Perkara Yang Tidak Ada Di Al Quran Dan Hadits
Perkara Yang Tidak Ada Di Al Quran Dan Hadits
fiqhiyah guna menjawab kasus-kasus baru yang tidak ada hukum asalnya. Inilah
proses pengambilan hukum berdasarkan prinsip induktif. Misalnya dalam kasus
asuransi,
para
ulama
menjawabnya
dengan
menganalisa
kata maysir, riba, gharar yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits untuk
kemudian mengeluarkan prinsip hukum: tidak boleh ada spekulasi atau
ketidakpastian, bunga ataupun penipuan.
Bagaimana bila aspek kebahasaan dan analogi tidak juga meng-cover kasus baru
yang ditanyakan? Contohnya penggunaan facebook. Tidak bisa dilakukan qiyas dan
juga al-istidlal bil qawa'id al-lughawiyah.Lalu apa yang harus dilakukan para ulama?
Tidak bisa mengatakan cukup dengan Al-Qur'an dan Hadits karena dicari sampai
botak pun gak ada kata 'facebook' dalam Al-Qur'an dan Hadits, dan belum ada
kasus yang mirip di jaman dahulu untuk dilakukan qiyas.
Di sinilah para ulama menjawab dengan melakukan ijtihad istislahi, yang
berdasarkan konsep kemaslahatan. Ditimbang-timbang mana yang lebih besar
maslahat atau mudaratnya. Prinsip kemaslahatan ini bertumpu pada maqasid alsyari'ah dengan memperhatikan aspek dharuriyat, hajjiyat dan tahsiniyat.Dalam
titik ini, para ulama tetap berusaha merujuk ke nash Al-Qur'an dan Hadits, bukan
dari aspek kebahasaan atau hukum asal, tapi tujuan hukum Islam itu sendiri.
Ini juga yang dialami oleh Pengadilan Inggris dalam kasus Donoghue di atas. Para
hakim Inggris melakukan ijtihad melihat kemaslahatan kasus ini. Kalau tidak
dihukum, maka Stevenson dan perusahaan lainnya tidak akan menunjukkan
kepedulian (duty care) terhadap produk mereka. Hak-hak konsumen terabaikan
hanya karena tidak ada kontrak atau perjanjian jual-beli. Lord Atkin, hakim Inggris
dalam pengadilan tersebut, memutuskan Stevenson bersalah dengan mengajukan
argumen "neighbour principle". Gemparlah dunia hukum saat itu menyimak
terobosan hukum (ijtihad) yang dilakukan Lord Atkin. Sejak itu berkembanglah
kajian Negligence dalam hukum Inggris, dan kasus-kasus berikutnya mengikuti
argumen (illat hukum) apa yang diputuskan Lord Atkin.
Nadirsyah Hosen
(Ra'is Syuriah Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Australia-New
Zealand dan Dosen Senior Monash Law School Melbourne VIC 3000,
Australia)
Sumber:
http://www.nu.or.id/post/read/68560/memutus-perkara-yang-tidak-ada-dalam-alquran-dan-hadits