Oleh:
Astri Yuniarsih P 1102011048
Rizq Felageti S
1102011241
1102010267
Pembimbing:
dr. Citra Dewi, M.Kes
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
iii
6. Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. Dr. Fathul Jannah, M.Si, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10. Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Tegal Angus Kecamatan Teluk
Naga, Tangerang.
12. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga
tersusun laporan ini.
Jakarta,Agustus 2016
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
Keluarga Binaan.......................................................................................10
Diagnosis Komunitas...............................................................................31
vi
Kerangka Teori.........................................................................................40
2.3.
Kerangka Konsep.....................................................................................41
2.4.
Definisi Operasional................................................................................41
BAB III
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
4.2.
Analisis Univariat....................................................................................53
4.3.
vii
BAB V
5.1.
Simpulan..................................................................................................62
viii
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan
Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan..............................3
Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ......................4
Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015
..........................................................................................................4
Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk..............................................................5
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus...................6
Tabel 1.6. Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015...............................................7
ix
Daftar Grafik
Grafik 1.
-Juli
Grafik 4.1
tahun2016.........................................................................................8
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di RT 04/ RW 05,
Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Grafik 4.2
Daftar Bagan
Bagan 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................41
xi
xii
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1
1.1.1
Batas Wilayah
Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar adalah
sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus
2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lemo dan Kampung Besar
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga
dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan
No
Desa /
Luas
Jumlah
Jumla
Jumlah
Rata-
Kepadatan
Kelurah
Wilayah
Pendudu
an
(km2)
k (jiwa)
h KK
Rumah
rata
Penduduk
jiwa
(per km2)
/rumah
Pangkalan
7.54
17.152
5.362
3.229
4.08
2.24
Tanjung
5.24
7.911
2.685
1572
4.5
1.48
2.83
9.488
2.900
1895
4.6
3.31
5.64
9.975
1.823
2319
4.6
1.73
Burung
3
Tegal
Angus
Tanjung
Pasir
Muara
5.14
3.563
492
793
4.4
6.86
Lemo
3.61
6.622
655
1408
4.4
1.82
30.02
54.711
13.917
10.745
4.6
10.364
Jumlah
DESA/KEL
Laki-
Pangkalan
Tanjung Burung
Tegal Angus
Tanjung Pasir
Muara
Lemo
JUMLAH
laki
8.824
4.051
4.865
4.889
1.814
3.391
28.054
Perempuan
JUMLAH
8.328
3.860
4.623
4.624
1.749
3.231
26.657
17.152
7.911
9.488
9.975
3.563
6.622
54.711
Agama
Jumlah Pemeluk
Islam
49232
Budha
3183
Kristen
771
Khatolik
203
Khonghucu
52
Hindu
3
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015
Jumlah
4592
13757
13536
386
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pedagang
6373
Pengangguran
4004
Pensiunan PNS
45
Pensiunan TNI/POLRI
43
Perangkat Desa
141
Pertukangan
4109
Petani pemilik
13316
Petani penggarap
6063
PNS
222
TNI/POLRI
65
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015
1.1.3.4 Pendidikan
Aspek pendidikan merupakan salah satu indicator yang dapat mempengaruhi
kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga, khususnya daerah
wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti table berikut:
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
NO
NAMA DESA
1
2
3
Lemo
Muara
Pangkalan
Tanjung
4
5
6
Burung
Tanjung Pasir
Tegal Angus
PUSKESMAS
JUMLAH SEKOLAH
PAUD TK RA SD MI SMP MTS SMA SMK
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
1
2
0
5
1
2
1
0
1
1
0
0
1
0
2
1
3
0
0
0
0
2
2
2
12
1
1
2
4
0
0
2
2
0
1
1
2
0
0
1
1
0
0
0
0
MA
0
0
0
0
0
0
0
Jenjang Pendidikan
Tidak/belum tamat SD
SD/MI
SLTP/MTS
SLTA/MA
AK/Diploma
Universitas
Jumlah
12598
15738
4060
3601
159
130
Berdasarkan
hasil
laporan
bulanan
Penyakit
(LB1)
Puskesmas
Teluk
Nagadidapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Tegal Angus pada tahun 2014
menurut golongan semua umur seperti grafik berikut ini:
Grafik 1. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Bulan Januari -Juli
tahun2016
Sumber : Data Surveilance Tegal Angus Bulan Januari -Juli tahun 2016
NO
NAMA DESA
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Tegal Angus tahun 2015:
Tabel 1.8 Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal angusTahun 2015
No
Jenis Sarana Kesehatan
1. a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes
2. Rumah Sakit Pemerintah
3. Rumah Sakit Swasta
4. Rumah Bersalin Swasta
5. Balai Pengobatan Swasta
6. Praktek Dokter Umum Swasta
7. Rumah Sakit Pemerintah
8. Rumah Sakit Swasta
9. Rumah Bersalin Swasta
10. Dokter Gigi praktek swasta
11. Laboratorium Klinik Swasta
12. Apotik
13. Optikal
14. Gudang Farmasi
15. Pos UKK
16. Polindes
17. a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes
18. Balai Pengobatan Swasta
19. Toko Obat
20. Praktek Dokter Umum Swasta
21. Praktek Bidan Swasta
22. Posyandu
Jumlah
1
1
1
0
0
0
2
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
2
2
5
8
45
S
r
n
Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara
lain:
1
pemberian vitamin A.
Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu
10 menit perjalanan
pangkalan, lokasi rumah keluarga binaan berada di sekitar 15 meter dari pinggir jalan raya
dan satu garis lurus ke arah sungai.
Gang
T
Rumah warga
Rumah warga
G
A Rumah Tn.Mis
N
G
B
Rumah Tn.Icang
Rumah warga
Rumah Tn.Sani
Rumah Tn.Yandi
1.2.1
Mis sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Yani, anak bungsunya bernama Ny. Iis
dan cucunya yang bernama An. Aisyah. Keluarga Tn. Mis tinggal di Jl. Tanjung Pasir Gg.
