Refarat Prebikuspis
Refarat Prebikuspis
04011181419006
Analisis Masalah
Apa hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan terhadap keluhan?
Faktor resiko yang berpengaruh terhadap derajat parahnya ketulian pada presbikusis
adalah intensitas bising, frekuensi, lama pajanan perhari, lama masa kerja, kepekaan
individu, umur dan faktor lain yang berpengaruh.
Apa perbedaan dari hasil pemeriksaan pendengaran normal, tuli konduksi dan
tuli sensorineural?
Page
1
Elfandari Taradipa
04011181419006
Learning Issue
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks
(pendengaran dan keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada
partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.1,3
Page
2
Elfandari Taradipa
04011181419006
Page
3
Elfandari Taradipa
04011181419006
Gambar 2.2: Anatomi Telinga Luar, Telinga Tengah dan Telingan Dalam
1. Anatomi Telinga Luar (Auris Eksterna)
Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,
dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Telinga terletak pada kedua
sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan
tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus
telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya
sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus
adalah sendi temporal mandibular.
Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus
auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius
eksternus panjangnya sekitar 2,5 cm. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago
dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang
dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani.
Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang
mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri
telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen
nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.1,3
Page
4
Elfandari Taradipa
04011181419006
a. Aurikula/Pinna/Daun Telinga
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga.
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke
gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit,
yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
b. Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal (Liang Telinga)
Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya 2,5
cm yang terdiri tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan secretsecret
berbentuk serum. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula
seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.
Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke
bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer
terhadap perubahan kelembaban dan temperature yang dapat mengganggu
elastisitas membrane timpani. Fungsi dari daun telinga dan liang telinga adalah
mengumpulkan bunyi yang berasal dari sumber bunyi.1,3
2. Anatomi Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang
terbuka ke udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring ke
lingkungan luar. Tuba Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan,
mengunyah, dan menguap ia akan membuka, untuk menjaga tekanan udara pada
kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga berfungsi sebagai drainase untuk
sekresi.3,4
Membrana timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan menandai
batas lateral telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput tipis
normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen. Telinga tengah merupakan rongga
berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan
dengan nasofaring melalui tuba eustachii, dan berhubungan dengan beberapa sel
berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. 3,4
Tiga tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga tengah.
Manubrium (pegangan maleus) adalah melekat pada belakang membran timpani.
Page
5
Elfandari Taradipa
04011181419006
Kepala dari maleus melekat pada dinding telinga tengah, dan bagian pendeknya
melekat pada inkus, yang pada akhirnya berartikulasi dengan kepala stapes. Plat kaki
pada stapes terpasang oleh ligamentum melingkar pada dinding jendela oval. Dua otot
kerangka kecil, tensor timpani dan stapedius, juga terletak di telinga tengah. Kontraksi
membrane timpani akan menarik manubrium maleus medial dan mengurangi getaran
dari membran timpani; kontraksi terakhir menarik kaki stapes dari stapes keluar dari
jendela oval.4,5
a.
Membrane Timpani
Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara
telinga luar dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os
malleus. Terdiri dari jaringan fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga
danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars flaksida
(Membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane propia).
Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang
telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa
saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang
terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier
dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah
maleus pada membrane timpani disebut umbo. Dimembran timpani terdapat 2
macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya
reflek cahaya yang berupa kerucut.
Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah
dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,
sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah depan serta
bawah belakang, untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani. Membrane
timpani
berfungsi
menerima
getaran
suara
dan
meneruskannya
pada
tulangpendengaran. 4,5
b. Kavum Timpani
Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak sebelah
dalam membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan rongga itu dari
Page
6
Elfandari Taradipa
04011181419006
meatus auditorius exsterna. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan
dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan
antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui
sebuah celah yang disebut aditus. Prosesus mastoideus adalah bagian tulang
temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada
pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga
telinga tengah. Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum
mastoid dan dengan demikian menimbulkan mastoiditis. 4,5
c. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah
samping dari kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari
lapisan mukosa kavum timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa
rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah
antrum di dalam tulang temporalis.
d. Tuba Eustakhius
Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju
naso-faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi
gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius externa, serta
melalui tuba Eusthakius (faring timpanik). Celah tuba Eusthakius akan tertutup
jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan
demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang
dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak
seimbangnya tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan
nasofaring ini, memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat
menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah. 4,5
e. TulangTulang Pendengaran
Tulangtulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang
tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari
membrane timpani menuju rongga telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah
malleus, incus dan stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh
persendian, otot dan ligament yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela
kecil (jendela oval dan bulat) di dinding medial jendela tengah, yang
Page
7
Elfandari Taradipa
04011181419006
memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki stapes
menjejak pada jendela oval, dimana suara dihantarkan ke telinga tengah. Jendela
bulat memberikan jalan ke luar getaran suara
Malleus, merupakan tulang pada bagian lateral, terbesar, berbentuk seperti
martil dengan gagang yang terkait pada membrane timpani, sementara
Elfandari Taradipa
04011181419006
Organ Korti
Organ korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang
berisi sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini memanjang
dari puncak ke dasar koklea dan memiliki bentuk spiral. Ujung dari sel-sel rambut
menembus lamina, membran retikuler yang didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut
Page
9
Elfandari Taradipa
04011181419006
yang diatur dalam empat baris: tiga baris sel rambut luar lateral ke terowongan
dibentuk oleh Rod of Corti, dan satu baris sel rambut dalam medial terowongan. Ada
20.000 sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500 masing-masing bagian dalam koklea
manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial tipis, kental, tapi elastis di
mana ujung rambut luar tertanam.
Pada koklea terdapat sambungan yang erat di antara sel-sel rambut dan sel-sel
phalangeal berdekatan. Sambungan ini mencegah endolymph dari mencapai dasar sel.
Namun, membran basilaris relatif permeabel untuk perilymph dalam skala timpani,
dan akibatnya, terowongan dari organ Corti dan dasar sel-sel rambut bermandikan
perilymph. Karena sambungan ketat yang serupa, hal ini juga sama dengan sel-sel
rambut di bagian lain dari telinga bagian dalam, yaitu endolymph dibagian tengah,
sedangkan basis mereka bermandikan perilymph. 4,5,6
c. Vestibulum
Vestibulum merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini
membuka fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas
menerima muara kanalis semisirkularis. Vestibulum telinga dalam dibentuk oleh
sakulus, utrikulus, dan kanalis semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung
macula yang yang diliputi oleh sel sel rambut. Yang menutupi sel sel rambut ini
adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia, dan pada lapisan ini terdapat
pula otolit yang mengandung lapisa kalsium dan dengan berat jenis yang lebih besar
daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari otolit akan
membengkokan silia sel sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada reseptor.
d. Jalur Saraf
Dari inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke colliculi
inferior, pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus geniculate medial di thalamus
ke korteks pendengaran. Informasi dari kedua telinga menyatu, dan pada semua
tingkat yang lebih tinggi sebagian besar neuron menanggapi input dari kedua belah
pihak. Korteks pendengaran primer, daerah Brodmann's 41, adalah di bagian superior
lobus temporal. Pada manusia, itu terletak di celah sylvian dan tidak terlihat pada
permukaan otak. Dalam korteks pendengaran primer, neuron yang paling menanggapi
Page
10
Elfandari Taradipa
04011181419006
masukan dari kedua telinga, tetapi ada juga strip dari sel-sel yang dirangsang oleh
masukan dari telinga kontralateral dan dihambat oleh masukan dari telinga ipsilateral.
Ada beberapa tambahan daerah menerima pendengaran, seperti ada daerah
menerima beberapa sensasi kutan. Daerah asosiasi pendengaran berdekatan dengan
area penerima primer pendengaran yang luas. Bundel olivocochlear adalah bundel
serat eferen terkemuka di setiap saraf pendengaran yang timbul dari kedua ipsilateral
dan kompleks olivary kontralateral unggul dan berakhir terutama di sekitar basis dari
luar sel-sel rambut organ Corti.4,5,6
e. Kanalis Semisirkularis
Di setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama lain,
sehingga mereka berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang kanal, kanal-kanal
membran tersuspensi dalam perilymph. Struktur reseptor, yang ampullaris crista,
terletak di ujung diperluas (ampula) dari masing-masing kanal selaput. crista Masingmasing terdiri dari sel-sel rambut dan sel sustentacular diatasi oleh sebuah partisi
agar-agar (cupula) yang menutup dari ampula. Proses dari sel-sel rambut yang
tertanam di cupula, dan dasar sel-sel rambut dalam kontak dekat dengan serat-serat
aferen dari divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.
f. Utrikulus dan Sakulus
Dalam setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic (makula).
Makula lain terletak pada dinding saccule dalam posisi semivertical. Macula
mengandung sel-sel sustentacular dan sel rambut, diatasi oleh membran otolithic di
mana tertanam kristal karbonat kalsium, otoliths. Otoliths, yang juga disebut otoconia
atau telinga debu, mempunyai panjang berkisar 3 - 19 . Prosesus dari sel-sel rambut
yang tertanam di dalam membran. Serat saraf dari sel-sel rambut bergabung yang
berasal dari krista di divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.
g. Sel Rambut
Sel-sel rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum. Setiap
tertanam dalam epitel terdiri dari pendukung atau sel sustentacular, dengan bagian
akhirnya berhubungan dengan neuron aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal
adalah proses 30-150 berbentuk batang, atau rambut. Kecuali dalam koklea, salah
Page
11
Elfandari Taradipa
04011181419006
satu, kinocilium, adalah silia benar tetapi nonmotile dengan sembilan pasang
mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang pusat mikrotubulus.
Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli akhir. kinocilium
ini hilang dalam sel-sel rambut dalam koklea pada mamalia dewasa. Namun, proses
lainnya, yang disebut stereocilia, yang hadir di semua sel-sel rambut. Mereka
memiliki inti yang terdiri dari filamen aktin paralel. aktin ini dilapisi dengan berbagai
isoform myosin. Dalam rumpun proses pada setiap sel, ada struktur yang teratur.
Sepanjang sumbu terhadap kinocilium itu, peningkatan stereocilia semakin tinggi;
sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereocilia adalah ketinggian yang sama.
h. Elektrik
Potensi selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia
didorong ke arah kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar -50 mV.
Ketika bundel proses didorong dalam arah yang berlawanan, sel hyperpolarized.
Menggusur proses dalam arah tegak lurus terhadap sumbu ini tidak memberikan
perubahan potensial membran, dan menggusur proses dalam arah yang pertengahan
antara kedua arah menghasilkan depolarisasi atau hyperpolarization yang proporsional
dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh dari kinocilium. Dengan demikian,
rambut proses menyediakan mekanisme untuk menghasilkan perubahan potensial
membran yang proporsional dengan arah dan jarak bergerak rambut.
Elfandari Taradipa
04011181419006
Sangat halus proses yang disebut link ujung mengikat ujung stereocilium
setiap sisi tetangga yang lebih tinggi, dan di persimpangan di sana tampaknya saluran
kation mekanis sensitif dalam proses yang lebih tinggi. Ketika stereocilia pendek
didorong ke arah yang lebih tinggi, waktu buka dari kenaikan saluran. K+ kation yang
paling berlimpah di endolymph-dan Ca2+ masuk melalui saluran tersebut dan
menghasilkan depolarisasi. Masih ada ketidakpastian yang cukup tentang peristiwa
berikutnya. Namun, satu hipotesis adalah bahwa motor molekul di tetangga yang
lebih tinggi langkah berikutnya saluran menuju dasar, melepaskan ketegangan di link
ujung. Ini menyebabkan saluran untuk menutup dan memungkinkan pemulihan
keadaan istirahat. Motor ternyata adalah berbasis myosin
Depolarisasi sel rambut menyebabkan mereka untuk merilis neurotransmitter,
mungkin glutamin, yang memulai depolarisasi dari tetangga neuron aferen. K+ yang
masuk ke sel-sel rambut melalui saluran kation mekanis sensitif didaur ulang.
Memasuki sel sustentacular dan kemudian melewati ke sel sustentacular lain dengan
cara sambungan ketat. Pada koklea, akhirnya mencapai vascularis stria dan
dikeluarkan kembali ke endolymph, melengkapi siklus. 4,5,6
FISIOLOGI TELINGA: PENDENGARAN
Secara umum, kenyaringan suara berhubungan dengan amplitudo gelombang
suara dan nada suara dengan berhubungan frekuensi (jumlah gelombang per unit
waktu). Semakin besar amplitudo, makin keras suara, dan semakin besar frekuensi,
semakin tinggi nada suaranya. Namun, pitch juga ditentukan oleh faktor-faktor kurang
dipahami lain selain frekuensi, dan frekuensi mempengaruhi kenyaringan, karena
ambang pendengaran lebih rendah di beberapa frekuensi dari yang lain.
Amplitudo dari gelombang suara dapat dinyatakan dalam perubahan tekanan
maksimum pada gendang telinga, tetapi skala relatif lebih nyaman. Skala desibel
adalah skala tertentu. Intensitas suara dalam satuan bels adalah logaritma rasio
intensitas suara itu dan suara standar. Sebuah desibel (dB) adalah 0,1 bel. Oleh karena
itu, intensitas suara adalah sebanding dengan kuadrat tekanan suara.
Tingkat referensi standar suara yang diadopsi oleh Acoustical Society of
America sesuai dengan 0 desibel pada tingkat tekanan 0,000204 dyne/cm2, nilai
yang hanya di ambang pendengaran bagi manusia rata-rata. Penting untuk diingat
bahwa skala desibel adalah skala log. Oleh karena itu, nilai 0 desibel tidak berarti
Page
13
Elfandari Taradipa
04011181419006
tidak adanya suara tapi tingkat intensitas suara yang sama dengan yang standar. Lebih
jauh lagi, 0 140 decibel dari ambang tekanan sampai tekanan yang berpotensi
merusak organ Corti sebenarnya merupakan 107 (10 juta) kali lipat tekanan suara.
Frekuensi suara yang dapat didengar untuk manusia berkisar antara 20 sampai
maksimal 20.000 siklus per detik (cps, Hz). Ambang telinga manusia bervariasi
dengan nada suara, sensitivitas terbesar berada antara 1000 - 4000-Hz. Frekuensi dari
suara pria rata-rata dalam percakapan adalah sekitar 120 Hz dan bahwa dari suara
wanita rata-rata sekitar 250 Hz. Jumlah frekuensi yang dapat dibedakan dengan
individu rata-rata sekitar 2000, namun musisi yang terlatih dapat memperbaiki angka
ini cukup. Pembedaan dari frekuensi suara yang terbaik berkisar antara 1000 - 3000Hz dan lebih buruk pada frekuensi yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Masking
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kehadiran satu suara menurunkan
kemampuan individu untuk mendengar suara lain. Fenomena ini dikenal sebagai
masking. Hal ini diyakini karena perangsangan reseptor pendengaran baik secara
relatif ataupun secara absolut terhadap rangsangan lain. Tingkat dimana nada
memberikan efek masking terhadap nada lain tergantung dari frekuensinya.
Transmisi Suara
Telinga mengubah gelombang suara pada lingkungan luar menjadi potensial
aksi pada saraf-saraf pendengaran. Getaran diubah oleh gendang telinga dan tulangtulang pendengaran menjadi energi gerak yang menggerakkan kaki dari stapes.
Pergerakan ini akan memberikan gelombang pada cairan di telinga dalam. Getaran
pada organ korti akan menghasilkan potensial aksi di saraf-saraf pendengaran
Fungsi dari Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran
Dalam menanggapi perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang suara
pada permukaan eksternal, membran timpani bergerak masuk dan keluar. Membran
itu berfungsi sebagai resonator yang mereproduksi getaran dari sumber suara.
Membran akan berhenti bergetar segera ketika berhenti gelombang suara. Gerakan
dari membran timpani yang diteruskan kepada manubrium maleus. Maleus bergerak
pada sumbu yang melalui prosesus brevis dab longusnya, sehingga mentransmisikan
getaran manubrium ke inkus. Inkus bergerak sedemikian rupa sehingga getaran
Page
14
Elfandari Taradipa
04011181419006
Elfandari Taradipa
04011181419006
Page
16
Elfandari Taradipa
04011181419006
Page
17
Elfandari Taradipa
04011181419006
untuk
setiap
siklus
gelombang
suara.
Pentingnya
efek
volley,
bagaimanapun, adalah terbatas; frekuensi potensial aksi dalam serabut saraf diberikan
pendengaran menentukan terutama kenyaringan, bukan lapangan, dari suara.
Walaupun pitch suara tergantung terutama pada frekuensi gelombang suara,
kenyaringan juga memainkan bagian; nada rendah (di bawah 500 Hz) tampaknya
nada rendah dan tinggi (di atas 4000 Hz) tampak lebih tinggi dengan meningkatnya
kekerasan mereka. Jangka waktu juga mempengaruhi pitch sampai tingkat kecil. Pitch
dari nada tidak dapat dirasakan kecuali itu berlangsung selama lebih dari 0,01 s, dan
dengan jangka waktu antara 0,01 dan 0,1 s, naik pitch dengan meningkatnya durasi.
Akhirnya, nada suara kompleks yang mencakup harmonisa dari frekuensi yang
diberikan masih dirasakan bahkan ketika frekuensi primer (hilang pokok) tidak ada.
Respon Saraf-saraf Pendengaran di Medula Oblongata
Respon dari neuron kedua dalam inti koklea terhadap suara rangsangan adalah
seperti pada serat saraf pendengaran. Frekuensi dengan intensitas rendah
Page
18
Elfandari Taradipa
04011181419006
Elfandari Taradipa
04011181419006
jari-jari mereka gunakan dalam memainkan instrumen mereka. Musisi juga memiliki
cerebellums lebih besar dari nonmusicians, mungkin karena belajar dalam gerakan
jari yang tepat.
Mekanisme Pusat Pendengaran
Di perlihatkan bahwa serabut saraf dari ganglion spiralis organ Corti masuk
ke nuklei koklearis yang terletak pada bagian atas medula oblongata. Pada tempat ini,
semua serabut bersinaps. Kemudian sebagian isyarat dihantar ke atas ke batang otak
sisi yang sama, tetapi sebagian besar menuju sisi yang berlawanan dan dihantarkan ke
atas melalui rangkaian neuron di dalam nukleus olivaris superior, kolikulus inferior
dan nucleus genikulatum mediale, akhirnya berakhir di dalam korteks pendengaran
yang terletak di dalam girus superior lobus temporalis.
Beberapa tempat penting harus dicatat dalam hubungannya dengan lintasan
pendengaran. Pertama, implus dari masing masing telinga dihantarkan melalui
lintasan pendengaran kedua sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih banyak
penghantaran pada lintasan kontralateral.
Kedua, banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan langsung ke
dalam sistem retikularis batang otak. Sehingga bunyi dapat mengaktifkan keseluruhan
otak.
Ketiga, orientasi ruang derajat tinggi dipertahankan dalam serabut traktus yang
berasal dari koklea yang semuanya menuju korteks. Ternyata, terdapat tiga
representasi ruang frekuensi suara pada kolikulus inferior, satu representasi sangat
tepat bagi frekuensi suara diskret pada korteks pendengaran dan beberapa representasi
yang kurang tepat pada daerah asosiasi pendengaran.
Diskriminasi Arah Asal Suara
Seseorang menentukan arah asal suara paling sedikit dengan 2 mekanisme: (1)
dengan selisih waktu antara masuknya suara ke dalam satu telinga dan ke telinga sisi
lainnya dan (2) dengan membedakan antara intensitas suara dalam kedua telinga.
Mekanisme pertama berfungsi paling baik bagi frekuensi di bawah 3000 siklus per
detik, dan mekanisme intensitas bekerja paling baik pada frekuensi yang lebih tinggi
karena kepala bekerja sebagai sawar suara dengan frekuensi tersebut. Mekanisme
selisih waktu membedakan arah yang jauh yang lebih tepat daripada mekanisme
intensitas, karena mekanisme selisih waktu tidak tergantung pada faktor faktor luar
Page
20
Elfandari Taradipa
04011181419006
tetapi hanya tergantung pada interval waktu yang sebenarnya antara dua isyarat
pendengaran. Bila seseorang melihat langsung pada suara, suara mencapai kedua
telinga tepat pada saat yang sama, sedangkan bila telinga kanan lebih dekat ke suara
daripada telinga kiri, isyarat suara dari telinga kanan dirasakan lebih dahulu daripada
isyarat suara dari telinga kiri.
Mekanisme Saraf untuk Deteksi Arah suara
Destruksi korteks pendengaran pada kedua sisi otak baik pada manusia atau
pada mamalia yang lebih rendah menyebabkan kehilangan sebagian besar
kemampuannya mendeteksi arah asal suara. Namun, mekanisme untuk deteksi ini
berlangsung mulai pada nuklei ovaris superior, walaupun memerlukan semua lintasan
saraf dari nuklei ini ke korteks untuk interpretasi isyarat. Mekanisme ini diduga
sebagai berikut :
Bila suara masuk satu telinga segera sebelum ia masuk telinga lainnya, isyarat
dari telinga pertama menghambat neuron neuron pada nukleus olivaris superior
ipsilateral, dan penghambatan ini berlangsung selama kurang dari satu milidetik. Oleh
karena itu, beberapa saat setelah suara mencapai telinga pertama, lintasan untuk
isyarat eksitasi dari telinga sisi yang lain berada dalam keadaan terhambat.
Selanjutnya, neuron neuron tertentu dari nuklei olivaris superior medialis
mempunyai waktu penghambatan yang lebih lama daripada neuron lainnya. Oleh
karena itu, bila isyarat suara dari telinga yang lain masuk ke nukleus olivaris superior
yang dihambat, isyarat tidak dapat mendaki lintasan pendengaran melalui beberapa
neuron tetapi tidak melalui neuron lainnya. Dan neuron tertentu tempat isyarat lewat
ditentukan oleh selisih waktu suara antar kedua teling. Jadi, timbul corak ruang
perangsangan saraf, dengan suara yang selisihnya pendek merangsang satu set neuron
secara maksimum dan suara dengan selisih lama merangsang kelompok neuron
lainnya secara maksimum. Orientasi ruang isyarat ini kemudian dihantarkan semua ke
korteks pendengaran tempat arah suara ditentukan oleh tempat dalam korteks yang
dirangsang maksimum.
Mekanisme deteksi arah suara ini sekali lagi menunjukkan bagaimana
informasi dalam isyarat sensoris dipisahkan sebagai isyarat yang melalui berbagai
tingkat aktivitas neuron. Dalam hal ini, kualitas arah suara dipisahkan dari
kualitas nada suara pada tingkat nuklei olivaris superior.
Page
21
Elfandari Taradipa
04011181419006
Lokalisasi Suara
Penentuan arah dari mana suara berasal di bidang horizontal tergantung dari
pendeteksian perbedaan waktu antara datangnya stimulus dalam dua telinga dan
perbedaan konsekuensi dalam tahap gelombang suara pada kedua sisi, dan juga
tergantung pada kenyataan bahwa suara itu lebih keras di sisi paling dekat dengan
sumbernya. Perbedaan terdeteksinya waktu tiba suara, yang dapat lebih kecil dari 20
s, dikatakan menjadi faktor yang paling penting pada frekuensi di bawah 3000 Hz
dan perbedaan kenyaringan yang paling penting pada frekuensi di atas 3000 Hz.
Neuron di korteks pendengaran yang menerima masukan dari kedua telinga merespon
maksimal atau minimal ketika waktu kedatangan stimulus pada satu telinga tertunda
oleh periode tertentu relatif terhadap waktu kedatangan di telinga yang lain. Periode
ini tetap bervariasi dari neuron ke neuron.
