Anda di halaman 1dari 22

BAB V

ANALISIS SPASIAL
Setelah data spasial parameter penentu lahan kritis disusun dengan
cara ataupun prosedur seperti telah dijelaskan dalam bagian I,

data

tersebut selanjutnya dianalisis untuk memperoleh informasi mengenai


lahan kritis.

Analisis spasial dilakukan dengan menumpangsusunkan

(overlay) beberapa data spasial (parameter penentu lahan kritis) untuk


menghasilkan unit

pemetaan baru yang akan digunakan sebagai unit

analisis. Pada setiap unit analisis tersebut dilakukan analisis terhadap data
atributnya yang tak lain adalah data tabular, sehingga analisisnya disebut
juga analisis tabular. Hasil analisis tabular selanjutnya dikaitkan dengan
data spasialnya untuk menghasilkan data spasial lahan kritis.
Untuk analisa spasial, sistem proyeksi dan koordinat yang
digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM). Sistem koordinat
dari

UTM

adalah

meter

sehingga

memungkinan

analisa

yang

membutuhkan informasi dimensi-dimensi linier seperti jarak dan luas.


Sistem proyeksi tersebut lazim digunakan dalam pemetaan Topografi
sehingga sesuai juga digunakan dalam pemetaan tematik seperti halnya
pemetaan Lahan Kritis.
Metode yang digunakan dalam analisis tabular

adalah metode

skoring. Setiap parameter penentu kekritisan lahan diberi skor tertentu


seperti telah dijelaskan pada bagian I dari petunjuk teknis ini. Pada unit
analisis hasil tumpangsusun data spasial, skor tersebut kemudian
dijumlahkan. Hasil penjumlahan skor selanjutnya diklasifikasikan untuk
menentukan tingkat kekritisan lahan. Klasifikasi tingkat kekritisan lahan
berdasarkan jumlah skor parameter kekritisan lahan seperti ditunjukkan
pada Tabel 5.1.

51

Tabel 5.1. Klasifikasi Tingkat Kekritisan Lahan Berdasarkan Total Skor

Kawasan Hutan
Lindung
120
181
271
361
451

180
270
360
450
500

Total Skor Pada:


Kawasan
Budidaya
Pertanian
115 - 200
201 - 275
276 - 350
351 - 425
426 - 500

Kawasan
Lindung di Luar
Kawasan Hutan
110 - 200
201 - 275
276 - 350
351 - 425
426 - 500

Tingkat Kekritisan
Lahan
Sangat Kritis
Kritis
Agak Kritis
Potensial Kritis
Tidak Kritis

Secara teknis, proses analisis spasial untuk penentuan lahan kritis


dengan bantuan perangkat lunak SIG ArcView dapat dilakukan dengan
bantuan ekstensi Geoprocessing. Tahapan atau langkah-langkah dalam
analisis spasial akan diuraikan berikut ini dengan menggunakan contoh.
Data spasial yang digunakan dalam contoh ini adalah data spasial dalam
format ArcView Shapefile (*.shp), dengan nama file sebagai berikut:

Vegetasi.shp (data spasial kondisi penutupan lahan)

Lereng.shp (data spasial kelerengan)

Erosi.shp (data spasial tingkat erosi)

Manajemen.shp (data spasial kondisi pengelolaan)

Batas wilayah pemetaan dari data spasial pada contoh yang digunakan
adalah DAS / Sub DAS Lancar. Sungai Lancar adalah sungai yang
bermuara di Waduk Wadaslintang. Meskipun sungai dan sistem sungai
yang digunakan dalam contoh ini adalah riil namun data dan informasi
untuk setiap kriteria/ parameter telah disesuaikan dengan maksud hanya
sebagai contoh untuk mempermudah dalam menjelaskan tahapan teknis
penyusunan data spasial lahan kritis.
Secara garis besar tahapan dalam analisis spasial untuk penyusunan data
spasial lahan kritis terdiri dari 4 tahap yaitu :

52

(A). Tumpang susun data spasial


(B). Editing data atribut
(C). Analisis tabular, dan
(D). Presentasi grafis (spasial) hasil analisis.
Uraian secara rinci ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

5.1. Tumpangsusun (Overlay) Data Spasial


1. Mengaktifkan ekstensi GeoProcessing
Pada menu utama perangkat lunak ArcView pilih File kemudian
pilih Extension. Klik pada GeoProcessing

Gambar 5.1. Memilih Ekstensi GeoProcessing

53

2. Menampilkan data spasial (theme) yang akan diproses

Gambar 5.2. Data Spasial Tutupan lahan dan Data Atributnya


3. Overlay tahap 1 (Vegetasi.shp dengan Lereng.shp)
Dari menu utama view window, pilih View kemudian pilih
GeoProcessing Wizard...
Kemudian, pada kotak dialog GeoProcessing klik di depan
pilihan Intersect two theme untuk memilih teknik overlay
intersek

Gambar 5.3. Kotak Dialog untuk Memilih Teknik Overlay


Pilih Vegetasi.shp sebagai input theme dan Lereng.shp overlay
theme.

54

Gambar 5.4. Kotak Dialog untuk Memilih Data Spasial


(theme) Yang Akan Dioverlaykan
Klik tombol
untuk menyimpan dan memberi nama data hasil
proses overlay. Beri nama Veg_Ler.shp kemudian klik OK

Gambar 5.5. Kotak Dialog untuk Menyimpan Data Hasil Overlay


Kembali pada kotak dialog GeoProcessing, klik tombol Finish
Proses overlay dijalankan dan hasilnya ditampilkan pada View
seperti tampak pada Gambar 5.6

55

Gambar 5.6. Hasil Overlay Tahap 1: Vegetasi.shp


dengan Lereng.shp
4. Overlay tahap 2 (Veg_Ler.shp dengan Erosi.shp)
Ulangi langkah A3 untuk mengoverlaykan Veg_Ler.shp (hasil
overlay tahap 1) dengan Erosi.shp.
Pilih Veg_Ler.shp sebagai input theme dan Erosi.shp sebagai
overlay theme

Gambar 5.7. Kotak Dialog untuk Memilih Data Spasial


(theme) Yang Akan Dioverlaykan

56

Klik tombol
untuk menyimpan dan memberi nama data hasil
proses overlay tahap2 . Beri nama Veg_Ler_Ers.shp kemudian
klik OK

Gambar 5.8. Hasil Overlay Tahap 2: Veg_Ler.shp


dengan erosi.shp

5. Overlay tahap 3 (Veg_Ler_Ers.shp dengan Manajemen.shp)


Ulangi langkah A4 untuk mengoverlaykan Veg_Ler_Ers.shp
(hasil overlay tahap 2) dengan Manajemen.shp.
Veg_Ler_Ers.shp sebagai input theme dan Manajamen.shp
sebagai overlay
theme. Hasil overlay diberi nama
Veg_Ler_Ers_Mnj.shp

57

Gambar 5.9. Hasil Overlay Tahap 3: Veg_Ler_Ers.shp dengan


Manajemen.shp

5.2. Editing data atribut


Editing data atribut pada intinya adalah menambah kolom (field)
baru pada atribut theme hasil overlay, menjumlahkan seluruh skor kriteria
lahan kritis dan mengisikannya pada kolom baru yang telah dibuat.
Field baru yang akan dibuat diberi nama Skor_Tot dan Klas_Kritis.
Field Skor_Tot adalah field yang akan diisi dengan jumlah seluruh skor
kriteria lahan kritis pada suatu unit analisis (poligon hasil overlay),
sedangkan Klas_Kritis adalah field yang akan diisi dengan klasifikasi
lahan kritis hasil analisis tabular
1. Membuka atribut data spasial hasil overlay akhir.
Klik pada theme hasil overlay tahap3 (Veg_Ler_Ers_Mnj.shp)
untuk mengkatifkannya

58

Gambar 5.10. Theme Veg_Ler_Ers_man.shp sebagai theme


Aktiv
Klik tombol

untuk membuka data atribut theme tersebut

Gambar 5.11. Atribut dari Theme Veg_Ler_Ers_man.shp


2. Memulai proses editing
Dari menu pilih Table kemudian pilih Start Editing
3. Menambah
field
baru
Veg_Ler_Ers_Mnj.shp

pada

atribut

theme

Dari menu pilih Edit kemudian pilih Add Field


Pada dialog Field Definition isikan nama field
karakteristiknya seperti terlihat pada Gambar 5.12 berikut

dan

Gambar 5.12. Kotak Dialog untuk Menambah Field Skor_Tot


dan Klas_Kritis

59

Hasil
penambahan
field
baru
pada
atribut
theme
Veg_Ler_Ers_Mnj.shp ditunjukkan pada Gambar 5.13 berikut
ini:

Gambar 5.13. Field Skor_Tot dan Klas_Kritis pada Atribut


Theme
4. Menjumlah skor seluruh kriteria
Pada atribut theme Veg_Ler_Ers_Mnj.shp (Gambar 5.13) ,
aktifkan field Skor_Tot. Klik pada field header Skor_Tot
sehingga berwarna abu-abu gelap

Gambar 5.14. Mengaktivkan Field Skor_Tot

Klik tombol

(field calculator)

Isikan formula penjumlahan pada kotak dialog Field Calculator


seperti ditunjukkan pada Gambar 5.15 berikut ini, kemudian
klik tombol OK.

60

Gambar 5.15. Kotak Dialog Field Calculator


Field Skor_Tot akan terisi dengan nilai yang merupakan hasil
penjumlahan dari skor parameter kekritisan lahan yaitu :
Skor_veg (liputan lahan), Skor_ler (kelerengan), Skor_erosi
(tingkat erosi) dan Skor_Mnj (kondisi pengelolaan), seperti
ditunjukkan pada Gambar 5.16 berikut ini

Gambar 5.16. Hasil Perhitungan Skor Parameter


Kekritisan Lahan
5.3. Analisis Tabular
Hasil editing data atribut khususnya hasil penjumlahan skor
parameter

kekritisan

lahan,

selanjutnya

di

analisis

untuk

mengklasifikasikan tingkat kekritisan lahan pada setiap unit analisis


(poligon hasil overlay beberapa parameter kekritisan lahan).

Klasifikasi
61

kekritisan lahan berdasarkan total skor dilakukan mengacu pada Tabel


5.1. Analisis tabular ini pada prinsipnya adalah analisis terhadap atribut
dari

theme

hasil

overlay

tahap

akhir

(atribut

dari

theme

Veg_Ler_Ers_Mnj.shp).
1. Menentukan lahan yang yang termasuk kategori Sangat Kritis
Klik tombol

(query buiderl)

Isikan query di tempat yang tersedia pada kotak dialog berikut


untuk memilih unit analisis (poligon) yang memiliki skor total
kurang dari 180
Formula query yang digunakan adalah ([Skor_Tot] <=180),
kemudian klik tombol New Set

Gambar 5.17. Formula Query Builder untuk Memilih


Skor Total <= 180
Dari hasil query ternyata tidak ada poligon yang memiliki skor
total kurang dari atau sama dengan 180, berarti pada contoh ini
tidak ada lahan yang termasuk kateori sangat kritis.
2. Menentukan lahan yang yang termasuk kategori Kritis
Klik tombol

(query buiderl)

Isikan query di tempat yang tersedia pada kotak dialog berikut


untuk memilih unit analisis (poligon) yang memiliki skor total
antara 181 dan 270

