Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN

KETUBAN PECAH DINI

Oleh:
Akbar Pratama

1102005077

Putu Pradnya Paramitha Dewi

1102005141

Vickram Subramaniam

1102005198

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RSUP SANGLAH DENPASAR
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya lah laporan PBL (pengalaman belajar lapangan) ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat dalam rangka mengikuti
Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. T.G.A. Suwardewa, Sp.OG (K), selaku Kepala Bagian/SMF Obstetri
dan Ginekologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.
2. dr. I G.N. Harry Wijaya Surya, Sp.OG, selaku koordinator pendidikan
sarjana Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNUD/RSUP Sanglah
Denpasar.
3. Ibu Ruk sebagai pasien pada pelaksanaan PBL kali ini.
4. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis miliki.
Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca.

Denpasar, Agustus 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Menjadi ibu merupakan salah satu sosok yang didambakan oleh seorang wanita
yang telah menikah. Saat menikah tentunya hamil dan memiliki anak adalah salah
satu tujuan dari pernikahan dan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi tiap keluarga.
Kehamilan yang sesuai dengan kecukupan usia kehamilan dan tanpa penyulit atau
komplikasi akan melengkapi kebahagiaan ibu dan keluarga. Persalinan dikatakan
normal apabila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alatalat atau alat bantu serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam.1
Proses persalinan ditandai

oleh

adanya

kontraksi

uterus

yang

menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong fetus keluar melalui jalan lahir di
mana ibu memerlukan banyak tenaga selama proses persalinan ini. Sebelum
timbulnya kontraksi yang menyakitkan ini, uterus harus disiapkan untuk proses
kelahiran. Miometrium tidak akan berespon sampai dengan usia kehamilan 36-38
minggu, dan setelah periode memanjang ini, fase transisional diperlukan sampai
serviks mengalami penipisan dan perlunakan.2,3 Terdapat beberapa komplikasi
yang tidak diharapkan atau tidak diduga muncul pada persalinan atau kehamilan,
yaitu abortus, pre-eklamsi, perdarahan, dan ketuban pecah dini.
Dalam keadaan normal, selaput ketuban akan pecah dalam proses
persalinan. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan
sebelum persalinan, bila ditunggu dalam satu jam tidak timbul tanda-tanda awal
persalinan. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia
gestasi, adanya infeksi atau komplikasi pada ibu dan janin serta adanya tandatanda persalinan. Saat aterm, 8-10 % wanita hamil datang dengan ketuban pecah
dini yang akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi intrauterin
jika jarak waktu antara pecahnya ketuban dan persalinan memanjang.1

BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama

: Ruk

Alamat

: Jl. Nusa Kambangan Gg 28 Nomor 8, Denpasar

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tanggal Lahir

: 20 April 1981

Usia

: 34 tahun

No CM

: 15039624

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Kebangsaan

: Indonesia

Status

: Menikah

Tanggal pelaksanaan PBL : 10 Agustus 2015

2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Keluar air pervaginam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang sadar merupakan rujukan dari bidan praktek swasta dengan
diagnosis G3P2002 39 minggu 4 hari, preskep T/H, KPD>12 jam pada
tanggal 6 Agustus 2015 pukul 07.20 WITA. Pasien mengeluh keluar air
ketuban sejak tanggal 5 Agustus 2015 pukul 19.00 WITA (12 jam SMRS),
keluhan sakit perut hilang timbul disangkal dan gerak bayi dikatakan baik.
Dikatakan pasien tiba di bidan praktek swasta pada tanggal 5 Agustus 2015
pukul 19.30 WITA. Pada pukul 20.00 WITA, ditemukan pembukaan 1 jari,
tidak terdapat ketuban dan denyut jantung bayi 152 kali per menit. Pada
pukul 05.00 WITA tanggal 6 Agustus 2015, ditemukan pembukaan 2 jari dan

