusaha memanggil para ahli fikih, alim Ulama, ahli
falsafah dan ahli syair agar mau datang ke Spanyol.10

8 Samsul Munir Amin., Op.cit., h.168


9 http://buyatthelegend.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-zamanumayyah-terutama-di.html
10 Agus Sholeh, Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Pendidikan di
Spanyol Pada Abad VII-X M, dalam Suwito dan Fauzan (ed), Sejarah
Sosial Pendidikan Islam, Jakarta :Kencana, 2005, h.111

[10]

3. Periode III (912-1013 M)


Pada

periode

ini

Abdurrahman

III

mulai

berlangsung

yang

dari

pemerintahan

bergelar Al-Nashir,

sampai

munculnya Muluk Thawaif (munculnya kepala suku atau raja kecil


yang memimpin banyak kota atau provinsi) Pada masa ini
Spanyol diperintah oleh sorang khalifah, penggunaan gelar
khalifah tersebut bermula dari berita bahwa Al-Muktadir Khalifah
Daulat Bani Abbasiyah di Bagdad telah meninggal dunia karena
dibunuh oleh pengawalnya sendiri.oleh karena itu dia kemudian
menggunakan

gelar

tersebut

setelah

menganggap

bahwa

kekhalifahan telah kosong.11


Setelah

Abdur Rahman An-Nashir berkuasa mulailah didirikan

Universitas Cordoba. berbagai bidang studi dipelajari dilembaga


tersebut antara lain astronomi,, geografi, kimia dan sejarah alam,
matematika, kedokteran, filsafat, hukum dan sebaginya. pada
saat inilah Spanyol memperlihatkan kemajuan dan kejayaanya.
4. Periode IV (1013-1086 M)
pada masa ini Spanyol terpecah menjadi tiga puluh negara
kecil yang dikuasai raja-raja yang berpusat pada kota-kota
tertentu. Periode ini sudah dimulai setelah kepemimpinan
khalifah Hisyam II. Spanyol hancur terkoyak oleh orang Berber,
Arab, Slavia dan Spanyol. Tidak kurang dari 20 negara berumur
pendek muncul, beberapa diantaranya seperti : Banu dzu al-Nun,
Banu Hud, namun di antara raja-raja kecil ini pemerintahan
terpelajar Abbadiyah (Banu Abbad 1023-1091) di Seville adalah
yang paling kuat.
Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki
pertikaian intern. ironisnya jika terjadi peperangan saudara, ada
11 Ibid., h. 111-112

[11]

diantara pihak-pihak yang bertikai itu meminta bantuan kepada


raja-raja Kristen.12
5. Periode V (1086-1248 M),
Pada periode ini Spanyol Islam terpecah dalam beberapa
negara , tetapi terdapat kekuatan yang dominan yakni dinasti AlMurabbit (1086-1143) dan Al-Muwahhidun (1146-1235). Dinasti
Al-Murabbithun

(1086-1143M),

pada

mulanya

merupakan

gerakan keagamaan di Afrika Utara yang dipimpin oleh tokohtokoh agama yang tinggal di Ribath (sejenis surau) yang
dipimpin oleh guru yang bernama Yusuf bin Tasyfin di afrika
Utara. Gerakan Ribath ini berubah menjadi gerakan militer yang
melakukan gerakan ekspansi di bawah pimpinan Ibnu Tasyfin
yang berpusat di kota Marrakesy dan mendirikan kerajaan pada
tahun 1062 .
Al-Muwahhidun (1146-1235M), didirikan oleh Ibnu Tumart
berasal dari kawasan Sus di Afrika Utara. Ia menamakan
gerakannya dengan Al-Muwahhidun karena gerakan ini bertujuan
untuk menegakkan Tauhid (Ke-Esa-an Allah), menolak segala
bentuk pemahaman antrophormorfisme (tajsim) yang dianut oleh
Al-Murabbithun, karena iyu semangat perjuangan Ibnu Tumart
adalah

adalah

menghancurkan

Murabbithun.