Suara yang datang dari langsung di depan individu berbeda dalam kualitas dari
mereka yang datang dari belakang karena masing-masing pinna dihadapkan sedikit ke
depan. Selain itu, pantulan dari gelombang suara akibat tidak ratanya permukaan
pinna sebagai suara bergerak ke atas atau bawah, dan perubahan dalam gelombang
suara merupakan faktor utama dalam mencari suara di bidang vertikal. Lokalisasi
suara yang terganggu secara mencolok diakibatkan oleh lesi pada korteks
pendengaran.
Audiometri
Ketajaman pendengaran biasanya diukur dengan sebuah audiometer.
Perangkat ini menyajikan subjek dengan nada murni dari berbagai frekuensi melalui
earphone. Pada masing-masing frekuensi, intensitas ambang ditentukan dan diplot
pada sebuah grafik sebagai persentase dari pendengaran normal. Ini memberikan
pengukuran yang objektif derajat ketulian dan gambar dari berbagai tone yang paling
terpengaruh.
Tuli
Tuli biasanya dibagi dalam dua jenis ; pertama, yang disebabkan oleh
gangguan koklea atau saraf pendengaran, yang biasanya dimasukkan dalam tuli
saraf dan, kedua ,yang disebabkan oleh gangguan mekanisme telinga tengah untuk
menghantarkan suara ke koklea, yang biasanya dinamakan tuli hantaran .
Sebenarnya, bila koklea atau saraf pendengaran dirusak total, orang tuli total. Akan
Page
22
Elfandari Taradipa
04011181419006
tetapi, bila koklea dan saraf masih utuh tetapi sistem osikular rusak atau mengalami
ankilosis ( kaku karena fibrosis atau kalsifikasi ), gelombang suara tetap dapat
dihantarkan ke koklea dengan cara konduksi tulang ( seperti penghantaran bunyi dari
ujung garpu tala yang bergetar, yang ditempelkan langsung pada tengkorak . Orang
dengan beberapa jenis tuli konduksi dapat dibuat mendengar lagi yang hamper normal
dengan operasi untuk membuang stapes dan menggantikannya dengan protesa logam
atau Teflon kecil dapat menghantarkan suara dari inkus ke foramen ovale.
Tuli klinis mungkin disebabkan gangguan transmisi suara di telinga eksternal
atau tengah (tuli konduksi) atau kerusakan pada sel-sel rambut atau jalur saraf (tuli
saraf). Kedua dapat dibedakan oleh sejumlah tes sederhana dengan garpu tala. Tes ini
dinamakan sesuai dengan nama untuk individu yang mengembangkannya. Pada tes
Weber dan tes Schwabach menunjukkan pentingnya efek masking dari kebisingan
lingkungan pada ambang pendengaran.
Di antara penyebab tuli konduksi adalah penyumbatan pada saluran
pendengaran eksternal akibat serumen atau benda asing, kerusakan tulang
pendengaran, penebalan gendang telinga dan juga infeksi telinga tengah berulang,
serta kekakuan abnormal dari stapes yang berhubungan dengan jendela oval.
Antibiotik golongan aminoglikosida, seperti streptomisin dan gentamisin menghambat
saluran mechanosensitive di stereocilia sel rambut dan dapat menyebabkan sel
berdegenerasi, menghasilkan tuli saraf dan abnormalitas fungsi vestibular. Kerusakan
pada sel rambut luar akibat kontak yang terlalu lama dengan kebisingan juga
berhubungan dengan gangguan pendengaran. Penyebab lainnya termasuk tumor dari
saraf vestibulocochlear dan sudut cerebellopontine (CPA), dan kerusakan pembuluh
darah dalam medula. Presbycusis, gangguan pendengaran yang berkaitan dengan
penuaan, mempengaruhi lebih dari sepertiga dari orang-orang yang berusia lebih dari
75 dan mungkin karena kehilangan kumulatif bertahap dari sel-sel rambut dan neuron.
Tuli karena mutasi genetik terjadi pada sekitar 0,1% dari bayi yang baru lahir.
Dalam 30% kasus, dikaitkan dengan adanya kelainan pada sistem lainnya (tuli
sindromik), tetapi dalam 70% sisanya itu adalah kelainan-satunya yang jelas (tuli
nonsyndromic). Ada bukti bahwa ketulian nonsyndromic karena beberapa mutasi
dapat muncul lebih sering pada orang dewasa daripada anak-anak, sehingga insiden
lebih tinggi dari 0,1% dan diperkirakan 16% dari seluruh orang dewasa yang memiliki
gangguan pendengaran signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah besar
mutasi yang menyebabkan tuli telah diuraikan. Hal ini tidak hanya telah menambah
Page
23
Elfandari Taradipa
04011181419006
MEKANISME PENDENGARAN
Mekanisme sampainya suara pendengaran dapat melalui 2 cara yaitu dengan air
condaction dan bone condaction.
1. Air conduction.
Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang telinga ,
menuju gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk merespon
gelombang suara yang menghantamnya kemudian getaran ini mengakibatkan 3
tulang pendengaran( malleus, stapes, incus ) yang secara mekanis getaran dari
gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang ada di koklea. Getaran yang
sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang sehingga rambut sel di koklea
Page
24
Elfandari Taradipa
04011181419006
bergerak. Gerakan ini merubah energy mekanik menjadi energy elektrik ke saraf
pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus ) yang nantinya akan menuju
ke pusat pendengaran di otak bagian lobus temporal sehingga diterjemahkan menjadi
suara yang dapat dikenal di otak
2. Bone conduction
Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan tulang kepala,
kemudian akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan skala tympani dan
akhirnya getaran itu dikirim dalam bentuk impuls saraf ke saraf-saraf pendengaran.
Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan
penghantaran bunyi melalui tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat
dilakukan dengan percobaan weber
Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya
tangkap suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 20.000 siklus/detik
Elfandari Taradipa
04011181419006
Defleksi stereosilia (rambut) sel sensori seperti gelombang travelling mekanik yang
mengawali proses transduksi. Gelombang sepanjang membran basilaris bergerak
daridasar apeks koklea, mirip dengan gerakan piston stapes pada telinga tengah.
Gelombang ini memiliki puncak yang tajam menimbulkan suara frekuensi tinggi
kemudian bergerak ke arah apeks sehingga suara berangsur-angsur menurun. Defleksi
stereosilia dengan cara terbuka dan tertutupnya kanal ion, menyebabkan aliran ion K+
menuju sel sensori. Perubahan ion potassium dari nilai positif 80-90 mV di skala
media menjadi potensial negatif pada sel rambut luar dan dalam. Hasil depolarisasi ini
akan menghasilkan enzim cascade, melepaskan transmiter kimia dan kemudian
mengaktivasi serabut saraf pendengaran
B. Pemeriksaan fisik dan penunjang
Pemeriksaan fisik telinga biasanya normal dan tes penala didapatkan tuli
sensorineural.2 Pemeriksaan timpanometri tipe A (normal), audiometri nada murni,
menunjukkan tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris, terdapat penurunan yang
tajam (sloping) setelah frekuensi 2000 Hz dan berangsurangsur terjadi pada frekuensi
yang rendah.2 Variasi nilai ambang audiogram antara telinga satu dengan lainnya
pada presbikusis ini dapat terjadi sekitar 5-10 dB.17 Otoacoustic emission (OAE)
dapat menunjukkan fungsi koklea, Presbikusis merupakan degenerasi koklea sehingga
hasil yang didapatkan refer (emisi tidak muncul). Pemeriksaan BERA pada
presbikusis diperlukan apabila kondisi pasien dengan kesadaran menurun atau
terdapat kecurigaan tuli saraf retrokoklear.
Derajat presbikusis
Derajat kurang pendengaran dihitung dengan menggunakan indeks Fletcher yaitu:
Ambang dengar (AD) = AD 500 Hz (Hertz) + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz
Page
26
Elfandari Taradipa
04011181419006
3
Menentukan derajat kurang pendengaran yang dihitung hanya ambang dengan hantaran
udaranya (AC/ Air Conduction) saja
Derajat menurut Jerger
20 dB (desibel) : Normal
> 20- 40dB : Tuli ringan
> 40-55 dB : Tuli sedang
> 55-70 dB : Tuli sedang berat
> 70-90 dB : Tuli berat
> 90 dB : Tuli sangat berat
2.2 PRESBIKUSIS
2.2.1 Definisi
Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat proses degenerasi
organ pendengaran, simetris (terjadi pada kedua sisi telinga) yang terjadi secara
progresif lambat, dapat dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak ada
kelainan yang mendasari selain proses menua secara umum. 1,7
2.2.2 Etiologi
Schuknecht menerangkan bahwa penyebab kurang pendengaran akibat
degenerasi ini dimulai terjadinya atrofi di bagian epitel dan saraf pada organ corti.
Lambat laun secara progresif terjadi degenerasi sel ganglion spiral pada daerah basal
hingga ke daerah apeks yang pada akhirnya terjadi degenerasi sel-sel pada jaras saraf
pusat dengan manifestasi gangguan pemahaman bicara. Kejadian presbikusis diduga
mempunyai hubungan dengan factor-faktor herediter, metabolisme, aterosklerosis,
bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor. 1,7
2.2.3 Patogenesis
Presbikusis dapat dijelaskan dari beberapa kemungkinan patogenesis, yaitu
degenerasi koklea, degenerasi sentral, dan beberapa mekanisme mokuler, seperti
faktor gen, stress oksidatif, dan gangguan transduksi sinyal.7,8,9
Page
27
Elfandari Taradipa
04011181419006
a. Degenerasi Koklea
Presbikusis terjadi karena degenerasi stria vaskularis yang berefek pada nilai
potensial endolimfe yang menurun menjadi 20mV atau lebih. Pada presbikusis
terlihat gambaran khas degenerasi stria yang mengalami penuaan, terdapat
penurunan pendengaran sebesar 40-50 dB dan potensial endolimfe 20 mV
(normal-90 mV).
b. Degenerasi Sentral
Perubahan yang terjadi akibat hilangnya fungsi nervus auditorius meningkatkan
nilai ambang dengar atau compound action potensial (CAP). Fungsi input-output
dari CAP terefleksi juga pada fungsi input-output pada potensial saraf pusat,
memungkinkan terjadinya asinkronisasi aktifitas nervus auditorius dan penderita
mengalami kurang pendengaran dengan pemahaman bicara buruk.
c. Mekanisme Molekuler
i. Faktor Genetik
Strain yang berperan terhadap presbikusis, yaitu C57BL/6J merupakan
protein pembawa mutasi dalam gen cadherin 23 (Cdh23), yang mengkode
komponen ujung sel rambut koklea. Pada jalur intrinsik sel mitokondria
mengalami apoptosis pada strain C57BL/6J yang dapat mengakibatkan
penurunan pendengaran.
ii.
Stres oksidatif
Seiring dengan pertambahan usia kerusakan sel akibat stress oksidatif
bertambah
dan
menumpuk
selama
bertahun-tahun
yang
akhirnya
2.2.4 Patofisiologi
Page
28
Elfandari Taradipa
04011181419006
Elfandari Taradipa
04011181419006
frekuensi tinggi, yang dimulai setelah usia pertengahan. Secara histologi, atrofi dapat
terbatas hanya beberapa millimeter awal dari basal koklea dan proses berjalan dengan
lambat. Beberapa teori mengatakan perubahan ini terjadi akibat akumulasi dari granul
pigmen lipofusin. Ciri khas dari tipe sensory presbyacusis ini adalah terjadi penurunan
pendengaran secara tiba-tiba pada frekuensi tinggi (slooping). (Gambar 2.3a.)
Gambaran konfigurasi menurut Schuknecht, jenis sensori adalah tipe noise-induced
hearing loss (NIHL). Banyak terdapat pada laki-laki dengan riwayat bising. 1,7,8
Elfandari Taradipa
04011181419006
sangat berkurang dan atrofi yang luas pada ganglion spiralis (cookie-bite).(Gambar
2.3b.)
