REFLEKSI KASUS 1 - Gangguan Ansietas Menyeluruh
REFLEKSI KASUS 1 - Gangguan Ansietas Menyeluruh
Identitas Pasien
Nama
: Ny.R
Umur
: 58 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Alamat
: Ds.Balane
Pekerjaan
: URT
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: sudah menikah
Pendidikan
: SD
pasien sendirian dan mendengar hal-hal yang ribut-ribut dan mendengar kabar
duka atau kabar buruk.
II. Emosi yang Terlibat
Kasus ini menarik karena pasien tidak hanya menggambarkan satu gejala
gangguan saja namun ada beberapa gejala yang membuat pemeriksa memikirkan
lebih banyak kemungkinan diagnosis dari pasien.
III.
Evaluasi
a. Pengalaman Baik
Pasien mengatakan bahwa pada saat pemeriksaan tersebut membuat
perasaannya menjadi lebih tenang karena telah menceritakan masalah
ini dengan jujur kepada orang lain yang bahkan anaknya sendiri tidak
mengetahui masalah yang terjadi pada ibunya serta membuat adanya
perasaan kepedulian seperti halnya pengganti keluarga yang
memperhatikan masalah yang ia alami.
b. Pengalaman Buruk
Tidak ada.
IV.
Analisis
Seorang wanita 58 tahun datang dengan keluhan perasaan tidak
enak yang ia ungkapkan seperti ketakutan terhadap penyakit yang akan
terjadi pada dirinya yang dapat menyebabkan kematian sejak 2 minggu
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan jantung sering berdebar-debar,
berkeringat, tangan dan kaki terasa dingin, sakit kepala serta tegang pada
bagian leher ketika perasaan takut itu datang. Perasaan takut terjadi
paling lama 1 jam yang muncul secara spontan dan tidak terduga
,dirumah. Pasien mengakui perasaan takut ini mulai ia rasakan setelah
beberapa tahun yang lalu anaknya menikah dan ikut tinggal bersama
suaminya, jadi pasien merasa kesepian.
seorang
perempuan
sebagainya)
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
konsentrasi
metabolit
norepnefrin
3-methoxy-4-
asam
-aminobutirat
(GABA)
juga
mungkin
terlibat
menegakkan
diagnosis
tersebut
masing-masing
dikemukakan,
diagnosis,
dan
maka
diagnosis
kedua
gangguan
KESIMPULAN
Dari beberapa referensi diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan cemas
menyeluruh jika tidak ditangani dengan baik akan berakibat mengarah ke
gangguan panik atau ke gangguan depresi. Pada pasien ini mengalami
gangguan cemas campuran. Yaitu gangguan cemas dan depresi.
DAFTAR PUSTAKA
Elvira SD, Hadisukanto G,.2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI,
Jakarta.
Kaplan & Sadock,. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. EGC. Jakarta.
Maslim, Rusdi,. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya
Tomb, D. A,. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC.
Puri BK, Laking PJ, Treasaden, 2011, Buku ajar Psikiatri ed 2, EGC. Jakarta