METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Karena penelitian ini hanya mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas
Sukaresmi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada
satu titik waktu saja, yaitu pada tahun 2015, maka desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kajian cross-sectional. Menurut Glaser (2014), kajian crosssectional merupakan jenis kajian yang paling sering digunakan dalam desain
penelitian di bidang kesehatan, karena jenis kajian tersebut mampu menguji
hubungan antara penyakit yang sedang terjadi dengan tipologi masyarakat, serta
mampu mengukur prevalensi dari penyakit tersebut pada berbagai tipologi
masyarakat, sehingga jenis kajian cross-sectional dikenal juga sebagai kajian
prevalensi (prevalence studies). Selanjutnya, menurut Kazmi dan Khan (2015),
keuntungan dari jenis kajian cross-sectional tersebut adalah relatif lebih mudah
dilakukan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan jenis-jenis kajian
analitis (misalnya kajian kohort), namun tetap memungkinkan peneliti untuk
menguji hipotesis penelitian.
Data dalam kajian cross-sectional ini adalah data primer yang diperoleh
melalui survei menggunakan kuesioner melalui teknik wawancara. Wawancara
dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai variabel-variabel independen
yang diteliti, meliputi: umur ibu, tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendidikan ibu,
39
status pekerjaan ibu dan tingkat dukungan keluarga, maupun variabel dependen
yang diteliti, yaitu: keputusan pemberian ASI eksklusif.
Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisa secara statistik, mencakup: (1)
analisis univariat, yaitu melalui analisis deskriptif untuk mengetahui tipologi
responden berdasarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti; dan
(2) analisis bivariat, yaitu melalui uji 2 (Chi-Square) yang merupakan uji statistik
non-parametrik bebas-sebaran untuk mengetahui perbedaan proporsi serta
signifikansi hubungan antara pasangan variabel dependen dengan setiap variabel
independennya (Field, 2009; Glaser, 2014; dan Kazmi dan Khan, 2015).
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah UPF Puskesmas Sukaresmi, Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
4.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah bulan Januari-Juni 2016.
40
41
42
Wawancara ini bersifat sukarela, sehingga calon responden bisa menolak untuk
tidak diwawancarai.
Kuesioner ditulis dalam Bahasa Indonesia.
dilakukan uji coba terhadap kuesioner terlebih dahulu; sehingga jika pertanyaan
tidak memungkinkan untuk dipahami oleh responden ataupun responden
memberikan jawaban yang bias, maka kuesioner masih bisa diperbaiki.
Di samping itu, sebelum dilakukan pengambilan data dengan kuesioner,
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji realiabilitas terhadap kuesioner
yang digunakan. Dalam hal ini, kuesioner diuji pada jumlah sampel (n) sebanyak
20 responden (Field, 2009; Glaser, 2014; dan Kazmi dan Khan, 2015).
4.4.1. Uji Validitas
Uji validitas (uji kesahihan) digunakan untuk menguji sejauh mana
kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian mampu mengukur
variabel-variabel yang benar-benar dimaksudkan oleh peneliti untuk diukur
(Glaser, 2014; dan Kazmi dan Khan, 2015). Menurut Drost (2011), secara
umum validitas bisa dibagi menjadi 2 tipe, yaitu: (1) validitas terjemahan
(translation validity), yang meliputi: validitas muka (face validity) dan
validitas isi (content validity); serta (2) validitas kriteria, yang meliputi:
validitas konkuren, validitas prediktif, validitas konvergen, dan validitas
diskriminan.
Dalam penelitian ini, validitas terjemahan, yang mencakup validitas
muka dan validitas isi dari kuesioner dikendalikan melalui tinjauan pustaka
43
)(
)
(((
) ))) ((
) ))
44
Nilai koefisien
Pearson
ASI 20 0,823**
Keputusan pemberian
eksklusif
Kelompok umur
20 0,627**
Tingkat pengetahuan
20 0,662**
Tingkat pendidikan
20 0,593**
Status pekerjaan
20 0,510*
Tingkat dukungan keluarga
20 0,627**
**signifikan pada =1% *signifikan pada =5%
korelasi Nilai p
0,000
0,003
0,001
0,006
0,021
0,003
45
menggunakan
kuesioner,
diperiksa
kelengkapannya,
3.
4.
46
5.
47
4.8.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengukur korelasi antara 2 variabel:
48
Dimana: Eij adalah frekuensi sampel berdasarkan model 2 (Chisquare) yang diharapkan (expected) termasuk ke dalam kategori i dari
variabel dependen dan kategori j dari variabel independen; fi adalah total
jumlah sampel yang termasuk kategori i dari variabel dependen; fj adalah
total jumlah sampel yang termasuk kategori j dari variabel independen;
sedangkan n adalah jumlah total sampel.
Dalam penelitian ini, karena kategori variabel dependen dan kategori
dari setiap variabel independen berukuran sama yaitu berjumlah 2 maka
uji 2 (Chi-Square) dilakukan menggunakan tabel silang (crosstabs) berupa
matriks berdimensi 2x2 yang dikenal dengan istilah uji kepastian Fisher
atau Fishers exact test (Field, 2009).
49
dalam faktor risiko yang dimaksudkan, dengan rumus sebagai berikut (Field,
2009; Glaser, 2014; dan Kazmi dan Khan, 2015):
tersebut bisa dielaborasi sebagai berikut (Field, 2009; Glaser, 2014; dan
Kazmi dan Khan, 2015):
(
(
)
)
Dimana: f11, f12, f21 dan f22 berturut-turut adalah frekuensi jumlah
sampel pada baris ke-1 kolom ke-1, baris ke-1 kolom ke-2, baris ke-2 kolom
ke-1, dan baris ke-2 kolom ke-2 dari matriks 2x2 yang merupakan
representasi crosstabs antara 2 variabel, dimana masing-masing variabel
memiliki kategori sebanyak 2 kategori.