3. Metabolik (Strial presbyacusis)
Tipe presbikusis yang sering didapati dengan ciri khas kurang pendengaran
yang mulai timbul pada dekade ke-6 dan berlangsung perlahan- lahan. Kondisi ini
diakibatkan atrofi stria vaskularis. Histologi: Atrofi pada stria vaskularis, lebih parah
pada separuh dari apeks koklea. Stria vaskularis normalnya berfungsi menjaga
keseimbangan bioelektrik, kimiawi dan metabolik koklea. Proses ini berlangsung
pada seseorang yang berusia 30-60 tahun. Berkembang dengan lambat dan mungkin
bersifat familial. Dibedakan dari tipe presbikusis lain yaitu pada strial presbyacusisini
gambaran audiogramnya rata, dapat mulai frekuensi rendah, speech discrimination
bagus sampai batas minimum pendengarannya melebihi 50 dB (flat). Penderita
dengan kasus kardiovaskular (heart attacks, stroke, intermittent claudication) dapat
mengalami prebikusis tipe ini serta menyerang pada semua jenis kelamin namun lebih
nyata pada perempuan
.(Gambar 2.4a.)
Elfandari Taradipa
04011181419006
Elfandari Taradipa
04011181419006
pada kasus
presbikusis
sentral
Elfandari Taradipa
04011181419006
Standar tes skrining audiometri pada level frekuensi 1 kHz, 2 kHz, dan
3 kHz dan level intensitas 25 dB, 40 dB, dan 60 dB. Kelainan pada frekuensi
25 dB bagi penderita dewasa muda atau 40 dB bagi usia lanjut merupakan
penilaian yang tepat. Indikasi pemeriksaan metabolik dilakukan pada
penderita yang belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan terutama
dengan riwayat diabetes, disfungsi renal, hipertensi, dan hiperlipidemi. 1,7,9
2.1.1
Pemeriksaan audiometri
Pemeriksaan audiometri merupakan
pemeriksaan
pokok
pada
kasus
Neural
Metabolik (strial)
Audiometri tutur
Bergantung pada
curam
pada
frekuensi
tinggi
(sharply slooping)
Penurunan pendengaran sedang
Gangguan diskriminasi
tutur berat
slooping)
Penurunan pendengaran dengan
Gangguan diskriminasi
gambaran
tutur ringan
flat
dan
Page
34
berjalan
Elfandari Taradipa
4
Mekanik
04011181419006
progresif pelan
Penurunan pendengaran dengan
Bergantung pada
kecuraman penurunan
tinggi
secara
lurus
berjalan
progresif pelan
Elfandari Taradipa
04011181419006
c. Diabetes mellitus
Pada pasien dengan diabetes melitus (DM), glukosa yang terikat pada
protein dalam proses glikosilasi akan membentuk advanced glicosilation end
product (AGEP) yang tertimbun dalam jaringan dan mengurangi elastisitas
dinding pembuluh darah (arteriosklerosis). Proses selanjutnya adalah dinding
pembuluh darah semakin menebal dan lumen menyempit yang disebut
mikroangiopati.
Mikroangiopati pada organ koklea akan menyebabkan atrofi dan
berkurangnya sel rambut, bila keadaan ini terjadi pada vasa nervus VIII,
ligamentum dan ganglion spiral pada sel Schwann, degenerasi myelin, dan
kerusakan axon maka akan menimbulkan neuropati. National Health Survey
USA melaporkan bahwa 21% penderita diabetik menderita presbikusis
terutama pada usia 60-69 tahun. Hasil audiometri penderita DM menunjukkan
bahwa frekuensi derajat penurunan pendengaran pada kelompok ini lebih
tinggi bila dibandingkan penderita tanpa DM.
d. Hiperkolesterol
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam
darah (dislipidemia) di mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240
mg/dL.
Keadaan
tersebut
dapat
menyebabkan
penumpukan
plak
Elfandari Taradipa
04011181419006
adalah kelainan dinding arteri atau nadi yang ditandai dengan penebalan dan
hilangnnya elastisitas/ pengerasan pembuluh nadi.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan gangguan aliran darah dan
transpor oksigen. Teori ini sesuai dengan penelitian Villares yang menyatakan
terdapat hubungan antara penderita hiperkolesterolemia dengan penurunan
pendengaran.
e. Merokok
Rokok mengandung nikotin dan karbonmonoksida yang mempunyai
efek mengganggu peredaran darah, bersifat ototoksik secara langsung, dan
merusak sel saraf organ koklea. Karbonmonoksida menyebabkan iskemia
melalui produksi karboksi-hemoglobin (ikatan antara CO dan haemoglobin)
sehingga hemoglobin menjadi tidak efisien mengikat oksigen. Seperti
diketahui, ikatan antara hemoglobin dengan CO jauh lebih kuat ratusan kali
dibanding dengan oksigen. Akibatnya, terjadi gangguan suplai oksigen ke
organ korti di koklea dan menimbulkan efek iskemia. Selain itu, efek
karmonmonoksida lainnya adalah spasme pembuluh darah, kekentalan darah,
dan arteriosklerotik.
Insufisiensi sistem sirkulasi darah koklea yang diakibatkan oleh
merokok menjadi penyebab gangguan pendengaran pada frekuensi tinggi yang
progresif. Pembuluh darah yang menyuplai darah ke koklea tidak mempunyai
kolateral sehingga tidak memberikan alternatif suplai darah melalui jalur lain.