tidak terdapat ketuban. Pada pukul 06.30, bidan merujuk pasien ke RSUP
Sanglah.
Riwayat Obstetri
Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada usia 14 tahun. Pasien
mengatakan siklus menstruasi teratur setiap bulannya, sekali siklus 30 hari,
lamanya menstruasi 5 hari, dengan volume 60 cc. Hari Pertama Haid
Terakhir pasien adalah tanggal 2 November 2014. Tanggal perkiraan
persalinan yaitu 9 Agustus 2015. Pasien mengatakan ini merupakan
kehamilan ketiga. Pasien melakukan pemeriksaan kehamilan 3 kali di bidan
dan mengaku mendapatkan imunisasi 1kali.
Riwayat Perkawinan
Pasien saat ini sudah menikah. Perkawinan ini merupakan perkawinan yang
kedua yang sudah berlangsung selama 1,5 tahun, dengan suami bernama S
berusia 34 tahun. Perkawinan pertama pasien ketika pasien berumur 23 tahun
dan menikah selama 11 tahun.
Riwayat Kehamilan
No.

Thn

UK

Jenis

BBL

Partus
1.
2.
3.

2005
2009
2015

aterm
aterm
39-40

Spontan
Spontan
Spontan

3400gr
3500gr
3300gr

Sex Penolong
L P
Persalina
L
L
L

n
Bidan
Bidan
Dokter

Tempat

Abortu

Komplikasi

persalinan

Puskesmas
Puskesmas
RSUP

Keterangan
10 tahun
5,5 tahun
5 hari

Sanglah

Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi


Sebelumnya pasien menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik tiap 3 bulan
dan berhenti sekitar 1,5 tahun yang lalu. Saat ini pasien menggunakan alat
kontrasepsi berupa IUD yang diberikan sesaat setelah melahirkan anak ketiga
ini di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal pernah memiliki keluhan yang sama sebelumnya maupun
adanya penyakit sistemik seperti penyakit hipertensi, asma, jantung, diabetes
melitus. Pasien mengatakan tidak memiliki alergi. Pasien tidak pernah
operasi sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, asma, diabetes
melitus dan hipertensi.
Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang wanita yang telah dua kali menikah, pendidikan
terakhir pasien adalah SMP. Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga
yang memiliki tiga orang anak yang masing-masing saat ini berusia 10 tahun,
5,5 tahun, dan yang baru lahir ini. Pasien saat ini tinggal di rumah kos
bersama suaminya yang bekerja sebagai pekerja di proyek bangunan. Setiap
hari suami pasien bekerja dari pagi sampai malam hari, sehingga seluruh
aktivitas dan urusan rumah tangga dilakukan sepenuhnya oleh pasien. Namun
saat ini suami pasien sedang libur bekerja untuk membantu pasien dalam
mengurus anak-anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Pasien mengatakan
bahwa dia cukup mendapatkan waktu untuk istirahat karena tidak memiliki
aktivitas lainnya selain mengurus rumah tangga dan sesekali berjualan atau
membuat krupuk sambil mengisi waktu sambil mengurus rumah tangga.
Pasien mendapatkan kasih sayang yang cukup dan dukungan dari suami,
keluarga dan juga kerabatnya. Pasien mengatakan bahwa sejak kehamilan
aktivitas sehari-hari masih mampu ia laksanakan dengan baik, namun
dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya, pada kehamilan ini pasien
merasa lebih cepat lelah saat beraktivitas. Pasien mengaku tidak memiliki
kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minum beralkohol.
Riwayat Biopsikososialspiritual
Pola makan

: 3xhari

Pola minum

: 1500ml/hari

Pola eliminasi

: BAK + 700cc/hari dan BAB 1xhhari

Pola istirahat

: tidur 6-8 jam /hari

Penerimaan kondisi saat ini

: menerima

Dukungan sosial

: suami dan keluarga

Spiritual

: Islam

2.3 Pemeriksaan Fisik


1. Status Present
Keadaan umum : baik

Kesadaran

: E4V5M6(CM)

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi

: 82 x/menit

Respirasi

: 18 x/menit

Suhu tubuh

: 36,7 C

Tinggi badan

: 155 cm

Berat badan

: 66 kg

2. Status General
Kepala

: Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor

Leher

: Normal, pembesaran tiroid (-)

Mamae

: Hiperpigmentasi aerola mammae


Penonjolan glandula Montgomery (+)

Thorak : Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)


Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen

: ~ status obstetri

Ekstremitas

: edema tidak ada pada keempat ekstremitas, akral hangat

3. Status Obstetri
Abdomen
Inspeksi
Tampak perut membesar ke depan, disertai adanya striae gravidarum (striae
livide dan striae albicantes), tidak tampak bekas luka sayatan.
Palpasi
Pemeriksaan Leopold
I.

Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus xiphoideus. Teraba


bagian bulat dan lunak. Kesan bokong.

II.

Teraba tahanan keras di kiri (kesan punggung) dan teraba bagian kecil
di kanan.

III.

Teraba bagian bulat, keras dan susah digerakkan (kesan kepala).

IV.

Bagian bawah sudah masuk pintu atas panggul, divergen.

Tinggi fundus uteri 34 cm


His (-)
Gerak janin (+)

Auskultasi
Bising usus (+), denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kiri
bawah umbilikus dengan frekuensi 136x/menit.
Anogenital
Inspeksi : air ketuban (+), bekas luka episiotomi (-)
Inspekulo v/v : tampak keluar cairan dari ostium uteri eksterna,
Tes lakmus (+)
VT (Pk. 07.30 WITA) :
Pembukaan serviks 1 jari, effacement 25%, konsistensi lunak, arah uterus
anterior, ketuban (-).
Teraba kepala, denominator belum jelas, penurunan Hodge I.
Tak teraba bagian kecil/tali pusat.
2.4 Pemeriksaan Penunjang

USG : (+) 1 kali (6 Agustus 2015)


Janin tunggal/hidup, FHB (+), Presentasi Kepala
BPD : 9,07 ~ 37W3D

AVE : 37W2D

AC : 32,86 ~ 37W1D

EFW : 3017 gram

FL : 7,28 ~ 37W1D

EDD : 25-8-2015

Placenta fundus corpus posterior grade III


AFI : 5,6

Darah Lengkap (6/8/2015, 08:09 WITA)


Parameter

23/12/2014

Rujukan

WBC

10,01

4,10 11,00

Ne#

7,56

2,50 7,50

Ly#

1,73

1,00 4,00

Mo#

0,53

0,10 1,25

Eo#

0,05

0,00 0,55

Ba#

0,01

0,00 0,10

RBC

4,22

4,0 5,2

HGB

10,2

12,0 16,0

HCT

32,4

36,0 46,0

MCV

76,8

80,0 100

MCH

24,1

26,0 34,0

MCHC

31,3

31,0 36,0

RDW

12,4

11,6 14,8

PLT

397

140 440

MPV

7,3

6,80 10,0

2.5 Diagnosis
Diagnosis masuk :
G3P2002 39 minggu 4 hari, Tunggal/Hidup, ketuban pecah dini > 12 jam.
PBB : 3410 gram, PS : 5
Diagnosis akhir :
P3003, persalinan spontan belakang kepala post partum hari 0 + akseptor
IUD
2.6 Penatalaksanaan

MRS

Ekspektatif pervaginam

Drip oksitosin 2,5 IU dalam 500 cc d5%. Mulai 10 tpm naik 10 tetes tiap
30 menit sampai dengan his adekuat.

Amoxicilin 3x500mg per oral

Monitoring keluhan, tanda vital, HIS, DJJ, partograf WHO.

KIE pasien dan keluarga tentang diagnosa, keadaan janin, rencana


tindakan, terapi, komplikasi dan prognosis.

2.7 Perjalanan Persalinan Penderita


Pk 10.00 WITA (6/8/2015)
Evaluasi 2 jam His adekuat
S

: sakit perut hilang timbul (+), keluar air (+), gerak anak (+) baik

: Keadaan umum : baik

Kesadaran

: E4V5M6(CM)

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi

: 82 x/menit

Respirasi

Suhu tubuh

: 36,7 C

: 20 x/menit

Status General
Kepala

: Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor

Thorak : Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)


Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Ekstremitas

: edema tidak ada pada keempat ekstremitas, akral hangat

Status Obstetri
Abdomen : His (+) 3-4x/10 ~ 35-40
DJJ (+) 148x/menit
VT : Pembukaan 4cm, effacement 50%, ketuban (-) jernih
Teraba kepala, UUK melintang
Tidak teraba bagian tali pusat/bagian kecil
Ass