Bambu RT 04/ RW 05 No. 15 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga ini terdiri dari seorang suami, istri, satu anak bungsu
perempuan dan satu cucu perempuan yang tinggal serumah. Tn. Mis sebagai kepala
keluarga berusia 65 tahun dengan latar belakang pendidikan putus sekolah saat di bangku
Sekolah Dasar. Tn. Mis berprofesi sebagai petani dengan pendapatan tidak menentu
dengan penghasilan kira-kira berkisar antara Rp. 1 juta hingga Rp. 1,5 juta perbulannya.
Tn. Mis memiliki seorang istri bernama Ny. Yani berusia 64 tahun dengan latar belakang
pendidikan putus sekolah saat di bangku Sekolah Dasar. Ny. Yani tidak bekerja,
kesehariannya mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, dan membersihkan
rumah. Tn. Mis dan Ny. Yani memiliki 5 orang anak. Anak pertama pertama berusia 38
tahun, anak kedua perempuan berusia 34 tahun, anak ketiga perempuan berusia 31 tahun,
anak keempat laki-laki berusia 28 tahun, anak kelima berusia 20 tahun. Kelima anaknya
telah berumah tangga, dan Ny. Iis memiliki satu orang anak perempuan yang juga tinggal
dalam satu rumah dengan Tn. Mis dan Ny. Yani.
Keluarga Tn. Mis tinggal di sebuah rumah bangunan permanen seluas 15 x 7 m di
atas tanah seluas mencapai 2000 m2 yang terletak di dalam sebuah gang. Dinding rumah
terbuat dari tembok batu bata, sebagian terbuat dari kayu. Dinding rumah tidak menepel
dengan dinding rumah tetangga. Atap rumah menggunakan genteng tanah liat dan tidak
ditutup plafon. Rumah Tn. Mis terdiri dari satu buah ruang tamu yang sekaligus dijadikan
ruang keluarga yang berukuran 3 x 5 m, lima kamar tidur, satu dapur yang berdekatan
dengan kamar mandi, ruang cuci pakaian dan ruang makan. Kamar tidur berukuran 2 x 3 x
2,5 m terdapat 1 buah kasur kapuk yang jarang dijemur. Selain itu di dalam kamar tidur
terdapat lemari tempat keluarga menyimpan pakaian, di dalam kamar tersebut terdapat satu
buah jendela yang tidak dapat dilewati cahaya matahari karena ditutup oleh plastik. Dapur
yang digunakan oleh keluarga Tn. Mis berukuran 3 x 6 m, ruangan tanpa aliran udara
maupun ventilasi yang memadai. Hewan kerap berada di dalam dapur seperti kucing.
Banyak barang-barang bekas menumpuk di dalam dapur seperti kardus bekas makanan,
kaleng atau botol. Tidak tersedia tempat sampah khusus untuk pembuangan sampah di
dapur. Keluarga Tn. Mis biasanya mencuci pakaian, buang air besar, dan mandi dengan
menggunakan air dari pompa sumur di samping rumahnya. Selama ini tidak ada keluhan
dari keluarga tentang air yang kotor, berbau atau aliran terhambat.
Di rumah tersebut hanya terdapat sedikit jendela dan tidak dapat dibuka namun
memiliki pintu yang dapat dilewati cahaya matahari. Untuk siang hari cahaya berasal dari
cahaya matahari saja sedangkan pada malam menggunakan lampu sebagai penerangan.
Lantai kamar tidur, ruang tamu, dapur dan toilet ditutupi dengan keramik. Pada kamar
mandi terdapat bak mandi untuk menampung air. Air bersih tersebut di gunakan untuk
mandi, masak dan minum.
mengetahui tekanan darah tinggi atau diabetes melitus. Ketika ada anggota keluarga yang
sakit karena tidak kunjung membaik setelah meminum obat dari warung terdekat akan
dibawa ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau klinik dokter terdekat.
Keluarga Tn. Mis jarang berobat ke Puskesmas karena jika anggota keluarga sakit
maka lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang beberapa kali diderita anggota
keluarga Tn. Mis adalah nyeri kepala, batuk selama tidak lebih dari 2 minggu, pilek, gatalgatal beberapa kali terjadi pada tiap anggota keluarga, nyeri sendi dialami oleh Tn. Mis da
Ny. Yani. Riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, asma, penyakit keganasan
tidak diketahui oleh keluarga.
Keluarga Tn. Mis mengaku jarang mencuci tangan sebelum makan dan tidak
memakai sabun, jarang mencuci tangan sebelum memasak dan menyiapkan bahan dan alat
memasak. Kebiasaan berolahraga jarang dilakukan. Dalam kesehariannya Tn. Mis, Ny.
Yani dan cucunya tidak selalu memakai alas kaki saat ke halaman maupun saat keluar
rumah.
1.2.2
RT 04/05 Desa
Pangkalan, Kabupaten Tangerang. Keluarga Tn. Icang terdiri dari 14 anggota keluarga
yang tinggal serumah, yaitu Tn. Icang sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.
Namah, dua anak perempuan ( Ny. Lisah dan Ny Unah), dua anak laki-laki (Tn.Naman
dan Tn Dorman), satu menantu (Tn.Misnah), lima cucu ( Ny. Rusna, Nn.Rusni, Nn.
Lusianah, An.Musdalifah dan An.Alham), satu cucu menantu ( Tn. Rumin), dan satu cicit
perempuan (An.Dawiyah). Keluarga Tn. Icang tinggal di daerah ini sejak ia lahir tahun
1946.
Tn. Icang berusia 70 tahun, mampu membaca dan menulis karena ia sempat
mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Namah berusia 60
tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Namah mampu membaca dan menulis
karena ia sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Tn. Icang dan
Ny. Namah memiliki delapan orang anak. Anak pertama laki-laki bernama Tn.Ari berusia
51 tahun, anak kedua perempuan bernama Ny.Lisah berusia 47 tahun, anak ketiga laki-laki
bernama Tn. Rian berusia 45 tahun, anak keempat laki-laki bernama Tn. Naan berusia 34
tahun, anak kelima laki-laki bernama Tn. Naman berusia 30 tahun, anak keenam laki-laki
bernama Tn. Namin berusia 28 tahun, anak ketujuh perempuan bernama Ny. Unah berusia
25 tahun, dan anak kedelapan laki-laki bernama Tn. Dorman berusia 23 tahun. Anak
pertama, ketiga, keempat, keenam Tn.Icang sudah berumah tangga sendiri dan tidak
tinggal serumah dengannya.
Tn. Icang dan Ny.Namah bekerja sebagai petani didaerah Pangkalan dengan
penghasilan tidak tetap yang berkisar Rp. 700.000,00 sampai Rp. 1.000.000,00 per bulan.
Tn. Icang bekerja dari pagi hari hingga sore hari. Selain Tn. Icang dan Ny.Namah, kedua
anaknya yaitu Ny. Lisah dan Tn.Naman juga berprofesi sebagai petani dengan pendapatan
yang kurang lebih sama (Rp. 700.000,00 sampai Rp. 1.000.000,00 per bulan). Sedangkan
cucu menantu (Tn.Rusni) dan dan cucu (Nn.Rusni) berprofesi sebagai buruh pabrik di
tempat yang sama dengan penghasilan Rp. 300.000,00 sampai Rp. 350.000,00 per minggu.
Semua pendapatan anggota keluarga
ventilasi. Jendela tersebut tidak bisa dibuka. Sehingga sirkulasi rumah tidak berjalan
dengan baik dan jarang dimasuki cahaya matahari. Dirumah tersebut terdapat lima buah
lampu, yaitu di ruang tamu, tiga kamar tidur, dan ruang keluarga yang dinyalakan pada
malam hari.
Keluarga Tn.Icang membeli air bersih dari orang lain untuk air minum dan
memasak. Keluarga Tn. Icang tidak mempunyai tempat sampah sendiri, sehingga mereka
membuang sampah di depan pagar rumahnya.
depan
terdapat jalan setapak, bagian belakang berbatasan dengan dinding rumah milik orang lain,
bagian
kanan terdapat rumah warga dan dibagian kiri terdapat jalan setapak. Tidak
terdapat aliran limbah cair. Keluarga Tn.Icang memiliki kebiasaan membuang sampah di
lahan kosong depan rumahnya. Biasanya sampah tersebut di bakar setelah terkumpul
banyak.
Keluarga Tn. Icang memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Namah, Ny.
Unah, dan Ny Rusna memasak sendiri, mereka memasak bergantian untuk keluarganya
dengan menu yang disajikan sehari-hari adalah nasi, tempe,dan ikan atau terkadang makan
ayam bila uang mencukupi. Keluarga tersebut tidak pernah memakan daging. Masakan
dimasak dengan menggunakan gas 3 kilogram (kg). Menurut Ny.Namah semua makanan
dimasak sampai matang.
Riwayat kelahiran anak dari Tn. Icang lahir secara normal dalam usia cukup bulan.
Anak pertama Tn. Icang, bernama Tn.Ari, sekarang berusia 51 tahun, lahir normal dirumah
dengan dibantu oleh paraji. Ny. Namah mengaku anak pertamanya tidak mendapatkan
imunisasi lengkap dan tidak memeriksakan kehamilan ke bidan ketika masih mengandung.
Anak kedua Tn. Icang, bernama Ny.Lisah, sekarang berusia 47 tahun, lahir normal
dirumah dengan dibantu oleh paraji. Ny. Namah mengaku anak pertamanya tidak
mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak memeriksakan kehamilan ke bidan ketika masih
mengandung. Anak ketiga Tn. Icang, bernama Tn.Rian, sekarang berusia 45 tahun, lahir
normal dirumah dengan dibantu oleh paraji. Ny. Namah mengaku anak pertamanya tidak
mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak memeriksakan kehamilan ke bidan ketika masih
mengandung. Anak keempat Tn. Icang, bernama Tn.Naan, sekarang berusia 37 tahun, lahir
normal dirumah dengan dibantu oleh paraji. Ny. Namah mengaku anak pertamanya tidak
mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak memeriksakan kehamilan ke bidan ketika masih
mengandung. Anak kelima Tn. Icang, bernama Tn.Naman, sekarang berusia 30 tahun,
lahir normal dirumah dengan dibantu oleh paraji. Ny. Namah mengaku anak pertamanya
tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak memeriksakan kehamilan ke bidan ketika
masih mengandung. Anak keenam Tn. Icang, bernama Tn.Namin sekarang berusia 28
tahun, lahir normal dirumah dengan dibantu oleh paraji. Ny. Namah mengaku anak
pertamanya tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak memeriksakan kehamilan ke
bidan ketika masih mengandung. Anak ketujuh Tn. Icang, bernama Ny.Unah, sekarang
berusia 25 tahun, lahir normal dirumah dengan dibantu oleh paraji. Ny. Namah mengaku
anak pertamanya tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak memeriksakan
kehamilan ke bidan ketika masih mengandung. Anak kedelapan Tn. Icang, bernama
Tn.Dorman, sekarang berusia 23 tahun, lahir normal dirumah dengan dibantu oleh
paraji.Ny. Namah mengaku anak pertamanya tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan
tidak memeriksakan kehamilan ke bidan ketika masih mengandung.
Akan tetapi, semua cucu termasuk (Ny Rusna, Nn Rusni, Nn.Lusianah, An Alham,
dan An.Musdalifah) dan cicit (An.Dawiyah) Tn.Icang lahir secara normal dengan bantuan
bidan dan juga rajin membawa anaknya ke PUSKESMAS setiap bulan sesuai dengan
KMS. Ny.Namah memberikan ASI sampai usia dua tahun dan diberikan MPASI sejak usia
6 bulan. Ny Rusna dan Ny.Unah memberikan ASI sampai usia dua tahun dan diberikan
MPASI sejak usia 6 bulan. Ny. Unah dan Ny.Rusna selalu menggunakan KB suntik.
Ny.Unah menggunakan KB suntik 1 bulan dan 3 bulan. Ny.Unah sudah menggunakan KB
suntik sejak 5 tahun yang lalu. Sedangkan Ny.Rusna sudah menggunakan KB sejak 3
bulan lalu. Pada keluarga Tn. Icang ketika terdapat anggota keluarganya yang sakit,
keluarga ini suka berobat ke Puskesmas Tegal Angus atau berobat ke bidan praktek swasta
yang berpraktek dibelakang rumahnya. Dalam segi kesehatan, cucu Tn.Icang yang
terkadang suka diare dan hampir setiap bulan mengalami batuk pilek. Ketika anggota
keluarga Tn. Icang sakit mereka selalu datang ke puskesmas. Dikeluarga Tn. Icang ada
lima orang yang merokok (Tn.Icang, Tn.Naman, Tn. Misna, Tn.Rumin, dan Tn.Dorman)
rata-rata mereka merokok 1 bungkus per hari. Mereka biasa merokok di dalam rumah.
Keluarga Tn.Dayat mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor
dengan menggunakan sabun, Kebiasaan berolahraga tidak ada. Ny Rohana jarang
membersihkan rumahnya. Keluarga tidak pernah menabung.
bambu, berlantaikan pecahan genteng. Atap rumah menggunakan bilik bsmbu dan tidak
dibuat plafon. Rumah Tn. Sani terdiri dari satu buah ruang tamu yang sekaligus dijadikan
ruang keluarga, satu buah kamar tidur dan satu buah ruang dapur yang bersatu dengan
kamar mandi. Di rumah tersebut tidak terdapat jendela namun memiliki pintu yang dapat
dilewati cahaya matahari. Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn. Sani menggunakan
lampu sebagai penerangan. Pada ruang tidur tidak terdapat ventilasi dan lembab Air yang
digunakan untuk sehari-hari berasal dari sumur yang letaknya disamping rumah Tn.Sani.
Pada kamar mandi tidak ada bak mandi, hanya terdapat ember untuk menampung air. Air
bersih tersebut di gunakan untuk mandi, masak dan minum. Dapur Tn. Sani terdapat
tumpukan barang bekas, rak piring yang tidak terutup, pencahayaan yang minimal, kompor
gas, dan sering terlihat beberapa hewan (kucing dan ayam) keluar masuk dapur tersebut.
Rumah keluarga Tn. Sani terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak
meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Sani memiliki kebiasaan membuang sampah di
lahan kosong depan rumahnya. Biasanya sampah tersebut di bakar setelah terkumpul
banyak. Keluarga Tn. Sani memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Misah memasak
makanan dengan menu yang tidak menentu, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah
nasi dan tempe tahu terkadang ikan asin. Menurut Ny. Misah, semua makanan dimasak
sampai matang, keluarga Tn. Sani sangat jarang makan buah karena keterbatasan uang
untuk membeli buah-buahan. Anak pertama Tn. Sani, bernama Sopian, sekarang berusia
43 tahun, lahir normal dirumah dengan dibantu oleh paraji, dengan berat badan 3300 gram.
Ny. Misah mengaku anak pertamanya tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak
memeriksakan kehamilan ke bidan ketika masih mengandung. Anak kedua Tn. Sani
bernama Sapinah, sekarang berusia 31 tahun, lahir normal dibantu paraji, dengan berat
badan 3000 gram. Balqis juga tidak mendapatkan imunisasi lengkap, namun
mengkonsumsi ASI sampai usia 2 tahun.
Sampai saat ini Ny. Misah blum pernah menjalani program Keluarga Berencana
(KB).
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya
berobat ke
puskesmas. Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn. Sani untuk
mengobati anggota warga yang sakit. Keluarga Tn. Sani jarang berobat ke Puskesmas
karena menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat
warung. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Sani adalah batuk serta gatalgatal. Keluarga Tn. Sani mengaku mencuci tangan sebelum makan namun tidak memakai
sabun, jarang mencuci tangan sebelum memasak dan menyiapkan bahan dan alat
memasak. Kebiasaan berolahraga tidak ada. Dalam kesehariannya Tn. Sani, Ny. Misah dan
cucunya tidak selalu memakai alas kaki saat ke halaman maupun saat keluar rumah.
Ny.Misah mencuci pakaian di kali dekat rumah.
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami
istri, dan satu orang anak yang tinggal serumah. Tn. Yandi sebagai kepala keluarga berusia
25 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah dasar. Tn. Yandi berprofesi
sebagai pedagang dengan pendapatan tidak menentu, dengan penghasilan kira-kira
berkisar antara Rp. 1,8 jt hingga Rp. 2,4 jt perbulannya.
Tn. Yandi memiliki seorang istri yang bernama Ny. Mamik berusia 37 tahun
dengan latar pendidikan SMEA. Ny. Mamik bekerja dengan berjualan kue penghasilannya
kira-kira berkisar Rp. 800rb 1 jt perbulannya, kesehariannya mengurus rumah seperti
memasak, mencuci pakaian, dan membersihkan rumah. Tn. Yandi dan Ny. Mamik
memiliki dua orang anak. Anak pertama laki-laki berusia 12 tahun, anak kedua perempuan
berusia 2,5 tahun yang keduanya tinggal bersama Tn. Yandi dan anak pertamanya tinggal
di pesantren.
Keluarga Tn. Yandi tinggal di rumah milik sendiri dengan bangunan semi
permanen diatas tanah seluas 5 x 6 m 2. Dinding rumah terbuat dari kayu dan semen,
berlantaikan semen. Atap rumah menggunakan genteng tanah liat dan tidak dibuat plafon.
Rumah Tn. Yandi terdiri dari satu buah ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang
keluarga, satu buah kamar tidur dan satu buah ruang dapur yang bersatu dengan kamar
mandi. Di rumah tersebut terdapat jendela namun tidak dapat dilewati cahaya matahari.
Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn. Yadi menggunakan lampu sebagai
penerangan. Pada ruang tidur tidak terdapat ventilasi dan lembab
Air yang digunakan untuk sehari-hari berasal dari sumur yang letaknya disamping
rumah Tn.Yandi. Pada kamar mandi tidak ada bak mandi, hanya terdapat ember untuk
menampung air. Air tersebut di gunakan untuk mandi, dan mencuci. Untuk minum dan
makan Tn. Yandi membeli gallon di warung. Dapur Tn. Yandi terdapat tumpukan barang
bekas, pencahayaan yang minimal, kompor gas, dan tidak terdapat tempat sampah.
Rumah keluarga Tn. Yandi terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak
meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Yandi memiliki kebiasaan membuang
sampah di lahan kosong depan rumahnya. Biasanya sampah tersebut di bakar setelah
terkumpul banyak.
Keluarga Tn. Yandi memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Mamik
memasak makanan dengan menu yang tidak menentu, contoh menu yang disajikan seharihari ialah nasi dan tempe tahu terkadang ikan, ayam dan sayur. Menurut Ny. Mamik,
semua makanan dimasak sampai matang, keluarga Tn. Yandi terkadang makan buah. Anak
pertama Tn. Yandi, bernama Deva, sekarang berusia 12 tahun, lahir melalui operasi section
cesaria di tolong oleh dokter spesialis kebidanan, dengan berat badan 3300 gram. Ny.
Mamik
memeriksakan kehamilan ke bidan ketika masih mengandung. Anak kedua Tn. Yandi
bernama Maya, sekarang berusia 2,5 tahun, lahir melalui operasi section cesaria di tolong
oleh dokter spesialis kebidanan, dengan berat badan 2900 gram. Maya juga mendapatkan
imunisasi lengkap, namun mengkonsumsi ASI sampai usia 2 tahun Saat ini Ny. Mamik
sudah melakukan steril. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya
berobat ke puskesmas.
menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung.
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Yandi adalah batuk pilek serta diare.
Keluarga Tn. Budi mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, slalu
mencuci tangan sebelum memasak dan menyiapkan bahan dan alat memasak. Kebiasaan
berolahraga tidak ada. Dalam kesehariannya Tn. Yandi, Ny. Mamik dan anaknya tidak
selalu memakai alas kaki saat ke halaman maupun saat keluar rumah. Keluarga Tn. Yandi
mandi san mencuci pakaian dengan air yang biasa di ambil di sumur.
1.3
1.3.1
8.
9.
10.
Masalah medis:
1. ISPA
2. Hipertensi
3. Diare
keluarga binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga terdapat berbagai area
permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu
kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses penetapan Metode Delphi
dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya. (Harold, et all,
1975).
dapat disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan mengenai dapur yang sehat.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa dapur menyatu dengan kamar mandi
dengan jarak 0,4 m. Dapur ini tidak disertai dengan tempat sampah, tempat mencuci
tangan dan peralatan masak, saluran limbah,h pencahayaan yang baik, dan hampir selalu
terlihat ada hewan peliharaan (ternak) masuk di dalam nya.
Pengetahuan mereka mengenai dapur yang sehat ini hanya berdasarkan kebiasaan
dan tata letak turun temurun keluarga dan kebiasaan menggunakan dapur dengan kriteria
di atas yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, dan percaya hal tersebut tidak
mempengaruhi kualitas kesehatan keluarga mereka. Mayoritas keluarga binaan
menggunakan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti
sandang dan pangan. Dapur merupakan sarana dalam menghasilkan makanan yang baik
dan sehat dimana ini merupakan sumber kehidupan sehari-hari. Pemberian penyuluhan
mengenai dapur yang sehat juga tidak pernah didapatkan di desa pangkalan, khusunya
kepada keluarga binaan ini.
Artinya :
Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baik; sesungguhnya Allah mencintai
orang yang berbuat baik. (Q.s al-Baqarah ayat 195).
Kebersihan lingkungan erat kaitanya dengan masalah kesehatan. Lingkungan yang
bersih adalah lingkungan yang sehat. Kelalaian dalam menjaga kebersihan lingkungan
merupakan awal dari mewabahnya berbagai penyakit. Banyak wabah penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sebagimana ajaran mulia yang
menyetarakan membuang sampah dengan sedekah, Perintah membersihkan lingkungan,
tempat tinggal dan tempat ibadah secara tersirat diperintahkan pada Nabi Ibrahim untuk
selalu menjaga kebersihan Baitullah tempat beribadah, rumah Allah. Hendaklah perintah
ini ditauladani juga bagi segenap muslim dalam menjaga kebersihan lingkungan. Berikut
merupakan ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa Allah itu mencintai kebersihan
antara lain :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diagnosis Komunitas
2.1.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas
keyakinan
tertentu,
sehingga
seseorang
berperilaku
sesuai
dengan
keyakinannya tersebut.
2.1.2.2
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan. Cara-cara penemuan pengetahuan
pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi :
telah
mampu
menggunakan
penalarannya
dalam
memperoleh
2.1.2.3
Tingkat Pengetahuan
rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari
antara lain: menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap obyek yang
telah dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan
masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang
diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada
kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata - kata
kerja.
Dapat
menggambarkan
(membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan,
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu
kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.2.3.1
Media massa, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber informasi yang
dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau
melihat media massa (tv, radio, dan majalah) akan memperoleh informasi yang lebih
banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mendapat informasi dari media
massa.
3. Ekonomi
Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi kebutuhan primer
maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga status ekonomi rendah. Hal ini
akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.
4.
Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara
satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar
terpapar informasi. Faktor hubungan social juga mempengaruhi kemampuan individu
sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi.
5.
Pengalaman
Sumber Pengetahuan
Menurut Istiarti, pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam
sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,
media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa
pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal ahli agama, pemegang
pemerintahan, dan sebagainya.
2.1.2.5
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk
mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
(Notoatmodjo, 2005).
2.1.3 Teori Pengetahuan Dapur Sehat
2.1.3.1
Pengertian Dapur Sehat
Pengertian dapur menurut fungsinya adalah sebuah ruangan khusus yang berisikan
peralatan yang dipergunakan untuk menyiapkan, mengolah dan memasak bahan makanan
menjadi makanan yang siap disajikan dan disantap. Meskipun bentuknya dari satu rumah
ke rumah lainnya tidaklah sama, namun fungsi dapur hampir bisa dikatakan sama.
2.1.3.2
Karakteristik Dapur Sehat
1. Cahaya pada Dapur
Cahaya merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan karena
untuk dapat memasak tentu diperlukan penerangan yang cukup. Cahaya sendiri dapat
diperoleh dari 2 sumber, yaitu cahaya matahari dan lampu.
a.
Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat bermanfaat untuk membunuh bibit penyakit yang ada di
dapur. Karena di dapur sering dihasilkan sampah sehingga bibit penyakit sering muncul di
ruangan ini. Agar dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup, saat hendak membuat
dapur perhatikan jumlah dan besarnya jendela atau ruangan terbuka sehingga bisa
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Dengan cahaya matahari yang memadai, berarti
tidak perlu menyalakan lampu di siang hari sehingga menghemat penggunaan listrik.
b.
Cahaya Lampu
Karena cahaya matahari tidak tersedia setiap waktu, maka cahaya lampu juga
diperlukan sebagai cahaya pengganti. Ada 3 jenis lampu yang dapat digunakan di dapur,
yaitu:
1)
Cahaya Umum
Digunakan untuk menerangi dapur khususnya saat cahaya matahari tidak ada. Cahaya
lampu hendaknya jangan terlalu redup ataupun terlalu terang sehingga dapat menyakitkan
mata.
2)
Cahaya Khusus
Biasanya menggunakan lampu halogen dan diletakkan di bawah kitchen set.
Digunakan untuk menerangi daerah khusus, misalnya di tempat yang biasa digunakan
untuk memotong bahan makanan sehingga dengan adanya lampu ini dapat dilihat lebih
jelas warna makanan dan mengetahui kondisi makanan apakah masih baik atau tidak.
3)
Cahaya Aksen
nyaman, apabila asap ini tidak dapat dikeluarkan dari dapur. Pertukaran udara dengan
udara yang segar dapat terjadi apabila ada jendela atau lubang yang menghubungkan
dengan ruangan terbuka. Tetapi, apabila dapur Anda tidak memilikinya, Anda dapat
menggunakan cooker hood yang akan menyedot asap hasil proses memasak sehingga
udara di dapur menjadi lebih segar.
3.
Kebersihan Dapur
Dapur merupakan penghasil limbah rumah tangga terbesar di rumah. Agar sampah
yang dihasilkan tidak menimbulkan penyakit dan bau tidak sedap, maka Anda harus
menjaga agar dapur tetap bersih. Caranya adalah dengan membersihkan dapur selesai
memasak. Percikan minyak, tumpahan kuah atau percikan air sebaiknya segera
dibersihkan. Selain itu, Anda juga wajib membuang sampah yang ada di dapur setiap hari
karena sampah yang disimpan lebih dari satu hari akan menjadi tempat tumbuhnya bakteri
dan jamur.
4.
Tempat pencucian piring yang terpisah dari kamar mandi, jamban, tempat cuci baju
5.
Saluran pembuangan air limbah yang mengalir kedalam paralon dan tertutup, tidak
tersumbat.
6.
Pilihan material
7.
Keamanan
Keamanan yang dimaksud di sini bukan aman dalam arti bebas pencuri, tetapi
kemanan dari hal-hal membahayakan. Pasalnya, di dapur banyak terdapat hal yang
berpotensi membahayakan, seperti gas, listrik, api atau benda-benda tajam. Untuk itu,
demi
keamanan,
harus
dipertimbangkan
peletakkan
masing-masing
benda
dan
pengawasannya.
Beberapa hal harus diperhatikan antara lain:
1.
Penempatan tabung gas yang aman. Pastikan ada sirkulasi udara memadai di sekitar
tabung gas.
2.
3.
4.
Standar keamanan berikutnya adalah menyediakan alat pemadam api ringan. Ini
tentu standar prosedur untuk pencegahan pertama jika terjadi kebakaran di dapur.
2.1.3.3
1.
masak tradisional dalam memasak makanan. Alat ini bisa berupa tungku batu atau semen
dengan bahan bakar arang atau kayu bakar. Peralatan masak yang digunakan terkadang
masih menggunakan tanah liat atau kuningan, belum stainless steel seperti peralatan
modern.
2.
Dapur Modern
Dapur modern merupakan sesuatu yang relatif. Hanya peralatan masak yang
digunakan sebagai tolok ukur modernitas suatu dapur. Peralatan masak masa kini terus
berevolusi dan berinovasi sehingga semakin canggoh dan canggih saja setiap harinya.
Maka dapur modern bisa diklasifikasikan sebagai dapur yang tidak menggunakan tungku
sebagai alat memasaknya. Hal ini dikarenakan jika dulu kompor gas sudah termasuk
modern, saat ini sudah ditemukan kompor listrik, bahkan ada yang memakai gelombang
mikro. Entah nanti ada apa lagi yang digunakan.
Jenis dapur modern
Dalam rumah modern, umumnya ada dua jenis dapur dalam sebuah rumah tinggal.
Dapur tersebut adalah dapur basah dan dapur kering. Dapur basah berguna untuk
menyiapkan dan memasak makanan sehari-hari yang rumit dan memakan waktu lama serta
menimbulkan kotor. Sedangkan dapur kering hanya digunakan untuk memanaskan
makanan yang sudah jadi atau membuat makanan dan minuman yang mudah dan cepat
saja. Pemisahan kedua jenis dapur ini hanya dapat dilakukan jika rumahnya cukup besar
dan luas. Jika tidak, maka perlu adanya desain yang merangkap fungsi kedua dapur ini
sehingga cukup memadai untuk digunakan.
2.1.3.4
kompor dan perangkat masaknya. Selain itu sumber air dan pembuangan harus mutlak ada
supaya dalam melakukan pembersihan bahan makanan dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Lalu yang tidak boleh ketinggalan adalah ventilasi udara sehingga dapur tidak
pengap dan lembab karena udara dapat bersirkulasi dengan baik. Dapur yang lembab akan
membuat bakteri dan jamur mudah berkembangbiak serta serangga yang suka bersarang di
dalamnya. Hal ini akan membuat dapur tidak sehat dan terkontaminasi kotoran. Dapur
sejatinya tidak hanya sekedar tempat memasak, namun dari sinilah kesehatan keluarga
anda berawal.
2.2
Kerangka Teori
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Notoatmodjo
(2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, yaitu:
Bagan 2.1 Kerangka Teori (Teori Pengetahuan, Notoatmojo 2003)
2.3
Kerangka Konsep
Berdasarkan pembuatan kerangka teori sebelumnya maka dapat dibuat suatu
kerangka konsep yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga
binaan RT 04/RW 05 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Propinsi Banten.
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
2.4
Defi
nisi
Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati
atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional
ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa
yang sedang didefinisikan dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala
yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.
Pada definisi operasional terdapat beberapa komponen, meliputi : definisi, hasil ukur, skala
data, cara ukur.
Tabel 2.1 Tabel Definisi Operasional Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Area Masalah
Pengetahuan Mengenai Dapur Sehat Pada Daerah Keluarga Binaan RT 04/RW 05 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten
No.
VARIABEL
DEFINISI
ALAT
CARA
HASIL
OPERASIONAL
UKUR
UKUR
Pengetahuan Pengetahuan Mengenai
Kuesioner Wawancara Baik
Mengenai Dapur Sehat adalah
Cukup
Dapur Sehat sebuah ruangan khusus
Buruk
yang berisikan peralatan
yang dipergunakan untuk
menyiapkan, mengolah
dan memasak bahan
makanan menjadi
makanan yang siap
disajikan dan disantap
yang layak, bersih dan
sehat sesuai dengan
criteria dapur sehat.
Penyakit yang dapat
ditimbulkan akibat
pengelolaan sampah yang
tidak baik yakni, ISPA,
penyakit saluran
pencernaan (diare, kolera,
tifoid), cacingan.
Pendidikan Jenjang pendidikan formal Kuesioner Wawancara Baik
terakhir yang ditamatkan
Cukup
oleh keluarga binaan.
Rendah
Tingkat
Ekonomi
SKALA
Ordinal
Ordinal
Penghasilan atau
Kuesioner Wawancara >Rp.3.100.00 Ordinal
pendapatan yang diterima
0,,oleh kelurga binaan
Cukup
selama sebulan sesuai
dengan UMR Kabupaten
<Rp3.100.00,Tangerang tahun 2016
Rendah
Hubungan
Sosial
Ordinal
Ordinal
BAB III
METODE
Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah, langkahlangkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara objektif dan rasional.
3.1 Populasi Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan, baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu
dilakukan pembatasan populasi dan pengambilan sampel. Populasi merupakan keseluruhan
unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Dalam hal ini yang menjadi
populasi adalah keluarga di RT 04/RW 05 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
3.2 Sampel Pengumpulan Data
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan
keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri- ciri dan
keberadaan populasi yang sebenarnya. Suatu sampel yang baik akan dapat memberikan
gambaran yang sebenarnya tentang populasi.
Pengambilan sampel adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan
mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga dapat digunakan sebagi
wakil yang dapat mewakili populasi tersebut. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah
empat keluarga binaan di RT 04/RW 05 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
3.3
yang kooperatif, usia diatas 18 tahun, bisa membaca dan menulis, sehat jasmani dan rohani
yaitu sebanyak 16 orang. keluarga Tn. Mis sebanyak 3 orang, Tn. Yandi sebanyak 2 orang,
Tn. Icang sebanyak 9 orang, Tn. Misan sebanyak 2 orang. Adapun kriteria inklusi dan
eksklusi adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu :
- Bersedia untuk menjadi informan
- Merupakan anggota keluarga binaan
- Usia diatas 18 tahun
- Sehat jasmani dan rohani
- Bisa membaca dan menulis
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel
karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, yaitu :
1. Tidak bersedia menjadi informan
2. Berusia diatas 70 tahun
3. Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui
4. Memiliki gangguan mental
5. Tidak bisa membaca dan menulis
Adapun kegiatan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.4
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis, observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
b.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
matematika atau statistika.
Data kuantitatif yang diperoleh adalah berupa data diskrit dan data kontinu yaitu:
1.
Data diskrit
Dalam penelitian ini terdapat 16 responden yang tercantum dalam grafik 4.1 dan
grafik 4.4 mengenai jumlah perempuan dan laki-laki serta distribusi tingkat pendidikan
pada keluarga binaan.
2.
Data kontinu diperoleh dari segi usia yang tercantum dalam grafik 4.2
Angus 2015
Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin jumlah
c. Data tersier
Data yang didapat dari buku Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni karya
Soekidjo Notoatmodjo tahun 2011 dan internet. Data yang didapat dari
buku dan internet yaitu mengenai Manajemen Penelitian, Pengantar Ilmu
Kesehatan Lingkungan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PokokPokok
Metodologi Penelitian, Pendidikan dan Ilmu Perilaku, Memahami
Penelitian Kualitatif dan lain-lain.
3.4.3
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu langkahlangkah diagnosis komunitas. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka
digunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data.
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah wawancara
dengan menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan
data-data.
Tanggal
Kegiatan
Selasa, 26 Juli
2016
Kamis, 28 Juli
2016
presurvey
b. Mengolah hasil kuesioner presurvey dan menentukan area
masalah
c. Diskusi
kelompok
menentukan
area
permasalahan
Jumat, 29 Juli
a. Diskusi kelompok :
2016
a. Diskusi kelompok:
3.4.1
BAB IV
HASIL ANALISA
4.1
karakteristik responden yang terdiri dari empat keluarga di RT 04/RW 05, Desa Pangkalan,
Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yakni keluarga Tn. Icang,
Keluarga Tn. Yandi, Keluarga Tn. Mis dan Keluarga Tn. Sani.
Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di RT 04/ RW 05,
Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2016
Berdasarkan dari Grafik 4.1 tentang distribusi jenis kelamin pada keluarga binaan
didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 15 orang (62,5 %).
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di RT 04/ RW 05, Desa
Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Juli 2016
Berdasarkan dari Grafik 4.2 tentang frekuensi berdasarkan usia pada keluarga
binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berusia < 17 tahun
yaitu sebanyak 8 orang.
4.2
Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berdasarkan variabel-
variabel dalam check list dan kuesioner yang diambil langsung pada empat rumah keluarga
binaan pada bulan Juli 2016.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Aspek Pengetahuan Tentang Dapur Sehat pada Keluarga
Binaan di RT 04/ RW 05, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2016
Pengetahuan Tentang
Jumlah
Persentase
Baik
12,5 %
Cukup
25 %
Buruk
10
62,5 %
Total
16
100%
Dapur Sehat
Jumlah
Persentase
Baik
12,5 %
Cukup
18,75 %
Rendah
11
68,75 %
Total
16
100 %
Jumlah
Persentase
Baik
12,5 %
Cukup
Buruk
4
10
25 %
62,5 %
Total
16
100%
Jumlah
Persentase
Dibawah UMR
15
93,75 %
Diatas UMR
6,25 %
Total
16
100%
Berdasarkan dari Tabel 4.4 terlihat tingkat penghasilan pada keluarga binaan
sebanyak 15 responden (93,75 %) berada pada tingkat penghasilan dibawah UMR. Namun
masih terdapat 1 responden (6,25%) yang memiliki tingkat penghasilan diatas UMR.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Keterpaparan Informasi Kesehatan Mengenai Dapur Sehat
pada Keluarga Binaan di RT 04/ RW 05, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2016
Keterpaparan informasi
kesehatan
Jumlah
Persentase
Baik
0%
Buruk
16
100 %
Total
16
100%
PENDIDIKAN
INFORMASI
Orang tua tidak memenuhi
kebutuhan pendidikan wajib
sembilan tahun.
Kepercayaan bahwa
pendidikan bukan
hal yang utama
Lahan pekerjaan
yang terbatas,
pendidikan rendah
Kebiasaan tidak
menerapkan pemakaian
dapur sehat dalam keluarga
secara turun-temurun.
Keyakinan yang
salah mengenai
dapur sehat di dalam
rumah.
EKONOMI
SOSIAL BUDAYA
PENGETAHUAN
MENGENAI DAPUR
SEHAT
Akar Penyebab
Masalah
Alternatif
Rencana Intervensi
Intervensi Yang
Dilakukan
Pemecahan
Masalah
1.
Kurangnya
Memberikan
Penyuluhan mengenai
media informasi
informasi
mengenai dapur
mengenai dapur
rumah
sehat di dalam
sehat di dalam
rumah
rumah
Jangka pendek
Memberikan
pembelajaran kepada
keluarga binaan, seperti
memberikan penyuluhan
tentang pentingnya
dapur sehat
Jangka panjang
Bekerja sama dengan
tenaga kesehatan untuk
memberikan informasi
tentang dapur sehat di
dalam rumah.
53
2.
Kepercayaan
bahwa
pendidikan
bukan hal yang
utama
Memberikan
Memberikan
pengarahan bahwa
penyuluhan mengenai
pendidikan itu
pentingnya
merupakan hal
pendidikan sebagai
sumber pengetahuan
tidak boleh
Jangka Pendek
Memberikan penyuluhan
mengenai pentingnya
pendidikan merupakan
hal penting sebagai
sumber pengetahuan
dikesampingkan
Jangka Panjang
Berkerjasama dengan
pemerintah dalam
meningkatkan mutu
pendidikan sebagai akar
masalah rendahnya
pengetahuan
3.
Lahan pekerjaan
Memberikan
Memberikan
yang terbatas
edukasi tentang
informasi tentang
potensi daerah
yang dapat
dijadikan lahan
dapat dimanfaatkan
pekerjaan
Jangka Pendek
Mengadakan
penyuluhan mengenai
pentingnya eksplorasi
sumber daya alam dan
sumber daya manusia
untuk dijadikan sarana
pekerjaan
Jangka panjang
Bekerjasama dengan
pemerintah dan instansi
media terkait untuk
menyediakan lahan
peekerjaan bagi
masyarakat di Desa
Pangkalan
4.
Kebiasaan tidak
menerapkan
Merubah pola
Memberikan
Jangka pendek
54
pemakaian dapur
sehat dalam
keluarga secara
turun-temurun.
pikir keluarga
penyuluhan dan
Memberikan penyuluhan
binaan mengenai
menyediakan fasilitas
dapur sehat di
pendukung dapur
dalam rumah
yang sehat
Menyediakan alat
penerangan, tempat
pembuangan sampah,
tempat menaruh alat-alat
makan dan alat-alat
untuk membersihkan
dapur serta membuang
barang-barang bekas
yang menumpuk di
dapur.
Jangka panjang
Mengikutsertakan tokoh
masyarakat dalam
merubah pola pikir
mengenai dapur sehat di
dalam rumah dan
menyarankan petugas
kesehatan untuk
memberikan penyuluhan
rutin tentang dapur sehat
secara menyeluruh
kepada semua keluarga.
5.
Rendahnya
pengetahuan
mengengai
kesehatan
lingkungan di
sekitar dapur
rumah
Memberikan
Memberikan
edukasi mengenai
penyuluhan mengenai
kesehatan
kesehatan lingkungan
lingkungan sekitar
sekitar terutama
dapur rumah
lingkungan disekitar
dapur rumah
Jangka pendek
Memberi informasi
mengenai cara penataan
dapur sehat, cara
penggunaan alat dapur
dan penyimpanannya,
serta mengolah sampah
55
dapur
Jangka panjang
Berkerjasama dengan
tokoh masyarakat untuk
menjaga lingkungan
rumah.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
56
5.1
Simpulan
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke
keluarga binaan yang bertempat tinggal di RT 04/ RW 05, Desa Pangkalan,
Kecamatan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2016
maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area
masalah yaitu Pengetahuan Mengenai Dapur Sehat pada Keluarga
Binaan RT 04 RW 05, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2016
5.1.2 Akar Penyebab Masalah
1.
2.
3.
4.
secara turun-temurun.
5. Rendahnya pengetahuan mengengai kesehatan lingkungan di sekitar dapur
rumah
5.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah
1. Memberikan informasi mengenai dapur sehat di dalam rumah
2. Memberikan pengarahan bahwa pendidikan itu merupakan hal yang
penting dan tidak boleh dikesampingkan
3. Memberikan edukasi tentang potensi daerah yang dapat dijadikan lahan
pekerjaan
4. Merubah pola pikir keluarga binaan mengenai dapur sehat di dalam rumah
5. Memberikan edukasi mengenai kesehatan lingkungan sekitar dapur rumah
5.1.6 Saran
1. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang
dapur sehat di dalam rumah.
2. Berkerjasama dengan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan
sebagai akar masalah rendahnya pengetahuan
3. Bekerjasama dengan pemerintah dan instansi media terkait untuk
menyediakan lahan peekerjaan bagi masyarakat di Desa Pangkalan
4. Mengikutsertakan tokoh masyarakat dalam merubah pola pikir mengenai
dapur sehat di dalam rumah dan menyarankan petugas kesehatan untuk
memberikan penyuluhan rutin tentang dapur sehat secara menyeluruh
kepada semua keluarga.
58
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
60