Anda di halaman 1dari 2

1.

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:


- Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah,
sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang
-

diberikan kepada perusahaan.


Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang
dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga
selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini

adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran
untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu

periode tertentu.
2. Kegunaan indicator pembangunan bagi pembangunan :
1. Memantau perilaku perekonomian
2. Kepentingan analisis ekonomi
3. Dasar pengambilan keputusan
4. Dasar perbandingan internasional
3. Menurut ALBERT O. HIRSCHMAN dan PAUL STREETEN : pola yang lebih cocok
untuk mempercepat pembangunan di negara yang sedang berkembang, karena:
- Secara historis pembangunan ekonomi coraknya tidak seimbang
- Mempertinggi efesiensi penggunaan Sumber daya tersedia
- Pembangunan tak seimbang menimbulkan KEMACETAN (BETTLENECKS)
yaitu gangguan dlm proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong
pembangunan selanjutnya.
4. Iya, karena Ketika perencanaan telah dipengaruhi oleh sistem politik suatu kota atau
daerah, maka sebenarnya yang terjadi adalah wilayah rasional yang menjadi dasar
dalam perencanaan telah kehilangan independensinya. Selanjutnya perencanaan akan
menjadi tidak efektif dan efesien, bersifat mendua antara idealisme kepakaran
seorang perencana atau mengikuti selera atau kemauan-kemauan, sehingga
berimplikasi pada kualitas perencanaan dalam pencapaian goal (tujuan) dan objektif
(sasaran) yang dituju.
5.
6. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN NSB TENTANG INVESTASI ASING
Pemerintah NSB biasanya menggunakan berbagai kebijakan bersifat restriktif dan
insentif bagi perusahaan-perusahaan asing. Kebijakan yang bersifat restriktif adalah :
(1) prasyarat kinerja,
(2) hukum kejenuhan (saturation), dan
(3) pengendalian repatriasi laba. Sedang kebijakan yang rangsangan adalah insentif
pajak.

Prasyarat kinerja biasanya ditetapkan untuk setiap industri. Misalnya, bagi TNC yang
memasuki industri perakitan otomobil diharuskan meningkatkan kandungan lokal dari
mobil secara progressive. Sedangkan mereka yang memasuki ekstraksi mineral
diminta untuk melakukan investasi-investasi untuk industri pengolahannya di masa
depan. Prasyarat kinerja ini biasanya ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan NSB
yang telah dibicarakan di muka yaitu lapangan kerja, alih teknologi, dan untuk
kegiatan-kegiatan yang berorientasi ekspor, perolehan devisa.
Kebijakan lain yang juga banyak dipakai (terutama di Amerika Latin dan Asia
Tenggara), yang ditujukan untuk mempercepat proses alih teknologi yang lebih
banyak, adalah desakan NSB terhadap para investor asing agar mencari mitra kerja
lokal dengan membentuk usaha patungan (joint ventures). Prasyarat-prasyarat ini
biasanya terkandung pada apa yang telah dikenal sebagai hukum kejenuhan
(saturation laws), yang mengharuskan TNC agar menjual jumlah tertentu dari
modalnya (biasanya 51 persen) untuk setiap proyek kepada pengusaha lokal.
Tujuannya adalah agar mitra lokal dapat memantau teknologi yang masuk,
mengambilnya, dan kemudian menerapkannya dalam perekonomiannya. Namun,
banyak kerja sama dengan pola joint ventures merupakan pengaturan-pengaturan pro
forma yang melibatkan elite-elite lokal yang dekat dengan penguasa politik yang
kurang berminat dengan masalah-masalah bisnis. Dan kenyataannya, sering kali TNC
yang menjadi bapak angkat menunjukkan keengganannya untuk melakukan difusi
teknologi yang diinginkan oleh mitra lokalnya.
Batasan-batasan lain yang biasanya diterapkan oleh NSB adalah batas maksimum
repatriasi laba kepada perusahaan induk dan keharusan untuk menginvestasikan
kembali sebagian laba negara tuan rumah. Batas maksimum repatriasi laba ditujukan
untuk mengurangi aliran keluar dari sumber daya di NSB pada masa yang akan
datang. Batasan-batasan seperti ini ditetapkan secara luas oleh NSB, khususnya di
Amerika Latin dan di India. Di Kolumbia jumlah maksimum repatriasi laba oleh
perusahaan kepada perusahaan induknya di luar negeri sampai 14 persen dari
investasi pekerjaan Kolumbia ; Brasil membatasi sampai 10 persen dari modal yang
tercatat. Di negara-negara lain, seperti Argentina dan Ghana,walaupun tidak secara
eksplisit menyatakan persentase batas maksimum repatriasi laba, repatriasi tersebut
dibatasi melalui sistem dibatasi melalui sistem devisa yang mereka anut.

Anda mungkin juga menyukai