Mizoue et al. meneliti pengaruh merokok dan bising terhadap gangguan
pendengaran melalui data pemeriksaan kesehatan 4.624 pekerja pabrik baja di
Jepang. Hasilnya memperlihatkan gambaran yang signifikan terganggunya
fungsi pendengaran pada frekuensi tinggi akibat merokok dengan risiko tiga
kali lebih besar.
f. Riwayat Bising
Gangguan pendengaran akibat bising adalah penurunan pendengaran
tipe sensorineural yang awalnya tidak disadari karena belum mengganggu
percakapan sehari-hari. Faktor risiko yang berpengaruh pada derajat parahnya
Page
37
Elfandari Taradipa
04011181419006
ketulian ialah intensitas bising, frekuensi, lama pajanan per hari, lama masa
kerja dengan paparan bising, kepekaan individu, umur, dan faktor lain yang
dapat berpengaruh. Berdasarkan hal tersebut dapat dimengerti bahwa jumlah
pajanan energi bising yang diterima akan sebanding dengan kerusakan yang
didapat. Hal tersebut dikarenakan paparan terus menerus dapat merusak sel-sel
rambut koklea.7,8,9
2.2.8 Penatalaksanaan
Presbiakusis tidak dapat disembuhkan. Gangguan dengar pada presbiakusis
adalah tipe sensorineural dan tujuan penatalaksanaanya adalah untuk memperbaiki
kemampuan pendengarannya dengan menggunakan alat bantu dengar. Alat ini
berfungsi membantu penggunaan sisa pendengaran lebih dari 40 dB. Selain itu dapat
juga digunakan assistive listening devices, alat ini merupakan amplifikasi sederhana
yang mengirimkan signal pada ruangan dengan menggunakan headset.10,11
Pada presbiakusis dimana terjadi penurunan pendengaran bersifat progresif
perlahan yang mulai terjadi pada nada tinggi, pada awalnya tidak terasa pendengaran
menurun. Umumnya gangguan dengar baru disadari jika kegiatan sehari-hari
mengalami kesulitan. Pada orang tua penurunan pendengaran sering disertai juga
dengan penurunan diskriminasi bicara akibat perubahan SSP oleh proses menua yang
kemudiaan mengakibatkan perubahan watak yang bersangkutan seperti mudah
tersinggung, penurunan perhatian, penurunan konsentrasi, cepat emosi, dan
berkurangnya daya ingat.
Dengan demikian tidak semua penderita presbiakusis dapat diatasi dengan
baik menggunakan alat bantu dengar terutama pada presbiakusis tipe neural. Pada
keadaan dimana tidak dapat diatasi dengan bantuan dengar, penderita merasa adanya
pennolakkan dari teman atau saudara yang selanjutnya akan mengakibatkan hubungan
jadi tidak baik sehingga penderita akan menarik diri, terjadi pengurangan sosialisasi,
penurunan fisik, penurunan aktifitas mental sehingga merasa kesepian, dan akhirnya
dapat terjadi depresi dan paranoid.
Untuk mengatasi hal ini dapat dicoba dengan cara latihan mendengar atau lip
reading yaitu dengan cara membaca gerakan mulu orang yang menjadi lawan
Page
38
Elfandari Taradipa
04011181419006
Elfandari Taradipa
04011181419006
pada berbagai frekuensi dan intensitas. Frekuensi diukur dengan siklus gelombang
perdetik [Hz] sedangkan intensitas dalam desibel [dB]. Pemeriksaan audiometri
seringkali dilakukan oleh dokter layanan primer karena prosedur yang tidak kompleks
dan peralatan yang tidak banyak.[4] Pemeriksaan audiometri dapat menentukan jenis
(tuli konduktif, sensorineural, atau tuli campur) dan derajat ketulian serta gap.
Ketulian dapat diukur derajatnya melalui perhitungan dengan indeks Fletcher:
AD = AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz
3
Akan tetapi, menurut kepustakaan terbaru, perhitungan dengan ambang dengar
4000 Hz perlu diperhitungkan karena berperan penting dalam pendengaran. Apabila
ambang dengar dalam 4000 Hz juga dihitung, berarti penyebut rumus yang telah
disebut di atas adalah 4.
Yang dihitung pada saat menentukan derajat ketulian hanyalah ambang dengar
hantaran udara (AC).[1] Klasifikasi derajat ketulian dapat dilihat pada Tabel 2.
Page
40
Elfandari Taradipa
04011181419006
Jenis
tuli dapat diamati melalui audiogram yang dihasilkan dari plotting pengukuran
dengan audiometri. Pada pendengaran telinga normal, AC dan BC sama atau
kurang dari 25 dB. Pada tuli sensorineural satu telinga,, AC dan BC turun lebihd
ari 25 dB tetapi berhimpit. Pada tuli konduktif unilateral, BC bisa normal atau
kurang dari 25 dB, AC turun lebih dari 25 dB, dan terdapat gap pada AC dan BC.
Pada tuli campuran unilateral, BC turun lebih dari 25 dB, AC turun lebih besar
dari BC dan terdapat gap.[1] Grafik hasil audiogram dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan notasi audiogram dapat dilihat pada Gambar 2.
Page
41
Elfandari Taradipa
04011181419006
Page
42
Elfandari Taradipa
04011181419006
DAFTAR PUSTAKA
Page
43
Elfandari Taradipa
1. Soesilorini,
M.
04011181419006
2011.
Presbikusis.
Diunduh
dari:
2012.
Presbikusis.
Diunduh
dari:
Anatomi
dan
Fisiologi
Telinga.
Diunduh
dari:
http://udayatimade.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-telinga.html.
[Diakses pada 23 Agustus 2016]
7. Muyassaroh, M. 2013. Faktor Risiko Presbikusis - Health Science Journals.
Diunduh dari: indonesia.digitaljournals.org/index.php/.../1187. [Diakses pada
23 Agustus 2016]
8. Dipa dkk, 2012. Gangguan Pendengaran pada Lansia. Diunduh dari:
http://muhammadananggadipa.wordpress.com/2012/01/12/gangguanpendengaran-pada-lansia/. [Diakses pada 23 Agustus 2016]
9. Anonim.
2012.
Presbikusis.
Diunduh
dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter%20II.pdf.
[Diakses pada 23 Agustus 2016]
10. Dewi,
Afriani.
2011.
Presbiakusis.
Diunduh
dari:
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/presbiakusis.pdf.
[Diakses pada 23 Agustus 2016]
11. Shohet J.A, Talavera F, Pharm D, Gianoli G, Slack, dkk. Inner ear,
Presbycusis. 2005. Diunduh dari: http/www/emedicine.com. [Diakses pada 23
Agustus 2016]
Page
44