Learning Objective:
1. Histologi kulit
2. Fisiologi cidera sel
3. Definisi
4. Etiologi
5. Faktor risiko
6. Patofisiologi luka bakar (fase-fase luka bakar)
7. Biokimia dan efek ke organ
8. ATLS: Primary survey (ABC, cara menentukan derajat kedalaman
dan luas luka bakar kemudian tentukan kategori penderita luka
bakar) dan Secondary survey (Re-evaluasi, Anamnesis, PF, PP)
9. Penatalaksanaan (fase akut, subakut)
10.
Komplikasi
11.
Prognosis
Pendahuluan:
Luka bakar merupakan kasus kegawat daruratan, sehingga perlu segera di
tatalaksana dan di rujuk bila memungkinkan. Pada kasus kegawat
daruratan yang dilakukan pertama kali adalah primary survey (ABCDE,
tentukan kedalaman dan luas luka bakar), resusitasi baru kemudian
dilakukan secondary survey yang di dalamnya ada anamnesis, dan
pemeriksaan fisik.
Histologi kulit
Lapisan kulit
o Epidermis:
Epitel berlapis gepeng dengan lap tanduk
Tdp 4 jenis sel : keratinosit, melanosit, sel Langerhans,
sel Merkel
Keratinosit
o Stratum korneum:
Aselular, terutama terdiri atas keratin
Terdiri atas sisik gepeng yg mati (tidak
berinti)
o Sratum lusidum
Lap bening terang
Berisi eleidin, diduga menyebabkan
lap ini refraktil
o Stratum granulosum
Mengandung granula keratohialin &
keratinosom
o Stratum spinosum
Tdd 4-6 lap sel dgn desmosom
o Stratum basale
LI: jaringan ikat longgar dan padat
Baca materi dr Hanslavina
Hormone Kontraregulator: Glukagon, Kortisol, E, NE, Growth Hormone
Tatalaksana berdasarkan: Fase/KU?
Komplikasi: kontraktur vs keloid
Sudoifera (keringat)
Apokrin
Ekrin
Sebasea/Holokrin
Etiologi
Thermal
Luka bakar yang disebabkan oleh suhu tinggi, ada beberapa
penyebab yaitu:
o Fire
Flame: kobaran api yang terkena tubuh
Flash: jilatan api yang terkena tubuh
o Contact: terpapar/menyentuh objek dengan suhu tinggi
o Scald: Bahasa indo-nya adalah melepuh, yaitu bisa karena
terkena air, minyak atau uap dengan suhu tinggi
Kimia
Biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali. Jarang ditemukan
namun dapat menimbulkan luka bakar yang parah, disebabkan
karena substansi yang mengandung racun pada bahan kimia dapat
diserap masuk ke sirkulasi dan menimbulkan efek yang berbahaya
bagi tubuh. Seperti contohnya pada luka bakar yang disebabkan
Asam Format dapat menimbulkan hemolysis dan hemoglobinuria.
Terapi awalnya adalah menyingkirkan bahan kimia dari pasien dan
irigasi dengan air mengalir selama minimal 30 menit.
Radiasi
Disebabkan karena terpapar dengan sumber radio aktif. Tipe injury
ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk keperluan
terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar
sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka
bakar radiasi
Listrik
Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh melalui bagian
tubuh yang kontak dengan sumber listrik (luka masuk) di alirkan
melalui bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah (yaitu
cairan, darah/pembuluh darah) keluar melalui bagian tubuh yang
kontak dengan bumi. Kerusakan terutama pada pembuluh darah,
khusunya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi
ke distal. Curigai juga adanya aritmia jantung (cek EKG) dan juga
rhabdomyolisis karena adanya gangguan sirkulasi distal atau
terbakar karena panas yang dihasilkan listrik yang menjalar di
sepanjang tubuh.
Patofisologi
Pada luka bakar terdapat tiga fase, yaitu:
Fase akut/awal/syok: pada fase ini, permasalahan utama berkisar
pada gangguan yang terjadi pada saluran nafas, gangguan
mekanisme bernafas dan gangguan sirkulasi. Berikut ini adalah
skema patofisilogi-nya.
LI: jaringan ikat longgar dan padat
Baca materi dr Hanslavina
Hormone Kontraregulator: Glukagon, Kortisol, E, NE, Growth Hormone
Tatalaksana berdasarkan: Fase/KU?
Komplikasi: kontraktur vs keloid
Luka bakar
Cedera Inhalasi*
Gangguan Sirkulasi
Eskar di rongga
Fraktur
thoraks
tulang-tulang iga Respons Inflamasi
Paparan terhadap iritan
Peningkatan Permeabilitas
Timbul respons inflamasi
Gangguan ekspansi pada saat inspirasi
Penurunan PaO2
Kompensasi
Kompensasi
PenurunanPembuluh
suhu
splanknik (GIT)renal
Otot
Jantung
serebral
MODS
Assessment
1.
History
Was there an explosion? (risk of blast injuries)
Was the fire in an enclosed space? (CO poisoning,
smoke inhalation)
3.
What was the burning material? (burning plastics
release cyanide)
4.
When was the patient removed from the fire?
5.
How long was the patient exposed to fire and smoke?
6.
Was there a history of loss of consciousness?
7.
