Anda di halaman 1dari 5

Case: Slavery in the Chocolate Industry

1. SUMMARY OF THE CASE


Perkembangan industri coklat di Amerika dan di beberapa belahan dunia terbilang
cukup pesat. Berdasarkan dari data yang diperoleh 55 % coklat yang dikonsumsi masyarakat
tersebut disupply dari daerah pertanian di Ivory Coast, Afrika Barat. Untuk Untuk menunjang
kelancaran proses dan panen maka digunakanlah tenaga kasar yang berasal dari anak laki-laki
dengan rentan usia antara 12-16 tahun, terkadang menggunakan usia anak yang lebih muda,
misalnya usia 9 tahun. Anak-anak tersebut didapatkan dari hasil traffickers agent yang
menjualnya kepada pemililik lahan cocoa beans. Anak-anak itu diculik dan dijual dari desa
terpencil di Pantai Gading maupun negara sekitarnya seperti Benin, Burkina Faso, Mali dan
Togo.
Anak-anak bekerja dengan kondisi yang memprihatikan, hal tersebut diantaranya dilihat dari
jam kerja yang yang digunakan dari matahari terbit sampai dengan matahari terbenam.
Tempat tinggal para pekerja tidak manausiawai dan apabila ada yang berusaha kabur
dikurung di ruang isolasi dalam kurun waktu yang lama.
Sebagian besar coklat yang dihasilkan dijual dengan harga yang tinggi sedangkan
pedani yang ada tersebut banyak yang meninggal karena gizi buruk. Setiap tahun tidak
diketahu jumlah budak yang meninggal atau dibunuh di ladang coklat Ivory Coast dan
Ghana. Asosiasi perusahaan industri coklat akhirnya merespon tekanan dari komunitas anti
slavery untuk aware terhadap permasalahan yang ada. US Representative Eliot Engel
mengusulkan penggunaan label freeslave hal ini menunjukkan konsumen yang membeli
coklat,mendukung gerakan anti perbudakan anak.Namun beberapa pihak merasa dengan
adanya sistem labeling tersebut akan menurunkan tingkat penjualan, menurunkan harga
cocoa. Beberapa perusahaan besar seperti Mars, Hershy, Kraft foods, Archer Daniels Midland
melobi pihak yang berwenang agar tidak menyetujui sistem labeling.

2. EXISTING PROBLEMS
a.

Apakah isu-isu etis sistemik, perusahaan dan individu yang diangkat dalam kasus ini?

b.

Di dalam pandangan Anda, apakah jenis perbudakan anak dibahas dalam kasus ini benarbenar salah apapun itu, atau hanya relatif salah, yaitu jika salah satu terjadi pada kehidupan
bermasyarakat (seperti kita) yang tidak menyetujui perbudakan?

c.

Siapakah yang bertanggung jawab atas terjadinya membagi tanggung jawab moral untuk
perbudakan yang terjadi di chocolate industry ini: petani Afrika? Pemerintah Afrika?
perusahaan-perusahaan cokelat Amerika seperti Hershey, Mars, Nestle dan Kraft? Distributor
seperti Archer Daniels Midland Co, Barry Callebaut, dan Cargill Inc? Konsumen seperti
Anda dan saya yang tahu tentang situasi ini tetapi terus membeli cokelat tercemar?

3. ANALYSIS
a. Divine Command Theory
Menurut teori ini, segala tindakan mendasarkan pada suatu ajaran sesuai kepercayaan atau
agama yang dianut. Menurut kepercayaan kami, manusia diwajibkan untuk mencari nafkah
(berbisnis) dengan cara yang baik.

Sedangkan dalam kasus perusahaan coklat, mereka

melakukan bisnis dalam meproduksi coklat dengan menggunakan perbudakan yang


seharusnya sudah dilarang menurut agama. Dan dapat disimpulkan bahwa perbuatan
tersebut tidak etis.
b. Teori Egoisme (Egoism Theory)
Teori egoisme memiliki dua konsep yaitu egoisme psikologi dan egoisme etis. Menurut sudut
pandang teori egoisme psikologis, semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan
berkutat diri (selfish). Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau
merugikan kepentingan orang lain. Para petani menggunakan perbudakan untuk
menguntukan diri sendiri sehinggi dapat disimpulkan bahwa perbuatan tersebut dikatakan
etis.
Sedangkan menurut sudut pandang egoisme etis, yang menjadi alasan sebuah tindakan
dilakukan hanya berdasarkan keyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela
kepentingan diri yang menghasilkan keuntungan bagi diri sendiri pula. Berdasarkan hal
tersebut yang dilakukan para petani coklat di Ivory Coast dan Ghana dapat dikatakan tidak
etis
c.

Teori Utilitarianisme (The Utilitarian Theory)


Menurut teori ini (Agoes dan Ardana, 2009), suatu tindakan dapat dikatakan baik jika
membawa manfaat bagi banyak orang the greatest happiness of the greatest numbers. Jadi
ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari
tindakan itu apakah memberi manfaat atau tidak. Menurut (Velasquez, 2006), utilitarianisme
merupakan kondisi umum untuk beberapa pandangan yang memegang tindakan dan

kebijakan yang harus dievaluasi dalam dasar manfaat dan biaya (cost-benefit analysis) yang
akan diterapkan dalam kelompok.
Analisis
Budak
Biaya Banyak budak yang meninggal
Jam kerja tidak manusiawi

Petani coklat
Biaya budak
Biaya suap pemerintah lokal

Tempat tinggal budak tidak layak Biaya beli budak


Biaya pengawasan budak
Manfaat Tidak ada manfaat bagi budak

Panen coklat banyak


Harga budak murah
Biaya upah budak murah
Memperkaya diri sendiri

Dari analisis biaya dan manfaat tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan petani coklat
tersebut tidak etis karena biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari manfaat yang didapat.
d. Teori Deontologis
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban (Berterns, 2000).
Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama
sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau dari akibat dari tindakan tersebut. Untuk mengurangi
biaya sewa buruh, para petani coklat di Ivory Coast dan Ghana menggunakan budak illegal.
Dasarkan teori tersebut dapat dikatakan tidak etis.
e.

Teori Hak (Rights Theory)


Menurut teori hak, suatu tindakan dianggap etis bila tindakan tersebut sesuai dengan Hak
Asasi Manusia (HAM). Teori hak sebenarnya di dasarkan atas asumsi bahwa manusia
mempunyai martabat yang sama. Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas
(Weiss, 2006), yaitu:

1)

Hak hukum (legal right)

2)

Hak moral atau kemanusiaan (moral, human right)

3)

Hak kontraktual (contractual right)

Dilihat dari ketiga hak tersebut, para budak tidak memperoleh haknya dikarenakan adanya
perbudakan yang dilakukan oleh para petani coklat di Ivory Coast dan Ghana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tindakan tersebut tidak etis.
f.

Teori Keutamaan (Virtue Theory)


Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pernyataan
mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki seseorang agar bisa disebut sebagai
manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina. Tindakan
petani coklat di Ivory Coast dan Ghana menggunakan budak illegal dan biaya murah dapat
dikatakan tidak etis.

4. RECOMMENDED SOLUTIONS
Atas kesimpulan dari tindakan petani coklat di Ivory Coast dan Ghana menggunakan budak
ilegal dan biaya murah tidak etis maka hal yang perlu dilakukan adalah:
a.

Adanya langkah serius pemerintah untuk menangani kasus-kasus atau perbuatan yang
melanggar HAM dan juga adanya penguatan undang-udang terhadap perlindungan karyawan
atau pegawai sehingga tindakan perbudakan dapat dihindari.

b. Adanya perbaikan sistem internal di pemerintah daerah sehingga tidak terjadinya suap.
c.

Adanya perbaikan sistem upah di Invory Coast dan Ghana

5. IMPLEMENTATIONS
Pada tahun 2002, Asosiasi Chocolate Manufacture dan World Chocolate Foundation bersamasama menandatangani perjanjian dengan nama Harkin-Engel Protocol dimana didalam
perjanjian tersebut terdapat pernyataan jika cocoa beans yang digunakan untuk membuat
coklat tidak berasal dari child slaves, adanya bantuan program pelatihan penanaman &
sosialisasi informasi pelarangan penggunaan pekerja dibawah umur (anak-anak)pada petani
coklat.

7. CONCLUSIONS
Kasus perbudakan yang terjadi di Ivory Coast dikarenakan kurangnya infrastruktur,
miskinnya petani kacang coklat, dan tidak adanya pendidikan dan pemahaman yang lebih
mendalam yang seharusnya dilakukan oleh pemernitah setempat. Dan adanya permintaan
yang tinggi dimana berbanding terbalik dengan jumlah sumber daya yang ada. Serta belum
adanya regulasi yang jelas dari Chocolate Manufacturers Association terkait dengan upah
minumum.

Anda mungkin juga menyukai