Ia

berhasil

memasuki Spanyol antara tahun 1114-1154M, kota-kota muslim


di Spanyol jatuh ke tangan nya seperti: Kordoba, Almeria dan
Granada. Kekuatan Kristen menyerang ke Eropa dan menggalang
kekuatan baru dibawah pimpinan Alfonso IX setelah dikalahkan
oleh Salahuddin, pasukan Kristen berhasil mengalahkan Al-

12 Samsul Munir Amin., Op.cit., h.170

[12]

Muwahhidun dan meninggalkan Spanyol kembali ke Afrika


Utara.13
6. Periode VI (1248-1492 M),
Pada periode ini Islam hanya berkuasa Islam berkuasa di
Granada di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492), Granada
adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di
sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi
Kordoba diambil alih oleh Granada pada masa-masa akhir
kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya
terkenal di seluruh Eropa. Istana Alhambra yang indah dan
megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Moor.
Istana

itu

dikelilingi

taman-taman

yang

tidak

kalah

indahnya.Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir


umat Islam berakhir karena perselisihan orang-orang istana
memperebutkan kekuasaan.
Abu Abdullah meminta bantuan kepada Ferdinand dan
Isabella untuk menjatuhkan kekuasaan Muhammad bin Sa`ad
penguasa yang sah. setelah Muhammad bin Sa`ad

dapat

dijatuhkan, Abu Muhammad naik tahta. Namun kekuasaan Islam


ini berhasil pula direbut oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella
setelah mereka memperstukan kerajaan lewat perkawinan, dan
kemudian menyerang kerajaan Abu Muhammad, hingga pada
akhirnya

kalah

dan

menyerahkan

kekuasannya

pada

Raja

Ferdinand dan Ratu Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke


Afrika

Utara.

Semenjak

itu

kembali

lagi

seperti

semula

pemaksaan agama terjadi lagi bagi orang-orang yang tidak

13 Vonnaputri Hasti, http://khazanahkeislaman.blogspot.co.id/2015/09/kerajaan-islam-di-andalusia.html

[13]

masuk agama Kristen harus keluar dari Spanyol, sehingga boleh


dikata tidak ada lagi umat Islam di wilayah itu.
C. Partisipasi Sosial Masing-Masing Dan Pola-Pola Relasi Kultural
Dengan masuknya Islam ke Andalusia maka bertambahlah
komposisi masyarakat di wilayah itu, dan itu dapat kita
kelompokkan menjadi :
a) Penduduk Andalusia terdiri dari unsur-unsur Arab (Arab Utara/
Mudlari dan Arab Selatan/Yamani), Barbar, Spanyol, Yahudi,
dan Slavia.
b) Masyarakat Barbar banyak menempati pemukiman di daerahdaerah tandus, dan mereka berhadapan dengan masyarakat
Nasrani. Adapun masyarakat Yahudi menikmati kebebasan
beragama pada masa ini dan mereka menyebar di daerahdaerah Andalusia.
c) Sementara itu, masyarakat Spanyol terdiri dari: 1) kelompok
yang memeluk Islam, 2) kelompok yang meniru adat istiadat
Arab yang disebut Mustaribah, dan 3) kelompok asli yang
masih memeluk agama Nasrani. Lain halnya dengan golongan
Slavia, penduduk ini adalah berasal dari kalangan budak yang
semula dijadikan pengawal istana pada masa an-Nashir.
Dengan pembauran masyarakat yang demikian baiknya
mendorong Perkembangan Kebudayaan antara lain :
a.

Ilmu Pengetahuan dan Kesusastraan

1. Dalam

perkembangan

memperoleh

pengaruh

ilmu
luas

agama,
di

madzhab

Andalusia,

Maliki

karena

itu

perhatian muslimin Andalusia terhadap Hadits Rasulullah


amat besar, sehingga melahirkan ulama penghafal hadits
seperti Abu Abdurrahman al-Mukallad. Bidang ilmu agama
yang lain memperoleh perhatian pesat adalah ilmu qiraat,
yang membahas lafal-lafal al-Quran yang baik dan benar.

[14]

Selain ilmu agama, filsafat mendapat perhatian muslim


Andalusia. Begitu pula ilmu-ilmu lain seperti ilmu pasti,
astronomi, kedokteran, dan sejarah
2. Bahasa Arab pada masa ini menjadi
masyarakat

Andalusia.

Ini

terjadi

bahasa

karena

utama

kemenangan

bangsa Arab di bidang militer, politik dan keagamaan, dan


sebelumnya bahasa Arab pernah sebagai bahasa ilmu
pengetahuan.
menyertai

Demikian

perkembangan

perkembangan

sastra

Arab

dan

bahasa

ini

melahirkan

banyak penyair serta sastrawan terkenal., diantaranya : Ibn


Sayyidih, Muhammad bin Malik, Ibn Khuruf, Al-Aqd Al-farid,
Ibn Abd Rabbih.
b.

Arsitektur Bangunan

a) Adalah kota Cordova pada masa ini menempati kedudukan


yang sejajar dengan Konstantinopel dan Bagdad sebagai
pusat peradaban dunia. Pada masa ad-Dakhil, Cordova
dijadikan ibukota negara menggantikan Sevilla. Di kota ini
dibangun benteng dan istana, danau sumber air bersih,
sejumlah masjid, pasar, dan pemandian umum. Seluruh
jalan di kota ini telah diperkeras, dan diterangi lampu pada
waktu malam
b) Granada, pada masa an-Nashir dibangun kota saletit alZahra. Kota ini dilengkapi masjid agung, taman indah, pabrik
senjata, pabrik perhiasan, dan kolam-kolam marmer
c) Sevilla, kota ini dibangun pada masa pemerintahan
Muwahhidin. Sevilla pernah menjadi

ibukota yang indah

dalam sejarah, semula kota ini adalah daerah rawa-rawa


Bertahannya kekuasaan Islam di Andalusia merupakan suatu
masa ke Emasan Peradaban Islam yang telah membangun
persatuan umat tanpa mengusik hak untuk memeluk agama.

[15]

Dan itu mulai dari tahun 711 M hingga tahun 1492 M. Ini berarti
agama Islam berada di Eropa kurang lebih selama 781 tahun.
Waktu yang begitu lama telah banyak dimanfaatkan oleh para
penguasa

dan

masyarakat

muslim

untuk

mengembangkan

peradaban dunia dengan menghormati Hak Asasi Manusia.


Sejarah telah memberikan catatan penting mengenai peran yang
telah dimainkan kaum intelektual muslim ketika itu. Mereka telah
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kemajuan
peradaban dunia kini.
Dan telah menjadi sunatullah setiap masa yang gemilang
akan diiringi dengan masa yang redup untuk menjadi pelajaran
bagi umat manusia. Adapun Kemunduran dan kehancuran itu
disebabkan oleh beberapa faktor yang harus dapat diambil
hikmahnya bagi umat Islam. Keruntuhan Islam di Andalusia
terkait dengan beberapa sebab antara lain :
1.

Konflik Islam dengan Kristen


Para penguasa muslim di Spanyol setelah Al-Hakam ll tidak

ada yang secakap para khalifah sebelumnya. Hal ini berakibat


pada melemahnya pertahanan yang ada. Kelemahan itu semakin
menjadi ketika umat Kristen menemukan identitas dan perasaan
kebangsaan mereka.
Keadaan ini sebenarnya berawal dari kurang maksimalnya
para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses
Islamisasi. Bagi para penguasa hal yang terpenting adalah
pernyataan dan sikap umat dan raja-raja Kristen yang mau
tunduk

dibawah

kekuasaan

penguasa

islam

dengan

cara

membayar upeti. Dengan cara itu mereka dibiarkan menganut


agama

dan

kristen,termasuk

menjalankan
posisi

hukum,

hirarki

adat

tradisional,

dan

asal

tradisi

tidak

ada

perlawanan senjata. Namun kehadiran bangsa arab Muslim di

[16]

Andalusia tetap saja dianggap para penguasa dan masyarakat


Kristen di andalusia sebagai penjajah. Kenyataan ini mereka
rasakan sediri ketika bangsa Arab tidak banyak memberikan
peluang

kepada

mereka

dalam

jabatan-jabatan

struktural

penting di pemerintahan. Kelompok raja-raja dan masyarakat


Kristen

terus

menggalang

dan

menyusun

kekuatan

guna

mengusir para penguasa Arab muslim di Andalusia. Sehingga


tidak banyak yang dapat dilkukan oleh para penguasa muslim
untuk mengembangkan bidang-bidang keilmuan yang dapat
dijadikan

sebagai

bahan

untuk

memperkuat

mempertahankan kekuasaan, akhirnya umat Islam

dan

Andalusia

mengalami kemunduran.
2.

Tidak adanya ideologi pemersatu


Para muallaf yang berasal dari penduduk setempat tidak

pernah diterima secara utuh oleh para penguasa Arab muslim.


Hal itu ditandai dengan masih dipertahankannya istilah Ibad dan
muwalladun,

suatu

ungkapan

yang

dinilai

merendahkan.

Akibatnya kelompok-kelompok etnis non Arab yang ada terutama


etnis slavia dan barber, sering kali menggrogoti dan merusak
perdamaian. Realitas ini menunjukan bahwa tidak ada ideologi
pemersatu yang dapat mengikat perasaan kebangsaan mereka.
Bahkan banyak diantara mereka yang berusaha menghidupkan
kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan kekuatan bani
Umayah.
3.

Kesulitan ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di

Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu


pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan
pengembangan sektor ekonomi. Akibatnya timbul kesulitan

[17]

ekonomi yang memberatkan negara dan tentu saja berpengaruh


tarhadap

perkembangan

politik

dan

militer.

Kenyataan

ini

diprrparah dengan datangnya musim paceklik yang dialami para


petani. Dengan tersendatnya pembayaran pajak para petani ini
mengganggu perekonomian negara.
Selain itu penggunaan keuangan negara yang tidak
terkendali oleh para penguasa muslim, juga merupakan salah
satu faktor penyebab melemahnya perekonomian negara. Krisis
ekonomi ini berdampak sangat serius terhadap kondisi sosial
politik, ekonomi, militer dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Andalusia merupakan suatu wilayah yang menunjukkan
bahwa Peradaban Islam pernah mencapai zaman keemasannya,
dengan keragaman suku, bahasa telah terbentuknya jalinan
interaksi sosial yang multikultural. Kebersamaan itu menjadikan
berkembangnya peradaban di Andalusia.
Jalinan sosial

multikultural

di Andalusia hancur karena

adanya pembedaan status kemasyarakatan yang itu akan


menjadikan

kesenjangan

sosial,

[18]

dan

terutama

keadaan

perekonomian masyarakat lapisan bawaah yang tidak pernah


diperhatikan oleh pihak penguasa yang senantiasa memikirkan
kesenangan pribadi.
Peradaban Islam dibangun harus dengan kebersamaan umat
seiring dengan persatuan umat Islam taa`wanu `alal birri wat
taqwa saling memahami dalam perbedaan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009.

Musrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik. Jakarta : Kencana .2007


Muhammad Abdul Kari.

Sejarah Pemikiran dan Peradaban

Islam. Jogjakarta : Pustaka book Publisher.2007


Siti Maryam, dkk. Sejarah Peradaban Islam dari masa klasik
hingga

modern , Yogyakarta :

Lesfi 2002

[19]

Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang : PT Karya Toha .


2006
Choirul Rofiq, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga
Modern,Yogyakarta : STAIN Press Ponorogo.2009
J.J Saunders, A History of Medieval Islam, London : Routledge and
Kegan Paul Ltd, 1965
Malise Ruthven, Azim Nanji, Historical Atlas Of Islam, USA : Harvard
University Press, 2004
Agus Sholeh, Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Pendidikan di
Spanyol Pada Abad VII-X M, dalam Suwito dan Fauzan (ed),
Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta :Kencana, 2005
Vonnaputri

Hasti,

http://khazanah-

keislaman.blogspot.co.id/2015/09/kerajaan-islam-diandalusia.html

MAKALAH
ISLAM DAN PENGALAMAN MULTIKULTURAL

ANDALUSIA ZAMAN UMAYYAH


PROGRAM MAGISTER ( STRATA 2 )
[20]

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAM ISLAM

Oleh :

Moch Hata
KELAS C

DOSEN PENGAMPU :

PROF. DR. HASAN ASARI, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANG SIDIMPUAN

2015

[21]

Anda mungkin juga menyukai