PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia ketiga,
termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan berdampak pada
melemahnya daya saing bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan kematian, serta
timbulnya gangguan kecerdasan dan kognitif anak. Golongan yang paling rentan
terhadap kekurangan gizi adalah ibu hamil, bayi, dan balita. Kecenderungan semakin
tingginya angka Kekurangan Energi Protein (KEP) pada ibu hamil akan
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian ibu serta ibu yang melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah. Bayi yang lahir dengan berat di bawah normal (2.500
gram) rentan terhadap gangguan pertumbuhan dan kecerdasan. Anak yang kekurangan
gizi saat lahir atau semasa bayi berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan
pembuluh darah, serta diabetes melitus pada masa dewasa. Risiko kematian akibat
kekurangan gizi juga lebih besar, justru dalam usia produktif. Pada kehamilan, selain
terjadi perubahan fisiologis juga disertai perubahan psikologis. Psikologis memegang
peranan yang penting dalam timbulnya hiperemesis seperti Beberapa dampak lain dari
terjadinya kondisi hiperemesis gravidarum pada wanita hamil yaitu dapat terjadi
perdarahan berupa bercak padaotak, perdarahan sub endokardial pada jantung, pucatdegenerasi pada tubuli kontorti ginjal dan kemungkinan adanya hepar pada tingkat
ringan. Penanganan yang dapat dilakukan pada kondisi tersebut salah satunya dengan
cara memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu dan
pengaturan makanan (diet) yang tepat dengan maksud menghilangkan rasa takut dan
menghilangkan faktor psikis. Selain perdarahan dan infeksi dan kondisi-kondisi non
fisiologis, pre-eklampsia dan eklampsia juga merupakan penyebab kematian ibu dan
perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang.
Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada
tingkat pre-eklampsia berat. Oleh karena itu, menegakkan diagnosis dini preeklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan
pengobatan. Diperkirakan pre-eklampsia terjadi 5% kehamilan, lebih sering
ditemukan pada kehamilan pertama. Juga pada wanita yang sebelumnya menderita
tekanan darah tinggi atau menderita penyakit pembuluh darah. Karena itu kejadian
kejang ini harus dihindarkan. Maka apabila pre eklampsia tidak diobat secara tepat
1
bisa berakibat fatal, yaitu kematian bayi yang dikandung, bahkan termasuk ibunya
sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Preeklamsia Gravidarum?
2. Bagaimana diet untuk ibu hamil dengan Preeklamsia Gravidarum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian preeklamsia gravidarum
2. Untuk mengetahui diet untuk ibu hamil dengan preeklasia gravidarum
D. Manfaat
1. Bidan dapat memberikan pengetahuan kepada ibu hamil mengenai preeklamsia
gravidarum.
2. Bidan dapat membantu mencegah terjadinya preeklamsia gravidarum
3. Bidan dapat memberikan saran kepada ibu tentang diet yang tepat kepada ibu
hamil dengan preeklamsia gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PREEKLAMSIA GRAVIDARUM
1. Pengertian Preeklamsia Gravidarum
Preeklamsia (toksemia gravidarum) adalah suatu kondisi dimana tekanan
darah meningkat selama masa kehamilan. Bila tekanan darah anda meningkat, tubuh
anda menahan air, dan protein bisa ditemukan dalam urin anda. Hal seperti ini juga
disebut
sebagai
toxemia
atau
pregnancy
induced
hypertension
(PIH).
Patofisologi
Preeklamsia dapat membuat plasenta tidak mendapatkan darah dalam jumlah
yang cukup. Bila plasenta tidak mendapatkan cukup darah, maka bayi anda tidak
akan mendapatkan cukup oksigen dan makanan. Ini dapat mengakibatkan kelahiran
dengan berat badan rendah
Keadaan ini dapat disertai kelainan faal hati berupa kenaikan kadar fosfatase
alkali dan transaminase dalam serum, sedangkan ikterus jarang timbul, hanya terjadi
pada keadaan berat, yait karena koagulasi intravaskuler (DIC) dengan hemolisis dan
nekrosis hati.
Gambaran histopatologis menampakkan adanya trombi fibrin dalam sinusoid
di periportal disertai tanda-tanda perdarahan serta nekrosis, sedangkan tanda-tanda
inflamasi tidak ada.
