Anda di halaman 1dari 48

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014

BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA


KELOMPOK 20

BAB I
SITUASI DAN MASALAH

1.1

Deskripsi Masalah
Kereta batubara tiba pada tempat bongkar muat dengan waktu antar
kedatangan mengikuti aturan jumlah kartu bernilai genap dikali dengan nilai sebesar
0,3897 pada kumpulan kartu remi. Jika kereta tiba dan mendapatkan sistem bongkar
muat menganggur, maka proses bongkar muat langsung dilakukan. Durasi bongkar
muat berdasarkan distribusi tertentu dengan dengan nilai antara 3,5 sampai 4,5 jam.
Jika kereta tiba dan ternyata sistem bongkar muat sibuk, maka akan mengantri
dengan antrian FIFO.
Situasi menjadi semakin rumit dikarenakan, kru kereta hanya dapat bekerja
selama 12 jam, dan kereta tidak dapat dibongkar muatannya tanpa ada kru yang
bekerja. Ketika kereta tiba, waktu kerja kru yang tersisa (dari 12 jam) memiliki
distribusi tertentu antara 6 sampai 11 jam. Ketika waktu kerja kru telah habis, kru
akan meninggalkan tempat secepatnya dan kru penggantinya akan dipanggil. Durasi
waktu antara kru pengganti yang dipanggil sampai kru tersebut sampai di tempat
kerja berdistribusi tertentu antara 2,5 jam sampai 3,5 jam.
Jika ada kereta yang sedang dibongkar muat, dan waktu kerja kru telah
habis, proses bongkar muat akan terhenti sampai ada kru pengganti tiba. Dan jika
ada kereta yang sudah masuk dalam sistem antrian, namun waktu kerja kru telah
habis, kereta batu bara tidak dapat meninggalkan antrian sampai kru pengganti tiba.
Sehingga peralatan bongkar muat dapat menganggur dengan satu atau lebih kereta
dalam antrian.
Pada awal tahun, perusahaan bongkar muat batubara mengumumkan bahwa
adanya kerjasama dengan beberapa distributor batubara, yakni nantinya ada 3
tambahan kereta dengan kapasitas berbeda yang akan melakukan bongkar muat di
tempat tersebut. Semakin besar kapasitas kereta, maka waktu bongkar muatnya akan

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

semakin lama, adapun rekapitulasi karakteristik setiap kereta adalah sebagai berikut
:
Tabel 1.1 Rekapitulasi karakteristik setiap kereta

Jenis

Frekuensi

Kapasitas

Waktu untuk Bongkar Muat

Kereta

Kedatangan

(Ton)

(Jam)

0,35

300

31

0,2

500

62

0,2

600

72

Dikarenakan pekerjaan yang sangat menumpuk, perusahaan melakukan


inisiatif untuk mengontrak pekerja bongkar muat baru, dan juga membeli peralatan
bongkar muat baru agar diharapkan proses bongkar muat batubara berjalan lebih
baik dan bisa optimal. Adapun penambahannya berupa seorang pekerja dan juga
satu unit peralatan bongkar muat. Prosedurnya adalah satu orang pekerja memegang
satu peralatan dan tidak dapat bertukar dengan pekerja lainnya.
Dikarenakan banyaknya aktivitas bongkar muat pada perusahaan tersebut,
maka mesin utama mengalami breakdown dengan kemungkinan sebesar 0,2 dengan
durasi sebesar 1 1,35 jam. Simulasi dilakukan selama 720 jam (30 hari) dan
tetukan:
a) Rata-rata dan maksimum waktu sebuah kereta berada pada sistem,
b) Proporsi waktu peralatan bongkar muat ketika sibuk, menganggur, dan
ketika tidak ada kru yang bekerja,
c) Rata-rata dan maksimum kereta di dalam antrian,
d) Utilisasi peralatan bongkar muat,
e) Berikan keputusan yang anda ambil ketika menghadapi sistem tersebut
berdasarkan hasil simulasi.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

1.1.1

Data/Fakta Umum
Fakta Objektif (Hard Fact)
Fakta objektif merupakan suatu kejadian yang bersifat nyata atau sesuai dengan
kenyataan yang telah ada. Pada kasus kereta batubara ini fakta objektif yang ada
yaitu durasi bongkar muat diantara 3.5 sampai 4.5 jam, kereta batubara yang
pertama masuk akan dilayani karena menggunakan aturan fifo. Penambahan
pekerja dan mesin bongkar muat dilakukan karena terjadi penambahan 3 kereta
yang memiliki kapasitas 300, 500, dan 600 ton. Serta karena terlalu banyak
aktivitas bongkar muat yang dilakukan mesin utama (lama) mengalami
breakdown dengan kemungkinan 0.2.
Fakta Social (Soft Fact)
Fakta social yaitu suatu keadaan yang berhubungan dengan peraturan yang ada
serta harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan. Fakta social yang ada pada
kasus ini adalah pekerja bekerja selama 12 jam dengan 2 shift kerja dengan satu
orang pekerja mengerjakan satu peralatan dan tidak dapat bertukar dengan
pekerja lainnya.

1.2

Interest Stake Holder


Interest Stake Holder

yaitu suatu keputusan dari seseorang yang bisa

mempengarui jalannya proses suatu perusahaan. Seseorang yang menjadi


stakeholder dapat menentukan kebijakan atau aturan yang harus dilakukan dalam
suatu sistem perusahaan. Keputusan stakeholder ini harus dilakukan karena untuk
mencapai laba yang besar untuk suatu perusahaan.
Dalam kasus kereta batubara ini interest stake holder yang dilakukan, yaitu
kebijakan kerja yang menerapkan sistem 2 shift dengan 1 shift berkerja selama 12
jam dan 1 operator memegang 1 buah mesin bongkar muat dan tidak boleh bertukar
mesin. Adanya kerjasama dengan distributor dengan menambah 3 lagi kereta
sehingga dibutuhkan penambahan pekerja serta mesin bongkar muat.
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

1.3

Deskripsi Celah (Gap)


Gap atau celah yang terjadi pada kasus ialah pada saat pergantian shift pada
operator, terdapat kereta yang belum selesai diproses, maka kereta tidak bisa
meninggalkan antrian sampai operator selanjutnya datang. Sehingga peralatan
bongkar muat dapat menganggur dengan satu atau lebih kereta didalam antriannya.

1.4

Rich Picture

Gambar 1.1 Rich Picture Model SImulasi

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1

Perumusan Masalah
Masalah yang terdapat pada perusahaan batubara ini adalah jika sistem
bongkar muatan sedang sibuk, maka kereta mengantri dengan aturan antrian FIFO,
kru kereta bongkar muat yang hanya dapat bekerja selama kurang lebih 12 jam, dan
kereta tidak dapat dibongkar muatannya ika tidak ada kru yang bekerja. Dan kereta
akan dibongkar muatannya jika kru pengganti telah sampai di tempat kerja.
Perusahaan ini akan mendapatkan 3 kereta tambahan dengan bekerjasama dengan
beberapa distributor yang nantinya akan melakukan bongkar muat di tempat
tersebut. Dan perusahaan juga melakukan penambahan seorang pekerja baru dan
juga menambah satu unit peralatan bongkar muat dengan prosedur satu orang
pekerja memegang satu peralatan dan tidak dapat bertukar dengan pekerja lainnya.
Selain itu juga karena di perusahaan tersebut terdapat banyak aktivitas bongkar
muat maka mesin utama mengalami breakdown.

2.2

Formulasi Masalah
Secara singkat, formulasi masalah bongkar muat kereta batubara adalah
sebagai berikut :
a. Pembuat keputusan yaitu direktur perusahaan bongkar muat batubara
b. Saran, yakni memenuhi pelayanan bongkar muat batubara yang dilakukan
oleh kru kereta.

2.3

Wider System; Narrow System

Wider System
Wider system merupakan sistem yang mengontrol terhadap beberapa sumber

daya yang penting, dan sistem wider ini mengontrol tujuan sistem narrow, yang
merupakan system wider pada perusahaan bongkar muat kereta batubara ini yaitu
bagian pada perusahaan bongkar muat yang ada dengan batasan-batasan pelayanan
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

yang sudah diatur bagi kereta batubara yang akan melakukan bongkar muat yang
dilakukan oleh kru.

Narrow System
Sistem narrow merupakan pengendalian produksi dimana sistem ini

memiliki cakupan atau kepentingan yang lebih sempit yaitu hanya pada proses
produksi dan dalam masalah ini yaitu pada saat proses Perusahaan yang akan
bekerjasama dengan beberapa distributor yang nantinya akan ada

3 kereta

tambahan yang akan melakukan bongkar muat di tempat tersebut, perusahaan juga
melakukan penambahan seorang pekerja baru dan juga menambah satu unit
peralatan untuk bongkar muat dengan prosedur satu orang pekerja memegang satu
peralatan dan tidak dapat bertukar dengan pekerja lainnya.

2.4

Problem Owner; Problem User


Problem owner adalah sekelompok atau orang yang memiliki kendali atas
aspek-aspek yang menyangkut masalah / problem di perusahaan, yang menjadi
problem owner dalam kasus ini adalah Direktur perusahaan karena Direktur
perusahaan bongkar muat batubara ini yang dapat menentukan kebijakan
kebijakan apa saja yang akan diambil pada jumlah kru bongkar muat yang optimal
agar hasil yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan.
Problem User adalah orang yang melaksanakan keputusan yang disetujui
oleh pembuat keputusan / problem owner dan ia tidak punya otoritas untuk
mengubah keputusan atau memulai tindakan baru, yang menjadi problem user pada
kasus perusahaan ini adalah kru kereta bongkar muat.

2.5

Problem Customer; Problem Solver


Problem Customer merupakan pihak yang terkena dampak dari kebijakan
yang ditetapkan oleh Problem Owner, dimana pada Kasus ini adalah kereta
batubara.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Sedangkan Untuk Problem Solver merupakan orang atau kelompok yang


meneliti masalah dan mengembangkan untuk mencapai suatu solusi atas persetujuan
pemilik masalah. Yang menjadi problem solver dalam kasus perusahaan bongkar
muat batubara ini adalah konsultan atau simulator.

2.6

Tujuan Studi, Ukuran Performansi, Alternative Tindakan


Adapun tujuan studi, ukuran performanis, dan alternative rindakan dari
praktikum modul 1 ini adalah sebagai berikut:
Tujuan Studinya disini adalah dapat meminimumkan jumlah antrian dan
waktu mengantri sebelum kereta melakukan kegiatan bongkar muat batu
bara dan setelah melakukan kegiatan bongkar muat batu bara.
Ukuran Performansi, yang termasuk dalam ukuran-ukuran performansi
adalah waktu pada sistem peralatan bongkar muat ketika sedang
melaksanakan kegiatan bongkar muat dan menganggur, waktu antrian kereta
di sistem bongkar muat, rata-rata dan maksimum kereta di dalam antrian,
serta utilisasi peralatan bongkar muat.
Alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam modul 1 ini adalah dengan
menambah 1 orang kru yang sekaligus artinya menambah 1 peralatan
bongkar muat, serta dapat menambah sitem bongkar muat apabila sistem
bongkar muat yang lama mengalami breakdown.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

2.7

Flowchart Model Simulasi

Gambar 2.1 Flowchart Model Simulasi

2.8

Hirarki Masalah
Sistem bongkar muat kereta batubara yang dimiliki oleh perusahaan ini
adalah untuk mengetahui performansi kinerja dan kecepatan proses bongkar muat
batubara yang dapat dilakukan dilakukan oleh perusahaan. Dalam sistem ini, jika

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

sistem bongkar muat menganggur maka kereta yang datang akan langsung dilayani,
akan tetapi saat server sibuk maka akan terjadi antrian berdasarkan aturan FIFO.
Dalam sistem bongkar muat batu bara ini hanya dilakukan oleh kru bongkar
muat dimana kru ini hanya dapat bekerja selama maskimal 12 jam, dan tanpa ada
kru yang bekerja maka tidak ada kereta yang dapat dilakukan bongkar muat. Kereta
akan dibongkar muatannya jika kru pengganti telah sampai di tempat kerja
berdasarkan shift.
Perusahaan bekerjasama pula dengan beberapa distributor sehingga akan ada
3 kereta tambahan yang akan melakukan bongkar muat di tempat tersebut. Semakin
besar kapsitas bongkar muat maka semakin lama proses bongkar muat dilakukan.
Untuk mengatasinya, perusahaan melakukan inisiatif untuk menambahkan seorang
pekerja baru dan juga sekaligus menambah satu unit peralatan bongkar muat dengan
prosedur satu orang pekerja memegang satu peralatan dan tidak dapat ditukar
dengan pekerja yang lain. Namun, karena semakin banyaknya aktivitas bongkar
muat pada perusahaan maka menyebabkan mesin utama mengalami breakdown.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

BAB III
SISTEM RELEVAN

3.1

Pendekatan Untuk Menjelaskan Sistem Relevan


Sebuah pendekatan sistem berguna untuk mengidentifikasi seluruh
komponen yang relevan. Salah satunya termasuk hubungan antar struktur dan
proses dimana masalah tersebut ditetapkan.

Pendekatan Struktural
Masalah

yang

dipilih

guna

studi

terperinci

mungkin

akan

mempertimbangkan struktur tertentu yang biasanya ditemui dalam sebuah situasi


tetentu. Suatu pendekatan struktural merupakan acuan mengenai apa yang mesti
dilakukan ketika situasi telah dipahami dan pandangan yang ditimbulkan oleh
evaluasi kinerja sistem dari tipe struktur terpilih yang dirasa cukup tepat terhadap
identifikasi masalah pada rich picture.
Sebuah pendekatan struktural juga menjadi acuan bahwa analis cukup
paham dengan struktur mendasar paling umum yang sering menimpa sebuah sistem,
dan hal ini tidaklah berasal dari tingkatan teoritis, akan tetapi juga membutuhkan
pengalaman yang pernah dirasakan sendiri. Pada Pendekatan ini terdiri dari
beberapa yaitu:
Tabel 3.1 Pendektan Struktural

Struktur Fisik

Bangunan

bongkar

muat,

Kereta

muatan, mesin dan peralatan bongkar


muat, fasilitas kantor.
Struktur Proses

Proses

pelayanan

bongkar

muat,

proses menunggu, proses kedatangan


pelanggan, proses transaksi.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

10

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Lanjutan Tabel 3.1 Pendektan Struktural

Hubungan

antara

Struktur

dan Proses

1. Rata-rata waktu antar kedatangan


2. Rata-rata waktu pelayanan
3. Rata-rata waktu tunggu bagi
pelanggan
4. Rata-rata waktu pelanggan berada
di sistem

Pendekatan Proses
Tidak pernah ada pembuatan asumsi mengenai struktur sistem yang

memungkinkan. Tetapi lebih pada proses yang ditelaah dan hubungan yang menarik
antar beberapa komponen dari sistem yang digunakan untuk menemukan struktur
yang bagus.
Pandangan filosofis mengarahkan pengevaluasi kinerja sistem yang mana yang akan
di teliti.
Empat aturan dalam mengidentifikasi komponen, input, baik yang bisa
dikontrol maupun tidak dan output sistem adalah sebagai berikut:
1) Segala aspek yang mempengaruhi sistem, akan tetapi pada dasarnya
tidak begitu signifikan merupakan input dari lingkungan sistem. Hal ini
mengatur input luar.
2) Segala aspek yang secara langsung maupun tidak berpengaruh atau
mengatur sistem, tapi tidak mempengaruhi aspek yang lainnya disebut
output sistem.
3) Segala pemain yang merupakan bagian dari struktur sistem atau
transformasi sistemnya merupakan komponen sistem, jika bukan maka
merupakan output sistem.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

11

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

4) Segala aspek yang tidak mempengaruhi sistem atupun dipengaruhi atau


bukan merupakan bagian dari struktur atau dalam transformasi proses
tidak relevan maka hal tersebut dapat dibuang.

Tabel 3.2 Mengidentifikasi aspek sistem

Aspek
Jumlah kereta yang datang

Identifikasi
Input (Uncontrollable)

Kereta selesai bongkar muat

3.2

Output

Pekerja (Kru)

Component

Peralatan bongkar muat

Component

Jam kerja pekerja

Component

Pekerja pengganti

Component

Horison Waktu
Horison waktu yang dimaksud disini menjelaskan berapa lama jangka waktu
kejadian dalam sistem. Jangka waktu yang diterapkan terbagi atas dua, yaitu jangka
panjang dan jangka pendek. Pada permasalahan sistem bongkar muat batubara ini,
horison waktu yang digunakan adalah untuk jangka panjang. Hal ini dikarenakan
jangka waktu yang disimulasikan dilakukan hingga terminasi 720 jam atau selama
30 hari. Perusahaan ingin mngetahui keadaan dan permasalahan-permasalahan apa
saja yang terjadi dalam sistem dalam bentuk simulasi untuk 30 hari ke depan.

3.3

White/Black Box
White Box akan menjelaskan masalah dengan jelas melalui susunan dan
hubungan komponen yang jelas terhadap proses yang terjadi di dalam sistem.
Penyelesaian masalah berfungsi untuk memberikan output atas input sistem sesuai
dengan operasi yang diharapkan di dalam sistem. Dalam artian pemberian input
tertentu memberikan output sistem sesuai fungsinya.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

12

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Sementara Black Box yang dalam dunia nyata diidentikkan dengan


kompleksitas berarti bahwa kita tidak memiliki atau hanya sedikit memiliki
pengetahuan yang lengkap dari segala operasi yang terjadi dalam sebuah sistem dan
bahkan belum mampu untuk mengidentifikasi komponen fisiknya di dalamnya.
Untuk perusahaan bongkar muat batu bara sendiri menerapkan sistem white
box. Hal ini dikarenakan segala aktivitas dan operasi yang terjadi di dalam sistem
telah dijelaskan secara jelas. Mulai dari kejadian kedatangan yang memiliki peluang
tertentu, kru kereta sebagai server yang melakukan pelayanan, durasi waktu
pelayanan, kejadian mengantri, hingga kejadian pada mesin dijelaskan secara rinci.

Pergantian kru

Antrian

Input
Kereta

Kereta keluar
dari sistem

Kru datang

Output Kereta

Kereta datang
Proses bongkar
muat

Breakdown
mesin
WHITE BOX

BLACK BOX

Gambar 3.1 White/ Black Box Model Simulasi

3.4

Statis/Dinamis
Statis dalam sistem berarti sistem berada dalam keadaan seimbang dan tidak
berubah selama tidak ada aksi yang diberikan dan tidak dipengaruhi oleh lngkungan
atau dapat diartikan tertutup. Sebaliknya, dinamis dalam sistem berarti
karakteristiknya terbuka dan sistem tersebut berubah dari waktu ke waktu yang
dipengaruhi lingkungan.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

13

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Dalam sistem bongkar muat batubara ini, menerapkan sistem yang dinamis.
Karena dalam setiap kejadian kedatangan, durasi bongkar muat, pergantian kru,
hingga kejadian breakdown mesin memiliki distribusi tertentu yang tentunya
berubah-ubah nilainya dalam setiap simulasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sistem bongkar muat ini berkarakteristik yang dinamis.

3.5

Diskrit/Kontinu
Sistem diskrit memiliki variabel yang nilainya hanya dapat berubah pada
waktu tertentu dan dalam keadaan seimbang. Sementara sistem kontinu akan selalu
berubah nilainya secara kontinu menurut waktu dalam keadaan yng bergantung
pada kejadian sebelumnya. Perusahaan bongkar muat batubara menerapkan baik
sistem diskrit maupun sistem kontinu dalam kejadian simulasinya. Sistem diskrit
yang diterapkan pada sistem bongkar muat ini dapat dilihat pada distribusi
kedatangan yang mengikuti distribusi diskrit yaitu menggunakan empirical table,
dimana setiap probabilitas kedatangan tersebut berdiri sendiri atau tidak bergantung
satu sama lain.
Sedangkan sistem kontinu pada sistem bongkar muat adalah pada distribusi
untuk durasi lamanya bongkar muat, antrian FIFO, waktu kerja kru, durasi
penggantian kru, dan durasi breakdown mesin.

3.6

Deterministik/Probabilistik
Sistem deterministik adalah sistem yang dapat diprediksi dan perilaku sistem
dapat diperkirakan dalam tiap detailnya. Sedangkan sistem probabilistik adalah
sistem yang kondisi depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung
probabilitas.
Pada Perusahaan bongkar muat batu bara ini memiliki sistem yang bersifat
deterministik disebabkan karena waktu kedatangan kereta batu bara tidak dapat
diprediksikan dengan pasti.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

14

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

3.7

Open/Closed System
Suatu sistem dapat dikategorikan sebagai sebuah sistem terbuka atau sistem
tertutup. Sistem tertutup adalah sebuah sistem yang tidak menerima apapun dari
lingkungannya, dan tidak memberikan apapun kepada lingkungannya. Sistem jenis
ini tidak memiliki input maupun output. Dalam kehidupan nyata, tidak benar-benar
ada yang disebut sistem tertutup. Sistem nyata manapun memiliki sebuah
lingkungan dimana ia berinteraksi dengannya, sekalipun hanya dalam porsi yang
sangat kecil.
Pada kasus ini, Perusahaan bongkar muat batu bara memiliki sistem yang
bersifat open atau terbuka, hal ini ditandai dengan perusahaan menerima apapun
dari lingkungan, disertai dengan adanya input, proses, dan output yang dilakukan
oleh perusahaan merupakan sebuah sistem. Adanya hubungan antara sistem dan
lingkungan sehingga perusahaan memiliki sistem yang bersifat terbuka. Dari mulai
lingkungan internal perusahaan seperti banyak pekerja / kru untuk melakukan
proses bongkar muat kereta dan kebijakan - kebijakan perusahaan. Dan lingkungan
eksternal seperti persaingan pada perusahaan bongkar muat batu bara lain.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

15

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

BAB IV
FORMULASI MODEL

4.1

Model 1
Running 1

Gambar 4.1 Running 1 Model 1

Running 2

Gambar 4.2 Running 2 Model 1

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

16

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Running 3

Gambar 4.3 Running 3 Model 1

Running 4

Gambar 4.4 Running 4 Model 1

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

17

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Running 5

Gambar 4.5 Running 5 Model 1

REKAPITULASI MODEL 1
Tabel 4.1 Rekapan Model 1

Rata-Rata
Lama
Kereta pada
sistem
Replikasi
1
2
3
4
5

5,8699825
5,7603
5,6298
5,6452
5,72611

Proporsi Waktu
Sibuk
8,347
8,407
8,577
8,483
8,466

Waktu Antrian

Mengganggur Maksimum
3,002
446,686
3,012
423,7825
3,023
419,337
2,930
427,827
2,972
422,151

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

Ratarata
219,584
212,238
214,491
202,646
210,380

Utilitas
Peralatan
Utilization
1
1
1
1
1

18

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Lanjutan Tabel 4.1 Rekapan Model 1

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

5,7861
5,6997
5,6568
5,7354
5,8277
5,6543
5,7287
5,8591
5,71621
56.050
5,64301
5,79024
5,7760946
5,6365
5,6629
5,646
5,6907
5,7787
5,8087
5,75917
5,78233
5,7575
5,7721
5,7179
5,69926
5,748
5,8426
5,7939
5,6391
5,78305
5,73095
5,6596
5,665047
5,7813

8,504
8,671
8,672
8,326
8,164
8,531
8,632
8,184
8,438
8,657
8,511
8,377
8,478
8,700
8,437
8,670
8,552
8,373
8,286
8,545
8,399
8,228
8,485
8,437
8,507
8,581
8,337
8,374
8,672
8,321
8,565
8,722
8,609
8,272

3,057
3,016
2,934
2,998
3,002
2,957
2,992
3,081
2,991
2,981
2,954
3,018
3,041
2,942
2,959
3,005
2,971
3,082
2,986
3,067
3,054
3,007
3,014
3,019
3,011
3,041
2,985
3,024
2,948
3,019
2,995
2,985
2,985
3,035

428,992
412,864
433,962
429,551
421,639
422,931
425,599
437,567
430,267
413,697
417,594
423,597
430,416
401,184
440,182
403,176
410,173
428,404
452,063
425,201
427,293
451,494
448,821
442,951
422,935
428,581
418,920
430,729
399,174
428,942
429,770
418,922
415,506
409,248

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

220,654
203,812
205,633
211,943
204,066
216,298
207,344
213,324
215,940
210,772
204,794
209,227
210,985
197,171
220,621
197,042
204,176
223,223
217,942
212,003
208,590
227,130
235,343
216,508
214,175
219,411
202,976
212,616
196,911
213,447
204,791
206,906
205,005
203,195

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

19

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Lanjutan Tabel 4.1 Rekapan Model 1

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Rata-rata
4.2

5,7535
5,642206
5,6551
5,773
5,7219
5,7302
5,77218
5,6808
5,73388
5,6992
5,7847
5,764

8,608
8,844
8,574
8,644
8,414
8,605
8,250
8,321
8,554
8,454
8,312
8,482

3,017
2,991
3,012
3,066
2,936
3,051
3,011
3,011
2,997
3,011
2,970
3,003

398,007
431,520
429,848
442,509
435,660
440,593
429,932
417,502
416,887
419,812
404,994
425,388

203,198
214,796
214,400
217,649
205,214
216,719
222,062
212,233
209,723
215,040
196,723
211,221

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

MODEL 2

Running 1

Gambar 4.6 Running 1 Model 2

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

20

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Running 2

Gambar 4.7 Running 2 Model 2

Running 3

Gambar 4.8 Running 3 Model 2

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

21

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Running 4

Gambar 4.9 Running 4 Model 2

Running 5

Gambar 4.10 Running 5 Model 2

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

22

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

REKAPITULASI MODEL 2

Tabel 4.2 Rekap Model 2

Rata-Rata Lama
Kereta pada sistem
Replikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

6,782
6,482
7,181
6,775
6,452
6,574
6,448
6,548
6,325
6,518
6,823
6,841
6,703
6,964
6,282
7,091
6,139
6,964
6,384
6,564
6,738
6,362
6,400
6,690
6,638
6,574
6,899
6,950
6,515

Proporsi Waktu
Sibuk Mengganggur
8,714
2,996
8,465
2,991
8,906
2,989
8,743
3,009
8,503
3,029
8,783
2,950
8,456
2,997
8,530
3,065
8,590
3,056
8,719
2,997
8,344
3,021
8,563
2,988
8,327
3,002
8,303
3,038
8,898
2,987
8,615
2,989
8,393
2,936
8,329
3,008
8,557
2,875
8,305
2,953
8,676
2,954
8,795
2,991
8,505
3,022
8,432
3,034
8,244
3,043
8,704
2,945
8,478
3,076
8,673
2,956
8,256
2,968

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

Waktu Antrian
Maksimum Rata-rata
479,078
239,443
455,231
219,417
496,219
255,670
476,269
233,640
459,925
226,212
459,221
236,022
441,642
232,094
464,621
242,843
448,437
220,686
476,396
237,870
476,559
238,732
480,202
220,850
484,359
241,390
475,892
223,548
458,376
229,363
471,633
246,974
439,419
228,474
479,782
226,263
458,037
233,486
455,573
245,891
475,161
475,161
467,265
231,248
450,412
222,809
461,237
230,546
477,059
245,117
476,757
234,287
483,075
228,801
473,130
226,391
446,922
220,880

Utilitas
Peralatan
Utilization
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

23

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Lanjutan Tabel 4.2 Rekap Model 2

30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
rata-rata

6,651
6,360
7,394
6,593
6,436
6,648
6,197
6,687
6,679
6,692
6,922
6,498
6,907
6,775
6,839
6,467
6,697
6,718
6,593
6,309
6,794
6,649

8,664
8,466
8,573
8,446
8,607
8,650
8,667
8,466
8,840
8,445
8,435
8,644
8,137
8,270
8,677
8,598
8,639
8,381
8,536
8,798
8,283
8,541

3,026
3,020
2,989
3,050
2,938
2,911
2,973
2,972
3,142
3,027
2,995
2,973
2,993
3,032
3,068
2,970
2,986
3,010
3,035
2,986
3,003
2,999

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

468,587
459,964
500,005
465,507
424,472
465,647
438,503
476,488
465,016
456,688
476,294
445,603
480,103
472,119
457,911
449,153
471,591
467,286
468,689
453,642
454,073
465,305

252,843
217,767
243,438
237,581
205,974
223,164
219,680
231,577
241,727
228,173
245,786
233,247
243,522
246,209
235,906
227,110
239,451
228,769
251,518
225,728
218,463
237,835

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1,000

24

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

4.3

MODEL 3

Running 1

Gambar 4.11 Running 1 Model 3

Running 2

Gambar 4.12 Running 2 Model 3

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

25

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Running 3

Gambar 4.13 Running 3 Model 3

Running 4

Gambar 4.14 Running 4 Model 3

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

26

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Running 5

Gambar 4.15 Running 5 Model 3

REKAP MODEL 3
Tabel 4.3 Rekap Model 3
Rata-rata Lama
Kereta Pada
Sistem
Timer Timer
1
2

Total

3,340

6,463

3,274

6,420

3,111

Replikasi

Proporsi waktu

Waktu antrian

Utilisasi

Sibuk

Menganggur

Sibuk

Menganggur

maksimum

Ratarata

Mesin1

Mesin
2

4,902

8,441

2,935

8,231

3,059

17,445

3,930

4,847

8,317

2,976

8,439

3,016

15,548

4,850

6,315

4,713

8,484

3,040

8,767

3,073

12,948

3,967

2,983

6,361

4,672

8,484

2,952

8,425

3,033

12,699

3,545

3,066

6,431

4,748

8,535

3,106

8,470

2,987

24,450

7,271

3,147

6,384

4,766

8,210

2,952

8,435

3,014

23,258

7,199

3,057

6,339

4,698

8,406

2,953

8,466

2,889

23,239

5,334

3,099

6,464

4,781

8,492

3,014

8,292

2,959

31,754

9,410

3,111

6,309

4,710

8,400

3,043

8,395

2,987

20,878

5,652

10

3,223

6,464

4,844

8,863

3,069

8,568

2,944

25,992

7,879

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

27

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Lanjutan Tabel 4.3 Rekap Model 3


11

3,099

6,358

4,728

8,764

3,013

8,711

3,055

17,282

4,423

12

3,054

6,361

4,707

8,692

3,010

8,781

3,034

13,152

3,482

13

3,185

6,328

4,756

8,413

3,024

8,687

2,996

21,653

6,486

14

3,410

6,710

5,060

8,114

2,920

8,161

3,036

15,517

4,137

15

3,445

6,792

5,119

8,621

3,036

8,354

3,024

16,270

5,470

16

3,398

6,503

4,950

8,439

2,907

8,190

3,032

17,699

4,943

17

3,076

6,542

4,809

8,719

2,945

8,695

3,054

14,757

4,878

18

3,281

6,611

4,946

8,684

2,939

8,246

3,007

28,347

6,922

19

3,071

6,967

5,019

8,456

2,934

8,405

2,996

14,809

3,634

20

3,407

6,677

5,042

8,426

2,991

8,236

2,986

23,986

9,331

21

3,095

6,761

4,928

8,555

2,996

8,610

3,030

19,686

4,943

22

3,243

6,231

4,737

8,627

3,023

8,426

2,963

15,273

4,619

23

3,121

6,427

4,774

8,680

2,996

8,612

2,984

15,000

3,162

24

3,170

6,747

4,958

8,383

3,035

8,547

3,021

17,922

5,067

25

3,093

6,395

4,744

8,752

3,027

8,376

3,012

15,992

4,084

26

3,270

6,486

4,878

8,561

3,034

8,662

2,968

23,596

8,318

27

3,389

6,644

5,016

8,523

2,984

8,439

3,088

17,916

5,726

28

3,423

6,897

5,160

8,718

2,956

8,652

3,039

41,206

10,618

29

3,112

6,877

4,995

8,487

3,041

8,498

2,998

25,579

8,747

30

3,373

6,329

4,851

8,310

2,954

8,396

2,999

19,859

5,374

31

3,377

6,374

4,876

8,354

3,008

8,505

2,967

30,031

9,348

32

2,871

6,309

4,590

8,415

3,076

8,748

2,969

16,498

3,331

33

3,101

6,493

4,797

8,318

2,991

8,665

2,992

10,616

2,395

34

3,200

6,234

4,717

8,701

2,933

8,500

2,949

20,763

7,244

35

3,635

6,958

5,296

8,435

2,982

8,352

2,988

26,711

8,402

36

3,032

6,262

4,647

8,255

3,008

8,597

3,014

17,298

4,419

37

3,044

6,510

4,777

8,323

2,997

8,376

2,985

9,939

2,490

38

3,306

6,281

4,793

8,374

2,996

8,714

3,040

19,655

5,829

39

3,150

6,626

4,888

8,156

2,989

8,592

2,952

25,858

4,568

40

3,309

6,499

4,904

8,913

3,041

8,404

3,082

25,921

8,849

41

3,259

6,610

4,934

8,564

3,047

8,535

3,004

18,300

5,222

42

3,237

6,232

4,735

8,799

3,006

8,422

2,999

29,192

9,919

43

3,331

6,637

4,984

8,799

2,972

8,487

2,998

22,636

5,074

44

3,465

6,688

5,076

8,515

3,003

8,565

2,940

23,353

8,118

45

3,022

6,449

4,736

8,612

3,018

8,397

3,037

17,896

5,558

46

3,173

6,360

4,767

8,730

2,978

8,366

2,948

23,256

6,693

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

28

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Lanjutan Tabel 4.3 Rekap Model 3


47

3,064

6,855

4,960

8,736

2,939

8,635

3,028

15,615

3,797

48

3,097

6,533

4,815

8,139

2,972

8,272

3,007

17,297

4,229

49

3,517

5,858

4,687

8,502

3,017

8,345

2,971

21,648

6,166

50

2,994

6,367

4,681

8,434

2,911

8,810

2,952

19,601

3,869

Avarage

3,206

6,495

4,850

8,513

2,994

8,489

3,002

20,316

5,778

4.4

MODEL 4

Running 1

Gambar 4.16 Running 1 Model 4

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

29

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Running 2

Gambar 4.17 Running 2 Model 4

Running 3

Gambar 4.18 Running 3 Model 4

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

30

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Running 4

Gambar 4.19 Running 4 Model 4

Running 5

Gambar 4.20 Running 5 Model 4

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

31

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

REKAPITULASI MODEL 4

Tabel 4.4 Rekap Model 4

Replikasi

rata rata
lama
kereta
pada
sistem

proporsi waktu mesin


1

proporsi waktu mesin


2

sibuk

menganggur

sibuk

Menganggur

maksimal

rata rata

Utilization
mesin 1

utilization
mesin 2

utilization

rata rata

waktu antrian

utilitas peralatan

breakdown

3,412

8,620

2,972

8,519

2,973

18,089

2,741

0,841

0,615

0,045

1,153

2,993

8,286

2,994

8,377

3,012

22,068

3,022

0,847

0,661

0,067

1,179

3,339

8,323

3,017

8,750

2,999

8,971

1,077

0,791

0,521

0,049

1,173

3,406

8,569

3,046

8,345

2,972

25,233

6,720

0,866

0,705

0,038

1,190

3,346

8,444

2,983

8,224

2,981

12,365

1,857

0,811

0,582

0,052

1,175

3,331

8,291

2,953

8,689

3,014

7,373

0,529

0,756

0,434

0,056

1,193

2,737

7,922

2,998

8,438

2,964

16,149

1,360

0,770

0,530

0,048

1,194

3,192

8,616

3,073

8,575

2,975

15,475

3,454

0,832

0,654

0,055

1,199

3,340

8,357

2,988

8,523

2,999

17,735

2,551

0,817

0,566

0,043

1,188

10

3,285

8,678

3,017

8,340

3,055

55,535

6,231

0,819

0,577

0,055

1,200

11

3,341

8,746

2,964

8,564

2,948

27,163

7,548

0,885

0,720

0,033

1,175

12

2,977

8,437

2,969

8,478

3,061

17,372

1,396

0,774

0,483

0,046

1,191

13

3,186

8,432

2,993

8,636

2,953

9,594

0,674

0,761

0,456

0,048

1,158

14

3,429

8,230

2,992

8,237

3,004

7,950

0,426

0,760

0,427

0,056

1,181

15

3,517

8,590

2,989

8,619

3,031

13,000

1,823

0,835

0,590

0,057

1,181

16

3,383

8,341

2,979

8,391

3,045

34,080

12,306

0,935

0,873

0,041

1,167

17

3,088

8,258

3,025

8,602

3,067

13,109

1,563

0,785

0,527

0,040

1,143

18

3,239

8,572

3,009

8,688

2,970

38,856

10,591

0,909

0,777

0,037

1,168

19

3,429

8,462

2,993

8,737

3,090

9,728

0,880

0,782

0,466

0,045

1,158

20

3,323

8,557

2,979

8,492

3,004

14,604

1,759

0,811

0,577

0,063

1,193

21

3,345

8,433

3,002

8,281

2,984

22,567

3,677

0,843

0,640

0,033

1,193

22

3,262

8,775

3,024

8,453

2,937

12,600

1,171

0,782

0,472

0,041

1,153

23

2,993

8,586

2,993

8,338

2,993

9,022

0,745

0,764

0,468

0,043

1,178

24

2,876

8,853

2,962

8,288

3,044

18,351

2,617

0,812

0,607

0,051

1,193

25

3,414

8,533

3,038

8,527

3,016

15,987

2,750

0,825

0,566

0,047

1,158

26

3,377

8,437

3,045

8,444

2,970

10,569

0,942

0,809

0,505

0,055

1,162

27

3,266

8,451

2,984

8,541

3,001

16,460

2,657

0,853

0,665

0,048

1,197

28

3,221

8,886

3,008

8,314

3,010

5,833

0,327

0,753

0,402

0,045

1,202

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

32

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Lanjutan Tabel 4.4 Rekap Model 4


29

3,342

8,666

3,070

8,225

2,993

20,315

4,883

0,853

0,672

0,047

1,178

30

3,359

8,350

3,035

8,275

3,014

14,541

2,250

0,807

0,573

0,045

1,206

31

3,486

8,571

2,969

8,552

3,041

31,169

11,857

0,960

0,914

0,048

1,194

32

3,350

8,623

3,058

8,980

3,017

16,855

2,107

0,792

0,561

0,058

1,155

33

3,134

8,138

2,980

8,426

2,970

23,672

3,404

0,834

0,605

0,059

1,205

34

3,175

8,599

3,052

8,564

2,906

24,705

8,141

0,918

0,855

0,043

1,186

35

3,173

8,520

2,941

8,545

2,992

9,403

0,810

0,778

0,491

0,044

1,164

36

3,378

8,346

3,000

8,382

3,035

16,247

2,293

0,820

0,608

0,046

1,172

37

3,199

8,292

2,965

8,533

3,006

7,346

0,484

0,756

0,439

0,038

1,144

38

3,191

8,460

3,073

8,675

2,985

18,712

3,075

0,814

0,637

0,065

1,175

39

3,567

8,599

3,002

8,653

2,969

14,439

1,154

0,807

0,486

0,043

1,142

40

3,570

8,278

3,023

8,558

3,032

31,830

9,458

0,941

0,872

0,050

1,156

41

2,989

8,471

2,940

8,466

3,004

10,782

1,201

0,778

0,545

0,037

1,169

42

3,395

8,557

2,977

8,664

2,990

20,781

3,780

0,831

0,596

0,052

1,166

43

3,269

8,643

2,994

8,604

3,022

13,071

1,259

0,805

0,543

0,043

1,146

44

3,706

8,588

3,012

8,432

3,014

20,651

4,034

0,881

0,683

0,050

1,204

45

2,870

8,356

3,005

8,344

3,000

10,898

0,958

0,762

0,530

0,059

1,180

46

3,170

8,166

3,027

8,585

2,968

11,030

1,290

0,785

0,496

0,053

1,162

47

3,350

8,465

3,007

8,459

2,965

14,098

0,983

0,750

0,448

0,057

1,169

48

3,552

8,248

3,017

8,386

3,019

16,333

1,603

0,793

0,511

0,053

1,169

49

3,088

8,361

3,021

8,550

3,022

10,284

1,379

0,791

0,556

0,060

1,207

50

3,403

8,207

3,045

8,383

2,998

8,497

0,907

0,765

0,465

0,048

1,162

rata -rata

3,275

8,464

3,004

8,493

3,001

17,230

3,014

0,817

0,583

0,049

1,176

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

33

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

BAB V
VERIFIKASI DAN VALIDASI

5.1

Analisis Blok
Pada analisa blok ini, akan adianalisa entitas/ blok umum yang digunakan
pada model 1 sampai dengan model 4. Adapun entitas/ blok tersebut adalah sebagai
berikut:

Executive

Blok ini berfungsi menentukan persiapan dari simulasi secara keseluruhan,


dengan cara mengatur terminasi simulasi (berdasarkan waktu atau jumlah
event). Blok ini merupakan bagian terpenting dari model simulasi kejadian
diskret dan harus diletakkan pada sisi kiri model.

Gambar 5. 1 Blok Executive

Generator

Blok ini berfungsi menghasilkan suatu entitas berdasarkan distribusi tertentu.

Gambar 5. 2 Blok Generator

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

34

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Set Attribute

Blok ini dipergunakan untuk mengatur atau menciptakan atribut sebuah


entitas pada suatu sistem

Gambar 5. 3 Blok Set Attribute

Get Attribute

Blok ini dipergunakan untuk mengambil dan/ atau menghapus atribut sebuah
entitas untuk melakukan suatu aktivitas pemilihan pada suatu sistem.

Gambar 5. 4 Blok Get Attribute

Queue, FIFO

Blok ini berfungsi untuk menampung antrian dan melakukan pencatatan


panjang antrian dan waktu tunggu entitas yang memasuki antrian dengan
mengikuti aturan First In First Out.

Gambar 5. 5 Blok Queue, FIFO

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

35

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Activity, Multiple

Blok ini menunjukkan terjadinya aktivitas di mana beberapa entitas dapat


dikerjakan dalam satu waktu yang sama.

Gambar 5. 6 Blok Activity, Multiple

Input Random Number

Blok ini berfungsi untuk membangkitkan bilangan random yang memiliki


suatu distribusi tertentu. Bangkitan bilangan random dapat menjadi input
probabilitas atau pun lama suatu entitas berada dalam blok.

Gambar 5. 7 Blok Input Random Number

Decision

Blok ini berfungsi membuat keputusan berdasarkan input data dan fungsi
logika. Fungsi logika dapat didefinisikan pada kotak dialog blok ini.

Gambar 5. 8 Blok Decision

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

36

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Resource, Labor
Blok ini mirip dengan Resource, hanya saja menggambarkan bahwa entitas
yang dihasilkan adalah pekerja dan entitas tersebut dapat dipergunakan
kembali.

Gambar 5. 9 Blok Resource, Labor

Timer

Blok ini berfungsi menghitung waktu dalam sebuah sistem.

Gambar 5. 10 Blok Timer

Machine

Blok ini merupakan penanda suatu aktivitas di mana dapat terjadi


penghentian aktivitas berdasarkan suatu logika tertentu.

Gambar 5. 11 Blok Machine

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

37

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Select Input

Blok ini berfungsi menyatukan serangkaian input data menjadi suatu


kesatuan input data.

Gambar 5. 12 Blok Select Input

Combine

Blok ini digunakan untuk menggabungkan dua entitas dari dua sumber yang
berbeda menjadi satu aliran yang sama.

Gambar 5. 13 Blok Combine

Select DE Output

Blok ini digunakan untuk menentukan pemilihan dua jenis output


berdasarkan keputusan tertentu.

Gambar 5. 14 Blok Select DE Output

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

38

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Shutdown

Blok ini berfungsi menghentikan aktivitas dari blok sebelumnya dengan


memasukkan keadaan di mana penghentian mesti dilakukan.

Gambar 5. 15 Blok Shutdown

Exit

Blok ini digunakan untuk mengeluarkan entitas dari satu aliran dalam sistem.

Gambar 5. 16 Blok Exit

5.1.1

Model 1

Gambar 5.17 Model 1

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

39

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Pada Model 1 di atas, awalnya hanya ada satu orang pekerja dengan satu
mesin peralatan untuk bongkar muat kereta. Penentuan waktu antar kedatangan
kereta ke sistem bongkar muat diatur dalam blok Generator. Entitas yang dihasilkan
Generator berupa kereta. Apabila mesin bongkar muat sibuk, kereta akan mengantri
dengan aturan FIFO pada blok Queue, FIFO. Selanjutnya melewati blok Timer,
menandakan penghitungan waktu dalam sistem dimulai. Setelah adanya kedatangan
kereta, operator akan keluar dari Resource, Labor dan melayani bongkar muat
kereta dengan durasi berdistribusi uniform 6 hingga 11 jam. Input durasi waktu
kerja dilakukan pada dialog Input Random Number. Pada blok Activity, Multiple
terdapat blok Decision yang berguna memutuskan apakah dalam mesin bongkar
muat tersebut terdapat operator atau tidak.
Apabila tidak terdapat operator akan mengakibatkan blok Machine
mengalami penghentian kerja. Kereta yang telah selesai bongkar muat akan
melewati blok Exit, menandakan entitas kereta sudah keluar dari sistem. Sensor dari
blok Timer dihubungkan dengan blok Exit, menunjukkan bahwa waktu yang
dihitung berakhir pada blok Exit tersebut. Pekerja yang telah selesai bekerja
memasuki blok Batch dan menunggu kedatangan pekerja pengganti dari resource
labor. Setelah itu, pekerja akan mengalami perjalanan dengan durasi 2,5 hingga 3,5
jam.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

40

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

5.1.2

Model 2

Gambar 5.18 Model 2

Model 2 hampir sama dengan model 1, hanya saja yang membedakan adalah
jumlah kereta yang dilayani karena adanya kerjasama dengan beberapa distributor
batubara. Kereta yang awalnya berjumlah 1, maka di model 2 ini ada 4 kereta. Oleh
karena itu, di model 2 ini perlu adanya Set Attribute untuk menyeleksi kereta yang
datang dan Get Atribute untuk mengeluarkan kereta mana terlebih dahulu yang
dilayani.
Kru yang melayani juga hanya berjumlah 1 orang dengan satu mesin
peralatan bongkar muat. Generator akan mengatur waktu antar kedatangan dari tiap
kereta dengan distrusi mengikuti Empirical Table. Selanjutnya, sebelum dan
sesudah antrian FIFO terdapat Set Atrribute dan Get Atrribute sebagai pengatur
priorots kereta yang dilayani terlebih dahulu. Timer disini berfungsi sebagai
penghitung waktu dari kereta masuk ke sistem sampai selesai dilayani.
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

41

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Ketika ada kereta yang datang, kru yang melayani akan keluar dari
Resource, Labor dan melayani bongkar muat kereta dengan durasi berdistribusi
uniform 6 hingga 11 jam. Decision akan bertindak sebagai pembuat keputusan
apakah dalam mesin bongkar muat tersebut terdapat kru atau tidak. Jika tidak
terdapat operator akan mengakibatkan blok Machine mengalami penghentian kerja.
Apabila terjadi pergantian kru, maka lama perjalanannya mengikuti distribusi
uniform dari 2,5 hingga 3,5 jam. Kereta yang telah selesai dilayani akan keluar dari
Exit.

5.1.3

Model 3

Gambar 5.19 Model 3

Pada Model 3 di atas, terdapat perbedaan yakni adanya penambahan 1 buah


mesin dan 1 kru pekerja yang diakibatkan kerjasama dengan distributor. Sehingga
kedatangan kereta diatur pada blok generator dengan distribusi diskrit. Selanjutnya
probabilitas kereta yang akan datang(4 jenis kereta) diatur dalam set attribute A,
kemudian kereta akan masuk dan mengantri sesuai dengan aturan FIFO apabila
kedua sistem bongkar muat dalam keadaan sibuk atau tidak terdapat kru pekerja. DI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

42

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

blok get attribute A, akan dipilih kereta yang masuk. Selanjutnya masuk ke timer
yang menandakan perhitungan waktu telah dimulai sesudah kedatangan kereta
dalam sistem. Setelah adanya kedatangan kereta, operator akan keluar dari
Resource, Labor dan melayani bongkar muat kereta dengan durasi berdistribusi
uniform 6 hingga 11 jam. Input durasi waktu kerja dilakukan pada dialog Input
Random Number. Pada blok Activity, Multiple terdapat blok Decision yang berguna
memutuskan apakah dalam mesin bongkar muat tersebut terdapat operator. Tidak
adanya operator akan mengakibatkan blok Machine mengalami penghentian kerja.
Kereta yang telah selesai dilayani akan melewati blok Exit, menandakan entitas
kereta sudah keluar dari sistem. Sensor dari blok Timer akan menuju blok Exit,
menunjukkan bahwa waktu yang dihitung berakhir pada blok Exit tersebut. Pekerja
yang telah selesai bekerja memasuki blok Batch dan menunggu kedatangan pekerja
pengganti dari resource labor. Setelah itu, pekerja akan mengalami perjalanan
dengan durasi 2,5 hingga 3,5 jam untuk dapat sampai kembali ke sistem.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

43

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

5.1.4

Model 4

Gambar 5.20 Model 4

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

44

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

Pemberian Breakdown

Gambar 5.21 Model 4 Setelah diberi breakdown

Selanjutnya pada model 4 diberikan penanda untuk melihat nilai breakdown


(kerusakan) mesin, agar perusahaan bongkar muat dapat menentukan kapan
diperlukan terjadinya perbaikan oleh pekerja.
Untuk itu diberikan activity,multiple dengan menginput bilangan random minimal
1jam dan maksimal 1,35 jam. Agar mampu dilakukan penjadwalan yang baik sesuai
dengan kebijakan perusahaan.

5.2

Analisis Perbandingan Model

Analisis Perbandingan Model 1 dan Model 3


Pada model 1, rata-rata kereta menunggu adalah 4,85 jam sedangkan untuk
model 3 rata-ratanya hanya sebesar 3,206 jam. Dari hasil rekap tersebutdapat
diketahui bahwa model 3 memberikan pelayanan lebih baik daripada model 1
karena waktu rata-rata bagi kereta mulai dari masuk sistem sampai selesai dilayani

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

45

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

dan keluar dari sistem membutuhkan waktu yang lebih sedikit jika dibandingkan
dengan model 1.
Jika dilihat dari waktu antrian rata-rata, maka pada model 1 rata-rata
antriannya adalah 211,221 jam sedangkan pada model 3 hanya membutuhkan waktu
rata-rata 5,778 jam. Dari hasil ini juga memberikan informasi bahwa model 3 lebih
baik daripada model 1.

Analisis Perbandingan Model 2 dan Model 4


Pada model 2, rata-rata kereta pada sistem adalah sebesar 6,649 jam
sedangkan untuk model 4 rata-ratanya sebesar 3,275 jam. Dari hasil rekap tersebut
dapat diketahui bahwa model 4 memberikan pelayanan lebih baik daripada model 2
karena waktu rata-rata bagi kereta mulai dari masuk sistem sampai selesai dilayani
dan keluar dari sistem membutuhkan waktu yang lebih sedikit jika dibandingkan
dengan model 2.
Jika dilihat dari waktu antrian rata-rata, maka pada model 2 rata-rata
antriannya adalah 237,8348 sedangkan pada model 4 hanya membutuhkan waktu
rata-rata 3,014. Dari hasil ini juga memberikan informasi bahwa model 4 lebih baik
daripada model 2.

5.2.1

Analisis Pemilihan
Setelah melihat perbandingan model yang telah dilakukan pada model 1
dengan model 3, didapatkan model 3 yang lebih baik. Sedangkan pada
perbandingan model 2 dengan model 4 didapatkan model 4 yang lebih baik daripada
model 2. Apabila hasil dari model 3 dan model 4 dibandingkan, maka model 4 yang
memberikan hasil lebih baik. Indikator yang dilihat adalah pada waktu rata-rata
antriannya yang lebih kecil daripada model 3. Karena antriannya yang lebih sedikit
memberikan arti bahwa model tersebut lebih efektif. Selain itu walaupun terdapat

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

46

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

mesin yang pertama breakdown, namun masih bisa memberikan waktu paling
sedikit/ baik.
Berikut merupakan tabel perbandingan waktu rata-rata kereta menunggu
pada sistem dan rata-rata waktu antrian:
Tabel 5.1 Perbandingan Antar Model

Tipe

Model
1

Model
2

Model
3

Model
4

Waktu ratarata kereta


menunggu
pada sistem

5,764

6,649

4,85

3,275

5,778

3,014

rata-rata
waktu antrian

211,221 237,835

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

47

PRAKTIKUM SIMULASI KOMPUTER 2014


BONGKAR MUAT KERETA API BATUBARA
KELOMPOK 20

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penyelesaian tugas modul 1
Praktikum Simulasi Komputer ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menangani masalah pada kasus modul 1 ini, yaitu berupa adanya
tambahan beban kerja yang harus dialami oleh sistem bongkar muat dan
pekerja pada awalnya dikarenakan adanya kerjasama perusahaan dengan
distributor, adalah dengan menambah kru sekaligus peralatan bongkar
muat tambahan.
2. Dengan semakin beratnya beban kerja, maka peralatan bongkar muat
yang awal akan rusak/ breakdown sehingga diperlukan peralatan
cadangan yang dapat mem-back up bila peralatan yang lama break down.
3. Model yang paling baik adalah model 4 karena waktu antrian rata-rata
dan waktu rata-rata kereta menunggu dalam sistem yang paling kecil
diantara semua model.

6.2

Saran
Adapun saran yang dapat berguna untuk pengerjaan modul 1 ini adalah:
1. Sebaiknya praktikan lebih memahami lagi maksud dari skenario modul 1
dengan lebih baik.
2. Sebaiknya penguasaan akan software Extend lebih diperdalam lagi agar
tidak sering terjadi kesalahn.
3. Dalam melakukan rekap harus teliti dan berkonsentrasi.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

48

Anda mungkin juga menyukai