Anda di halaman 1dari 9

Pneumonia

Definisi
Pneumonia adalah salah satu dari penyakit yang menyerang saluran respirasi bawah, terjadi
penumpukan cairan pada alveolar, dan peradangan pada paru-paru. Penyakit infeksi ini dapat
menyerang semua umur, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak. Pneumonia dapat disertai
dengan infeksi pada bronkhus dan dikenal dengan istilah bronkhopneumonia.
Gejala dan Tanda Pneumonia
Demam yang meningkat tajam, batuk produktif sputum berwarna atau berdarah, nyeri dada,
takikardia takipnea
Gajala dan Tanda Pneumonia Bakteri Garam +/Infeksi L. Pneumonia dengan tanda malaise, letargi, lemh,anoreksia pada awalnya. Batuk
kering tidak produktif produktif dengan sputum purulent. Demam > 40 C yang berkaitan
dengan bradikardi. Nyeri dada dan

progresif dispnea, bunyi nafas halus. Gejala

ekstrapulmonal : diare, mual, mialgia, atralgia, halusinasi, grand mal seizures.


Diagnosis pneumonia
Radiografi khas. Laboratorium: leukositosis terutama sel poly morpho nuclear,O2 arteri
rendah. Adanya infiltrat baru di paru, demam, status pernafasan memberat, sekret kental dan
ada neutrofil.
Diagnosis pneumonia oleh bakteri gram positif/negatif
Radiografi: khas infiltrat segmental atau lobar yang padat. Laboratorium: leukositosis
terutama sel poly morpho nuclear,O2 arteri rendah.
Terapi Farmakologi
Tetapkan: fungsi pernafasan, tanda tanda sakit sistemik, dehidrasi, sepsis kolaps. Terapi
suportif: oksigen, cairan pengganti bronkodilator, fisioterapi dada, nutrisi, pengendalian
demam. Pencegahan dengan vaksin terhadap S. Pneumonia dan H. Influenzae. Antibiotik
empirik dan spektrum luas. Bila kultur diketahui, sempitkan spektrum.
Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan antara lain : penerapan fisioterapi dada dan
perbaikan nutrisi. Perbaikan nutrisi bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
memperbaiki fungsi sistem imun agar tubuh mampu mengeradikasi infektor penyebab
patologi tersebut.
Penjelasan Penggunaan Obat

Antibiotika
Penicilin. Mekanisme kerja antibiotik golongan penisilin adalah dengan perlekatan pada
protein pengikat penisilin yang spesifik (PBPs) yang berlaku sebagai reseptor pada bakteri,
penghambatan sintesis dinding sel dengan menghambat transpeptidasi dari peptidoglikan, dan
pengaktifan enzim autolitik di dalam dinding sel, yang menghasilkan kerusakan sehingga
akibatnya bakteri mati. Antibiotik golongan penisilin yang biasa digunakan adalah
amoksisilin.
Kekuatan

250 mg, 500 mg

Nama Obat

Amoksisilin / Koamoksiklav

Dosis Dewasa

3x250-500mg / 2x1000mg

Dosis Anak

25-50mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi

Efek Samping Obat

mual, muntah, diare, anemia hemolitik, thrombocytopenia

Interaksi

tetrasiklin dan Kloramfenikol mengurangi aktifitas amoksisilin

Informasi untuk pasien Obat diminum sampai seluruh obat habis, meskipun kondisi
klinik membaik sebelum obat habis
Quinolon. Mekanisme kerja golongan quinolon secara umum adalah dengan menghambat
DNA-gyrase. Aktifitas antimikroba secara umum meliputi, Enterobacteriaceae, P.
Aeruginosa, srtaphylococci, enterococci, streptococci. Aktifitas terhadap bakteri anaerob pada
generasi kedua tidak dimiliki. Demikian pula dengan generasi ketiga quinolon seperti
levofloksasin,gatifloksasin, moksifloksasin. Aktifitas terhadap anaerob seperti B. Fragilis,
anaerob lain dan Gram-positif baru muncul pada generasi keempat yaitu trovafloksacin.
Nama Obat
Kekuatan
Dosis Dewasa

Ciprofloksasin
250 mg, 500 mg, 750 mg
ISPA bawah: 2 x500-750 mg selama 7-14 hari

Sinusitis akut: 2x500 mg selama 10 hari


Dosis Anak
Efek
Samping Alergi: rash
Obat
Interaksi

Nefrotoksisitas: Acute Interstitial Nephritis, insiden < 1%


Meningkatkan kadar ciklosporin, teofilin, warfarin.
Mengurangi kadar ciprofloksasin bila diberikan bersama

Informasi

dengan antasida, sukralfat,antineoplastik


untuk Diminum bersama makanan

pasien
Nama Obat
Kekuatan

Levofloksasin
500 mg

Dosis Dewasa

Eksaserbasi Bronkhitis kronik: 1x500mg selama 5 hari


Sinusitis akut: 1 x500mg selama 10 hari

CAP: 1x500mg selama 7-14 hari


Dosis Anak
Efek
Samping 3-10%: sakit kepala, pusing,mual, diare, reaksi alergi,
Obat

reaksi anafilaktik,angioneurotik oedema,

Interaksi

bronkhospasme, nyeri dada


Hindari pemberian bersamaan dg eritromisin,cisapride,
antipsikotik,antidepressant karena akan
memperpanjang kurva QT pada rekaman
EKG.Demikian pula hindari pemberian bersama betabloker,
amiodarone karena menyebabkan
bradikardi.Hindari pemberian bersama insulin, karena
akan merubah kadar glukosa.Meningkatkan perdarahan
bila diberikan bersama warfarin.Meningkatkan kadar

Informasi

digoksin.
untuk Obat diminum 1-2 jam sebelum makan. Jangan

pasien

diminum bersamaan dengan antasida. Anda dapat


mengalami fotosensitifitas oleh karena itu gunakan
sunscreen, pakaian protektif untuk menghindarinya.
Laporkan bila ada diare, palpitasi, nyeri dada, gangguan
saluran cerna, mata atau kulit menjadi kuning, tremor.

Makrolida. Mekenisme kerja golongan makrolida menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnya dengan jalan berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit 50S.
Nama Obat
Kekuatan
Dosis Dewasa
Dosis Anak

Eritromisin
250 mg, 500 mg
2-4 x 250-500mg/kg
bayi dan anak: 30-50 mg/kg terbagi 3-4 dosis. Dosis dapat dilipat

Efek Samping Obat

gandakan pada infeksi berat


10-15%: mual, muntah, rasa terbakar pada lambung:
bersifat reversibel, biasanya terjadi setelah 5-7 hari
terapi, insiden
Ototoksisitas: terjadi pada dosis tinggi disertai gagal hati
ataupun ginjal
Cholestatic Jaundice: Umum terjadi pada garam estolat
dari eritromisin.

Interaksi

Meningkatkan aritmia bila diberikan dg astemizole,


cisapride, gatifloksasin, moksifloksasin,sparfloksasin,
thioridazine.
Meningkatkan kadar plasma benzodiazepine, alfentanil,
carbamazepin, CCB, clozapin, cilostazol, digoksin,
bromokriptin, statin, teofilin,warfarin,neuromuskulerbloking
Flukonazol meningkatkan kadar plasma klaritromisin
untuk Diberikan 2 jam sebelum makan atau sesudah makan,

Informasi
pasien

untuk sirup kering simpan di refrigerator setelah


dicampur, buang sisa sirup bila lebih dari 10 hari.

Nama Obat
Kekuatan
Dosis Dewasa

Azitromisin
250 mg, 500 mg
ISPA: 1x500mg hari pertama, diikuti 1x250mg pada hari kedua

Dosis Anak

sampai kelima
Anak> 6 bln:
CAP: 10mg/kg pada hari I diikuti 5mg/kg/hari sekali
sehari sampai hari kelima
Otitis media: 1x30mg/kg;
10mg/kg sekali sehari selama 3 hari
Anak>2th :

Faringitis,Tonsilitis: 12mg/kg/hari selama 5 hari


Efek Samping Obat 1-10%: sakit kepala, rash, diare, mual,muntah
Interaksi

Meningkatkan aritmia bila diberikan dg astemizole,


cisapride, gatifloksasin, moksifloksasin,sparfloksasin,
thioridazine.
Meningkatkan kadar plasma benzodiazepine, alfentanil,
carbamazepin, CCB, clozapin, cilostazol, digoksin,
bromokriptin, statin, teofilin,warfarin,neuromuskulerbloking
Flukonazol meningkatkan kadar plasma klaritromisin

Informasi
pasien

untuk Obat diminum bersama makanan untuk mengatasi efek


samping terhadap saluran cerna. Jangan minum
antasida bersama obat ini.

Nama Obat

Klaritromisin

Kekuatan

250 mg, 500 mg

Dosis Dewasa

2x250-500mg selama 10 -14 hari (ISPA atas)

Dosis Anak

2x250-500mg selama 7-14 hari (ISPA bawah)


Anak>6 bln: 15mg/kg/hari dlm 2 dosis terbagi selama 10

hari
Efek Samping Obat 1-10%: sakit kepala, rash, diare,
mual,muntah,meningkatkan BUN, meningkatkan
prothrombin time diare,
Meningkatkan aritmia bila diberikan dg astemizole,

Interaksi

cisapride, gatifloksasin, moksifloksasin,sparfloksasin,


thioridazine.
Meningkatkan kadar plasma benzodiazepine, alfentanil,
carbamazepin, CCB, clozapin, cilostazol, digoksin,
bromokriptin, statin, teofilin,warfarin,neuromuskulerbloking
Informasi

Flukonazol meningkatkan kadar plasma klaritromisin


untuk Diminum bersama makanan

pasien

Cefalosporin. Merupakan derivat -laktam yang memiliki spektrum aktifitas bervariasi


tergantung generasinya. Mekanisme kerja golongan cefalosporin sama seperti -laktam lain
yaitu berikatan dengan penicilin protein binding (PBP) yang terletak di dalam maupun
permukaan membran sel sehingga dinding sel bakteri tidak terbentuk yang berdampak pada
kematian bakteri.
Bronkodilator. Bronkodilator mempunyai aksi merelaksasi otot-otot polos pada saluran
pernafasan. Ada tiga jenis bronkodilator yaitu : Simpatomimetika, metilsantin, antikolinergik.
Beta 2 agonis (Simpatomimetika). Mekanisme obat simpatomimetika adalah melalui
stimulus reseptor beta 2 pada bronkus menyebabkan aktivasi adenil siklase. Enzim ini
mengubah ATP menjadi cAMP dengan pembebasan energi yang digunakan untuk prosesproses dalam sel. Meningkatnya kadar cAMP dalam sel menghasilkan efek bronkodilatasi
Obat-obat simpatomimetika antara lain salbutamol, salmeterol, epinefrin, terbutalin,
isoproterenol, dan metaproterenol (Dipiro, et al., 2008).

Short-Acting 2-Agonists (SABA). 2 agonis merupakan bronkodilator yang efektif. ShortActing 2-Agonists merupakan bronkodilator selektif yang diindikasikan untuk penanganan
episode bronkospasmus irregular. Obat ini hanya digunakan jika diperlukan untuk mengatasi
gejala, contoh: albuterol (Dipiro, et al., 2008).
Long-Acting 2-Agonists (LABA). Long-acting inhaled 2-agonists diindikasikan sebagai
terapi untuk tahap 3 sebagai terapi tambahan pada dosis rendah sampai medium dari ICSs dan
untuk tahap 4 dalam kombinasi dengan dosis medium hingga tinggi dari ICSs. (Dipiro, et al.,
2008).
Salbutamol (albuterol)
Kekuatan
Dosis dewasa
Dosis anak

2 mg, 4 mg
Sehari 3-4 kali 2-4 mg.
Anak > 6 tahun sehari 3-4 kali 2 mg.

Kontra indikasi

Anak 2-6 tahun sehari 3-4 kali 1 mg-2 mg.


Tirotoksikosis, hipertiroid, hipersensitif terhadap salbutamol atau

Efek samping obat


Interaksi

simpatomimetik lainnya, dan pengguna beta bloker


Gemetar, takhikardia, gangguan gastrointestinal
Digoxin (salbutamol menurunkan level serum digoxin); diuretic
(salbutamol akan memperburuk penderita hipokalemia); mao
inhibitor (peningkatan efek kardiovaskular); batasi penggunaan

Informasi

kafein (dapat menyebabkan cns)


untuk Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah

pasien

makan)

Salmeterol
Kekuatan
dosis dewasa
dosis anak
efek samping obat

25 mcg, 50 mcg,125 mcg


2 kali sehari 2 semprotan.
2 kali sehari 1 semprotan.
Serak atau disfonia (gangguan bunyi suara, misal sengau, parau),
iritasi tenggorokan, sakit kepala, kandidiasis mulut dan
tenggorokan, palpitasi (jantung berdebar kencang), gemetar,

Interaksi

bronkhospasme paradoksikal, nyeri sendi.


penyekat -bloker selektif dan non selektif. Penghambat CYP450

Terbutalin
Kekuatan
Dosis dewasa

2,5 mg
Dewasa : 2-3 kali sehari 1-2 tablet.

Dosis anak

Anak berusia 7-15 tahun : 2 kali sehari 1 tablet.

Efek samping obat

Anak berusia 3-7 tahun : 2 kali sehari tablet.


Tremor halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala,
vasodilatasi perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol),
hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk
bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa

Interaksi

sakit pada tempat injeksi intramuskular


Dengan beta blocker (menghambat efek bronkodilatasi)

Obat Terapi Supporatif (Analgetik Anti-Inflamasi)


Parasetamol. Mekanisme Kerja bekerja langsung pada pusat pengaturan panas di
hipotalamus dan menghambat sintesa prostaglandin di sistem saraf pusat. Efek samping:
Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut
pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang. Interaksi dengan obat: Alkohol,
antikonvulsan, isoniazid: Meningkatkan resiko hepatotoksis. Antikoagulan oral: Dapat
meningkatkan efek warfarin. Fenotiazin: Kemungkinan terjadi hipotermia parah. Interaksi
dengan makanan: Absorbsi menurun dengan adanya makanan.
Aspirin. Mekanisme keraja megnhambat sintesis prostaglandin oleh siklooksigenase,
menghambat agregasi platelet, memiliki aktivitas antipiretik dan analgetik. Indikasi: Nyeri
ringan sampai sedang, peradangan, dan demam. Efek samping: Iritasi lambung karena
bersifat asam, Nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi, perubahan mental,
koma, paralisis, pusing, limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur. Interaksi dengan
obat: Meningkatkan konsentrasi serum alopurinol sehingga dapat meningkatkan toksisitas
allopurinol. Chlorpropamide: Meningkatkan reaksi hepatorenal, monitor hipoglikemi. Obat
lain: Cotrimoxazole: Trombositopenia Cyclosporin: Meningkatkan konsentrasi cyclosporin
dalam darah (penyesuaian dosis). Interaksi dengan makanan:

Makanan menunda

penyerapan aspirin tetapi tidak mempengaruhi jumlah keseluruhan diserap. Buah-buahan


segar yang mengandung vitamin C: terjadi peningkatan ekskresi aspirin.
Ibupropen. Mekanisme kerja menghambat sintesis prostaglandin dalam jaringan tubuh
dengan menghambat siklooksigenase (COX) isoenzim, cox-1 dan cox-2. Indikasi: Nyeri &
radang pada penyakit artritis (rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, osteoarthritis) &
gangguan non sendi (otot kerangka), nyeri ringan sampai berat termasuk dismenorea, paska
bedah, nyeri & demam pada anak-anak. Efek samping: Gangguan gastro-intestinal termasuk

ketidaknyamanan, mual, diare, dan kadang-kadang berdarah dan ulserasi. Interaksi dengan
obat: Antikoagulan & antitrombotik : Meningkatkan efek samping perdarahan saluran cerna.
Aspirin: Meningkatkan efek samping & menurunkan efek kardioprotektif dari aspirin.
Litium: Meningkatkan konsentrasi litium dalam plasma & serum dan dapat menurunkan
klirens Interaksi dengan makanan: Puncak kadar serum Ibuprofen dapat menurun jika
dikonsumsi dengan makanan.
Mukolitik dan Ekspektoran
Mukolitik bekerja dengan dengan cara memecah glikoprotein menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil sehingga menjadi lebih encer. Mukus yang encer akan medak dikeluarkan
pada saat batuk. Asetilsistein (Carbosistein). Kekuatan: 200 mg. Indikasi: bronkitis akut,
batuk kronis atau akut, antidotum parasetamol. Dosis: dosis awal 2,25 g per hari dalam dosis
terbagi, kemudian 1,5 g per hari dalam dosis terbagi. Anak-anak (2-5 tahun): 62,5-125 mg
4x/hari, (5-12 tahun) : 250 mg 3x/hari. Efek samping: pendarahan gastro-intestinal (jarang
terjadi), reaksi hipersensitivitas (ruam dan anafilakskis).
Ekspektoran bekerja dengan cara mengencerkan mukus dalam bronkus sehingga mudah
dikeluarkan, salah satu contoh ekspektoran adalah guaifenesin. Guaifenesin bekerja dengan
cara mengurangi viskositas dan adhesivitas sputum sehingga meningkatkan efektivitas
mukociliar dalam mengeluarkan sputum dari saluran pernapasan. Guaifenesin. Kekuatan:
200 mg, 400 mg. Indikasi: membantu mengencerkan lendir. Dosis: anak-anak (6 bulan-2
tahun) : 25-50 mg tiap 4 jam, maksimal dosis 300 mg/hari; anak-anak (2-5 tahun): 50-100 mg
tiap 4 jam, maksimal dosis 600 mg/hari; anak-anak (6-11 tahun): 100-200 mg tiap 4 jam,
dosis maksimal 2,4 g/hari; anak-anak 12 tahun dan dewasa: 200-400 mg tiap 4 jam,
maksimal dosis 2,4 g/hari. Efek samping: sistem saraf pusat: pusing, kantuk, sakit kepala;
dermatologi: ruam; metabolisme dan sistem endokrin: penurunan level uric acid;
gastrointestinal : mual, muntah,nyeri perut.
Daftar Pustaka
Anonim. http://www.medscape.com. diakses tanggal 10 Mei 2016.
Depkes, RI., 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan. Jakarta.

Ikawati, Zullies. 2011. Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya.Yogyakarta:


Bursa Ilmu.
Joseph T. DiPiro, et al. 2008. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Seventh
Edition . New York: The McGraw-Hill Companies
Sukandar,E.Y dkk. 2008. ISO Farmakoterapi . Jakarta: PT.ISFI.
Wattimena, J.R., dkk. 1991. Farmakodinami dan Terapi Antibiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai