NIM
1.
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup individu.
Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap pilihannya sendiri.
2.
Kebebasan (freedom)
Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan pihak lain
(Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut
pandangannya sesuatu yang terbaik.
Contoh : Klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan yang
diberikan.
3.
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang tidak
bertentangan (tepat, lengkap). Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam
membangun hubungan saling percaya dengan pasien. Contoh : Tindakan pemasangan infus
harus dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat.
4.
Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991). Merupakan suatu prinsip
moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu mendapat tindakan yang
sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Ketika
seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut prinsip ini harus
mendapatkan sumber-sumber yang besar pula, sebagai contoh: Tindakan keperawatan yang
dilakukan seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK
5. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang lain.
(Aiken, 2003). Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus
dipasang side driil.
6.
Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab, memenuhi
janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada
suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi
tanggung
jawab
menjaga
janji,
mempertahankan
konfidensi
dan
memberikan
Kerahasiaan (Confidentiality)
Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip bahwwa perawat menghargai semua
informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa pasien mempunyai hak istimewa dan
semua yang berhubungan dengan informasi pasien tidak untuk disebarluaskan secara tidak
tepat (Aiken, 2003). Contoh : Perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien pada orang lain,
kecuali seijin klien atau seijin keluarga demi kepentingan hukum.
9.
Hak (Right)
2.Transferens.
Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap terhadap
perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. Sifat
yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan penggunaan
mekanisme pertahanan pengisaran (displacement) yang maladaptif. Ada dua jenis utama
reaksi bermusuhan dan tergantung.
3.Kontertransferens.
Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien. Konterrtransferens
merujuk pada respon emosional spesifik oleh perawat terhadap klien yang tidak tepat dalam
isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi. Reaksi
ini biasanya berbentuk salah satu dari tiga jenis reaksi sangat mencintai, reaksi sangat
bermusuhan atau membenci dan reaksi sangat cemas sering kali digunakan sebagai respon
terhadap resisten klien. Untuk mengatasi hambatan komunikasi terapeutik, perawat harus siap
untuk mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan
perawat-klien (Hamid, 1998). Awalnya, perawat harus mempunyai pengetahuan tentang
hambatan komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku yang menunjukkan adanya
hambatan tersebut. Latar belakang perilaku digali baik klien atau perawat bertanggung jawab
terhadap hambatan terapeutik dan dampak negative pada proses terapeutik.
Beberapa hal yang menghambat komunikasi :
1. Menunjukkan perasaan marah, resah, gelisah, tidak sabar atau kurang dapat
mengendalikan diri
2. Menunjukkan kesibukan, tidak mempunyai waktu mendengarkan keluhan pasien
3. Menggunakan kalimat yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan latar belakang pasien
4. Memberikan komentar yang bersifat klise seperti semua baik, nanti juga sembuh
5. Memberikan informasi yang tidak relevan, menghakimi, mengalihhkan
6. Mengabaikan perasaan pasien
7. Situasional : ruangan yang rebut, banyak gangguan dan jarak bicara yang terlalu
dekat/jauh
6.Memfokuskan.
Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi
lebih spesifik dan dimengerti.
7.Menyatakan hasil observasi.
Dalam hal ini perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat non verbal klien.
8.Menawarkan informasi.
Memberikan tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien
yang bertujuan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan.
9.Diam.
Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir. Diam
memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan
memproses informasi.
10.Meringkas.
Meringkas pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.
11.Memberi penghargaan.
Penghargaan janganlah sampai menjadi beban untuk klien dalam arti jangan sampai klien
berusaha keras dan melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pujian dan persetujuan
atas perbuatannya.
12.Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.
Memberi kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
13.Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan.
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hampir seluruh
pembicaraan.
14.Menempatkan kejadian secara berurutan.
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan klien untuk melihatnya
dalam suatu perspektif.
dilakukan perawat
3.
Analisa dan identifikasi persepsi perawat terhadap emosi dan komunikasi klien
4.
5.
dengan 4
6.
5. Buat contoh satu percakapan perawat dan pasien dalam konteks analisa proses
interaksi (format API).
ANALISA PROSES INTERAKSI PASIEN DENGAN DISTRES SPIRITUAL
Nama Klien
: Ny S
Status interaksi
: Fase perkenalan
Pertemuan ke
:1
Kondisi klien
ikat
kebelakang,ekspresi wajah tampak murung dan cemas.
Kondisi lingkungan
dikursi samping
Tujuan
melakukan kegiatan
ibadah yang masih bisa klien lakukan.
Nama mahasiswa
: Mischa
Waktu interaksi
Tanggal
: 13 November 2013
Ruang
Komunikasi
verbal
Analisa
P : Selamat
K : Merasa
Salam adalah
pagi bu
tersenyum
tenang dan
senang ada
kalimat pembuka
siap untuk
perawat yang
dalammemulai
memulai
datang
suatu percakapan
K : Tersenyum
interaksi
dan juga
dengan klien
merupakan satu
cara membina
hubungan saling
percaya.
P : Merasa
K : Merasa
senang atas
tenang
tanggapan Ny
S
K : merasa
Memperkenalkan
ade
tenang dan
senang perawat
siap untuk
memperkenalkan memperkuat
ya dipanggil
membina
dirinya
suster ade,ibu
sukanya di
panggil apa?
klien,memandang klien
mengulurkan tangan.
K :tersenyum,
memandang perawat dan
menerima jabatan tangan
diri dapat
hubungan saling
hubungan
percaya antara
saling percaya
dengan klien
pe rawat.
K : panggil saja K:tersenyum,memandang P : merasa
K : merasa
saya bu S ,
suster
atas respon
P: tersenyumdan kontak
mata
klien yang
mau menerima
perkenalan
perawat.
P : bagaimana
perasaan ibu
mata.
murungtapi
hari ini?
K : wajah berubah
menunjukan kesedihan
menggali
perasaan ny s memperhatikan
klienmember
tentang apa
apa yang
kesempatan pada
ynag
diucapkan
klien untuk
dirasakannya. perawat,kontak
mata.
K : saya
K ; wajah tampak
merasa sedih
dengan
penyakit yang
saya
alami,suster .
P : ibu s
P :kontak mata,tangan
menyentuh tangan klien
untuk menunjukan
dukungan.
P: ingin
pada klien
mengungkapkan
perasaannya.
K : menunjukan
kesedihan tentang
penyakit yang
menunjukan
dan cemas,apa
hasil
penyakit yang
teknik komunikasi
observasi
klien alami
yang dapat
sebenarnya
P :memandang
terbuka
K: wajah tampak
sedih,mata berkaca-kaca.
yang ibu
untuk
digunakan untuk
rasakan
menggali
mengggali
perasaan klien
perasaan klien
lebih dalam
lebih dalam.
K : saya sedih
K : menundukan
P : menunjukan
K : masih
keseriusan untuk
menunjukan
yang saya
berkaca-kaca,nada mendengarkan
alami,Allah
suara rendah .
sepertinya tidak
sayang sama
saya memberi
cobaan seberat
ini
P : menggengam
tangan kontak
mata,memandang
klien.
P : bagaimana
P :memandang
kesedihan dan
K : mengangkat
kepala dan
memandang
Kontrak
tertarik dengan
waktu,tempat dan
klien
ajakan
topic akan
mengungkapkan
perawat,dan
mengarahkan
perasaannya.
perawat.
peduli dengan
terfokus pada
perassannya.
tujuan yang
maunya kita
hendak dicapai.
ngobrol dimana?
K : boleh
K : mengangkat
senang perawat
ditnjukan ibu S
mau
memandang
perawat
P : memandang ibu
mendengarkan
keluhannya.
P : duduk
sebenarnya apa
menghadap klien
pada perawat.
dan tersenyum.
terbuka
memungkinkan
klien ntuk
menceritakan
K : duduk ditempat
perasaannya
tidur menghadap
secara mendalam.
perawat,kontak
mata .
K : saya merasa K : memandang
Allah tidak adil
senang bisa
menceritakan
masalahnya ke
P : memandang ibu
perawat dengan
S,
harapan akan
tetap dikasih
memdapat
sakit berat
bantuan untuk
menyelesaikan
masalahnya.
P : oh jadi
P : menatap ibu S
P : menunjukan
K : merasa
menurut ibu
keseriusan
mendengarkan
menyimak
K : memandang
perawat berusaha
meyakinkan
pendapatnya.
Klarifikasi adalah
yang digunakan
untuk
berusaha
menyamakan
mengklarifikasi
persepsi antara
untuk meyakinkan
perawat dan kl
tentang ag ama
pemahaman
perawat .
selama ini?
K : saya
K : memandang
P : menunjukan
seorangmuslim
untuk
dan beragama
mata,tampak
menceritakan
islam,tadinya
saya selalu
suara yang
mendengarkan
K : merasa yakin
percaya agama
saya yang terbaik
tapi dengan sakit
ini ,saya merasa
ragu dengan
diucapkan ibu S.
membenarkan.
P : memandang dan
tersenyum pada ibu
S
agama
saya.Allah
memberi saya
sakit yang
beratdan saya
merasa tidak
sanggup
menanggungnya
P :menurut ibu,
K : tampak
Mengkaji
apakah agama
S dan menyentuh
untuk menggali
bersemangat
pendapat ibu S
tangannya.
perasaan ibu S
masih membawa
ketenangan dan
kedamaian
dalam hidup ibu?
tentang agamanya
K : memandang
perawat dan kontak
mata
K : sebenarnya
sih dalam lubuk
hati saya
terdalam,saya
masih percaya
agama saya.
K : nada suara
terdengar ragu,
memandang
perawat dan wajah
masih tampak
cemas.
P : menganggukanggukan kepala.
P : merasa tenang
mendengarkan
keluhan ibu s
K : tampak
bersemangat
P : memandang
yakini masih
dengan ibu S.
membawa kedamaian
dihati ibu? Lalu
kegiatan ibadah apa
saja yang masih bisa
ibu kerjakan dengan
kondisi sakit ibu ini?
Misalnya shalat atau
P : mencoba
ucapan ibu S.
K : menganggukangukan
K : menyimak Klarifikasi
merupakan teknik
menyamakan
sungguh.
persepsii antara
perawat dank lien.
kepala,sambil
sesekali
memamdang
perawat.
dzikir?
K : bila merasa sakit
P:
sekali waktu
kemoterapi saya
mengangukan
kepala.
dapat
K : memandang
dan kontak mata
dengan perawat.
P : menyimak
K : merasa
masalahnya.
menemukan jalan
keluar untuk
masalah ibu S.
P : memandang
P : merasa
K:
ibu S sambil
senang klien
melakukan dzikir
tersenyum dan
dapat
mengajungkan
menyebutkan
perawat.
sakit karena
jempol.
kegiatan ibadah
laku tersebut
dapat diulangi.
kemoterapi.Bagaiman
a perasaan ibu setelah
melaksanakan dzkir?
K : memandang
perawat dan
klien lakukan.
tersenyum juga.
rileks dan
tenang
rasanya berkurang.
P : memandang
ibu S,dan
Reinforment
sehingga tingkah
tersenyum.
P : bagaimana
P : menyentuh
kita berbincang-
tersenyum.
bincang?
K : memandang
perawat
P:
K : merasa
diri untuk
mengakhiri
perawat.
perbincangan.
setelah
berbincangbincang.
P : merasa
K : merasa
lega suster.
senang karena
senang
wajah lebih
Mengeksploitasi
berbincangbincang dengan
perawat.
S.
P : nah ibu S untuk
P : memandang
senang
kembali tindakan
mata.
menegaskan
menemukan
yang dapat
kegiatan yang
K : tersenyum dan
memandang
perawat.
Menegaskan
bermanfaat.
Kontrak yang
mengakhiri
tenang dan
S,mengulurkan
interaksi
setuju dengan
menjadi lanjutan
tangan untuk
sementara dan
kontrak yang
dari interaksi
pamitan
lagi untuk
untuk
membicarakan cara
ibu S.
pertemuan
P : memandang
K : tersenyum dan
menerima jabatan
selanjutnya.
1.
kualitas tinggi dan solusi yang dapat diterima bersama. Dalam banyak contoh, berbagai jenis
hubungan dapat berkembang melalui penggunaan teknik komunikasi manajemen konflik.
Pada situasi klinis sebagai suatu proses kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
mengikuti langkah :
Memperoleh data faktual : Mendapatkan semua informasi yang relevan tentang isu-isu
spesifik yang terlibat dan sekitar respon perilaku klien untuk masalah perawatan kesehatan.
Pertimbangkan sudut pandang lain: Memiliki beberapa ide tentang apa masalah mungkin
relevan dari sudut pandang orang lain, memberikan informasi penting tentang pendekatan
interpersonal yang terbaik untuk digunakan.
Intervensi awal : Buat forum untuk komunikasi dua arah , sebaiknya bertemu secara
berkala dengan tim kesehatan lain mencakup permasalahan klien.
2.
mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan yang mengizinkan perawat bertindak lebih
mandiri.
Perawat dapat bekerja dalam bentuk kolaborasi dengan dokter.Contoh : Ketika
perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes pulang kerumah, perawat dan
dokter bersama-sama mengajarkan klien dan keluarga begaimana perawatan diabetes di
rumah.Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit dokter
terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi TTV,
anamnesa, serta keluhan-keluhan dari pasien,dan data penunjang seperti hasil laboraturium
sehingga dokter dapat mendiagnosa secara pasti mengenai penyakit pasien.Pada saat perawat
berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah medis, disinilah perawat
dituntut untuk belajar istilah-istilah medis sehingga tidak terjadi kebingungan saat
berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang
diinginkan.
Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila dari
kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara individu,
perawat dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter
membutuhkan bantuan perawat dalam memberikan data-data asuhan keperawatan, dan
perawat sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit
pasien serta memberikan penanganan lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud
dwngan baik berawal dari komunikasi yang baik pula antara perawat dengan dokter.
Tips untuk permintaan kejelasan kepada dokter:
1.
Mengidentifikasi semua nama (Sebutkan nama dokter, sebutkan nama dan posisi,
mengidentifikasi
klien dan diagnosis klien atau orang-orang lain yang terlibat dalam
5.
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk
merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang
farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam
pengembangan sistem pemberian obat. Perawat memiliki peran yang utama dalam
meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika
membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat membantu klien membangun
pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang
dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan
bersama tenaga kesehatan lainnya. Perawat harus selalu mengetahui kerja, efek yang dituju,
dosis yang tepat dan efek smaping dari semua obat-obatan yang diberikan. Bila informasi ini
tidak tersedia dalam buku referensi standar seperti buku-teks atau formula rumah sakit, maka
perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.
Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi tentang obatobatan mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikan secara bersamaan.
Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-sama
mengetahui dosis yang diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim
medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli farmasi dapat
menyampaikan pada perawat tentang obat yang dijual bebas yang bila dicampur dengan obatobatan yang diresepkan dapat berinteraksi merugikan, sehingga informasinini dapat
dimasukkan dalam rencana persiapan pulang. Seorang ahli farmasi adalah seorang
profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli
farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi
perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat.
6.
dan
memerlukan
pedoman
agar
tercapai
pelayanan
yang
bermutu.
Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat harus
mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang obatan yang digunakan pasien, jika perawat
tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa
saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang
baik antara kedua belah pihak.
7.
dalam menjalin kolaborasi antar anggota tim kesehatan atau interprofesional. Untuk
mempertahankan hubungan yang harmonis serta mengurangi beban stress di lingkungan
kerja, akhirnya para professional kesehatan membuat jadwal pertemuan rutin yang digunakan
sebagai sarana sharing atau berdiskusi tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan
kerja. Pertemuan tersebut antara lain rapat rutin tim kesehatan dan case conference.