Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan
yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan
kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan masyarakat, khususnya bayi
dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran pelayanan kesehatan di
Posyandu adalah seluruh masyarakat terutama bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia
Subur (PUS). Kegiatan Posyandu terdiri dari Kesehatan Ibu dan Anak,
upaya

pengembangan

kualitas

sumber

daya

manusia

dengan

mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara


merata apabila system pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat
seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efesien serta dapat
menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang
anak, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan PUS.
Pertumbuhan dan perkembangan balita apabila tidak dipantau dengan
baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat diperbaiki pada periode
selanjutnya.Sehingga perlu dilakukan pemantauaan pertumbuhan rutin
pada pertumbuhan balita sehingga dapat terdeteksi apabila ada
penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini
mungkin sehingga tidak terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang
balita. Menurut Depkes RI, 2006 bahwa 16% balita Indonesia mengalami
gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar,
gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara.
Posyandu merupakan layanan kesehatan masyarakat, salah satu
indikator yang digunakan dalam pengukuran pelaksanaan posyandu ini
antara lain frekuensi kunjungan (penimbangan) setiap bulan yang bila
teratur akan ada 12 kali penimbangan balita setiap tahun. Tujuan

penimbangan balita tiap bulan yaitu untuk memantau pertumbuhan balita


sehingga dapat sedini mungkin diketahui penyimpangan pertumbuhan
balita.Akan tetapi saat ini keaktifan ibu dalam memonitoring pertumbuhan
anaknya mengalami penurunan, sehingga tidak semua posyandu dapat
berfungsi setiap bulannya dan kurang dari 12 kali kunjungan setiap
tahunnya. Adanya kasus penyimpangan pertumbuhan balita yaitu kejadian
gizi buruk yang bermunculan diseluruh wilayah Indonesia salah satunya
diakibatkannya penurunan pemantauan pertumbuhan diposyandu.
Salah

satu

faktoryang

mendorong

penurunan

pemantauan

pertumbuhan balita di posyandu adalah karena ketidaktahuan ibu terhadap


manfaat menimbangkan anaknya di Posyandu. Oleh sebab itu pemerintah
Republik Indonesia menghimbau untuk segera menghidupkan posyandu
kembali sampai kedesa,karena posyandu merupakan garda terdepan dalam
memonitor pertumbuhan balita.
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN dimana
(S) merupakan seluruh jumlah balita di wilayah kerja posyandu,(K)
jumlah semua balita yang memiliki KMS,(D) balitayangditimbang,
(N)balitayang berat badannya naik. Dari data D/S tergambar baik atau
kurangnya peran serta masyarakat dalam penggunaan posyandu.
Pertumbuhan balita yang baik apabila beratnya naik tiap bulan.
Menurut data dari Indonesian family life survey atau IFLSmenunjukkan
keaktifan masyarakat dalam melakukan monitoring perkembangan balita
mengalami penurunan dimana terjadi penurunan sebesar 12% terhadap
penggunaan posyandu dalam rentang tahun1997-2007. Pemantauan
pertumbuhan balita dilakukan untuk melihat tingkat perkembangan dan
pertumbuhan balita.
Berdasarkan laporan tahunan 2010 Dinas Kesehatan Provinsi
Sumbar, penimbangan bulanan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan
oleh setiap posyandu, untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan.
Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian penimbangan setiap
bulan adalah dengan menggunakan 3 indikator, yaitu D/S yang bertujuan
untuk melihat partisipasi masyarakat. Pencapaian D/S pada tahun 2010

(67,8%) angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu 65%. Jika
dibandingkan dengan tahun 2009 pencapian tahun 2010 juga lebih tinggi,
dimana pencapaian pada tahun 2009 58%.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1

Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami tentang manajemen Puskesmas Tanah
Garam serta gambaran umum pelaksanaan program-program
kesehatan di Puskesmas Tanah Garam.

1.2.2

Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami tentang Pemantauan Perkembangan
Balita sebagai bagian program Pelayanan Gizi.
2. Mengetahui dan memahami tentang Pemantauan Perkembangan
Balita secara umum.
3. Mengetahui dan memahami tentang Pemanatauan Perkembangan
Balita di Puskesmas Tanah Garam.
4. Mengetahui dan memahami tentang

permasalahan

pada

Pemantauan Perkembangan Balita di Puskesmas Tanah Garam.


1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1

Manfaat Bagi Peneliti


Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu
pengetahuan kesehatan masyarakat terhadap pelaksanaan programprogram kesehatan masyarakat di Puskesmas Tanah Garam, serta
mengembangkan pengetahuan tentang Pemantauan Perkembangan
Balita.

1.3.2

Manfaat Bagi Puskesmas


Menjadi sumber informasi terkait pelaksanaan program-program
kesehatan mayarakat, khususnya program Pemantauan Perkembangan
Balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam, sehingga dapat
menjadi pertimbangan terhadap rencana kerja selanjutnya bagi

1.3.3

program-program tersebut.
Manfaat Bagi Dinas Kesehatan Kota Solok

Menjadi sumber informasi terkait pelaksanan program-program


kesehatan masyarakat di Puskesmas Tanah Garam khususnya
program Pemantauan Perkembangan Balita.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan makalah ini adalah mengenai pelaksanaan
manajemen program Pemantauan Perkembangan Balita sebagai bagian
dari program pelayanan gizi Puskesmas Tanah Garam tahun 2015
dengan sasaran bayi dan balita yang dang mengunjungi posyandu yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggitingginya di wilayah kerjanya.Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat
dijadikan acuan di Puskesmas kawasan perkotaan adalah sebagai berikut.
1. Kepala Puskesmas
2. Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya
Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan
keuangan.
3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan
masyarakat yang membawahi :
a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggungjawab UKM pengembangan.
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas,
antara lain :
a. Pelayanan kesehatan jiwa
b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. Pelayanan kesehatan olahraga
e. Pelayanan kesehatan indera
f. Pelayanan kesehatan lansia
g. Pelayanan kesehatan kerja
h. Pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium.
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.
2.2 Pelayanan Gizi
2.2.1 Pelayanan Gizi di Puskesmas
Status pelayanan kesehatan terdiri dari cakupan pengelolaan pelayanan
program kesehatan dan sarana-prasarana kesehatan. Salah satu pengelolaan
program kesehatan adalah pengelolaan program perbaikan gizi.
Pengelolaan program gizi di Puskesmas, sebenarnya telah diatur oleh
program gizi ditingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), namun
demikian agar program perbaikan gizi di Kecamatan dapat langsung
memberikan dampak pada tingkat kabupaten, sebaiknya harus di kelola
dengan baik. Ada lima langkah yang harus di perhatikan dalam pengelolaan

program perbaikan gizi pada tingkat puskesmas seperti yang diperlihatkan


pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Lima Langkah Pengelolaan Program Perbaikan Gizi di


Puskesmas
Lima langkah pengelolaan program perbaikan gizi di Puskesmas pada
dasarnya sama dengan langkah-langkah pada pedoman pengelolaann gizi yang
dilakukan di Tingkat Kabupaten yang dikeluarkan Direktorat Bina Gizi Depkes RI,
dimulai dari Langkah pertama yaitu Identifikasi Masalah, kemudian Langkah
Kedua Analisis masalah. Langkah pertama dan kedua biasa dikenal dengan
perencanaan (planing). Langkah Ketiga adalah menentukan kegiatan perbaikan
gizi, langkah ini biasa juga dikenal atau disebut juga dengan pengorganisasian
(organising). Langkah Keempat adalah melaksanakan program perbaikan gizi,
langkah ini disebut juga dengan Pelaksanaan (actuating). Dan yang terakhir adalah
Langkah Kelima yaitu pantauan dan evaluasi, langkah ini disebut juga dengan
(controlling anda evaluation).
Langkah Pertama Identifikasi Masalah
Dalam identifikasi masalah gizi, Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
adalah mempelajari data berupa angka atau keterangan-keterangan yang

berhubungan dengan identifikasi masalah gizi.


Kemudian melakukan validasi terhadap data yang
tersedia, maksudnya melihat kembali data,
apakah

sudah

seharusnya

sesuai

dengan

dikumpulkan

dan

data

yang

dipelajari.

Selanjutnya mempelajari besaran dan sebaran masalah gizi, membandingkan


dengan ambang batas dan atau target program gizi, setelah itu rumuskan masalah
gizi dengan menggunakan ukuran prevalensi dan atau cakupan.
Langkah Kedua : Analisis Masalah
Analisis masalah didasarkan pada Penelaahan
hasil identifikasi dengan menganalisis faktor penyebab
terjadinya masalah sebagaimana yang disebutkan
diatas, tujuannya untuk dapat memahami masalah
secara jelas dan spesifik serta terukur, sehingga
mempermudah penentuan alternatif masalah. Caranya dapat dilakukan dengan
Analisis Hubungan, Analisis Perbandingan, Analisis Kecenderungan dan lain-lain.
Langkah Ketiga : Menentukan Kegiatan Perbaikan Gizi
Langkah ini didasarkan pada analisis masalah
di kecamatan yang secara langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan upaya peningkatan
status gizi masyarakat, langkah ketiga pengelolaan
program perbaikan gizi ini dimulai dengan penetapan
tujuan yaitu upaya-upaya penetapan kegiatan yang
dapat mempercepat penanggulangan masalah gizi yang ada. Dalam menyusun
tujuan di kenal dengan istilah SMART yang singkatan dari Spesific (khusus),
Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Realistic (sesuai fakta
real), Timebound ( ada waktu untuk mencapaianya).
Langkah Keempat: Melaksanakan program perbaikan gizi

Setelah kegiatan perbaikan gizi tersusun,


kemudian

dilakukan

langkah-langkah

yang

terencana untuk setiap kegiatan. Jenis kegiatan


yang akan dilakukan meliputi Advokasi, Sosialiasi,
Capacity Buiding, Pemberdayaan Masyarakat dan
keluarga,

Penyiapan

sarana

dan

prasarana,

Penyuluhan Gizi dan Pelayanan Gizi di Puskesmas maupun di Posyandu.


Langkah Kelima : Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan Pemantauan yang baik selalu
dimulai sejak langkah awal perencanaan dibuat
sampai

dengan

suatu

kegiatan

telah

selesai

dilaksanakan, sedangkan evaluasi hanya melihat


bagian-bagian

tertentu

dari

kegiatan

yang

dilaksanakan.
Pemantauan adalah Pengawasan secara periodik terhadap pelaksanaan
kegiatan program perbaikan gizi dalam menentukan besarnya input yang diberikan,
proses yang berjalan maupun output yang dicapai. tujuannya untuk menindak
lanjuti kegiatan program selama pelaksanaan kegiatan, dilakukan untuk menjamin
bahwa proses pelaksanaan sesusai action plan dan jadwal.
Kegiatan pemantauan dapat dilakukan melalui Sistem Pencatatan dan
Pelaporan termasuk laporan khusus, Pelaksanaan Quality Assurance Pelayanan
Gizi dan Unit pengaduan masyarakat. Hasil Kegiatan pemantauan kemudian
dibuatkan lagi kegiatan-kegiatan Tindak lanjut pemantauan yang dilakukan melalui
Umpan balik, Supervisi dan Bimbingan tehnis.
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur keterkaitan, efektivitas,
efisiensi dan dampak suatu program, dilakukan dengan tujuan memperbaiki
rancangan,menentukan suatu bentuk kegiatan yang tepat, memperoleh masukan
untuk digunakan dalam proses perencanaan yang akan datang dan mengukur
keberhasilan suatu program.

2.2.2 Sasaran Pelayanan Gizi


Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok rawan gizi, antara lain:
Bayi dan Balita
Anak Prasekolah,anak usia sekolah dan remaja perempuan
Ibu hamil, Nifas dan Menyusui
Pekerja wanita dan
Usia lanjut

2.2.3 Alur Pelayanan Gizi di Puskesmas

Gambar 2.2 Alur Pelayanan Gizi Buruk di Puskesmas

2.2.4 Pelaksana Pelayanan Gizi


Pelayanan gizi diberikan oleh tenaga gizi yang memiliki kompetensi
dan kewenangan dalam memberikan pelayanan gizi setelah memiliki izin
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2.2.5

Kegiatan Pelayanan Gizi


NO

UPAYA

Pelayanan Gizi

KEGIATAN

PUSKESMAS KAWASAN

Deteksi Dini

PERKOTAAN
Melakukan deteksi dini /penemuan kasus

Pelayanan

gizi di masyarakat
Surveilans Gizi
Melakukan asuhan keperawatan pada
kasus gizi dikelompok atau masyarakat

Tabel 2.1 Kegiatan Pelayanan Gizi


2.3 Posyandu
2.3.1 Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan dan memberikan kemudahan dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar sehingga mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi yang merupakan tujuan utama dari posyandu.
Tujuan khusus posyandu yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan mendasar (primary health care),
meningkatkan peran lintas sektor, dan meningkatkan jangkauan pelayanan
kesehatan mendasar (Kemenkes, 2011).
2.3.2 Tujuan Posyandu dan Sasaran
Tujuan pokok dari pelayanan Posyandu adalah untuk :
Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai
berikut (Depkes RI, 2006) :

10

1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita


dan angka kelahiran
2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil
dan ibu nifas
3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS)
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang
sesuai kebutuhan
5. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.
Sasaran program Posyandu adalah seluruh masyarakat terutama
bayi, anak balita, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui, serta
Pasangan Usia Subur (PUS), (Zulkifli, 2004).
2.3.3 Manfaat Posyandu

Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :


1. Bagi Masyarakat
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan
AKI dan AKB.
2. Bagi Kader
Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi
terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan
AKI dan AKB.
3. Bagi Puskesmas
Optimalisasi fungsi

puskesmas

sebagai

pusat

penggerak

pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan


strata pertama.
4. Bagi Sektor Lain
a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat

11

b) Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara


terpadu

sesuai

dengan

terpoksi

masing-masing

sektor

(Wikipedia, 2007).

2.3.4 Klasifikasi Posyandu

Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu


secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1)
Posyangu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4).
Posyandu Mandiri (Depkes RI, 2006).
1. Posyandu Pratama (Warna Merah)
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin
serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab
tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah
kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah
kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan
utamanya masih rendah yaitu < 50%. %. Ini berarti, kelestarian kegiatan
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat secara
intensif, serta penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat
adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat
sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu
menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber
12

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
3. Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pada tingkat purnama adalah
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang frekuensinya lebih dari 8 kali per
tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah
ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih
sederhana. Intervensi pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di tingkat
ini adalah :
a) Penggarapan
mengarahkan
pengembangan

dengan

pendekatan

masyarakat
program

di

PKMD,

untuk

menentukan
Pos

Pelayanan

sendiri
Terpadu

(Posyandu).
b) Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh
Dana Sehat yang kuat, dengan cakupan anggota minimal
50% KK atau lebih. Untuk kegiatan ini dapat mengacu
pada buku Pedoman Penyelenggaraan Dana Sehat dan
Pedoman Pembinaan Dana Sehat yang diterbitkan oleh Dit
Bina Peran Serta Masyarakat Depkes.
4. Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang

sudah

dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader
sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya >
50%,

mampu

menyelenggarakan

program

tambahan

serta

telah

memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat


yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk
pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Untuk Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan
Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip
JPKM (Depkes, 1999). Adapun tahapan pelayanan yang dilakukan dalam
kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) oleh para kadernya antara
lain :

13

a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dasar adalah pos


pelayanan terpadu yang tenaga pelayanannya hanya
dilakukan oleh kader kesehatan tanpa bantuan pihak
puskesmas.
b. Pos Pelayanan

Terpadu

(Posyandu)

lengkap

adalah

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat


oleh

petugas

kesehatan

bersama

kadernya,

dalam

memberikan pelayanan KB, kesehatan ibu dan anak,


imunisasi, perbaikan gizi dan penaggulangan diare.
c. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pengembangan adalah
pelayanan terpadu yang tugas sepenuhnya ditangani oleh
kader yang telah diberikan pendidikan dalam bidang
tertentu, misalnya tentang gizi anak balita.

Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat


diuraikan sebagai berikut :

2.3.5 Program Posyandu


Program kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain mencakup:
keluarga berencana (KB), kesehatan ibu dan anak, imunisasi, peningkatan gizi
dan penanggulangan diare (Sembiring, 2004).
1. Keluarga Berencana (KB)

14

Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan masyarakat


selain melalui pembangunan dalam bidang ekonomi, pembangunan fisik
maka upaya yang tidak kalah penting adalah melalui pertumbuhan
penduduk supaya tidak berlebihan. Upaya yang menyangkut pertumbuhan
penduduk tersebut adalah melalui program keluarga berencana (Depkes RI,
2006).
Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran
diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB
harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau
ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya
peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta
pengayoman medis terhadap penderita. Dalam pelayanan Keluarga
berencana di posyandu antara lain : pembagian pil KB atau kondom,
suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan
(susuk) (Depkes RI, 2006).
2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung keberhasilan
melahirkan bayi yang sehat adalah seorang ibu yang sehat di waktu
kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu ditumbuhkan oleh gizi
di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari bagian lain tubuh ibu melalui
tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan, maka bayi yang akan dilahirkan
kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu amatlah penting. Didalam
program posyandu dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu
pemberian pil tambah darah (ibu hamil), pemberian imunisasi tetanus
toxoid (TT), Imunisasi, penimbangan balita, pemberian oralit dan
pemberian makanan tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).
Kesehatan ibu hamil yang harus diperhatikan meliputi sebagai
berikut :
a) Ibu hamil harus makan lebih banyak dibandingkan dengan
sebelum hamil
b) 1-2 piring nasi lebih banyak dari biasa dalam satu hari, ditambah
dengan sayur dan buah

15

c) Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur


kepada petugas kesehatan minimal 4 kali selama hamil
d) Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebanyak 2 kali
e) Sedangkan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui dan nifas
mencakup :
Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, untuk ibu nifas

perawatan kebersihan jalan lahir (vagina).


Pemberian vitamin A dosis tinggi dan tablet besi
Perawatan payudara
Senam ibu nifas
Jika ada tenaga kesehatan dan tersedia ruangan dilakukan

pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara


Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia.
Apabila ada ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
3. Pelayanan Gizi
Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan
angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangn
vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini
dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan
kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan
keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan
gizi di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur (PUS). Pelayanan gizi di Posyandu meliputi :
pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita,
pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan
oralit, penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan (Depkes RI,
1990).

4. Imunisasi
Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum
tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 1997).

16

Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara


sengaja. Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk
mencegah penyakit TBC (Tubercolosis), imunisasi DPT untuk mencegah
penyakit difteri, pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah
penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit
campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis
(Depkes RI, 1999).
Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi
lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu
antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9
bulan dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990).
Menurut program Departemen Kesehatan RI (1990), pemberian
imunisasi lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga
kali, Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Menurut Depkes RI (2002), diare (mencret) adalah buang air besar
dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih lembek
atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap, tiba-tiba
dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab utama
kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan dengan :
memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi
dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa.
2.3.6 Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi,


pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu
sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau disesuaikan
dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis, jarak antara
rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya.

Posyandu

sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan
ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan
dipos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat
pertemuan RK/RT atau ditempat khusus dibangun masyarakat.

17

Kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih dan diadakan


setiap bulan sekali penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja
sebagaimana diuraikan antara lain (Depkes RI, 2000):
1.
2.
3.
4.

Meja 1: pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui


Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita
Meja 3: pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
Meja 4: peyuluhan program mengenai
a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui
pertumbuhan balita. Balita yang di bawah garis merah (BGM)
harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
b) Pentingnya ASI eksklusif sampai anak berumur 6 bulan.
c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak
berumur > 6 bulan.
d) Pentingnya ibu memberiakan ASI sampai anak berumur 2
tahun.
e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada
balita.
f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk mencegah kebutaan dan
daya tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi
6-13 bulan dan balita 1-5 tahun diberi satu kapsul vitamin A.
g) Pentingnya latihan /stimulasi perkembangan balita di rumah.
h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti
biasa walaupun anak sedang diare.
i) Tentang bahaya infeksi saluran pernapasa akut (ISPA), balita
batuk pilek dengan napas sesak atau sukar bernapas harus
dirujuk ke tenaga kesehatan.
j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda
malaria, campak, demam berdarah, dapat membahayakan jiwa
anak.
k) Ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.
Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan

pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.


5. Meja 5: Pelayanan kesehatan dan KB.
Memberikan pelayanan kesehatan lainnya dan KB bersama dengan
petugas kesehatan, seperti imunisasi, pemberian tablet besi, dan
pelayanan KB.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

18

S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.


K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
1.

D
S

Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan

2.

N
D

Berhasil tidaknya Program posyandu

3.

K
S

Cakupan kegiatan penimbangan (K/S)

4.

D
K

Kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K),

2.3.7 Struktur Posyandu


Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat
pada saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat
fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi,
permasalahan dan kemampuan sumber daya. Struktur organisasi minimal
terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dan kader Posyandu yang
merangkap sebagai anggota.
Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah
(kelurahan/desa), selayaknya dikelola oleh suatu unit/ kelompok Pengelola
Posyandu yang keanggotaannya dipilih darikalangan masyarakat setempat.
Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih
dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan
tanggung jawab masing-masing unsur Pengelola Posyandu disepakati dalam
unit/kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat.
2.3.8 Pengelola Posyandu
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya

19

terrdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria
pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
1. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh mayarakat
setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu
memotivasi masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara suakrela bersama masyarakat.
2.3.9 Kader Posyandu
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota
masyarakat

yang

bersedia,

mampu

dan

memiliki

waktu

untuk

menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan


kegiatan Posyandu secara sukarela. Ktriteria kader Posyandu antara lain
sebagai berikut (Zulkifli, 2003):
1.
2.
3.
4.

Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.


Dapat membaca dan menulis huruf latin.
Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat.
Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemapuan dan waktu
luang.

Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena


kesibukan yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang
bersedia aktif secara sukarela sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya
kedudukan dan peranan kader Posyandu dapat digantikan oleh tenaga
profesional terlatih yang bekerja secara purna/paruh waktu sebagai kader
Posyandu dengan mendapat imbalan khusus dari dana yang dikumpulkan oleh
dan dari masyarakat. Kriteria tenaga profesional antara lain sebagai berikut:
1. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.
2. Berpendidikan sekurang-kurangnya SPM.
3. Bersedia dan mau bekerja secara purna/paruh waktu uantuk
mengelola Posyandu.
2.3.10 Tugas kegiatan kader
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada
umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu
dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas

20

yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun


kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam
rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam
maupun diluar Posyandu antara lain (Zulkifli, 2003):
1. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:
a. Melaksanan pendaftaran.
b. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
c. Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.
d. Memberikan penyuluhan.
e. Memberi dan membantu pelayanan.
f. Merujuk.
2. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KBkesehatan adalah:
a. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi
dan penanggulan diare.
b. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.
c. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai
dengan permasalahan yang ada:
3. pemberantasan penyakit menular.
4. Penyehatan rumah.
5. Pembersihan sarang nyamuk.
6. Pembuangan sampah.
7. Penyediaan sarana air bersih.
8. Menyediakan sarana jamban keluarga.
9. Pembuatan sarana pembuangan air limbah.
10. Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.
11. P3K
12. Dana sehat.
13. Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
14. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:
a. Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan
melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei,
menyajikan dalam MMd, menentukan masalah dan kebutuhan
kesehatan

masyarakat

desa,

menentukan

kegiatan

penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat,


membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
b. Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka
(kunjungan), alat peraga dan percontohan.

21

c. Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk


gotng ronyong, memberikan informasi dan mengadakan
kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lainlain.
d. Memberikan pelayanan yaitu, :
1. Membagi obat
2. Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
3. Mengawasi pendatang didesanya dan melapor
4. Memberikan pertolongan pemantauan penyakit
5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
6. Melakukan pencatatan, yaitu:
a. KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb
b. KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan
sebagainya
c. Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan
jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan
d. Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita
yang ditimbang dan yang naik timbangan
e. Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan
dan dirujuk
f. Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan
KB-kesehatan dan upanya kesehatan lainnya.
g. Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk
berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan kader setempat
hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang
upanya kesehatan dilaksanakan.
h. Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama
keluarga binaan.
i. Melakukan pertemuan kelompok.

2.4 Status Gizi


2.4.1 Pengertian Status Gizi
Menurut Soekirman (2000:65) status gizi berarti keadaan kesehatan
fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu
atau dua kombinasi dari ukuranukuran gizi tertentu. Suhardjo (1986:15)
mengatakan bahwa status gizi adalah keadaan tubuh yang disebabkan oleh
konsumsi penyerapan dan penggunaan makanan.

Berbagai pendapat

22

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, status gizi merupakan keadaan


atau tingkat kesehatan seseorang pada waktu tertentu akibat pangan pada
waktu sebelumnya.
2.4.2 Penilaian Status Gizi
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang
dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi,
antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel
lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi,
kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah.
Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi
tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Kesalahan yang sering muncul adalah

adanya kecenderunagn untuk

memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab
itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya
adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan
umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan
gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka
terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun
konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam
bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran
dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan
kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu
pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang

23

dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke


waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran

fungsi pertumbuhan yang

dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat
baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan
keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi
badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur),
atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang
dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya
dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan
gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak
sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan

adalah salah satu parameter penting

untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan


dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan
indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan
dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan
sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan
dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar
WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu
daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius

dan

berhubungan langsung dengan angka kesakitan.


Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS
N
o
1

Indeks yang
dipakai
BB/U

Batas
Pengelompokan

Sebutan Status Gizi

< -3 SD

Gizi buruk

- 3 s/d <-2 SD

Gizi kurang

24

TB/U

BB/TB

- 2 s/d +2 SD

Gizi baik

> +2 SD

Gizi lebih

< -3 SD

Sangat Pendek

- 3 s/d <-2 SD

Pendek

- 2 s/d +2 SD

Normal

> +2 SD

Tinggi

< -3 SD

Sangat Kurus

- 3 s/d <-2 SD

Kurus

- 2 s/d +2 SD

Normal

> +2 SD

Gemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan
dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation
score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang
populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil,
sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under
nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen
terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri
(BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
No

Indeks yang digunakan


BB/U

TB/U

Interpretasi

BB/TB

Rendah

Rendah

Normal

Normal, dulu kurang gizi

Rendah

Tinggi

Rendah

Sekarang kurang ++

Rendah

Normal

Rendah

Sekarang kurang +

Normal

Normal

Normal

Normal

25

Normal

Tinggi

Rendah

Sekarang kurang

Normal

Rendah

Tinggi

Sekarang lebih, dulu kurang

Tinggi

Tinggi

Normal

Tinggi, normal

Tinggi

Rendah

Tinggi

Obese

Tinggi

Normal

Tinggi

Sekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :


Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi

: > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.


Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan
mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku
Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan
Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

2.5 Kartu Menuju Sehat


2.5.1 Pengertian KMS
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan
gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
2.5.2 Fungsi KMS
Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;
a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS
dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk

26

menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, atau mengalami


gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik
pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil risiko anak
untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat
badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko
mengalami gangguan pertumbuhan.
b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat
riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak,
pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan
imunisasi.
c. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan
dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak
bila menderita diare.

2.5.3 Kegunaan KMS


a. Bagi orang tua balita
Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya.
Dianjurkan agar setiap bulan membawa balita ke Posyandu untuk
ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan pertumbuan (berat badan tidak
naik) atau kelebihan gizi, orang tua balita dapat melakukan tindakan
perbaikan, seperti memberikan makan lebih banyak atau membawa anak ke
fasilitas kesehatan untuk berobat. Orang tua balita juga dapat mengetahui
apakah anaknya telah mendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap dan
mendapatkan kapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang
dianjurkan.
b. Bagi kader
KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian
kapsul vitamin A serta menilai hasil penimbangan. Bila berat badan tidak
naik 1 kali kader dapat memberikan penyuluhan tentang asuhan dan
pemberian makanan anak. Bila tidak naik 2 kali atau berat badan berada di

27

bawah garis merah kader perlu merujuk ke petugas kesehatan terdekat, agar
anak mendapatkan pemerikasaan lebih lanjut.
KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu
bila

berat

badan

anaknya

naik

serta

mengingatkan

ibu

untuk

menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan berikutnya.


c. Bagi petugas kesehatan
Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis
pelayanan kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul
vitamin A. Bila anak belum menerima pelayanan maka petugas harus
memberikan imunisasi dan kapsul vitamin A sesuai dengan jadwalnya.
Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh masyarakat dalam
kegiatan pemantauan pertumbuhan. KMS juga dapat digunakan sebagai alat
edukasi kepada para orang tua balita tentang pertumbuhan anak, manfaat
imunisasi dan pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian makan,
pentingnya ASI eksklusif dan pengasuhan anak. Petugas dapat menekankan
perlunya

anak

balita

ditimbang

setiap

bulan

untuk

memantau

pertumbuhannya.
2.5.4 Langkah-Langkah Pengisian KMS
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

2.5.5

Memilih KMS sesuai jenis kelamin


Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS
Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak
Mencatat setiap kejadian yang dialami anak
Menentukan status pertumbuhan anak
Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi
Mengisi catatan pemberian kapsul vitamin A
Isi kolom ASI ekslusif

Tindak Lanjut Hasil Penimbangan


Tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita adalah

sebagai
berikut:
1. Berat badan naik (N):
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu

28

Berikan

pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana


Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan

umpan

balik

dengan

cara

menjelaskan

arti

grafik

nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.


Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
2. Berat badan tidak naik 1 kali
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik

pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana


Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare,

panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan anak


Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak

naik tanpa menyalahkan ibu.


Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak

sesuai golongan umurnya


Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya
3. Berat badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu

dan anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya.


Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan

arti

grafik

pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana


Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare,

panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan anak


Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak

naik tanpa menyalahkan ibu.


Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak

sesuaigolongan umurnya
Rujuk anak ke Puskesmas/Pustu/Poskesdes.

BAB III
HASIL KEGIATAN

29

3.1 Gambaran Umum Puskesmas Tanah Garam


3.1.1 Profil Puskesmas Tanah Garam
Puskesmas Tanah Garam berdiri tahun 1975, terletak di kelurahan VI Suku,
kecamatan Lubuk Sikarah. Rencana pembangunan awal Puskesmas Tanah Garam
adalah di Kelurahan Tanah Garam, namun adanya tanah hibah dari masyarakat
kelurahan VI Suku, maka dibangunlah Puskesmas di Kelurahan VI Suku, tetapi
nama tetap Puskesmas Tanah Garam. Puskesmas Tanah Garam dibangun dengan
luas tanah 1010 m2.
Topografi kota Solok, yaitu sungai Batang Lembang, sungai Batang Gawan
dan sungai Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar 26,1C sampai 28,9C.
Dilihat dari jenis tanah 21,76 tanah di kota Solok merupakan tanah sawah dan
sisanya 78,24% berupa tanah kering.
Hasil registrasi penduduk Kota Solok tahun 2008 tercetat sebanyak 59.172
jiwa, terdiri atas 28.989 laki-laki dan 30.173 perempuan, dengan sex ratio sebesar
0,96. Ini berarti setiap 1.000 perempuan berbanding 960 laki-laki. Dengan luas
wilayah 5.764 km2, kepadatan penduduk Kota Solok adalah sebanyak 1.026
jiwa/km2. Kecamatan Tanjung Harapan adalah kecamatan dengan kepadatan
penduduk tertinggi yaitu sebesar 1.223 jiwa/km2.
Batas wilayah Puskesmas Tanah Garam adalah Utara Kecamatan Nagari
Tanjuang Bingkuang, Aripan dan Kuncir Kabupaten Solok.
Tingkat pendidikan yang paling besar adalah universitas 9,68%, SLTA
33,64%, SLTP 18,94% dan tamat SD/MI 15,78%. Masih ada 16,68% penduduk
tidak/belum tamat SD.
Sementara iyu, penduduk kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa Batak,
tetapi yang lebih dominan adalah suku Minang. Upacara-upacara keagamaan di
kota Solok masih ada, seperti acara tolak bala, adat dalam kematian, dan upacara
adat perkawinan Solok.
3.1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam

30

Gambar 3.1: Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam


3.1.3 Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi
Terwujudnya Puskesmas Tanah Garam yang informatif dengan
pelayanan pada masyarakat secara profesional dan bermutu dibidang
pelayanan kesehatan dasar dalam rangka menuju Puskesmas terbaik di
Indonesia tahun 2020.

b. Misi
1. Memperlancar kegiatan proses pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu bagi perorangan (Private Goods) serta pelayanan kesehatan
masyarakat (Public Goods).
2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses layanan kesehatan
dasar di Puskesmas melalui perbaikan yang berkesinambungan.
3. Memastikan akurasi data pasien dan pelanggan melalui sistem
pendokumentasian yang divalidasi dan abdating data.
4. Menghasilkan produk-produk layanan kesehatan dasar yang
berinovasi.
5. Menyosialisasikan tentang kegiatan layanan kesehatan prima dan
kepuasan pelanggan.

31

6. Meningkatkan pemberdayaan potensi sumber daya organisasi.


7. Merencanakan dan melaksanakan setiap program dengan
bersumber pada evidence base (data berdasarkan fakta).
1.1.4 Sarana dan Prasarana serta Keadaan Tenaga
1. Fasilitas Puskesmas
a. Gedung Puskesmas
Satu buah gedung Puskesmas Tanah Garam yang terletak di
Kelurahan VI Suku, Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok.
Data sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Tanah Garam
tahun 2015 :
- Rekam Medik
- Poli Umum
- Poli Gigi
- UGD 24 jam
- Laboratorium Klinik
- Farmasi
- Klinik Gizi
- Klinik Sanitasi
- Klinik TB, VCT, dan IMS
- Poli Ibu
- Poli Anak
- Poli KB
- Poli Imunisasi
- Klinik PKPR
- Klinik Tumbuh Kembang
- Rawatan Ibu dan Anak
- Rawatan Dewasa
b. Puskesmas Pembantu dan Poskeskel
Puskesmas Tanah Garam mempunyai lima Puskesmas Pembantu
dan tiga Poskeskel, yaitu :
1) Pustu Payo
2) Pustu Bandar Pandung
3) Pustu Gurun Bagan
4) Pustu Sawah Piai
5) Pustu Bancah
6) Poskeskel Tanah Garam
7) Poskeskel Gurun Bagan
8) Poskeskel Sinapa Piliang
c. Transportasi Puskesmas Tanah Garam
Transportasi Puskesmas Tanah Garam berupa :
1) Kendaraan roda 4 : 2 unit
2) Kendaraan roda 2 : 21 unit
d. Keadaan Tenaga Puskesmas

32

Tabel 3.1 : SDM Puskesmas Tanah Garam


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

JENIS TENAGA
S2 Kesehatan Masyarakat
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
S1 Keperawatan
Dokter Spesialis Anak
D3 Bidan
D3 Kesling
D3 Gizi
D3 Labor
D3 Gigi
D3 Apikes
D3 Refraksi
D3 Fisiotherapi
D3 Atem
D1 Kebidanan
Perawat SPK
Perawat Gigi
Asisten Apoteker
Analis Labor
SMF
D3 Perawat
Sopir
Petugas Jaga Malam
Kebersihan
Radiologi
JUMLAH

JUMLAH
1
5
1
5
2
1
32
2
5
2
1
1
1
2
1
5
2
1
3
1
2
33
5
5
5
1
126

KETERANGAN

2. Sarana Pendukung di Luar Puskesmas


a. Sarana Pendidikan
Sarjana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam adalah PAUD, 4 taman kanak-kanak, 2 SLB Autis, 13 Sekolah
Dasar, 3 SLTP/MTsN, 4 SMU/SMK, dan 1 Akper.
b. Sarana Kesehatan
Tabel 3.2 : Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Garam
No
1

JENIS SARANA
Poliklinik Swasta

JUMLAH
1

33

2
3
4

Bidan Praktek Swasta


Dokter Prakter Swasta
Apotik

3. Sasaran
a. Data Kependudukan
Jumlah penduduk
Jumlah Bulin
Jumlah Buteki
Jumlah Bayi
Jumlah Anak Balita
Jumlah PUS
Jumlah Bumil
Jumlah WUS
Jumlah Anak Remaja Sekolah
b. Peran serta Masyarakat
Jumlah Posyandu
Jumlah Kader Posyandu
Jumlah TOGA
Jumlah Posyandu Lansia
Jumlah Kelompok Dana Sehat
Jumlah UKK
Jumlah KK Miskin
3.2 Gambaran

Umum

10
3
1

: 21.942 orang
: 415 orang
: 396 orang
: 4.383 orang
: 1.206 orang
: 3.628 orang
: 458 orang
: 5.114 orang
: 3.444 orang
: 25 buah
: 92 orang
: 3 kelurahan
: 10 buah
: - buah
: - buah
: 644 KK

Program-program

Kesehatan

Masyarakat

di

Puskesmas Tanah Garam


Dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas
Tanah Garam terdapat 2 program Puskesmas yaitu program wajib dan program
pengembangan, dimana pencapaian target pada masing-masing program wajib di
tahun 2015 adalah :
1. Promosi Kesehatan
Kegiatan :
1. Promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas Tanah Garam.
2. Promosi kesehatan di luar gedung, berupa :
a. Usaha Kesehatan Sekolah
- Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
- Pembinaan sekolah sehat
- Pelatihan dokter kecil/kader kesehatan/PKPR
b. Pembinaan kelurahan model PHBS dan KTR (kawasan tanpa
c.
d.
e.
f.

rokok)
Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)
Penyuluhan Posyandu
Pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga
Saka Bakti Husada

34

Tabel 3.3 : Hasil Kegiatan Penyuluhan Promosi Kesehatan


Januari-September 2015
No.
1
2

Kegiatan
Penyuluhan di dalam gedung
UKS :
- Pembinaan UKS serta
-

3
4
5

Pencapaian
8 kali
27 kali

pelatihan dokter kecil


Skrining siswa baru masuk

Penyuluhan di Posyandu
Penyuluhan Keliling
Penyuluhan di Kantor Camat Lubuk

(100%) 1 kali dalam


setahun
36 kali
10 kali
2 Kali

Sikarah
2. KIA dan KB
Kegiatan Program Kesehatan Ibu :
a. Kelas Ibu Hamil
b. Pelayanan ANC
c. Kunjungan Bumil Resti
d. Kunjungan Nifas
e. Pemantauan Stiker P4K/ANC Berkualitas
f. Otopsi verbal
g. Pembinaan BPJS
h. Pembinaan GSI
Kegiatan Program Kesehatan Anak
a. DDTK
b. Kelas Ibu Balita
c. Kunjungan rumah balita bermasalah
d. LBI
Kegiatan Keluarga Berencana (KB)
a. Pelayanan dan konseling
b. Penanganan komplikasi ringan
Tabel 3.4 : Hasil Kegiatan Program KIA Januari-September 2015
No Program
1

Ibu

Kegiatan
K1
K4
Persalinan oleh tenaga
kesehatan
Kunjungan Nifas

Pencapaian
(%)
91%
68%
71%
56%

Target

Target

Sept

2015

(%)
75%
71%
67,5%

(%)
100%
95%

67,5%

90%

90%

35

Deteksi resiko tinggi ibu


hamil oleh tenaga

35%

kesehatan
Deteksi resiko tinggi ibu
hamil oleh masyarakat
Kematian ibu hamil atau
2

Anak

60%

bersalin atau nifas


Jumlah KN 1
Jumlah KN Lengkap
DDTK 4 kali/tahun
Pelayanan bayi
DDTK 2 kali/tahun
Yankes anak balita
Jumlah kematian neonates
Jumlah kematian bayi
Jumlah kematian balita

1%

80%
60%
-

64,3%
62,2%
60%
61,1%
60%
70,7%
1

80%

67,5%
67,5%
67,5%
65%
63%
62%
-

90%
90%
90%
87%
85%
83%
-

Tabel 3.5 : Hasil Kegiatan PUS KB Januari-September 2015


No

Kegiatan

Pencapaian

1
2
3
4
5
6
7

Jumlah PUS
Peserta KB Baru
Peserta KB Aktif
DO
KB paska salin
PUS Gakin
KB aktif gakin

6,3%
70,7%
7,4%
0,3%
22,1%

Target

Target 2015

Sept (%)
52,5%
52,5%

(%)
3670
70%
70%

3. Perbaikan Gizi Masyarakat


Kegiatan :
a. Penimbangan masal dan pemberian vitamin A (bulan Februari dan
b.
c.
d.
e.

Agustus)
Pengukuran status gizi murid TK/PAUD
Pengukuran status gizi siswa SLTP dan SLTA
Pemantauan status gizi sekolah yang mendapat PMT-AS
Kunjungan rumah balita gizi kurang dan gizi buruk serta Bumil

f.
g.
h.
i.
j.

KEK
Pemantauan Posyandu
Pemberian PMT pemulihan
TFC
Pengambilan sampel garam RT untuk survey GAKI
Kelas gizi

36

k. Pemberian vitamin A
l. Pemberian tablet Fe
m. Pemantauan pertumbuhan balita
Tabel 3.6 : Hasil Kegiatan Tahunan Perbaikan Gizi Masyarakat
No.

Indikator Kerja

Pencapaian (%)
2012
2013
2014
2,2%
2,1%
1,9%
18%
17%
16%
100%
100%
100%

2015
1,8%
15%
100%

1
2
3

Persentase balita dengan gizi buruk


Persentase balita dengan gizi kurang
Persentase balita gizi buruk yang

mendapatkan perawatan
Persentasi bayi usia 0-6 bulan

70%

75%

90%

95%

mendapatkan ASI ekslusif


Cakupan rumah tangga yang

80%

85%

100

90%

menkonsumsi garam beryodium


Persentase anak umur 6-59 bulan

80%

83%

85%

87%

yang mendapatkan kapsul vitamin A


Persentase ibu hamil mendapatkan Fe

78%

81%

85%

89%

8
9

90 Tablet
Persentase survailance gizi
Persentase balita ditimbang berat

100%
75%

100%
80%

100%
85%

100%
90%

10

badannya (D/S)
Persentase penyediaan bufferstok

100%

100%

100%

100%

MP-ASI untuk daerah bencana


Tabel 3.7 : Hasil Kegiatan Pelayanan Gizi Januaridesember
Tahun 2015
No.

Indikator Kerja

Pencapaian

Target per

1
2
3

Persentase balita dengan gizi buruk


Persentase balita dengan gizi kurang
Persentase balita gizi buruk yang

(%)
0,83
3,07
100

Tahun 2015
1,8%
15%
100%

mendapatkan perawatan
Persentasi bayi usia 0-6 bulan

74,99

85%

mendapatkan ASI ekslusif


Cakupan rumah tangga yang

95,56%

95%

mengonsumsi garam beryodium


Persentase anak umur 6-59 bulan

83,8%

87%

37

yang mendapatkan kapsul vitamin A


Persentase ibu hamil mendapatkan Fe

8
9
10

74%

89%

90 Tablet
Persentase survailance gizi
Persentase balita ditimbang berat

100%
52,8%

100%
90%

badannya (D/S)
Presentase balita naik berat

61,3%

90%

badannya(N/D)
4. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kegiatan :
Tabel 3.7 : Program P2M
No
1

Program
Imunisasi

P2M

TB

4
5

Rabies
DBD

6
7
8

Pneumonia
Kusta
HIV/AIDS dan

a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.

Kegiatan
Pelayanan imunisasi
BIAS
TT WUS
Sweeping
Pelacakan KIPI
Sosialisasi P2PM dan Surveilans
Survey dan pemetaan wilayah TB
Penyegaran kader TB
Penyuluhan HIV/AIDS, IMS dan

TB untuk pemuda
e. PTM
f. Posbindu
a. Pelacakan kasus kontak
b. PMO
Pelacakan kasus
a. Sosialisasi DBD
b. Pemantauan jentik
c. PE
Penemuan dan penanganan kasus
Penemuan dan penanganan kasus
Penjaringan

IMS
Hasil kegiatan :
Tabel 3.8 : Hasil Kegiatan P2M Februari-November 2015
Progra
m
P2M

Kegiatan
Penemuan kasus BTA (+)

Penemuan Kasus
3 orang

Target
9 orang

38

triwulan II
Angka bebas jentik (ABJ)
Penemuan kasus pneumonia
Pengobatan diare
Penanganan kasus DBD
Penemuan kasus kusta
Penemuan kasus ISPA
Rabies : kasus gigitan
Pemberian VAR/SAR
IVA : diperiksa hasil (+)
HIV/AIDS : kunjungan
AFP

95%
212 orang
682 orang
2/100.000 x jmlh
pddk <15 th

Kegiatan

Pencapaian

Target

Imunisasi lengkap
HB 0
BCG
Polio 1
DPT + HB + HiB 1
Polio 2
DPT + Hb + HiB 2
Polio 3
DPT + HB + HiB 3
Polio 4
Campak
Campak (booster)
DPT + HB + HiB (booster)

63,1%
77,7%
77,7%
77,2%
75,55%
67,9%
63,1%
71,6%
64,8%
58,3%
64,4%
23,9%
49,5%

60%
66,6%
66,6%
66,6%
66,6%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%

HIV (+)
Program

Imunisas

28 orang
681 orang
20 orang
2373 orang
36 orang
15 orang
262

5. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
1. Dalam gedung
a. Klinik sanitasi
b. Pengawasan limbah medis
2. Luar gedung
a. Kunjungan rumah
b. Pengawasan kualitas air minum
c. Inspeksi sanitasi
d. Pengawasan kualitas air
e. Pengawasan dan pembinaan TTU (tempat-tempat umum) : SD,
SMP, SMA, PT, PAUD/TK, Masjid/musholla, dan Salon/pangkas
rambut.
f. Pengawasan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan (TPM)
:
39

g.
h.
i.
j.

Rumah makan/ampere
Makanan jajanan
Penyuluhan kesehatan di sekolah
Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

Hasil kegiatan :
Tabel 3.9 : Hasil Kegiatan Kesling Triwulan II Tahun 2015
No
1

Program
Akses Air

TG
100

VI SUKU
100

SNP
100

Pencapaian
100

Target (%)
100

Bersih
Jamban

67,91

85,75

100

84,6

100

Keluarga
Pengel.

57,16

56,92

57,69

57,12

100

Limbah
Pengel.

57,86

55,19

52,56

56,53

100

5
6
7
8

Sampah
Rumah Sehat
TTU
TPM
Klinik Sanitasi

69,55
-

80,98
-

83.65
-

74,55
100
86,67
1,1

95
80
85
10

6. Program Pengembangan
Upaya pengembangan yang dilakukan di Puskesmas Tanah Garam adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.10 : Program Pengembangan
di Puskesmas Tanah Garam
1
2
3

Kesehatan Jiwa
a. Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
b. Rujukan kasus jiwa
Kesehatan Indra Mata dan Telinga
a. Penemuan dan penanganan kasus
b. Rujukan
PKPR
a. Pelatihan kader PKPR
b. Penyuluhan dan konsultasi remaja
c. Penyulluhan dan konsultasi ke sekolah
Kesehatan Lansia
a. Pelayanan di dalam dan luar gedung
b. Pembinaan kelompok lansia
c. Senam lansia
d. Penyuluhan kesehatan lansia

40

e. Deteksi dini kesehatan lansia


Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Dalam gedung
e. Pelayanan kedaruratan gigi
f. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar
g. Pelayanan medik gigi dasar
b. Luar gedung
h. UKGS
i. UKGM

3.3 Fokus Kajian Program Kesehatan Masyarakat


3.3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, laporan, dan
wawancara dengan penanggung jawab program di puskesmas. Beberapa masalah
di Puskesmas Tanah Garam tahun 2015

90
80
70
60
50

tanah garam

40

VI suku

30

sinapa piliang

20

puskesmas

10
0

Diagram Cakupan N/D wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam JanuariSeptember 2015

41

3.3.2 Penetapan Prioritas Masalah


Tabel 3.15 : Penetapan Prioritas Masalah

MASALA
H

MASALA

MASALA

MASALAH

MASAL

MASALA

H (1)

H (2)

(3)

AH (4)

H (5)

Penemuan

Rendahny

Rendahnya

Rumah

Cakupan

Pencapaia

tanpa

imunisasi

BTA (+)

Kepedulia

n target

jamban

pentaval

Rendah

cakupan

en dan

terhadap

N/D di

boster

pemeriksa

posyandu

sangat

kasus

an IVA

KRITERI

rendah

A
1

Tingkat

36

16

48

12

48

Urgensi
(U)
2

Tingkat
Keseriuasa
n (S)

Tingkat
Perkemba
ngan (G)

U X S X
G

42

3.3.3 Penetapan Penyebab Masalah


Berdasarkan Penelitian Prioritas diatas, kami menganggap perlunya
modifikasi, analisis, dan upaya pemecahan mengenai Peran Posyandu dalam
Upaya Pemantauan Perkembangan Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam Tahun 2015.
Berdasarkan data dan hasil kegiatan program pelayanan Gizi di atas di
tambah hasil wawancara dan diskusi dengan pemegang program pelayanan
gizi dan penanggung jawab program didapatkan beberapa penyebab masalah
Presentasi Balita Dengan Gizi Kurang diwilayah kerja tanah garam tahun
2015, yakni :

43

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 PembahasanPelaksanaanManajemenPelayanan Gizi Puskesmas Tanah


Garam 2015
1. Pengorganisasian

PKT
naa

rha
KGr
ma
bm

ni
u

gkn
Tga
Jmh
b
uPG

g
n

u
a

w
r

a
o

g
m

n
g

Skema 4.1: Struktur Pengorganisasian Surveilans


2. Pelaksanaan
1) Sasaran
Sasaran kegiatan program pelayanan gizi diwilayah kerja
puskesmas tanah garam adalah bayi, anak balita, ibu melahirkan, ibu
nifas dan ibu menyusui, sertaPasangan Usia Subur (PUS).
2) Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan di 25 Posyandu diwilayah tanah garam,
meliputi kelurahan tanah garam, kelurahan sinapa piliang, kelurahan VI

44

suku. Kegiatan dilakukan 1x dalam sebulan minggu kedua awal bulan


yaitu hari rabu dan kamis. Hari rabu untuk kecamatan tanah garam dan
kamis untuk kecamatan sinapa piliang dan VI suku.
Nama-nama Posyandu diwilayah kerja tanah garam :
1. Kelurahan tanah garam :
- Teratai 1
: rabu minggu ke II
- Teratai 2
: rabu minggu ke II
- Teratai 3
: rabu minggu ke II
- Teratai 4
: rabu minggu ke II
- Teratai 5
: rabu minggu ke II
- Teratai 6
: kamis minggu ke II
- Teratai 7
: rabu minggu ke II
- Teratai 8
: rabu minggu ke II
- Teratai 9
: rabu minggu ke II
- Teratai 10 : rabu minggu ke II
- Teratai 11
: rabu minggu ke II
- Teratai 12 : rabu minggu ke II
- Teratai 13 : selasa minggu ke II
- Teratai 14 : rabu minggu ke II
2. Kelurahan VI
- Serunai 1
- Serunai 2
- Serunai 3
- Serunai 4
- Serunai 5
- Serunai 6
- Serunai 7
- Serunai 8
- Serunai 9

: kamis minggu II
: kamis minggu II
: kamis minggu II
: kamis minggu II
: kamis minggu II
: kamis minggu II
: kamis minggu II
: kamis minggu II
: kamis minggu II

3. Kelurahan Sinapa Plilang


- Mawar 1
: Rabu minggu II
- Mawar 2
: kamis minggu II

4.2 Pembahasan dan Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah

Dari hasil data yang didapatkan, dapat di simpulkan bahwa Kunjungan


Posyandu memiliki Hubungan dengan gizi pada Balita di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam. Dari penemuan tersebut, Penulis dapat merancang

45

Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah untuk menurunkan angka Gizi,


sehingga target pencapaian penanganan pasaien Gizi Buruk dapat dipenuhi
Tabel 4. 16 : Pemecahan Masalah
No

VariabelPenyebab
FaktorPenyebab
PenyebabMasalah
a. Kurangnya

Masalah
a. Memberikan

kepedulian dan

penyuluhan

minat masyarakat

kepada ibu yang

untuk datang ke

mempunyai anak

posyandu

bayi

b. Kader
kurangaktifdalam
mengajak
masyarakat untuk

1.

AlternatifPemecahan

dan

balitatentang
pentingnya
posyandu
b. Melakukanpembi

mengikuti

naanterhadappara

Posyandu dan

kader

Manusia

pemberitahuan

merekabisalebiha

(Man)

posyandu yang

ktifmengajak

belum merata

masyarakat

agar

serta
c. Pengetahuankade
rmasihkurangtent

2.

Metode
(Methode)

ikut
dalam

posyandu
c. Memberikan

angpembacaan

pembekalan

KMS Dan

kepada

tentangpentingny

tentang

abalita yang

pembacaan KMS

ditimbangdannai

dan pengetahuan

kberatbadannya

tentang

a. Masihkurangnyape
nyuluhantentangPo

kader

manfaat

posyandu
a. Menambahrenca
napenyuluhante
46

syandu

ntangPentingnya

danpentingnyabalit

Posyandu

adatangdanditimba

danPentingnya

ngpadamasyarakatd

Pemenuhan gizi

ankader
b. Kurangnya

pada bayi dan


balita kepada

Pembinaan
terhadap

kader

posyandu

masyarakat dan
kader posyandu
b. Lebih
Meningkatkan
Pembinaan
terhadap kader
Posyandu

a. Kurangnyaketers

3.

Bahan
(Material)

a. Pembuatan

ediaan media

poster, brosur,

komunikasi yang

pamflet, serta

menarikseperti

media

poster, brosur,

komunikasilain

pamflet, dan lain

nya

sebagainya.

yangdapatmena
rikminatpenden
garataukhalayak

4.

Dana
(Money)

a. Kurangnyadanay

ramai.
a. Mengatursedem

ang

ikianhinggapen

tersediauntukpem

ggunaandanaper

buatanbrosur,

tahun yang

poster, pamflet

diberikanolehpu

(media

satuntuk media

komunikasi).
b. Kurangnya

komunikasi
yang

47

anggaran daerah

akandigunakan.

untuk kader

Disampingitu,

posyandu
c. Terbatasnyadana
operasionaluntuk
penyuluhandanP
MT(PemberianM
akananTambahan
).

dapatjugadiatasi
dengancaramen
caridonatur lain
yang
dapatbekerjasa
madalampemen
uhandanaterseb
ut.
b. Memaksimalka
n penggunaan
sumber dana
puskesmas yang
ada dengan cara
menambahkan
alokasi dana
BPJS kesehatan
c. Memaksimalka
n penggunaan
sumber dana
puskesmas yang
ada dengan cara
menambahkan
alokasi dana
BPJS kesehatan

Lingkungan

Masihkurangnyatingkatk

Memberikanpenyuluha

(Environment)

esadarandanpemahaman

nkepadamasyarakattent

masyarakattentangPentin

angpentingnya

gnya posyandu untuk

posyandu dan

perkembangan balita

pemenuhan gizi pada

48

balita, agar
merekalebihpeduliterha
dapkesehatanbayi dan
anak balitanya.

4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan Of Action)

KE

TUJ

SA

LO

PEN

PELAKSAN

GIA

UAN

SA

ANG

AS

GU

NG

TA
N

2 3 4 5 6 7 8 9 1

JAW
AB

Pen Peni Pe Di Pimpin Petugas


yul ngk ng po
an
Program Gizi
uha
atan un sy Puskes danpromkesp
n/
mas uskesmas
sos pen ju an
Tanah Garam
iali geta ng du
sasi
hua Po di
kep
n
sy wi
ada
Ora Ora an lay
ng
ah
ng du
tua
ke
,
Bal tua
rja
itad Bali da

49

ant
oko
hm
asy
ara
kat
me
nge
nai
Ma
nfa
at
pos
yan
du

tada

nt

Pu

ntok

ok

sk

ohm

oh

es

asya

ma

ma

sy

sta

ara

na

kat

hg

raka
tme
nge

ara

nai

Man
faat
Pos
yan
du

P untu
e k me
m refre
b
sh
e
r peng
i etah
a uanp
n arak
e
adert
d
u enta
k ngPe
a ntin
s gnya
i
Posy
k
e andu
p Bagi
a Gizi
d Balit
a
a
k

Se

Pu

Pimpi Petugas

lur

sk

nanpu puskesmas

uh

es

ka
de
r
di

m
as
ta

wi

na

la

hg

ya

ar

hk

erj

skesm program Gizi


astana
hgara
m

dan petugas
promosi
kesehatan

aP
us
ke
s
m
ast

50

a
d
e
r
t
e
n
t
a
n
g
P
e
n
t
i
n
g
n
y
a

an
ah
ga
ra
m

P
o
s
y
a
n
d
u
b
a
g
i
G
i
z
i

51

B
a
l
i
t
a

Pe
mb
uat
anb
ros
urP
enti
ngn
ya
Pos
yan
du

Untu

Se

Po Pimpin Petugaspromk

kme

lur

sy an

nam

uh

an Puskes

bahp

ib

du ma

enge

u-

da

tahu

ib

np

anib

uy

us

u-

an

ke

ibuy

sm

ang

me

as

mem m

di

pun

pu

wi

yai

ny

lay

anak

ai

ah

balit

an

ke

ak

rja

dan

bal

Pu

mas

ita

sk

yara

da

es

katu

ma

mu

ma

sta

sy

na

ara

hg

kat

ara

X X

espuskesmasta
nahgaram

52

u
m

Pe
mb
uat
an
pos
ter

Edu

Se Pimpin PetugasPromk

kasi

as

lur anpusk esPuskesmas

di

ya

uh esmas Tanah Garam

temp

ra

te

atum ka

um,

nu

pat

posy

andu

danp

uske

di

smas

wi

lay

x x

ah
ke
rja
pu
sk
es
ma
sta
na
hg
ara
m

53

4.2.1 Rencanakegiatandanpenanggulangan
a.

Tenagakesehatanmemberikanpenyuluhankepadasetiapibu-ibu yang
datangkePosyandutentangmanfaatposyandu bagi pemenuhan gizibalita

b.
Tenagakesehatanmemberikansosialisasipadatokohmasyarakattentangman
faat Posyandu bagi tumbuh kembang anak
c.
Tenagakesehatanmemberikanpengarahantentangbagaimanacarapengolaha
nmakanan yang mengandung gizi yang baik bagi anaknya
d.

TenagakesehatanmemberikanedukasikepadaparakaderPosyandu yang
bertujuan agar dapatmembantumeningkatkanpemahamanmasyarakat dan
motivasi bagi kader untuk mengajak anggota masyarakat berpartisipasi

4.2.2 FaktorPenghambatdanPermasalahan
a. Para ibutidakbersediauntukmengikutipenyuluhanmanfaat posyandu di
posyandu setempat
b. Ibubalitatidakmemilikiwaktuuntukmembawaanaknyake posyandu

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

54

1. Dari hasil Pendataan dan Diskusi dengan Program Pelayanan Gizi dan
Pimpinan Puskesmas Tanah Garam didapatkan bahwa cakupan N/D
kurang dari target Dinkes (90%) untuk periode bulan Januari November
2015, dengan hasil yang hanya mencapai 61,3%.
2. Setelah melakukan analisis penyebab masalah, ditemukan penyebab angka
balita yang ditimbang dan naik berat badannya di Wilayah kerja tanah
garam adalah :
a. Masih kurangnya minat dan kepedulian ibu-ibu yang mempunyai
anak balita untuk membawa ke posyandu
b. Masih kurangnya kegiatan penyuluhan yang menarik untuk ibu
ibu mengenai pentingnya gizi balita dan pentingnya menimbang
balita secara rutin ke posyandu.
c. Kurang aktifnya kader dalam mengajak masyarakatnya untuk ikut
serta dalam posyandu dan masih kurangnya pengetahuan kader
dalam pembacaan hasil KMS
3. Prioritas pemecahan masalah rendahnya angka balita yang datang dan
ditimbang di wilayah kerja Puskesma Tanah Garam adalah :
a. Kader mengingatkan jadwal posyandu kepada ibu ibu H-1
sebelum kegiatan posyandu dan mengigatkan pentingnya datang ke
posyandu.
b. Meningkatkan keaktifan daripada kader agar dapat mengajak ibu
yang memiliki balita aktif ke posyandu balita.
c. Memberikan penyuluhan kepada ibu yang memiliki balita tentang
pentingnya gizi balita dan pentingnya mengikuti kegiatan
posyandu hingga anak berusia 5 tahun dengan mengunakan media
media seperti leafleat, poster, film dan lain lain yang menarik
agar menarik perhatian ibu ibu yang memiliki balita.
d. Bagi ibutidakbersediauntukmengikutipenyuluhanmanfaat posyandu
di posyandu, maka kader akan mendatangi kerumah untuk
memberikan penyuluhan

B. Saran

55

1. Dihimbau kepada puskesmas untuk meningkatkan upaya pembinaan kader


dalam melakukan kegiatan posyandu.
2. Dihimbau kepada kader untuk melakukan kunjungan rumah untuk
melakukan penyuluhan atau konseling tentang pentingnya membawa
balita untuk ditimbang ke posyandu secara rutin.
3. Dihimbau kepada ibu yang memiliki balita untuk memiliki pengantar
pengganti ke posyandu jika ibu berhalangan hadir.

56

Anda mungkin juga menyukai