Oleh : Kelompok 4
Leni Dirgahayu (C12114319)
Sulaeha (C12114003)
Bahri (C12114701)
Nurhidayah M (C12114020)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang Asuhan Keperawatan Gangguan Kulit
pada Psoriasis dan Dermatitis untuk mata kuliah indra khusus dapat terselesaikan
dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada kami sebagai
mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasnuddin.
Makalah ini dibuat untuk mengetahui materi tentang asuhan keperawatan
gangguan kulit pada psoriasis dan dermatitis. Makalah ini diharapkan dapat
memudahkan kita dalam mempelajari kembali tentang cara merawat pasien yang
mengalami penyakit psoriasis dan dermatitis.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan
maupun isi dari makalah ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun
saran dari dosen pembimbing dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan
dalam pembuatan berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga Tuhan yang
Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.
Makassar, 9 Mei 2016
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 4
A.
Latar Belakang.................................................................................. 4
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C.
Tujuan Penulisan................................................................................ 5
Psoriasis.......................................................................................... 6
B.
Dermatitis...................................................................................... 14
Kesimpulan.................................................................................... 29
B.
Saran............................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 30
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Psoriasis dan Dermatitis merupakan penyakit yang menyerang kulit.
Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronis resedif yang
ditandai dengan plak kemerahan yang berbatas tegas dan ditutupi oleh sisik
tebal berwarna putih. Di Amerika serikat prevalensi psoriasis sekitar 2 %
populasi. Puncak penyakit ini terjadi pada usia 20-30 tahun dan 50-60 tahun,
namun dapat terjadi pada semua usia (UCSF, 2010).
Djuanda (2010) dalam Nurarif & Kusuma (2015) menjelaskan
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen, menimbulkan
gejala klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kroniks. Jika tidak menangani dermatitis secara cepat dapat
mengakibatkan gatal. Penyakit ini terjadi karena beberapa hal,, diantaranya
akibat kerja.
Dermatitis kontak merupakan 50% dari semua penyakit akibat kerja
terbanyak yang bersifat nonalergi atau iritan (Kosasih, 2004). Prevelensi
dermatitis kontak di Indonesia sangat bervariasi.
Berdasarkan masalah yang terjadi pada psoriasis dan dermatitis maka
perlu diketahui bagaimana penyakit tersebut, agar dapat menjadi pedoman
untuk menghindari penyakit tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Psoriasis
1. Definisi
Psoriasis berasal dari bahasa Yunani psora yang berarti gatal,
ketombe, ruam, meskipun sebagian besar pasien tidak mengeluhkan rasa
gatal. Psoriasis merupakan
inflamatorik
kronik
dengan
manifestasi klinis pada kulit dan kuku. Lesi kulit biasanya merupakan plak
eritematosa oval, berbatas tegas, meninggi, dengan skuama berwarna
keperakan, hasil proliferasi epidermis maturasi prematur dan kornifikasi
inkomplet keratinosit dengan retensi nuclei di stratum korneum
(parakeratosis) (Yuliastuti, 2015).
Manifestasi klinis psoriasis diberbagai organ (Yuliastuti, 2015):
a. Kuku
Perubahan kuku muncul pada sekitar 40% pasien dengan psoriasis.
Lekukan kuku (nail pitting) merupakan gambaran yang paling sering
muncul. Pada berbagai jari kecuali jempol. Deformitas kuku lainnya
akibat kerusakan matriks kuku adalah onikodistrofi (kerusakan
lempeng kuku), crumbling nail, serta titik kemerahan pada lunula.
b. Geographic Tongue
Geographic Tongue atau benign migratory glossitis merupakan
kelainan idiopatik yang berakibat hilangnya papil filiformis lidah. Lesi
biasanya berupa bercak eritematosa berbatas tegas menyerupai peta
dan berpindah-pindah.
c. Artritis Psoriatika
Merupakan bentuk klinis psoriasis ekstrakutan yang paling sering
muncul, pada sekitar 40% pasien psoriasis. Terkait kuat dengan faktor
genetic.
