Nstemi Case
Nstemi Case
CASE REPORT
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. WM
Umur
: 54 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Swasta/buruh
Alamat
Agama
: Islam
No RM
: 3012XX
MRS
: 22 Mei 2016
mengganjal. Nyeri dada terjadi saat tidur dan tiba-tiba serta tidak tergantung
waktu dan aktivitas. Nyeri dada membaik dengan meminum air putih. Pasien
tetap dapat berkativitas saat dadanya terasa nyeri.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengeluh sakit yang sama sejak 20 tahun yang lalu. Karena
dianggap tidak mengganggu aktivitas maka tidak pernah diperiksakan ke
dokter. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat alergi disangkal. Belum pernah mondok di RS sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Tidak ada anggota
keluarga yang pernah mengalami gejala yang sama. Riwayat hipertensi
disangkal. Riwayat DM disangkal. Riwayat asma disangkal. Riwayat alergi
disangkal.
e. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku pola tidurnya tidak teratur. Sering tidur larut malam dan
bangun dini hari untuk mempersiapkan dagangannya.
C. ANAMNESIS SISTEM
Sistem Cerebrospinal
Sistem Cardiovaskular
Sistem Respiratorius
Sistem Gastrointestinal
Sistem Genitourinarius
Sistem Muskuloskeletal
Sistem Integumental
D. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
Vital sign
Tekanan darah
170/90 mmHg
Nadi
80 kali permenit
Respirasi
20 kali permenit
Suhu
36,50C
Kepala
Leher
Thorax
a. Paru
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
b. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
linea
midclavicularis
sinistra
Auskultasi
c. Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Tympani
Palpasi
d. Ekstremitas :
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan EKG tanggal 23 Mei 2016
F. DIAGNOSIS
- NSTEMI
- Hipertensi Grade II
G. TERAPI
- O2
- inf KAEN 3B 16 tpm
- inj OMZ 1A/24 jam
- CPG 100g
- ISDN 3x5g
- Candesartan 1x8g
- Ulsafat syr 3xC1
Cek DR/Ur/Cr
Arixtra 2,5g/hari jika Cr 1,5
H. FOLLOW UP
Hari 1
S/ Pasien mengeluh nyeri dada tembus T/ - O2
belakang (+), Keringat dingin (+)
O/ KU : CM
TD : 170/90 mmHg
- CPG 100g
T : 36,5oC
- ISDN 3x5g
HR : 80 kali/menit
- Candesartan 1x8g
RR : 20 kali/menit
- Arixtra 2,5 g
TD : 150/90 mmHg
- CPG 1x75g
T : 36,0oC
- ISDN 3x5g
HR : 80 kali/menit
- Candesartan 1x8g
RR : 20 kali/menit
Lab : Cr : 0,63
- Concor 1x2,5g
A/ NSTEMI, HT grade I
P/ - Cek kolesterol, asam urat
- Arixtra (H1-H3) post evaluasi
EKG
Hari 3
- Arixtra 2,5g
(+)
O/ KU : CM
- CPG 1x75g
TD : 140/90 mmHg
- ISDN 3x5g
T : 35,8oC
- Candesartan 1x8g
HR : 80 kali/menit
RR : 20 kali/menit
- Concor 1x2,5g
- Simvastatin 0-0-1
A/ NSTEMI
- Antalgin 1A/8jam
- Hipertensi grade I
P/ - bed rest
- Arixtra 2,5g
Hari 4
S/ Pasien mengeluh nyeri perut (+), nyeri T/ - O2 3Lpm
dada menurun
O/ KU : CM
TD : 130/90 mmHg
- CPG 1x75g
T : 36,1oC
- ISDN 3x5g
HR : 80 kali/menit
- Candesartan 1x8g
RR : 20 kali/menit
- Concor 1x2,5g
anterior lateral
A/ NSTEMI
P/ - Evaluasi EKG
- Arixtra (H1-H5)
- Simvastatin 0-0-1
- Antalgin 1A/8jam
- Antasida syr 3xC1
- Arixtra 2,5g
Hari 5
S/ Nyeri dada menurun
O/ KU : CM
T/ - O2 3Lpm
- inf KAEN 3B 16 tpm
TD : 140/80 mmHg
T : 36,5oC
- CPG 1x75g
HR : 80 kali/menit
- ISDN 3x5g
RR : 20 kali/menit
- Candesartan 1x8g
A/ NSTEMI
- Simvastatin 0-0-1
- Antalgin 1A/8jam
Hari 6
S/ Nyeri dada menurun, keringat dingin T/ Resep pulang :
saat beraktivitas (+)
- ISDN 3x5g
O/ KU : CM
- CPG 1x75g
TD : 140/90 mmHg
- Candesartan 1x8g
T : 36,1oC
- Concor 1x2,5g
HR : 80 kali/menit
- Ulsafat 3x1
RR : 20 kali/menit
- Simvastatin 1x1g
anterior lateral
A/ NSTEMI
- hipertensi grade I
P/ - Evaluasi EKG - BLPL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(ACC) dan
American Heart Association (AHA) perbedaan angina tak stabil dan infark
tanpa elevasi segmen ST ( NSTEMI) ialah apakah iskemi yang timbul
cukup berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada miokardium,
sehingga adanya petanda kerusakan miokardium dapat diperiksa. Diagnosis
angina tak stabil bila pasien mempunyai keluhan iskemi sedangkan tak ada
kenaikan troponin maupun CK-MB, dengan ataupun tanpa perubahan ECG
untuk iskemi, seperti adanya depresi segmen ST ataupun elevasi sebentar
atau adannya gelombang T yang negatif.2
B. Patogenesis
Sebagian besar SKA adalah manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh
darah koroner yang koyak atau pecah. Hal ini berhubungan dengan perubahan
komposisi plak dan penipisan tudung fibrous yang menutupi plak tersebut.
Kejadia ini adak diikuti oleh proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur
koagulasi. Terbentuklah trombus yang kaya trombosit. Trombus ini akan
menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik secara total maupun parsial,
atau menjadi mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal.
Selain
itu
terjadi
pelepasan
zat
vasoaktif
yang
menyebabkan
Anamnesis
Pasien mengeluhkan nyeri dada yang tipikal berupa rasa
tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher, rahang,
area interskapular, bahu atau epigastrium. Keluhan ini dapat berlangsung
intermiten atau persisten, sering disertai diapheresis, mual/muntah, nyeri
Pemeriksaan Fisik
Regurgitasi katup mitral akut, suara jantung tiga (S3),
rhonki
basah
halus,
dan
hipotensi
diperiksa
untuk
Pemeriksaan Elektrokardiogram
Pemeriksaan EKG penting untuk membedakan STEMI dan SKA
lainnya. Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point dan ditemukan pada
2 sadapan yang bersebelahan. Adanya keluhan angina akut dan
pemeriksaan EKG tidak ditemukan elevasi segmen ST yang persisten,
diagnosisnya adalah NSTEMI atau angina pektoris tidak stabil.
4.
tambahan dan satu registry. Dengan meningkatnya skor resiko, telah diobservasi
manfaat yang lebih besar secara progresif pada terapi dengan LMWH versus
UFH, dengan platelet GP IIb/IIIa receptor blocker tirofiban versus placebo, dan
strategi invasif versus konservatif. Pada pasien untuk semua level skor resiko
TIMI, penggunaan clopidogrel menunjukkan penurunan outcome yang buruk
relatif sama. Skor resiko juga efektif dalam memprediksi outcome yang buruk
pada pasien setelah pulang.5
0/1
merokok,
riwayat
keluarga
0/1
- Deviasi ST
0/1
0/1
0/1
Terapi awal :
- Oksigen
- Diamorfin 5 mg (Berikan morfin 10 mg bila diamorfin tidak dapat
digunakan)
- Metoklopramid 10 mg
- Gliseril trinitrat (sublingual)
- Aspirin 300 mg (atau clopidogrel 300 mg pada pasien yang alergi aspirin)
Terapi untuk pasien NSTEMI/unstable angina hampir sama dengan
STEMI, kecuali trombolisis tidak diindikasikan dan ssebaliknya digunakan
heparin tak terfrasionasi atau berat molekul rendah dan terapi antiplatelet.
- Antiplatelet
Aspirin 75 mg/hari dan clopidogrel 75 mg/hari
- Antikoagulasi
Enoxaparin 1mg/kg 2 kali/ hari. Jika pasien memiliki gangguan fungsi
ginjal, enoxaparin 1mg/kg sekali sehari.
- Antiangina
Isosorbid mononitrat sekali sehari.
Calcium Chanel Blocker (CCB, misalnya amlodipin, diltiazem)
Nicorandil dapat ditambah sebagai kombinasi.
- ACE Inhibitor.5
E. Komplikasi
a. Infark miokardium (IM) adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat
kekurangan oksigen yang berkepanjanga. Hal ini adalah respon letal terakhir
terhadap iskemia miokardium yang tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati
setelah sekitar 20 menit mengalami kekurangan oksigen. Setelah periode ini,
kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secara aerobs lenyap dan sel tidak
memenuhi kebutuhan energinya.6
b. Aritmia : Karena insidens PJK dan hipertensi tinggi, aritmia lebih sering didapat
dan
dapat berpengaruh
terhadap
hemodinamik. Bila
tekanan darah turun banyak, berpengaruh terhadap aliran darah ke otak, dapat
juga menyebabkan angina, gagal jantung.7
c. Gagal Jantung : Gagal jantung terjadi sewaktu jantung tidak mampu memompa
darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien tubuh. Gagal
jantung disebabkan disfungsi diastolik atau sistolik. Gagal jantung diastolik
dapat terjadi dengan atau tanpa gagal jantung sistolik. Gagal jantung dapat
terjadi akibat hipertensi yang lama (kronis). Disfungsi sistolik sebagai penyebab
gagal jantung akibat cedera pada ventrikel, biasanya berasal dari infark
miokard.7
F. Prognosis
Pada angina tidak stabil bila dapat didiagnosis dengan tepat dan cepat
serta memberikan
pengobatan
yang
tepat
kematian.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Dari anamnesis didapatkan nyeri dada dengan lokasi yang khas yaitu substernal
atau kadangkala diepigastrium. Nyeri dada sesuai dengan tipikal nyeri angina yaitu
dengan ciri seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri
tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan.
Selanjutnya diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan penunjang
EKG. Pada pemeriksaan penunjang EKG tanggal 23 Mei 2016 ditemukan QRS rate
93x/menit, Aksis Normal, durasi 0,12 detik, PR interval 0,13, Kompleks QRS
durasi 0,141, SR, Iskemik lead III dan AVF, iskemik V2-V3 dan tidak ditemukan
adanya elevasi segmen ST.
Pemeriksaan EKG sangat penting baik untuk diagnosis maupun stratifikasi
resiko
pasien
angina
tak stabil.
Adanya
depresi
segmen ST
yang
baru
BAB V
KESIMPULAN