Anda di halaman 1dari 5

15

BAB III
CARA KERJA AC

7.

Umum.

Panas merupakan suatu bentuk energi. Panas dapat dirasakan

langsung oleh indera manusia. Panas memiliki kaitan erat dengan getaran atau
gerakan molekul. Molekul adalah bagian atau partikel. Apabila benda dipanaskan
molekul akan bergerak cepat sedangkan apabila didinginkan molekul akan bergerak
lemah. Jika panas diambil dari suatu benda maka benda tersebut akan mengalami
penurunan temperatur, sedangkan apabila panas diberikan pada suatu benda maka
benda tersebut akan mengalami penguatan temperatur. Panas selalu berpindah dari
benda yang temperaturnya tinggi ke benda lain yang temperaturnya lebih rendah,
seperti halnya air yang selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Jika dua benda berlainan temperaturnya dipertemukan sehingga panas dapat
berpindah, maka panas akan segera meninggalkan benda yang temperaturnya tinggi
menuju benda lain yang temperaturnya rendah.

8.

Prinsip Kerja AC.


a.

AC mobil.

Secara

mendasar

prinsip

kerja

AC

mobil

adalah

mensirkulasikan udara yang ada didalam kabin mobil, dimana udara di dalam
kabin yang telah menyerap panas dari penumpang dihisap oleh blower untuk
didinginkan pada evaporator. Selanjutnya udara yang telah dingin akan
menyentuh penumpang kembali untuk menyerap panas. Oleh sebab itulah
penumpang merasa adanya udara dingin. Sedang konsep dari dari AC mobil
itu sendiri adalah Penguapan akan cepat apabila tekanan suatu obyek
diturunkan dan Penguapan akan menyebabkan penyerapan panas. Sesuai
dengan konsep diatas maka dapat diperoleh fungsi dari AC mobil itu sendiri
ialah untuk :
1)

Mengontrol temperatur udara

2)

Mengontrol sirkulasi udara.

3)

Mengontrol kelembaban udara.

4)

Memurnikan udara.

Rizky Putra Adilana, S.T.

16

Untuk siklus pendinginan udara pada AC mobil sendiri memakai cairan


R12 dengan peredaran atau siklusnya sebagai berikut :
1)

Refrigerant dengan suhu dan tekanan tinggi disimpan didalam

receiver.
2)

Cairan Refrigerant dialirkan melewati sebuah lubang kecil yang

disebut Expansion valve.


3)

Refrigerat dengan suhu dan tekanan rendah mengalir ke dalam

Evaporator.
4)

Uap Refrigerant mengalir ke dalam kompresor dan diproses.

Sehingga suhu dan tekanan gas bertambah.


5)

Gas Refrigerant dengan suhu tinggi masuk ke kondensor dan

diembunkan menjadi cairan Refrigerant.


6)

Kemudian cairan yang terbentuk mengalir kembali ke receiver.

Gambar 3.1 Siklus pendingin AC mobil

b.

AC kulkas.

Sistem kerja lemari es dimulai dari bagian kompresor

sebagai jantung kulkas yang berfungsi sebagai tenaga penggerak. Pada saat
dialiri listrik, motor kompresor akan berputar dan memberikan tekanan pada
bahan pendingin. Bahan pendingin yang berwujud gas apabila diberi tekanan
Rizky Putra Adilana, S.T.

17

akan menjadi gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Dengan wujud seperti
itu, memungkinkan refrigerant mengalir menuju kondensor. Dan disaring oleh
Dryer / Filter. Pada titik kondensasi, gas tersebut akan mengembun dan
kembali menjadi wujud cair, Refrigerant cair bertekanan tinggi akan terdorong
menuju pipa kapiler. Dengan begitu refrigerant akan naik ke evaporator akibat
tekanan kapilaritas yang dimiliki oleh pipa kapiler. Saat berada di dalam
evaporator, refrigerant cair akan menguap dan wujudnya akan kembali menjadi
gas yang memiliki tekanan dan suhu yang sangat rendah. Akibat dari proses
tersebut, udara yang berada di sekitar evaporator akan menjadi bersuhu
rendah dan akhirnya terkondensasi menjadi wujud cair. Pada kondisi yang
berulang akan memungkinkan udara tersebut akan membeku dan akan
menjadi butiran-butiran es. Hal tersebut terjadi pada benda ataupun air yang
dengan sengaja diletakkan pada sekitar evaporator.

Gambar 3.2 Cara Kerja Lemari Es

Rizky Putra Adilana, S.T.

18

c.

AC ruangan.
1)

Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan

sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi


refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser
yang kemudian dimampatkan di kondenser. Di bagian kondenser
ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent
fase

uap

menjadi

refrigent

fase

cair,

maka

refrigent

mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di


dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh
kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor yang
diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari
substansi yang akan didinginkan.
2)

Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam

pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan


tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator. Setelah
refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari
fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup
ekspansi, pada katup

ekspansi ini refrigent tekanannya

diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke


fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam
evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair
ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan
refrigent dibuat sedemkian rupa, sehingga refrigent setelah
melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya
menjadi sangat turun. Hal ini secara praktis dapat dilakukan
dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih
besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada
kondenser.
3)

Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair

ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent


fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi

Rizky Putra Adilana, S.T.

19

penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah


energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
4)

Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi

yang akan didinginkan maka entalpi substansi yang akan


didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka
temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi
turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi
pendinginan yang sesuai dengan keinginan. Dengan adanya
mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau
menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah
dilakukan.

Gambar 3.3 Cara Kerja Sistem AC

Rizky Putra Adilana, S.T.

Anda mungkin juga menyukai