Perdarahan intrahepatik dan subkapsuler menimbulkan keluhan nyeri
epigastrik atau nyeri perut kuadran kanan atas, meskipun jarang terjadi, ruptur
spontan hati yang mengakibatkan perdarahan intra peritoneal dan syok memerlukan
tindakan bedah darurat.
Umumnya tidak ada pengobatan khusus terhadap kelainan faal hati yang
terjadi pada toksemia gravidarum, terminasi kehamilan akan memperbaiki keadaan
klinis dan histopatologisnya.
d. Proteinnuria
6. Manifetasi Klinis
Biasanya tanda-tanda preeklamsia timbul dalam urutan: pertambahan berat
badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi dan akhirnya proteinuria. Pada
preeklamsia ringan tidak ditemukan gejal-gejala subyektif. Pada preeklamsia berat
didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur,
nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah Gejala-gejala ini sering
ditemukan pada preeklamsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa
eklamsia akan timbul. Tekanan darahpun meningkat lebih tinggi, edema menjadi
lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak.
7.
Klasifikasi
Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :
a. Preeklamsia ringan : Tekanan darah yang tinggi, retensi air, protein dalam urin
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2
b. Preeklamsia berat :
sakit kepala, pandangan kabur, tidak dapat melihat cahaya yang terang,
kelelahan, mual/muntah, sedikit buang air kecil (BAK), sakit di perut bagian
8. Komplikasi
Komplikasi utama dari pre-eklamsi adalah sindroma hellp, yang terdiri dari:
a. Hemolisis (penghancuran sel darah merah)
b. Peningkatan enzim hati (yang menunjukkan adanya kerusakan hati)
5
tidak
sedini
mungkin
(preeklampsi
ringan),
lalu
diberikan
5)
6)
7)
8)
Bahan Makanan
7
Jumlah
Pukul 06.00
Pukul 08.00
Teh
Sari tomat
Susu
Sari jeruk
Sari alpokat
Susu
Sari tomat
susu
Sari pepaya
Sari jeruk
Teh
Susu
Pukul 10.00
Pukul 13.00
lPukul 16.00
Pukul 18.00
Pukul 20.00
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
3. Nilai gizi
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (RE)
Tiamin (mg)
Vitamin C (mg)
Natrium (mg)
I
1032
20
19
211
600
6,9
750
0,5
246
228
II
1604
56
44
261
500
17,3
2796
0,8
212
248
bh
Tahu
50
besar
Sayuran
75
gls
Buah
100
1 ptg sdg
8
1 bh besar
100
100
1 bh besar
1
ptg
sdg
Pukul
16.00
Malam
Minyak
Buah
Gula pasir
Susu bubuk
Beras
Ikan
Tempe
Sayuran
5
100
10
50
50
25
75
Buah
100
Minyak
papaya
sdm
1 ptg sdg
1 sdm
1 gls nasi
1 ptg sdg
1 ptg dg
gls
1 ptg sdg
papaya
sdm
10
100
10
25
75
50
50
75
100
10
papaya
1 sdm
1 ptg sdg
1 sdm
5 sdm
1 gls nasi
1 ptg sdg
2 ptg sdg
gls
1
ptg
sdg
papaya
1 sdm
Siang
Nasi tim
Daging bumbu terik
Malam
Nasi tim
Ikan bumbu kuning
Tahu bacam
Gandong tahu
pisang
Pukul 16.00
Jeruk
Jeruk
Pukul 20,00
Teh
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Preeklamsia (toksemia gravidarum) adalah suatu kondisi dimana tekanan darah
meningkat selama masa kehamilan. Bila tekanan darah anda meningkat, tubuh anda
menahan air, dan protein bisa ditemukan dalam urin anda. Biasanya tanda-tanda
preeklamsia timbul dalam urutan: pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti
edema, hipertensi dan akhirnya proteinuria. Pencegahan preeklamsi, antara lain
memberikan pengetahuan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta
pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga
menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
B. Saran
Setelah membaca makalah mengenai gizi pada ibu hamil dengan preeklamsia
gravidarum ini diharapkan pembaca mendapatkan pengetahuan tambahan dan dapat memahami
isi dari makalah ini. Pembaca mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menyusun makalah lebih sempurna.
10
DAFTAR PUSTAKA
11