Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Notasi (simbol)
sebuah vektor dapat berupa huruf besar atau huruf kecil, biasanya berupa huruf tebal,
atau berupa huruf yang diberi tanda panah di atasnya atau huruf miring.
Vektor merupakan materi pelajaran yang sangat membutuhkan ketelitian.
Sehingga dirasa sangat perlu untuk menyajikan materi ini dengan sebaik-baiknya dan
dengan metode yang sangat disukai oleh seluruh peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan vector?
2) Apa saja macam-macam vektor?
3) Bagamana cara menulis vector atau notasi vector?
4) Bagaimana sifat aljabar vektor?
5) Bagaimana cara melakukan operasi dalam vektor?
6) Bagaimana hukum orthogonalitas dalam vektor?
7) Bagaimana menghitung proyeksi scalar?
8) Bagaimana menghitung proyeksi vektor?
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan pengertian vector.
2) Menjelaskan macam-macam vektor.
3) Menjelaskan cara menulis vektor atau notasi vektor.
4) Menjelaskan sifat aljabar vektor.
5) Menjelaskan cara melakukan operasi dalam vektor.
6) Menjelaskan hukum orthogonalitas dalam vektor.
7) Menjelaskan cara menghitung proyeksi scalar.
8) Menjelaskan cara menghitung proyeksi vektor.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Vektor
Vektor adalah besaran fisis yang harus dinyatakan dalam magnitudo (besar)

dan arah. Contoh: kecepatan, percepatan, gaya, momen gaya, dsb. Panjang vektor

3
Contoh a =
4

()

adalah a =

32+ 4 2

25 = 5

2.2 Macam-macam Vektor


2.2.1 Vektor basis satuan dalam R2 :
Perhatikan gambar, suatu system koordinat X0Y dalam R2. Pilih dua vektor
satuan i dan j sebagai basis yang masing-masing sejajar dan searah dengan sumbu x
dan y positif dan berpangkal di 0. Vektor i dan j disebut dengan vektor-vektor basis di
R2.

2.2.2 Vektor posisi dalam R2 :


Jika i dan j adalah vektor-vektor basis di R2 yaitu vektor satuan yang masingmasing sejajar dan searah dengan sumbu x dan sumbu y dan berpangkal di titik 0
dalam R2, maka sembarang vektor r dari titik 0 ke titik P(x,y) dalam bidang X0Y
selalu bisa dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor basis i dan j. Vektor r = xi
+ yj disebut vektor posisi titik P, karena komponen-komponennya merupakan
koordinat yang menunjukkan posisi titik P. Panjang/besar dari r dinyatakan oleh

|r| , dimana |r| =

x2 + y 2
2

Sehingga, vektor posisi titik P diberikan oleh :


r=r x i+r y j=x i+ y j
r x i=x i ; r y j= y j disebut vektorvektor komponen
r x =x adalah komponen vektor r pada sumbu x
r y = y adalah komponen vektor r pada sumbu y
2.3 Notasi Vektor
Notasi (simbol) sebuah vektor dapat berupa huruf besar atau huruf kecil,
biasanya berupa huruf tebal, atau berupa huruf yang diberi tanda panah di atasnya
atau huruf miring.
Contoh :
A (Huruf dengan tanda panah di atasnya).
1) Notasi vektor
2) Notasi vektor A (notasi dengan huruf tebal) digunakan untuk menyatakan
A .
vector
A.
3) Notasi vektor | A|atau A digunakan untuk menyatakan besar vektor

2.3.1 Notasi Analitis Vektor


Notasi analitis digunakan untuk menganalisa vektor tanpa menggunakan
gambar. Pada dimensi dua (R2), sebuah vektor a dapat dinyatakan dalam komponen-

komponennya sebagai berikut


2.3.2

ax

a y

Notasi i, j, k

Dalam koordinat kartesian vektor arah/vektor satuan adalah vektor yang


besarnya 1 dan arahnya sesuai dengan yang didefinisikan.
Dalam koordinat kartesian i, j, k. yang masing masing menyatakan vektor
dengan arah sejajar sumbu x, sumbu y dan sumbu z.
Sehingga:

Vektor

Vektor
2.4

ax

a y

ax

a a y
a
z

dapat ditulis

dapat ditulis=

axi ay j

ax i a y j azk

Sifat-sifat aljabar vektor :

Misalkan A, B, dan C adalah vektor-vektor, m dan n adalah skalar, maka berlaku


sifat-sifat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2.5

A+B
= B + A (komutatif pada penjumlahan)
(A+B) + C = A + (B + C) (asosiatif pada penjumlahan)
0+A
= A (identitas pada penjumlahan)
IA
= A (identitas pada perkalian)
m (A + B)
= mA + mB (distributif perkalian scalar terhadap vektor)
(m + n)A
= mA + Na (distributif)
| A| 0,| A| = 0 jika dan hanya jika A = 0
|mA| = |m|| A|
| A+B| | A|+|B|
Operasi dalam Vektor

Operasi vektor dapat dibagi menjadi empat kelompok:


(1) Penjumlahan dua vektor.
A +
B=
B+
A
Penjumlahan vektor bersifat komutatif, sehingga
)
A +
B ) +
C =
A +(
B +C
Penjumlahan ini juga bersifat asosiatif, sehingga (

Komponen vektor hasil penjumlahan

Komponen hasil penjumlahan vektor a dan b diartikan sebagai berikut:

ax bx

a b a y by
a b
z z
ax bx

a y by
a b
z z
atau

a b ax i a y j az k bx i by j bz k

ax bx i a y by j az bz k

Contoh soal
Diketahui dua buah vektor

a =

(25 )

3
dan b=
1

( )

. Maka a + b

adalah

Jawab :
a + b

2+3
(5+(1)
)

(54 )

Panjang vektor hasil penjumlahan


Secara analitik, panjang vektor hasil penjumlahan dapat ditentukan dengan

aturan cos:
a b a b 2 a b cos 180
2

a b 2 a b cos

tetapi apabila komponen hasil penjumlahan diketahui, maka panjang vektor hasil
penjumlahan diperoleh:

a b (a x b x ) 2 ( a y b y ) 2 ( a z b z ) 2

(2) Pengurangan
Selisih dua buah vektor a dan b didefinisikan sebagai a b = a + (-b). Proses
geometrinya dapat menggunakan aturan segitiga maupun aturan jajargenjang.
Secara komponen, vektor hasil pengurangan dapat dirumuskan:
ax bx

a b a y
by
a b
z z
ax bx

a y by
a b
z z
atau

a b ax i a y j az k bx i by j bz k

ax bx i a y by j az bz k

Panjang hasil pengurangan dua vektor


Secara analitik, panjang vektor hasil pengurangan dapat ditentukan dengan
aturan cos:
2

a b a b 2 a b cos

tetapi apabila komponen hasil penjumlahan diketahui, maka panjang vektor hasil
penjumlahan diperoleh:

a b (a x b x ) 2 (a y b y ) 2 (a z b z ) 2

Contoh 3:

a 5

Diketahui vector a dan b di R2. Jika

b 7

, dan

a b 105

ab ?

tentukan
Jawab:

Dimisalkan ab =

x , maka ab =

x 2 . Jika a+b =

105

maka a+b 2 = 105.


Sementara
2

a b a b 2 a b cos ; dan

a b a b 2 a b cos .

a b 2 a b cos 105
a b 2 a b cos x 2
2

2 a 2 b 105 x 2

2.25+ 2.49 = 105 + x2


50+ 98 = 105 + x2
x2 = 148 105 x2 = 43 x = 43
Jadi

a b 43

(3) Perkalian dengan sebuah skalar. Perkalian suatu vektor oleh sebuah skalar k
positif merupakan perkalian besar vektor oleh skalar tersebut dengan arah yang
tidak berubah). Namun jika k negatif, arah vektor berubah menjadi sebaliknya.
A+
B )=k
A+ k
B .
Perkalian ini bersifat distributive, sehingga k (
Dot product
Perkalian skalar didefinisikan sebagai
a b a b cos

dengan

adalah sudut yang diapit oleh a dan b. Hasil perkalian ini berupa skalar

bukan vektor dan disebut perkalian skalar.

Sifat-sifat perkalian dot product:


1.

a (b c ) a b a c

2.

abba

Jika dinyatakan dalam bentuk pasangan berurutan, perkalian skalar dua vektor ini
didefinisikan sebagai berikut:
Jika
Maka:

a (a1 , a 2 , a 3 ,..., a n ) & b (b1 , b2 , b3 ,..., bn )


a b a1b1 a 2 b2 a3b3 ... an bn

Sudut antara Dua Vektor


Untuk menghitung sudut antara vektor a dan vektor b dapat digunakan dot
product kedua vektor.
a b a b cos

cos

ab
ab

arc. cos

ab
ab

Contoh 6:
Diketahui Vektor

a (1, 1, 0) dan vektor

b (1, 2, 2) Tentukan sudut yang

dibentuk oleh vektor a dan b


Jawab:

a b 1. 1 1.2 0.2 3

a 12 (1) 2 0 2

b (1) 2 2 2 2 2 9 3

cos

ab
3
1
1

2
ab
2
2 .3
2

Maka sudut yang dibentuk oleh vektor a dan b adalah 135o


(4) Perkalian antara dua vektor
A .
B =AB cos
Perkalian titik dua vektor. Perkalian titik didefinisikan oleh
Dengan

adalah sudut antara vektor-vektor tersebut ketika kedua ekornya

saling bertemu. (Perhatikan bahwa

A .
B

menghasilkan sebuah skalar

sehingga perkalian titik ini sering juga disebut perkalian scalar.


A .
B =
B.
A
Perkalian ini bersifat komutatif, sehingga
)=

A .(
B +C
A.
B+
A .C
Perkalian ini juga bersifat distributif, sehingga

Perkalian silang dua vektor. Perkalian silang didefinisikan oleh


(
A.
B sin )

A .
B

n^ ; dengan n^ adalah sebuah vektor satuan (yang panjangnya

1) mengarah tegak lurus bidang yang sisi-sisinya dibentuk oleh vektor

dan

B .
A x (
B +
C)
Perkalian silang bersifat distributif, sehingga

tetapi tidak komutatif, justru A x B = ( B x A )


2.6 Hukum orthogonalitas
Dua vektor a dan b saling tegak lurus jika sudut yang dibentuk 90o. Dengan
demikian hukum orthogonalitas (ketegaklurusan) vektor a dan b adalah:
a b a b cos
a b cos 90 0
a b .0
ab0

a b

2.7 Proyeksi Skalar


Bila vektor a diproyeksikan pada vektor b, maka panjang vektor hasil
proyeksi p disebut skalar dan dinyatakan | p |.
p a cos

ab
b

cos

ab
ab

p a

ab
ab

proyeksi skalar a terhadap b

2.8 Proyeksi Vektor


Proyeksi vektor adalah vektor hasil proyeksi. Bila vektor a diproyeksikan
pada vektor b, maka vektor hasil proyeksi p adalah:
p p b

ab
b

ab
b

dan

b
b
b

ab b

b
b

Contoh 7:
Diketahui Vektor

a (1, 1, 0) dan vektor

b (1, 2, 2) Tentukan Panjang

proyeksi vektor a pada vektor b dan tentukan vektor proyeksi a pada vektor b
Jawab:

a b 1. 1 1.2 0.2 3

a 12 (1) 2 0 2

b (1) 2 2 2 2 2 9 3

Panjang proyeksi vektor a pada vektor b

ab
b

3
1 1
3

10

Vektor proyeksi a pada vektor b

ab
b

1
3

2
2
3
2

1
1

p 2
3 2

1 2 2
p , ,
3 3 3

11

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Notasi (simbol)

sebuah vektor dapat juga berupa huruf besar atau huruf kecil, biasanya berupa huruf
tebal, atau berupa huruf yang diberi tanda panah di atasnya atau huruf miring. Notasi
analitis digunakan untuk menganalisa vektor tanpa menggunakan gambar.
Operasi vektor ada banyak, diantaranya penjumlahan vektor, pengurangan
vektor, perkalian vektor dengan skalar, sudut antara dua vektor, proyeksi skalar, dan
proyeksi vektor.

12

DAFTAR RUJUKAN
AZ. 2007. Differensial Vektor (Pertemuan ke II). Universitas Brawijaya: TKS 4007.
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
E. S, Pesta, & Cecep Anwar. 2009. Matematika Aplikasi. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan.
Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai