OLEH :
GABE PANDAPOTAN
020401076
TUGAS SARJANA
OLEH :
GABE PANDAPOTAN
NIM : 02 0401 076
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
TUGAS SARJANA
MESIN PEMINDAH BAHAN
PERANCANGAN BELT CONVEYOR SEBAGAI ALAT
PENGANGKUT BUTIRAN PUPUK DARI PENGOLAHAN AKHIR
KE BULK STORAGE PADA SEBUAH PABRIK PUPUK DENGAN
KAPASITAS 87 TON/JAM
OLEH :
GABE PANDAPOTAN
NIM : 02 0401 076
Disetujui Oleh :
Dosen Pembanding I,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Sarjana
ini yang merupakan syarat dalam masa studi di Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Penulis memilih tugas sarjana ini dalam bidang Mesin Pemindah Bahan
dengan judul spesifikasi tugas : Perancangan Belt Conveyor Sebagai Alat
Untuk Memindahkan Butiran Pupuk Urea Dari Pengolahan Akhir ke Bulk
Storage pada Pabrik Pupuk Dengan Kapasitas Angkut 87 Ton/jam. Tugas
sarjana ini disusun berdasarkan survey lapangan serta melakukan pembahasan dan
studi literatur.
Pada kesempatan ini ingin menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :
1.
2.
Bapak Ir.Alfian Hamsi Siregar, MSc selaku dosen pembimbing yang telah
banyak
meluangkan
waktu
dan
pikiran
untuk
penulis
didalam
Ibu Ir. Raskita Meilala selaku dosen pembanding I yang telah bersedia
meluangkan waktu dalam memberikan masukan kepada penulis.
4.
Bapak Ir. Mulfi Hazwi, Msc selaku dosen pembanding II yang telah
bersedia meluangkan waktu dalam memberikan masukan kepada penulis.
5.
6.
7.
Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Teknik Mesin USU yang
telah memberikan ilmu dan pembinaan kepada penulis.
8.
9.
Medan,
Juli 2008
Penulis,
Gabe Pandapotan
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ..........................................................................
SPESIFIKASI TUGAS
iii
KARTU BIMBINGAN
iv
vi
DAFTAR ISI .
viii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL .
xiv
DAFTAR NOTASI ..
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perencanaan
2.4.1.1 Sabuk .
10
12
2.4.1.4 Puli .
12
13
14
15
29
77
79
79
Pasak .....................................................................
81
83
86
87
88
DAFTAR GAMBAR
1.
Gambar 2.1
2.
Gambar 2.2
3.
Gambar 2.3
10
4.
Gambar 2.4
11
5.
Gambar 2.5
11
6.
Gambar 2.6
12
7.
Gambar 2.7
Puli ........................................................................
13
8.
Gambar 2.8
9.
Gambar 2.9
15
10.
Gambar 3.1
17
11.
Gambar 3.2
18
12.
Gambar 3.3
21
13.
Gambar 3.4
21
14 .
Gambar 3.5
23
15.
Gambar 3.6
24
16.
Gambar 3.7
24
17.
Gambar 3.8
26
18.
Gambar 3.9
26
19.
26
20.
27
21.
32
22.
32
23.
33
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30
Gambar 4.1
31
Gambar 4.2
32
Gambar 4.3
33
Gambar 4.4
34.
Gambar 4.5
Penampang Pasak.................................................
81
35.
Gambar 4.6
83
35.
Gambar 4.7
84
37.
Gambar 4.8
38.
Gambar 5.1
90
39.
Gambar 5.2
92
41.
Gambar 5.3
roller idler
33
51
93
42.
Gambar 5.4
43.
Gambar 5.5
44.
Gambar 5.6
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 3.1
2.
Tabel 3.2
17
18
19
3.
Tabel 3.3
Kecepatan belt........................................................
4.
Tabel 3.4
5.
Tabel 3.5
6.
Tabel 3.6
7.
Tabel 4.1
8.
Tabel 4.2
Tabel 4.3
10.
Tabel 4.4
45
DAFTAR NOTASI
X, y, z, a, D, B, C
Satuan panjang
m, mm
Kecepatan
m/s
Kapasitas konveyor
ton/jam
Berat muatan
kg
Q, Wb, Wp, Wp
N/m
R A, R B, R C, R d,
Gaya reaksi
Momen Lentur
Nm
Tegangan
N/m2
Berat jenis
kg/m3
Lh
Umur bantalan
jam
Nn
Putaran
rpm, fpm
kg
Crl
kg
D, d
Diameter
m, mm
R, r
Jari-jari
m, mm
Frekuensi
Hz
Modul
mm
Jumlah gigi
Daya
Watt
Momen inersia
m4
Pr
kg
X, Y
Faktor pembebanan
Lh
Umur bantalan
Jam
Fc
Faktor koreksi
Momen torsi
Nm
Tebal
mm
Sf
Faktor keamanan
Jarak sumbu
mm
Luas penampang
m2
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
sistem operasi yang lain dalam suatu lini proses produksi, yang menggunakan
sabuk sebagai penghantar muatannya.
Konveyor sabuk memiliki komponen utama berupa sabuk yang berada
diatas roller-roller penumpu. Sabuk digerakkan oleh motor penggerak melalui
suatu pulley, sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar atau miring
tergantung kepada kebutuhan dan perencanaan. Material diletakkan diatas sabuk
dan bersama sabuk bergerak kesatu arah. Pada pengoperasiannya konveyor sabuk
menggunakan tenaga penggerak berupa motor listrik dengan perantara roda gigi
yang dikopel langsung ke puli penggerak. Sabuk yang berada diatas roller-roller
akan bergerak melintasi roller-roller dengan kecepatan sesuai putaran dan puli
penggerak.
2.4.1.1 Sabuk
Sabuk adalah salah satu elemen utama dari konveyor sabuk. Sabuk terbuat
dari bermacam-macam bahan, seperti : steel, nylon, katun, polyester, asbes dan
duck cotton dan dapat juga dilapis.
Sabuk yang baik harus memiliki sifat ringan, fleksibel, kekuatan tinggi,
sifat higroskopis yang rendah dan tahan lama. Dilihat dari kriteria diatas maka
pada perencanaan ini jenis sabuk yang terdiri dari beberapa lapisan nylon dan
polyester merupakan jenis sabuk yang baik. Sabuk ini menggunakan bahan dasar
nylon polyesterkatun dilapisi dengan karet dan nitrile yang bertujuan untuk
menahan panas dan abrasi, melindungi sabuk dari kelembaban, serta memberi
kekuatan dan kekakuan agar sabuk dapat menahan beban maksimum antara roller
idler tanpa terjadi lendutan yang terlalu besar. Tebal lapisan karet pada bagian
permukaan atas sabuk lebih besar daripada permukaan bawah, karena lapisan
permukaan atas tersebut mengalami kontak langsung dengan material yang
diangkut.
Sabuk yang dipergunakan memiliki sambungan, hal ini tidak dapat
dihindari karena sabuk yang digunakan pada suatu konveyor sabuk sangat
panjang. Terdapat berbagai cara penyambungan sabuk, yaitu :
1. System vulkanizer.
a.System vulkanizer hot ( panas ).
b.System vulkanizer cold ( dingin ).
2. System mechanical.
Tetapi cara yang paling baik untuk konveyor sabuk adalah dengan cara
vulkanisasi yaitu proses penyambungan sabuk dengan menempatkan kedua ujung
sabuk yang telah diberi perekat
Karet
Jarak untuk tiap roller tergantung berat muatan yang diangkut dan
kekuatan sabuk. Jarak roller pembalik dua kali lebih besar dari jarak roller
pembawa. Hal ini karena roller pembalik tidak mengangkut beban sedangkan
pengoperasiannya,
konveyor
sabuk
menggunakan
tenaga
penggerak motor listrik, dimana dari poros motor listrik dirangkaian dengan
sistem transmisi roda gigi melalui kopling fleksibel, dari sistem transmisi roda
gigi reduksi daya penggerak diteruskan ke puli dengan menggunakan kopling
flens.
Spivakovsky, Moskow) dan puli yang terletak pada ujung lainnya disebut puli
penggerak (tail pulley). Konstruksi kedua puli ini pada dasarnya sama saja yang
terdiri dari roller yang berbentuk silinder yang terbuat dari besi cor dan ditumpu
oleh poros.
BAB III
PERANCANGAN KONVEYOR SABUK
Ukuran Partikel
Kode
Sangat Halus
Halus
Butiran
3,18 mm 12,7 mm
Bongkahan
b. Sudut Surcharge ( )
Sudut surcharge adalah sudut yang dibentuk oleh material terhadap bidang
horizontal dari suatu sabuk yang sedang bergerak. Besarnya sudut
surcharge biasanya antara 50 sampai 30 0 lebih kecil dari sudut repose.