: G3P2002, 39 minggu 4 hari, Tunggal/Hidup, PK I (keluar air)

: Ekspektatif pervaginam
IVFD D5% + 2,5 IU Oksitosin 20tpm
Amoxicillin 3x500mg p.o

Monitoring : kelola ~ Partograf WHO


KIE
Pk 12.15 WITA
S : Pasien ingin mengedan
O : Abdomen : His 4-5x/10 ~ 40-50
DJJ (=) 150x/menit
VT : Pembukaan lengkap, ketuban (-) jernih
Teraba kepala, UUK depan, penurunan H III+
Tidak teraba bagian tali pusat/bagian kecil
A : G3P2002, 39 minggu 4 hari, Tunggal/Hidup, PK II
P : Pimpin persalinan
Monitoring : keluhan, tanda vital, His, DJJ
KIE cara meneran

Laporan Partus
Pada pukul 12.25 pasien dipimpin mengedan saat puncak his dalam posisi
setengah duduk saat kepala crowning. Dilakukan episiotomi mediolateral,
dilanjutkan dengan perasat ritgen. Tangan kanan menahan perineum, tangan kiri
mengatur defleksi kepala bayi, dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturutturut lahir UUK, UUB, dahi hingga seluruh kepala lahir. Sambil menunggu putar
paksi luar, dievaluasi belitan tali pusat, tidak ditemukan belitan tali pusat. Posisi
tangan biparietal, pada kepala bayi dilakukan tarikan curam ke bawah melahirkan
bahu anterior, tarikan curam ke atas melahirkan bahu posterior. Sangga susur
melahirkan seluruh badan bayi dan seluruh ekstrimitas.
Pk. 12.25 WITA
Lahir bayi, spontan, belakang kepala, laki-laki, segera menangis, dengan BBL
3300 gram, PB 53 cm, AS 8-9, anus (+), kelainan kongenital (-).
Manajemen aktif kala III
1. Injeksi Oksitosin 10 IU im
2. Lakukan perasat Penegangan tali pusat terkendali (PTT)
3. Masase Fundus Uteri

Pk 12.30 WITA
Lahir plasenta komplit, kalsifikasi (-), hematoma (-) masase fundus uteri
Evaluasi

Kontaksi uterus (+) baik


Laserasi perineum grade II hecting
Perdarahan aktif (-)
Insersi IUD pasca placenta
A

: P3003, Pspt B, post partum hari I + akseptor IUD

P : Terapi

: Amoxicillin 3 x 500 mg per oral


Asam mefenamat 3 x 500 mg per oral
Metil ergometrin 3 x 0,125 mg per oral
Sulfas Ferosus 2 x 300 mg per oral

Monitoring

: Observasi 2 jam post partum

KIE

: Mobilisasi dini
Personal hygine
ASI eksklusif

Tabel observasi 2 jam postpartum


Waktu

TD

RR
36,5o C

Tinggi

Kontraksi

Kandung

Perdarahan

f. uteri

uterus

kemih

aktif

2 jr bpst

kosong

12.45

110/70

80

20

13.00

110/70

80

20

2 jr bpst

kosong

13.15

110/70

80

20

2 jr bpst

kosong

13.30

110/70

80

20

2 jr bpst

kosong

14.00

110/70

80

20

2 jr bpst

kosong

14.30

110/70

80

20

2 jr bpst

kosong

36,7o C

Pk. 14.30 WITA


Evaluasi 2 jam post partum
S

: nyeri post partum (+), perdarahan aktif (-), BAK (+), mobilisasi (+)

: Status Present
Keadaan umum : baik

Kesadaran

: E4V5M6(CM)

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi

: 80x/menit

Respirasi

Suhu tubuh

: 36,5C

: 20 x/menit

Status Generalis
Kepala

: Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor

Leher

: Normal, pembesaran tiroid (-)

Thorak : Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)


Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Mamae

: bentuk simetris, pengeluaran (+) ASI, kebersihan cukup

Abdomen

: ~ status obstetri

Ekstremitas

: edema tidak ada pada keempat ekstremitas, akral hangat

Status Obstetri
Abdomen : Tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat
Konstraksi (+) baik
Vagina : Lochia (+), perdarahan aktif (-)
A

: P3003, Pspt B, post partum hari 1 + akseptor IUD


Masalah : Risiko perdarahan, risiko infeksi, nyeri post partum

: Planning of care :
Rencana perawatan post partum selama 1 hari dengan pemberian
antibiotik, analgetik dan uterotonika
Terapi : Amoxicillin 3x500mg (po)
Asam mefenamat 3x500mg (po)
Metil ergometrin 3 x 0,125 mg (po)
SF 2 x 300 mg (po)
BPD Bakung Timur
Monitoring : Keluhan, tanda vital, perdarahan, kontraksi

KIE : mobilisasi, ASI eksklusif, personal higine


3.8 Perkembangan Kesehatan Pasien
Pk 06.00 WITA (7/8/2015)
Menerima pasien dari VK kebidanan
S

: Nyeri perut post partum berkurang, nyeri luka episiotomi (+), perdarahan
aktif (-), BAK (+), Mobilisasi (+)

Status Present
Keadaan umum : baik

Kesadaran

: E4V5M6(CM)

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi

: 80x/menit

Respirasi

Suhu tubuh

: 36,5C

: 18 x/menit

Status General
Kepala

: Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor

Leher

: Normal, pembesaran tiroid (-)

Thorak : Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)


Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Mamae

: bentuk simetris, pengeluaran (+) ASI, kebersihan cukup

Abdomen

: ~ status obstetri

Ekstremitas

: edema tidak ada pada keempat ekstremitas, akral hangat

Status Obstetri
Abdomen

: Tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat


Konstraksi (+) baik

Vagina : Lochia (+), perdarahan aktif (-), luka jahitan terawat


A

: P3003, Pspt B, post partum hari-2 + akseptor IUD

P Dx : Tx : Amoxicillin 3x500mg (po)


Asam mefenamat 3x500mg (po)
Metil ergometrin 3 x 0,125 mg (po)
SF 2 x 300 mg (po)
Mx : Keluhan, tanda vital, perdarahan, kontraksi
KIE : mobilisasi, ASI eksklusif
Pk. 12.00 WITA
KIE pasien pulang

BAB III
HASIL KUNJUNGAN
3.1 Daftar Permasalahan
Pasien tidak mengeluhkan nyeri perut, hanya mengeluhkan nyeri ringan pada
bekas jahitan, kadang-kadang masih muncul flek kecoklatan namun sudah
mulai berkurang. Pasien mengatakan tidak ada keluhan buang air besar dan
buang air kecil, serta buang angin normal. Saat ini pasien menyusui anaknya,
ASI dikatakan keluar lancar dan volume cukup. Nafsu makan pasien baik dan
lebih dominan minum air putih. Pasien sudah mampu memasak dan
melakukan aktivitas ringan lainnya. Pekerjaan rumah tangga dibantu oleh
suami pasien.
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam
hal menghadapi keadaannya :
1. Status ekonomi pasien yang tergolong menengah ke bawah sehingga
menyebabkan nutrisi tidak terpenuhi sesuai dengan nutrisi seimbang
untuk ibu menyusui. Selain itu status ekonomi juga menyebabkan kondisi
rumah menjadi tidak terawat dengan baik.
2. Pengetahuan pasien tentang pemenuhan kebutuhan kesehatan bayi seperti
imunisasi kurang.
3. Pengetahuan pasien mengenai kontrasepsi yang digunakan juga kurang
sehingga pasien khawatir akan keefektifan kontrasepsi tersebut.
3.2 Analisis Kebutuhan Pasien
3.2.1 Kebutuhan Fisik Biomedis
Kecukupan Gizi
Keadaan gizi pasien dikatakan kurang. Menurut pengakuan pasien, dalam
sehari pasien biasa makan 3 kali sehari namun dengan menu seadanya berupa
nasi, tahu tempe, sayur, terkadang makan daging atau buah. Sejak dikatakan
hamil pasien tidak ada mengubah pola makannya serta makan seperti biasa.
Seharusnya dalam kondisi menyusui ini, pasien mendapatkan makanan yang
bergizi berimbang dan beragam untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Akses Pelayanan Kesehatan