Did the patient fall or jump to escape the fire? (look for
other injuries)
8.
What is the patients past medical history and tetanus
status?
Primary survey:
o Airway:
1.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
E.
F.
G.
H.
local policy.
Patients with full thickness burns of body surface area
>10% may require red cell transfusion in addition to
the above measures.
Breathing
Check COHb and ABG.
Circumferential full thickness chest burns restricting chest
movement require escharotomy. Cut the burnt areas down to
viable tissue to release the constriction. Cutting diathermy can
be helpful to reduce the significant blood loss involved in
extensive escharotomy.
Obtain a CXR.
The burn
Measure the area of the burn as a % of body surface area.
Irrigate chemical burns with warmed water (see b p.396).
Cover the burn with cling film or dry sterile sheets. Do not
apply extensive burns dressings before assessment by a burns
specialist.
Involve a burn specialist at an early stagein the UK, the
National Burn Bed Bureau will help to locate a suitable bed
(tel. 01384 215576). Ensure tetanus prophylaxis, but avoid
routine prophylactic antibiotics.
The burnt patient in cardiac arrest
Follow standard guidelines.
Give a large bolus of IV fluid.
If there is a strong possibility of cyanide poisoning (eg burnt
plastic furniture in a house fire), give appropriate antidote, eg
dicobalt edetate (see b p.207).
Vascular impairment to limbs and digits Consider the need for
longitudinal escharotomies. These are occasionally needed if
ischaemia causes severe pain: get advice from a burns specialist.
Secondary Survey
a. Periksa kembali tanda vital
b. Cek kesadaran (GCS)
c. Anamnesis
A: Allergies, M: Medication, P: Past Ilness/Pregnancy, L: Last
meal, E: Events/Environment related to the injury
d. Pemeriksaan Fisik
e. Re-evaluasi (urin output)
f. Pemeriksaan penunjang lain
1.
Laboratorium
a. Hitung darah lengkap: Hb (Hemoglobin) turun
menunjukkan adanya pengeluaran darah yang
banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15%
mengindikasikan
adanya
cedera,
pada
Ht
LI: jaringan ikat longgar dan padat
Baca materi dr Hanslavina
Hormone Kontraregulator: Glukagon, Kortisol, E, NE, Growth Hormone
Tatalaksana berdasarkan: Fase/KU?
Komplikasi: kontraktur vs keloid
7.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
(Hematokrit)
yang
meningkat
menunjukkan
adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun
dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang
diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.
Leukosit: Leukositosis dapat terjadi sehubungan
dengan adanya infeksi atau inflamasi.
GDA: Untuk mengetahui adanya kecurigaaan
cedera inhalasi. Penurunan tekanan oksigen
(PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida
(PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon
monoksida.
Elektrolit Serum: Kalium dapat meningkat pada
awal sehubungan dengan cedera jaringan dan
penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal
mungkin menurun karena kehilangan cairan,
hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan
hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
Natrium Urin: Lebih besar dari 20 mEq/L
mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari 10
mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.
Alkali
Fosfat:
Peningkatan
Alkali
Fosfat
sehubungan
dengan
perpindahan
cairan
interstisial atau gangguan pompa, natrium.
Glukosa Serum: Peninggian Glukosa Serum
menunjukkan respon stress.
Albumin Serum: Untuk mengetahui adanya
kehilangan protein pada edema cairan.
BUN atau Kreatinin: Peninggian menunjukkan
penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi
kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.
Loop aliran volume: Memberikan pengkajian noninvasif terhadap efek atau luasnya cedera.
EKG: Untuk mengetahui adanya tanda iskemia
miokardial atau distritmia.
Fotografi luka bakar: Memberikan catatan untuk
penyembuhan luka bakar.
Penatalaksanaan
Tatalaksana pre rumah sakit dan beberapa tatalaksana di rumah sakit
sudah dibahas pada bagian resusitasi, jadinya sekarang hanya membahas
tatalaksana khusus di rumah sakit.
A. Fase akut
Dimulai ketika hemodinamik ps stabil, permeabilitas kapiler
membaik, diuresis dimulai
48-72 jam setelah injury
Fokus:
LI: jaringan ikat longgar dan padat
Baca materi dr Hanslavina
Hormone Kontraregulator: Glukagon, Kortisol, E, NE, Growth Hormone
Tatalaksana berdasarkan: Fase/KU?
Komplikasi: kontraktur vs keloid
a. mengatasi infeksi
b. perawatan luka
c. penutupan luka
d. nutrisi
e. managemen nyeri
f. terapi fisik
B. Fase selanjutnya
Fase pemulihan & fase terakhir dari perawatan luka bakar
Penekanan dari program rehabilitasi:
peningkatan kemandirian
melalui pencapaian perbaikan fungsi yang maksimal.
Komplikasi
Keloid
Kontraktur:
Prognosis
Faktor yang berperan:
Faktor pasien
Kondisi umum
usia, gizi, gender
Faktor premorbid KV, neurologik, paru, metabolisme,
psikiatrik, kehamilan
Faktor trauma
Luka bakar
jenis, luas dan kedalaman
Trauma penyerta
Faktor penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan pra rumah sakit
2. Penatalaksanaan di rumah sakit
Fase awal (fase akut, fase syok)
Fase selanjutnya
ginjal,