62

Formula query yang digunakan adalah ([Skor_Tot] <=270)


and ([Skor_Tot] >=181, kemudian klik tombol New Set

Gambar 5.18. Formula Query Builder untuk Memilih Skor Total


antara 181 - 270
Atribut dari poligon yang memenuhi formula query di atas akan
diberi tanda dengan warna kunign seperti ditunjukkan pada
gambar berikut

Gambar 5.19. Poligon yang Memiliki Skor Total antara 181 270

Aktivkan field Klas_Kritis, kemudian klik tombol


(field
calculator), kemudian di tempat yang tersedia pada kotak dialog
Field Calculator ketikkan Kritis

63

Langkah ini berarti mengklasifikasikan poligon yang mempunyai


skor total antara 181 270 termasuk dalam kategori lahan yang
Kritis, dan sekaligus memasukkan informasi tersebut pada
field Klas_Kritis

Gambar 5.20. Mengklasifikasikan Poligon Terpilih Sebagai Lahan


Kritis
3. Menentukan lahan yang yang termasuk kategori Agak Kritis
Klik tombol

(query buiderl)

Isikan query di tempat yang tersedia pada kotak dialog berikut


untuk memilih unit analisis (poligon) yang memiliki skor total
antara 271dan 360
Formula query yang digunakan adalah ([Skor_Tot] <=360)
and ([Skor_Tot] >= 271, kemudian klik tombol New Set

Gambar 5.21. Formula Query Builder untuk Memilih Skor Total


antara 271 - 360

64

Atribut dari poligon yang memenuhi formula query di atas akan


diberi tanda dengan warna kuning seperti ditunjukkan pada
Gambar 5.22. berikut ini.

Gambar 5.22. Poligon yang Memiliki Skor Total antara 271 - 360
Aktivkan field Klas_Kritis, kemudian klik tombol
(field
calculator), kemudian di tempat yang tersedia pada kotak dialog
Field Calculator ketikkan Agak Kritis

Gambar 5.23. Mengklasifikasikan Poligon Terpilih Sebagai Lahan


Agak Kritis
Langkah ini berarti mengklasifikasikan poligon yang mempunyai
skor total antara 271 360 termasuk dalam kategori lahan yang
Agak Kritis, dan sekaligus memasukkan informasi tersebut
pada field Klas_Kritis

65

4. Menentukan lahan yang yang termasuk kategori potensial Kritis


Klik tombol

(query builder)

Isikan query di tempat yang tersedia pada kotak dialog berikut


untuk memilih unit analisis (poligon) yang memiliki skor total
antara 361dan 450
Formula query yang digunakan adalah ([Skor_Tot] <=450)
and ([Skor_Tot] >= 361, kemudian klik tombol New Set

Gambar 5.24. Formula Query Builder untuk Memilih Skor Total


antara 361 - 450

Atribut dari poligon yang memenuhi formula query di atas akan


diberi tanda dengan warna kuning seperti ditunjukkan pada
Gambar 5.25.

66

Gambar 5.25. Poligon yang Memiliki Skor Total antara 361 -450

Aktivkan field Klas_Kritis, kemudian klik tombol

(field

calculator), kemudian di tempat yang tersedia pada kotak dialog


Field Calculator ketikkan Potensial Kritis

Gambar 5.26. Mengklasifikasikan Poligon Terpilih Sebagai Lahan


Potensial Kritis
Langkah ini berarti mengklasifikasikan poligon yang mempunyai
skor total antara 361 450 termasuk dalam kategori lahan yang
Potensial Kritis, dan sekaligus memasukkan informasi tersebut
pada field Klas_Kritis
67

5. Menentukan lahan yang yang termasuk kategori Tidak Kritis


Klik tombol

(query builder)

Isikan query di tempat yang tersedia pada kotak dialog berikut


untuk memilih unit analisis (poligon) yang memiliki skor total
antara 451dan 500
Formula query yang digunakan adalah ([Skor_Tot] <=500)
and ([Skor_Tot] >= 451, kemudian klik tombol New Set

Gambar 5.27. Formula Query Builder untuk Memilih Skor Total


antara 451 - 500
Atribut dari poligon yang memenuhi formula query di atas akan
diberi tanda dengan warna kuning seperti ditunjukkan pada
Gambar 5.28

Gambar 2.28. Poligon yang Memiliki Skor Total antara 451 -500

68

Aktivkan field Klas_Kritis, kemudian klik tombol


(field
calculator), kemudian di tempat yang tersedia pada kotak dialog
Field Calculator ketikkan Tidak Kritis

Gambar 5.29. Mengklasifikasikan Poligon Terpilih Sebagai Lahan


Tidak Kritis
Langkah ini berarti mengklasifikasikan poligon yang mempunyai
skor total antara 451 500 termasuk dalam kategori lahan yang
Potensial Kritis, dan sekaligus memasukkan informasi tersebut
pada field Klas_Kritis

5.4. Presentasi Grafis (Spasial) Hasil Analisis.


Berdasarkan hasil analisis tabular, theme hasil overlay tahap akhir
(Veg_Ler_Ers_Mnj.shp)

dapat

ditampilkan

dan

diklasifikasikan

berdasarkan field Klas_Kritis yang terdapat pada data atributnya,


sehingga poligon-poligon dengan kelas kekritisan lahan yang sama akan
ditampilkan dengan warna yang sama (Gambar 5.30).

69

Gambar 5.30. Theme Hasil Overlay Ditampilkan Berdasarkan


Field Klas_Kritis
Apabila diperhatikan tampilan theme yang ditunjukkan pada
Gambar 5.30 di atas, poligon unit analisis yang merupakan hasil
penggabungan beberapat unit pemetaan masih terlihat batas-batasnya
meskipun menunjukkan informasi kekritisan lahan yang sama. Berkaitan
dengan penyajian grafis suatu data spasial yang tetap memperhatikan
kejelasan informasi serta unsur estetika, maka penyajian grafis hasil
analisis seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas tidaklah memenuhi
kedua unsur yang dimaksud. Untuk mengurangi ataupun menghilangkan
tampilan grafis yang ruwet tanpa mengurangi kejelasan informasinya
maka poligon-poligon dengan kelas kekritisan lahan yang sama perlu
digabungkan dengan menggunakan teknik dissolve.
Berikut akan diuraikan langkah-langkah untuk menggabungkan
beberapa poligon dengan kategori yang sama menjadi satu poligon.

70

1. Dari menu utama view window, pilih View kemudian pilih


GeoProcessing Wizard...
Kemudian, pada kotak dialog GeoProcessing klik di depan
pilihan Dissolve features based on an attribute untuk
menggabungkan beberapa poligon berdasarkan kesamaan
pada salah satu unsur dalam data atributnya. Klik tombol Next

Gambar 5.31. Kotak Dialog untuk Menggabungkan


Kenampakan Berdasarkan Kesamaan
Atributnya
2. Pilih Veg_Ler_Ers_Mnj.shp sebagai theme yang akan di
dissolve dan Klas_Kritis sebagai atribut yang digunakan untuk
dasar penggabungan. Klik tombol
untuk memberi nama
dan menyimpan theme hasil proses dissolve. Simpan file hasil
dissolve dengan nama Kritis.shp. Kemudian klik tombol Next

Gambar 5.31. Kotak Dialog untuk Menggabungkan


Kenampakan Berdasarkan Kesamaan
Atributnya

71

Poligon-poligon yang mempunyai kelas kekritisan lahan yang


sama akan digabungkan. Hasil proses dissolve disimpan sebagai
theme dengan nama Kritis.shp dengan tampilan seperti pada
Gambar 5.32.

Gambar 5.32. Tampilan Theme Kritis.shp Hasil Proses Dissolve

72

Anda mungkin juga menyukai