4. Patofisiologi
Sel T adalah salah satu sel imun. Dalam psoriasis, sekumpulan sel
T yang teraktivasi ditemukan pada kulit psoriatik dan hampir tidak ada
pada kulit sehat. Sel T yang teraktivasi ini menyekresikan interleukin-6,
yang salah satu efeknya adalah kemampuan untuk menstimulasi
pertumbuhan sel kulit. Sel kulit normal matang dan dilepaskan dalam 28
hingga 30 hari, namun sel kulit psoriatik hanya membutuhkan 3 hingga 4
hari untuk menjadikan matang dan bergerak ke permukaan. Bukannya
terlepas, sel-sel ini menumpuk dan membentuk lesi. (Black & Hawkas,
2014)
Pathogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
a. Terjadi
peningkatan
turnover
epidermis
atau
kecepatan
f. Psoriasis Pustular
Tipe ini memiliki beberapa variasi secara klinis seperti psoriasis
pustular generalisata (Von Zumbuch), psoriasis pustular annular,
impetigo herpetiformis, dan psoriasis pustular lokalisata (pustulosis
palmaris et plantaris dan akrodermatitis kontinua)
g. Sebopsoriasis
Sebopsoriasis ditandai dengan adanya plak eritematosa dengan skuama
berminyak pada area kulit yang seboroik (kulit kepala, glabella, lipatan
nasolabialis, perioral, serta sternum)
h. Napkin Psoriasis
Bentuk ini biasanya muncul pada usia 3-6 bulan dia= area kulit yang
terkena popok (diaper area)
i. Psoriasis Linear
Bentuk yang jarang. Lesi kulit berupa lesi linear terutama di tungkai,
kadang muncul sesuai dermatom kulit tungkai. Kadang merupakan
bentuk dari nevus epidermal inflamatorik linear verukosa.
6. Komplikasi (Smeltzer & Bare, 2001)
a. Infeksi kulit yang parah dapat terjadi
b. Atritis deformans yang mirip dengan arthritis rematoid disebut arthritis
psoriatika,timbul pada sekitar 30-40 % pasien psoriatika bila
berat,psoriasis dapat menjadi penyakit melemahkan
c. Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang menimbulkan stress
psikologis, ansietas, depresi, dan marah
7. Penatalaksanaan (Smeltzer & Bare, 2001)
a. Keparahan penyakit menentukan pengobatan
b. Penyakit yang ringan biasanya dapat diobati dengan emolien topikal
untuk menghaluskan plak, analog vitamin D untuk mengurangi
inflamasi, atau menghaluskan plak, analog vitamin D untuk
mengurangi inflamasi, atau retinoid topikal untuk mengelupaskan kulit
(sering kali dikombinasikan dengan steroid topikal untuk mengurangi
inflamasi). Tar adalah satu metode pengobatan efektif yang telah lama
digunakan yang diterapkan pada kulit selama beberapa minggu.
Mekanisme kerja tidak diketahui pasti.
c. Fototerapi dengan sinar UV (ultraviolet) dapat digunakan.
d. Fotokemoterapi digunakan untuk kondisi yang lebih serius. Jenis terapi
ini menggunakan obat teraktivasi cahaya, metoksalen (psoralen), yang
diberikan per oral pada pasien 1 sampai 2 jam sebelum terpajan sinar
UV. Metoksalen yang
derngan
menggunakan
obat
kemoterapeutik
untuk
yang
1. Definisi
Djuanda (2010) dalam Nurarif & Kusuma (2015) menjelaskan Dermatitis
adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen, menimbulkan gejala
klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kroniks.
2. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan
kimia (contoh detergent, asam, basa, oli, semen) fisik (contoh : sinar,
suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen),
misalnya dermatitis atopic (Nurarif & Kusuma, 2015).
3. Manifestasi Klinis (Djuanda (2010) dalam Nurarif & Kusuma (2015)
a. Dermatitis Kontak
1) Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kontak
2) Untuk dermatitis kontak alergi, gejala tidak muncul selama 24-48
jam, bahkan sampai 72 jam
3) Untuk dermatitis kontak irirtan, gejala terbagi menjadi akut dan
kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi
3) Rasa gatal erring hilang timbul. Sering timbul saat santai atau
sedang tidur, akan berkurang saat beraktivitas. Rasa gatal yang
digaruk akan menambah berat rasa gatal yang digaruk akan
menambah berat rasa gatal tersebut.
4) Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit bersisik akibat
garukan atau penggosonka dan sudah terjadi bertahun-tahun.
d. Dermatitis numularis
1) Gatal yang sangat hebat sehingg dapat mengangu
2) Lesi akut beruppa vesikel dan papulovesikel (0.3-1.0 cm)
kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke
samping, membentuk lesi karakteristik seperti uang logam,
erimatosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas.
3) Lambat laun vesikel pecah terjadi edukasi kemudian mongering
menjadi krusta kuningan
4) Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau lebih, jumlah lesi
dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar.
5) Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah, badan,
lengan termasuk punggung tangan.
e. Dermatitis statis
1) Bercak-bercak yang berwarna merah yang bersisik
2) Binti-bintik berwarna merah dan bersisik
3) Borok atau bisul pda kulit
4) Kulit yang tipis pada tangan dan kaki
5) Luka (lesi) kulit
6) Pembengkakan pada tungkai kaki
7) Rasa gatal pada daerah yang terkena
8) Rasa kesemutan pada daerah yang terkena.
4. Patofisiologi
5. Klasifikasi
a. Dermatitis Kontak
ASKEP
KASUS
Seorang perempuan bernama Ny. Y berumur 41 tahun datang ke poliklinik
kulit dan kelamin. Klien mengeluh sudah 2 minggu ini penyakit kulitnya kambuh,
timbul bercak-bercak merah bersisik tebal diseluruh tubuh yang sangat gatal.
Keluhan dirasakan di kaki, tangan, badan, leher hingga muka. Keluhan kembali
muncul beberapa hari setelah obat habis. Gatal terutama dirasakan saat terpapar
sinar matahari. Pasien juga mengeluhkan susah tidur dan aktifitas menjadi
terganggu. Pasien pernah dirawat inap sebanyak 3 kali sejak 3 tahun lalu bila
penyakit yang diderita kambuh. Kambuh dirasakan setiap obat habis. Tidak ada
riwayat alergi dan obat-obatan pada pasien. Riwayat penyakit serupa di keluarga
tidak ada.
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama
: Ny. Y
b. Umur
: 41 Tahun
2. Keluhan Utama :
a. 2 minggu ini penyakit kulitnya kambuh, timbul bercak-bercak
b.
c.
d.
e.
terganggu.
3. Riwayat penyakit terdahulu :
a. Pasien pernah dirawat inap sebanyak 3 kali sejak 3 tahun lalu bila
penyakit yang diderita kambuh.
b. Tidak ada riwayat alergi dan obat-obatan pada pasien.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Tidak ada keluarga yang memiliki penyakut serupa
Analisis Data
DS :
a. Klien merasakan gatal di kaki,
Masalah
Gangguan rasa nyaman (gatal)
c. Klien
bercak
merah
bersisik
tebal
bercak
bersisik
tebal
merah
bersisik
tebal
B. Diagnosa
Diagnose
Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan gejala
terkait penyakit (rasa gatal).
NOC
Ansiety
-
Fear level
-
NIC
Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
-
pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
selama prosedur
Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
Sleep deprivation
-
berhubungan dengan
elastisitas,
temperatur,
figmentasi)
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan
pemahaman
dalam
hidrasi,
proses
berulang
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
eksudat)
Aktivitas kolaboratif:
-
penyembuhan luka
Rujuk ke perawat terapi enterostoma untuk
mendapatkan bantuan dalam pengkajian, penentuan
derajat luka, dan dokumentasi perawatan luka atau
kerusakan kulit
Gunakan unit TENS untuk peningkatan proses
penyembuhan luka, jika perlu
Aktivitas lain
-
Body Image:
-
tubuh.
terhadap tubuhnya.
Monitor frekuensi mengkritik dirinya.
Self esteem
-
alat bantu.
Fasilitas kontak dengan individu lain dalam
kelompok kecil.
Energy conservation
-
Energy psikomotor.
Level kelemahan
Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan
alat.
Status kardiopulmonary adekuat.
Activity therapy
-
mampu dilakukan
Bantu klien untuk memilih aktifitas konsisten yang
Activity tolerance
-
secara mandiri.
Tanda-tanda vital normal.
Sirkulasi status baik.
luang
Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi
beraktifitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit kronik yang umum
dijumpai, bersifat rekuren
DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., & Hawkas, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Salemba Medika.
Kosasih, A. (2004). Dermatitis Akibat Kerja. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasrkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction.
Nurhaya, D. (2016, April 11). http://www.academia. Retrieved Mei 8, 2016, from
http://www.academia.edu/11451247/ASKEP_PSORIASIS .
Perdoksi. (2009). Kategori Galeri Kesehatan : Dermatitis Kontak. Perhimpunan
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC.
UCSF, D. (2010, Oktober 10). http://www.dermatology.ucsf.edu. Retrieved Mei 8,
2016, from
http://www.dermatology.ucsf.edu/education_training/140.01ClinicalDerma
tology/MODULES%20UCSF/Psoriasis.pdf.
Yuliastuti, D. (2015). Psoriasis. CDK-235/ vol.42 no.12, 901-906.