Akses kesehatan pasien terbilang mudah. Jarak rumah pasien dengan
Puskesmas adalah kurang lebih 500 meter dan dengan praktek bidan swasta
sekitar 1 kilometer. Pasien mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan
ke bidan namun tidak rutin dan tidak pernah melakukan pemeriksaan USG.
Lingkungan
Rumah : Pasien tinggal di sebuah kamar kos bersama suami dan anakanaknya dengan luas kamar sekitar 3 m x 4 m. Kamar pasien terlihat tidak
terawat dengan baik dan bersih. Bangunannya terlihat seperti bangunan tua,
beratapkan genteng, tembok bata yang sudah diplester dan dicat namun saat
ini sudah banyak yang terkelupas. Plafon terbuat dari triplek dan lantai
terbuat dari semen plester yang ditutupi oleh karpet. Kamar kos pasien terdiri
atas 2 kamar tidur. Kamar pertama digunakan oleh pasien dan bayinya yang
baru lahir, sedangkan kamar kedua digunakan oleh suami dan kedua anaknya.
Masing-masing kamar berisikan tempat tidur dan lemari, dan daun pintu
hanya menggunakan kain untuk menutupi kamar. Penerangan kamar kurang
baik dan cahaya matahari tidak dapat masuk saat pagi dan siang hari karena
pasien tinggal di kamar yang mirip dengan kos sehingga tidak terdapat
penerangan dan pertukaran udara pada ventilasi dan alat pertukaran udara
lainnya. Ventilasi kamar kurang memadai. Kamar mandi terletak diluar kamar
kos pasien, menggunakan toilet jongkok, penampungan air dengan ember,
saluran pembuangan limbah lancar. Kamar mandi tersebut digunakan
bersama dengan penghuni kamar kos lainnya. Sumber air menggunakan air
dari PDAM. Tempat tinggal pasien berada di kompleks perumahan yang
padat penduduk. Warga di sekitar rumah cukup ramah, pasien cukup sering
berinteraksi dengan warga.
Kebutuhan Emosi / Kasih Sayang
Pasien tinggal bersama suami dan anak-anaknya. Menurut pasien, selama
pernikahan tidak pernah terdapat permasalahan yang serius baik dengan
suami ataupun dengan mertuanya. Suami sangat membantu dan mengerti

keadaan pasien saat ini, sehingga suami tidak bekerja sementara untuk
membantu keadaan pasien. Keluarga pasien lainnya berada di Jawa, namun
keluarga

tetap menjaga komunikasi dan memberikan dukungan kepada

pasien. Pada saat kunjungan rumah, pasien sedang mengasuh anaknya yang
baru lahir ditemani oleh suami. Dari sini, dapat dilihat bahwa pemenuhan
kebutuhan kasih sayang pasien sudah cukup terpenuhi. Pasien juga mendapat
dukungan dari tetangga di sekitar rumahnya.
3.2.2 Analisis Biopsikososial
Lingkungan Biologis
Penyebab : pasien seorang wanita usia 34 tahun dan memiliki 3 orang anak
saat ini, dimana persalinan ini merupakan anak ketiga dari pasien. Pasien
sudah menikah, dan saat ini merupakan pernikahan kedua pasien. Secara
biologis tidak tampak terdapat hal-hal yang menjadi faktor resiko terjadinya
ketuban pecah dini.
Gizi
Gizi pasien tergolong kurang. Pasien dapat makan tiga kali sehari dengan
menu seadanya. Setelah hamil pasien tetap mengonsumsi makanan seperti
biasa tanpa keluhan dan tidak ada makanan khusus. Namun, pemenuhan
protein dan vitamin pasien tergolong belum cukup terlihat dari menu
makanan pasien yang cenderung jarang makan daging, ikan ataupun susu dan
buah-buahan.
Akses Pelayanan Kesehatan
Rumah pasien dengan pusat pelayanan kesehatan tergolong dekat. Jarak
rumah pasien ke Puskesmas terdekat kira-kira hanya 500 meter. Hal ini
membuat pasien lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
khususnya pemeriksaan rutin kehamilan. Pasien mengatakan bahwa akan
rutin memeriksakan diri dan anak ke puskesmas terdekat.
Faktor Psikososial
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Sebelum hamil pasien bekerja
sampingan seperti berjualan, membuat krupuk sambil menjaga anaknya
dirumah. Setelah mengandung pasien berhenti bekerja dan hanya beraktivitas
dirumah. Pasien kadang keluar rumah dan tetap melakukan aktivitas

keagaaman. Suami pasien bekerja sebagai tukang pekerja di sebuah proyek.


Pasien tinggal di rumah seperti kamar kos berukuran 3 meter x 4 meter.
Pasien berobat menggunakan sistem pembayaran BPJS.
Pasien selalu mendapat dukungan dari suami. Hubungan keluarga harmonis.
Sampai

saat

kunjungan

keluarga

kandung

pasien

belum

sempat

mengunjunginya karena asal pasien jauh. Namun keluarga pasien senantiasa


menghubungi dan memberi dukungan melalui telepon.
3.3 Saran

Melakukan komunikasi dan memberikan informasi serta edukasi yang


tepat kepada pasien dan keluarga tentang proses persalinan dan masa nifas,
agar pasien dan keluarganya mengerti tentang keadaan pasien saat ini.

Ketika kunjungan kami telah memberikan informasi mengenai imunisasi


maupun kontrasepsi yang digunakan. Sehingga kami harap pengetahuan
ibu

akan

bertambah

dan

kekhawatirannya

mengenai

keefektifan

kontrasepsi yang digunakan berkurang. Selain itu kami menyarankan


pasien untuk banyak mencari informasi mengenai perawatan bayi,
makanan maupun imunisasinya agar dapat merawat bayinya dengan baik
dan memeriksakan secara rutin ke pelayanan kesehatan terdekat.

Menyarankan kepada pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi karena


kebutuhan nutrisi ketika menyusui lebih tinggi. Pasien disarankan untuk
memperhatikan makanan yang dikonsumsi karena berpengaruh terhadap
kualitas ASI yang diberikan kepada anaknya. Pasien disarankan untuk
tetap makan secara teratur dengan menu berimbang beragam bergizi dan
mengkonsumsi vitamin tambahan dan mineral seperti tablet besi. Ibu juga
disarankan untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayinya karena ASI
adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada
anaknya yang baru lahir karena ASI mengandung zat pelindung yang dapat
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Disamping itu, dijelaskan
pula kepada pasien mengenai pemberian ASI mempunyai pengaruh
emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan
anak dan perkembangan jiwa anak.

Menyarankan pasien dan keluarga apabila ada keluhan pasca persalinan


seperti perdarahan agar segera datang ke pusat penyedia layanan
kesehatan.

Menyarankan pasien kontrol kembali untuk kontrol luka jahit pada


kemaluan pasien dan kontrasepsi yang digunakan.

Memberikan penjelasan suami pasien bahwa saat ini pasien membutuhkan


motivasi dan dukungan secara emosional dan moral.

Memberikan informasi kepada pasien agar menjaga kesehatan, istirahat


yang cukup serta mengkonsumsi makanan sehat seimbang sehingga dapat
memberikan nutrisi optimal kepada anak melalui ASI.

Menyarankan

kepada

keluarga

untuk

memperhatikan

kebersihan

lingkungan rumah pasien untuk masalah mengenai ketuban pecah dini


lebih dari 12 jam pada persalinan ini, dimana faktor lingkungan juga
berpengaruh terhadap terjadinya infeksi yang selanjutnya menyebabkan
ketuban pecah dini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, G.H., saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T. (2005), Ilmu
Kebidanan, ed. 7, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
2. Gabbe, S.G., Niebyl, J.R., Simpson, J.L (2002), Obstetrics Normal and
Problem Pregnancies, ed.4, Churchill Livingstone,New York.
3. Cunningham G.E., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C,
(2001), Williams Obstetrics, ed.21, McGraw Hill, New York.

Anda mungkin juga menyukai