50 Angle of
surchange
100 Angle of
surchange
200 Angle of
surchange
250 Angle of
surchange
300 Angle of
surchange
Tabel 3.2 Hubungan antara kemampuan alir, sudut repose dan sudut surchange
Kemampuan Alir (flowability)
Sudut Repose
Sudut Surchange
Sangat lancar (very free flowing)
00 190
50
200 290
100
300 340
200
350 390
250
> 400
300
Sedikit kesat
Kesat (sluggish)
Dari tabel diatas dapat ditetapkan untuk sudut repose 250, besarnya sudut
surchange adalah 100
Materials
Coal, run of
mine, salt,
sand,
peat,fertilizer
Gravel, ore,
slag, crushed
stone
Rock, ore,
stone
Coke, sized
coal, charcoal
Flour, cement,
apatite
Rye, wheat
Belt Width, mm
500
800
1200
400
and
and
and
650
1000
1600
Belt speed v, m/sec
1 to
1.6
1.25
to 2.0
2.0 to
4.0
2.0 to
4. 0
1.0 to 1.0 to
1.25
1.6
1.6 to
2.0
2.0 to
3.0
1.0 to
1.6
1.0 to 1.0 to
1.25
1.6
1.0 to
1.6
1.25
to 1.6
1.6 to
2.0
1.6 to
2.0
0.8 to 1.0
2.0 to 4.0
mementukan
panjang
lintasan
konveyor
sabuk
perlu
3600
.q.v Ton/jam ..(Literatur 3 hal 57 )
1000
Dimana :
qm
Maka :
Q=
3600
. 18,11kg/m . 1,334 m/s
1000
Q = 86,93 87 ton/jam
Jenis material
Massa Jenis
: 0,75 g/cm3
: 87 Ton / jam
Sudut incline ( )
: 25 mm
Kecepatan sabuk
: 1,3334 m/s
3. Puli
4. Motor penggerak
B = Lebar sabuk
= 650 mm = 0,65 m direncanakan
i = Jumlah lapisan sabuk. Untuk lebar sabuk 650 mm dianjurkan
i = 3 7 dalam tabel 3.4. Maka dipilih i = 3 (data yang
diberikan pada survey)
Tabel 3.4 Tabel Standart Jumlah Lapisan Sabuk (literatur 3,hal 69)
Belt
width,
300 400 500 650 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
mm
Minimum
and
Maximum 3-4 3-5 3-6 3-7 4-8 5-10 6-12 7-12 8-12 8-12 9-14
number
of Plies (i)
Nitrile
Nylon fiber
Karet
= (1,1) B (it + t 1 + t 2 )
= (1,1) 0,65 m [3 (9) + 1,5 + 1]
= 0,715 (29,5)
= 21,09 kg/m
3.3.2 Perancangan Roller Idler
Pada konveyor sabuk yang direncanakan, bentuk material yang diangkut
adalah bulk material (material curah atau tumpahan). Roller idler dibagi menjadi
dua jenis, yakni Trough roller idler dan Flat roller idler. Flat roller idler tidak
cocok digunakan karena biasanya digunakan untuk mengangkat material satuan,
seperti kantong semen, kotak dan lainnya. Untuk konveyor sabuk yang
direncanakan dipilih jenis roller yang sesuai yaitu Troughed roller idler.
Dimana :
D
Lr
Untuk mencegah jatuhnya material tumpahan dari tepi sabuk, bagian dasar
dari segitiga yang terjadi akibat tumpahan material ke sabuk harus mempunyai
jarak maksimum (b) dan sudut pada dasar segitiga ( 1 ).
Jarak maksimum (b) didapat dari rumus :
b = 0,8 x B ..(Literatur 3,hal 73 )
Dimana B adalah lebar sabuk, maka :
b = 0,8 x 650 mm
b = 520 mm = 0,52 m
Dan Sudut pada dasar segitiga ( 1 ) didapat dari rumus :
1 = 0,35 x 100
1 = 3,50
Untuk mengetahui tinggi maksimum tumpahan material dapat dihitung
dari dasar trapesium seperti gambar 3.8
h
1 / 2b
= tg (3,50) x 0,26 m
= 0,015 m
Maka :
x
= (0,5b) (0,5Lr )
= 0,5 (0,52) 0,5 (0,26)
= 0,13 m
Jadi
h'
x
tg
= tg 3,5 x 0,13 m
= 0,06 m
= h + h
= 0,015 m + 0,06 m
= 0,075 m
.d
( L)( )
7,79 =
814)(7,79x103)
d2= 7,79/4,977x103
d=0,03956 m
d=39,56 m , d= 40 mm
Panjang roller idler (L) yang direncanakan = 814 mm, maka nilai c adalah :
2c = L B
2c = 0,814 0,65
2c = 0,164 m
c = 0,082 m
500
650
800
1000 1200
1400
1600-2000
<1
1200
1100
=12
1100
1000
>2
1000
1000
.L
4
( )( D 2 d 2 )
Dimana :
L = Panjang roller idler = 814 mm
= Berat jenis bahan roller idler 7,45 x 10-6 kg/m3 . (dari survey)
D = Diameter luar = 133 mm = 0,133 m
d = Diameter dalam = 107,68 mm = 0,107 m
Maka :
W
G
( Literatur 3,hal 77 )
l
Dimana :
G 10B + 7 kg
G 10(0,65) + 7 kg
G 13,5 kg
Maka :
Wp =
13,5kg
= 9,64 kg/m
1,4m
Berat roller idler persatuan panjang adalah dengan menggunakan data-data pada
tabel diatas maka beratnya persatuan panjang dapat diketahui, yaitu :
Berat roller idler pada bagian dakian (inclined) adalah :
Wl
Wl
= (W + W p ) L 1
Dimana
1. Friction Factor pada sabuk jika beroperasi pada lintasan dari baja, maka
W1 Cos 25
0.26
RA
RB
Ra
= 5,86 kg
Rb
= 5,86 kg
W2 + Wp
0.26
RD
RC
Rc = Rd = (W2 + W p )
Rc
= (5,02 + 9,64)
Rc
= 7,33
Rd
= 7,33 kg
W1 Cos 25
F
0.26
RE
RF
Re = Rf = Ra = Rb = 5,86
Untuk 0 X 0,277
Vx
= R a (W 1 cos 250)
Vx
Vx
= - 5,86 kg
Vx
Vx
= - 15,25 kg
= R a - (W 1 cos 250) + (R b + R c ) (W p + W 1 ) + (R d + R e )
(W 1 cos 250) + R F
Vx
Vx
= - 4,15 kg
1
= Wcos25 0 .Lr
4
M1
1
= 12,94 cos 25 (0,26)
4
1
= 11,72 (0,26)
4
=0,76 kg =7,45 N
Besar Momen Lentur yang terjadi Pada roller C-D
M2
1
= (W 2 +W p ) .
4
M2
1
= (5,02 + 9,64) 0,26
4
=0,95 kg = 9,33 N
W1 Cos 25
0.26
0.26
RB
RA
RF
RE
M1 = 7,45 N
M1 = 7,45 N
0.26
RD
RC
M2 = 9,33 N
maks
M maks
;
Z
Z=
32 D
( D 4 d 4 ) (Literatur 6,hal 48 )
Maka :
maks
32.M maks .D
(D 4 d 4 )
32(22,07.0,133)
(0,133 4 0,107 4 )
939,29
5,709 x10 4
b
S f 1 .S f 2
8,96 X 10 7
12
Oleh karena tegangan izin lebih besar dari pada tegangan maksimum maka
roller aman terhadap tegangan lentur.
Berdasarkan survey studi lapangan, direncanakan ukuran poros idler d s 40
mm dengan panjang poros untuk bagian incline 300 mm dan panjang untuk
horizontal 324 mm.
Beban yang bekerja pada poros roller adalah :
a. R a = R b = R e = R f = 5,86kg = 57,42 N
b. R c = R d = 9,33 kg = 91,52 N
Momen lentur maksimum :
Untuk bagian incline :
M maks1 = R a x d
= 57,42N x 0,107 m
= 6,14 Nm
Untuk bagian horizontal :
M maks2 = R c x d
= 91,52 N x 0,107 m
= 9,79 Nm
jadi M maks
= 2 M maks1 + M maks2
= 2(6,14 ) + 9 ,79
= 22,07 Nm
maks
(10,2)( M maks )
ds
Maka :
(10,2)(22,07)
(0,04) 3
maks
maks
Dari survey studi lapangan bahan yang digunakan adalah besi cor kelabu
type high silicon yang memiliki sifat mampu cor baik, murah, dapat meredam
getaran, tahan aus, tahan korosi, kekuatan tarik 8,96.107 N/m2.
Komposisi : %C = 0,4 1,0; %Mn = 0,4 1,0; %Si = 14 17; %Mo = 3,5.
