Anda di halaman 1dari 5

TUMBUHAN ANGIOSPERMAE

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Keanekaragaman Tumbuhan
Yang diampu oleh Ibu Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S dan
Bapak Andik Wijayanto, S. Si, M.Si

Oleh kelompok 1:
1. Monika N. Kuruwop

( 140342602548 )

2. Nindhi Pahlawati

( 14034260 )

3. Robiatul Hadawiyah

( 14034260 )

4. Yunita Nur Agustiningsih

( 140342601774 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2016

A. Topik
: Tumbuhan Angiospermae
B. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dilakukan di laboratorium Gizi dan Fisiologi Tumbuhan gedung
C.

D.
E.
-

biologi Universitas Negeri Malang


Tujuan
:
1. Mencandra macam-macam tumbuhan dikotil dan monokotil
2. Mengidentifikasi ciri tumbuhan dikotil dan monokotil
3. Mengklasifikasikan macam-macam tumbuhan dikotil dan monokotil
4. Membuat kunci determinasi tumbuhan dikotil dan monokotil.
Dasar Teori
Alat dan Bahan
Alat
1. Lup
2. OPAC
3. Silet
4. Isolasi
5. Kertas
Bahan
1. Kenanga
2. Kantil atau Cempaka
3. Sirsak
4. Lamtoro
5. Merak
6. Turi
7. Kupu-kupu
8. Bakung putih
9. Bunga coklat
10. Lili paris
11. Anggrek tanah
12. Pisang
13. Pisang-pisangan
14. Asparagus

F. Cara Kerja
1. Mencandra tumbuhan dikotil dan monokotil
2. Mendeskripsikan tumbuhan dikotil dan monokotil
3. Mengklasifikasikan tumbuhan dikotil dan monokotil
4. Membuat kunci determinasi tumbuhan dikotil dan monokotil.

G. Data Pengamatan
H. Pembahasan

Berbagai jenis tumbuhan mempunyai bentuk tipe sistem perakaran yang berbeda.
ketika tumbuhan masih muda, yaitu dalam lembaga di dalam biji, calon akar sudah ada
dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya, jika biji mulai
berkecambah menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan
perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan sebenarnya. Menurut Tjitrosoepomo
(1985: 92), sistem perakaran dibagi menjadi 2 macam yaitu sistem perakaran serabut dan
sistem perakaran tunggang. Tidak semua tumbuhan memiliki akar tunggang maupun akar
serabut.
Sistem perakaran tunggang jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok
yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Alar pokok yang berasal dari
akar lembaga disebut akar tunggang (Radix primaria). Susunan akar tunggang biasanya
terdapat pada tumbuhan dikotil (Dikotiledoneae) dan tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae). Tipe perakaran tunggang pada tanaman akan tumbuh jika tumbuhan
ditanam dengan biji
Sistem perakaran serabut merupakan akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya yang mati dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini tumbuh karena ukan berasal dari
calon akar yang asli maka disebut dengan akar liar dengan bentuk seperti serabut.
Sehingga akar ini disebut dengan akar serabut (Radix adventicia).
Berdasarkan hasil mencandra, tumbuhan yang mempunyai sistem perakaran
serabut yaitu pada tumbuhan: bakung, pisang-pisangan, bunga coklat, lili paris, anggrek
tanah, pisang, dan asparagus. Pada tumbuhan yang mempunyai sistem perakaran
tunggang yaitu pada tumbuhan: kenanga, kantil atau cempaka, sirsak, lamtoro, merak dan
turi. Menurut Tjitrosoepomo (1985: 92), susunan akar tunggang biasanya terdapat pada
tumbuhan biji belah (Dicotyledone). Jadi dapat dikelompokkan bahwa tumbuhan
kenanga, kantil atau cempaka, sirsak, lamtoro, merak dan turi termasuk ke dalam
kelompok tumbuhan dikotil.
Menurut Tjitrosoepomo (1985: 93), suatu tumbuhan tak akan mempunyai akar
tunggang, jika tidak ditanam dari biji seperti misalnya berbagai jenis tanaman budidaya
yang diperbanyak dengan cangkokan atau stek. Pada umumnya perkembangbiakan
anggrek menggunakan teknik stek menggunakan batang atau tunas. Jadi ada tumbuhan
bakung, pisang-pisangan, bunga coklat, lili paris, anggrek tanah, pisang, dan asparagus

dapat dikelompokkan ke dalam tumbuhan monokotil. Selain itu, Ciri utama dari
tumbuhan monokotil adalah bijinya berkeping satu, sedangkan ciri penyerta dari
tumbuhan monokotil adalah akarnya serabut, bentuk daun bukan pita, tulang daun sejajar,
dan jumlah perhiasan bunga 3 atau kelipatannya (Sunardi, 1996).
Simetri merupakan sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk
bagian-bagian tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1985: 149). Jika bunga tadi oleh sebuah
bidang dapat dibagi menjadi dua bagian, sehingga kedua bagian itu saling dapat menutupi
maka dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau simetris. Bunga sebagai suatu
bagian tubuh tumbuhan yang dapat pula mempunyai sifat tersebut diatas, dan bertalian
dengan simetri itu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bunga simetri zygomorf dan simetri
aktinomorf.
Berdasarkan hasil pencandraan tumbuhan yang dapat dikelompokkan menjadi
bunga simetri aktinomorf yaitu bunga bakung, bunga coklat, bunga lili paris, dan pisang.
Sedangkan tumbuhan yang dikelompokkan menjadi bunga simetri zygomorf yaitu bunga
pisang-pisangan dan anggrek tanah. Asparagus melbu opo bik?
Pada dasar tangkai bunga terdapat daun pelindung (braktea). Bila daun pelindung
itu terdapat pada tangkai bunga pebungaan dan melindungi seluruh perbungaan disebut
dengan seludang bunga (spatha). Seludang bunga (spatha) yaitu daun pelindung yang
besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majenuk waktu belum mekar
(Tjitrosoepomo, 1985: 128). Pada hasil pengamatan tidak dapat diketahui spata pada
bunga karena bunga sudah tumbuh mekar dengan sempurna.
I. Kesimpulan

DAFTAR RUJUKAN
Sunardi, H. 1996. Tumbuhan Monokotil. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai