Dokumen 1
Dokumen 1
mobnas Indonesia oleh Proton. Proton menyatakan bahwa kedua perusahaan akan melakukan
studi kelayakan dan menjalani kerja sama dalam proyek mobnas di Indonesia. Chairman Proton
Mahathir Mohammad mengatakan bahwa studi akan rampung dalam waktu enam bulan. Jika
penelitian menunjukkan proyek tersebut layak, maka kedua perusahaan akan menandatangani
perjanjian usaha patungan.[5] Sepulangnya ke Indonesia, Presiden Jokowi membantah bahwa hal
itu adalah proyek Mobnas dan menyatakan bahwa MoU tersebut adalah murni urusan bisnis antar
swasta dan tidak ada campur tangan pemerintah di situ.[6]
Proton mengatakan dalam pernyataan bahwa Proton dan perusahaan Indonesia akan melakukan
studi kelayakan dan menjelajahi wilayah kerjasama.
Produsen mobil nasional Malaysia yang sedang kesulitan keuangan, Proton, menandatangani
persetujuan Jumat (6/2) untuk membantu Indonesia mempelajari kemungkinan mengembangkan
dan memproduksi mobil nasional.
Penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Adiperkasa Citra Lestari itu disaksikan oleh
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Proton mengatakan dalam pernyataan bahwa dua perusahaan itu akan melakukan studi kelayakan
dan menjelajahi wilayah kerjasama. Jika studi tersebut menunjukkan bahwa proyek ini layak,
maka kedua perusahaan akan membuat persetujuan usaha gabungan.
Ketua Proton Mahathir Mohamad, yang juga mantan perdana menteri Malaysia, mengatakan studi
tersebut diperkirakan akan selesai dalam enam bulan. Ia mengatakan bahwa pasar Indonesia, yang
didominasi oleh perusahaan mobil asing seperti Toyota, memiliki potensi besar. Penjualan
otomotif melampaui satu juta kendaraan tahun lalu, menurutnya, dan penjualan tahunan empat juta
kendaraan dapat terjadi dalam jangka panjang.
"Kita ingin memanfaatkan usaha gabungan dengan Indonesia untuk berekspansi dan menjadi
mobil ASEAN," ujar Mahathir. Konsep mobil ASEAN akan melibatkan investasi dari negaranegara lain di wilayah ini.
CEO PT Adiperkasa, Abdullah Mahmud Hendropriyono mengatakan, mobil nasional akan
menjadi pengembangan besar untuk Indonesia, membantu mendorong industri otomotif dan
meningkatkan pengetahuan teknis Indonesia. PT Adiperkasa adalah perusahaan swasta yang
didukung pemerintah, ujar Mahathir.
Indonesia, dengan populasi 250 juta, dapat menjadi penyambung nyawa bagi Proton yang merugi
dan kesulitan mendongkrak penjualan setelah keuntungannya merosot karena persaingan asing
yang lebih besar.
Suatu kali menjadi raja jalanan di Malaysia, pangsa pasar Proton di dalam negeri jatuh dari sekitar
50 persen satu dekade yang lampau menjadi 21 persen tahun lalu. Ekspor-ekspor Proton tidak
menguntungkan, dengan penjualan yang terhambat persepsi kualitas buruk dan model yang
standar.
Mahathir, yang mendirikan Proton pada awal 1980an di masa kekuasaannya, mengatakan Proton
akan berinvestasi dalam proyek Indonesia dan mungkin tidak akan menghasilkan uang awalnya,
tapi akan mendapat keuntungan saat mobil itu diterima masyarakat dan penjualan naik di
Indonesia.
Ia mengatakan Proton akan mempelajari pasar Indonesia untuk melihat apakah akan memodifikasi
model-modelnya yang baru untuk dibuat di sini, sebelum merancang dan memproduksi mobil
yang betul-betul mobil Indonesia.
Jika proyek itu berhasil, ia mengatakan seharusnya ada perlindungan pajak untuk memungkinkan
industri otomotif tumbuh.
Negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan melindungi industri-industri otomotif mereka dan
"kita akan mengadopsi beberapa strategi mereka," ujar Mahathir.
"Bukan hal yang tidak biasa untuk Malaysia dan Indonesia untuk mempertimbangkan
perlindungan bayi kami."
Presiden Jokowi, yang tiba di Malaysia pada Kamis untuk kunjungan resmi tiga hari, mengunjungi
pabrik pembuatan Proton. (AP)
115.783 unit, atau anjlok 16,5 persen ketimbang penjualan pada 2013. Adapun market share
Proton tahun lalu di Malaysia hanya berkisar 17,4 persen atau menurun drastis jika dibandingkan
dengan tahun 2011 yang berada di 26,4 persen. Di mana mobil jenis Saga masih menjadi produk
unggulan Proton lantaran memiliki penjualan tertinggi disusul varian Exora, Persona dan Preve.
Dengan membukukan pendapatan usaha sebesar RM 7.1 miliar pada 2014, Proton diketahui
menyumbang sekitar 63 persen dari pendapatan total segmen otomotif Malyasia yang mencapai
angka RM 11,23 miliar.
Tren Menurun
Mengutip laporan kantor berita The Malaysian Insider, sedikitnya 42,74 persen saham Proton
dikempit DRB Hicom Berhad atau perusahaan milik konglomerat lokal yakni Tan Sri Syed
Mokhtar Albukhary. Lantaran memiliki porsi saham yang besar, Proton menjadi anak perusahaan
DRB dengan kontribusi terbesar pada divisi otomotif DRB.
Direktur DRB Hicom, Tan Sri Mohd Khamil Jamil mengatakan, pihaknya tak menampik jika
dalam beberapa tahun kedepan penjualan mobil di Malaysia akan lesu. Berangkat dari hal itu, ia
pun hanya berani mematok angka produksi mobil perseroan untuk 5 tahun mendatang hanya di
kisaran 500 ribu unit.
"Mobil telah kehilangan daya tarik. Dengan begitu, mobil Proton kehilangan posisinya dari nomor
1 di industri mobil Malaysia," ujar Khamil dalam laporan keuangan perseroan.
Saat ini, manajemen Proton diketuai oleh mantan Perdana Menteri yakni Tun Dr Mahathir
Mohamad dan Datuk Abdul Harith Abdullah selaku Chief Executive Officer (CEO) Proton
Holdings Bhd. Dalam situs DRB diisyaratkan, kedua orang ini dinilai tidak memiliki kompeten
dan pengetahuan di bidang jasa otomotif.
Pada jumat lalu, Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau
memorandum of understanding(MoU) antara pabrikan mobil Proton Holdings Berhad dengan
perusahaan otomotif domestik yakni PT Adiperkasa Citra Lestari, di Malaysia. Seperti diberitakan
sebelumnya, CEO PT Adiperkasa Citra Lestari adalah bekas Kepala Badan Intelijen Negara, AM
Hendropriyono. Ikut hadir dalam penandatanganan itu, Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri
Najib Tun Razak, Komisaris Proton, Tun Dr Mahathir Mohamad, dan Presiden Republik
Indonesia, Joko Widodo. Jokowi memang sedang menjalani kunjungan kenegaraan di Malaysia
selama tiga hari.
Esemka adalah produk mobil hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang bekerja
sama dengan institusi serta industri dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional.
Kandungan komponen lokal (dalam negeri) berkisar antara 20%-80%.