Pada suatu hari, raja Sumbing Perbangkara berburu ke hutan di tepi kerajaan.
Di suatu tempat yang dekat dengan tempat tinggal babi hutan Wayung Hyang,
Sumbing Perbangkara ingin sekali kencing. Ia kemudian kencing dan tanpa
sengaja, tertampung dalam sebuah batok kelapa. Selang beberapa saat, babi
hutan Wayung Hyang yang sedang kehausan kemudian meminum air kencing
Sumbing Perbangkara. Siapa sangka, Wayung Hyang akhirnya hamil.
Sumbing Perbangkara yang pada dasarnya memang suka berburu kembali ke
hutan tersebut setelah berbilang bulan, tepat saat Wayung Hyang melahirkan
seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Sumbing Perbangkara yang
berburu kijang mendengar suara tangisan bayi. Ditemani anjing pemburunya
Tumang, ia akhirnya menemukan bayi perempuan yang tak lain adalah
anaknya sendiri. Terpikat oleh keelokan paras bayi itu, Sumbing Perbangkara
membawanya pulang dan mengangkatnya sebagai anak. Bayi perempuan itu
kemudian diberi nama Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi kemudian semakin dewasa dan tumbuh menjadi seorang putri
yang berparas elok. Kecantikan tersiar ke segenap penjuru kerajaan hingga
didengar raja-raja dan para pangeran. Dayang Sumbi diperebutkan. Perang
besar terjadi di mana-mana. Merasa tidak nyaman dengan perang yang
terjadi di mana-mana karena memperebutkan dirinya, Dayang Sumbi akhir
meminta kepada ayahnya raja Sumbing Perbangkara untuk menyendiri dan
pergi dari kerajaan. Sumbing Perbangkara akhirnya mengijinkannya dan
memberikan Tumang si anjing pemburu untuk menemaninya. Dayang Sumbi
tinggal di sebuah pondok di tepi hutan. Dengan kehidupannya yang
sederhana tak seorangpun yang tahu bahwa ia adalah Dayang Sumbi yang