Roller tidak hanya mendapat beban statis saja melainkan juga beban dinamis,
karena mengalami beban dinamis maka harus menggunakan faktor keamanan.
Faktor keamanan S f1 = 6, untuk bahan S-C dengan pengaruh bahan paduan S f2 =
1,3-3,0 karena adanya pengaruh dari kekasaran permukaan sehingga S f2 diambil
2,0.
Sehingga tegangan izin :
( S f 1 )( S f 2 )
8,96 x10 7
(6)(2)
Oleh karena tegangan izin lebih besar dari pada tegangan maksimum maka poros
aman terhadap tegangan yang terjadi.
3.3.2.5 Perencanaan Bantalan Roller Idler
Pemilihan bantalan roller idler berdasarkan pada beban yang diterima
masing-masing bantalan. Karena bantalan hanya menerima beban radial saja,
maka gaya yang bekerja pada bantalan adalah gaya-gaya yang bekerja pada poros
ditambah dengan berat poros itu sendiri. Bantalan dapat bekerja dengan baik
apabila kapasitas nominal dinamis spesifik lebih besar daripada kapasitas nominal
yang ditimbulkan oleh bantalan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, bantalan yang digunakan adalah
dipilih bantalan gelinding jenis Deep Groove Ball Bearing atau bantalan peluru
alur satu baris dengan nomor 6404 yang memiliki dimensi sebagai berikut :
Diameter dalam (d)
= 40 mm
= 0,04 m
= 110 mm
= 0,11 m
= 27 mm
= 0,027 m
= 63400 N
= 36600 N
.d s 2
4
( L)( )
Dimana :
d s = Diameter poros roller idler
= 40 mm
(0,04) 2
.(0,224)(7,79 x10 3 )
4
= 2,19kg = 21,50 N
(0,04) 2
.(0,324)(7,79 x10 3 )
4
= 3,17 kg = 31,10 N
= Ra +
Wincline
2
= 5,86 +
3,17
2
= 7,44 kg = 73,03 N
Bagian Horizontal :
Fr
= Rc +
Whori
2
= 7,33 +
2,19
2
= 8,42 kg = 82,64 N
Beban equivalen yang dihitung dengan menggunakan persamaan (Literatur 9,hal
135 ) :
Pr = x. (V) (Fr) + (y) (Fa)
Dimana :
X = Faktor pembebanan radial = 0,56 untuk baris tunggal
Fr = Beban yang diterima masing-masing bantalan.
V = Faktor pembebanan untuk cincin luar yang berputar = 1,2
fh
Pr
fn
L
= h
500
1/ 3
jam..( Lampiran 1)
Maka :
20000
fh =
500
1/ 3
f h = 3,41
Dan fn adalah faktor putaran :
33,3
fn =
n
1/ 3
Untuk :
n = Putaran roller idler (rpm) =
60.v
D
Maka
n
60.(1,33)
.0,133
= 143,6 rpm
33,3
fn =
n
1/ 3
33,3
fn =
143,6
1/ 3
f n = 0,614
Jadi beban nominal spesifik adalah :
3,41
C rl =
.4,99
0,614
C rl = 8,71 kg = 85,53 N
Dari perhitungan diatas diketahui C > C rl , maka bantalan jenis ini aman
untuk digunakan pada tumpuan roller idler bagian incline.
2. Untuk bagian horizontal
Beban equivalen bantalan :
Pr = 0,56 x 1,2 x 8,42 + 0
Pr = 5,65 kg
Beban nominal dinamis spesifik adalah :
3,41
C rl =
.5,65
0,614
C rl = 7,57 kg = 74,26 N
Dari perhitungan diatas diketahui C > C rl , maka bantalan jenis ini aman
digunakan pada tumpuan roller idler horizontal.
i
q m = .
a
Dimana :
Massa jenis muatan ( )
= 750 kg/m3
= 25 m
= 21,09 kg/m
= 17,96 kg/m
Tabel 3.6 Faktor resistan untuk idler pada roller bearings ( Literatur 3,hal 77 )
Operation
Condition
Favourable
Medium
Adverse
Troughing
0,018
0,020
0,022
0,025
0,035
0,040
18,11a
750
= 0,0241a
qm
i
=
a
qm
0,0241a
=
750
a
qm
= 18,11 kg/m
Maka :
Tahanan yang terjadi akibat gesekan antara sabuk dengan landasan diam
(stationary runway) dapat dirumuskan sebagai berikut:
q beban = (q m + Wb )[(L)( )+ H]
Dimana :
Maka :
q beban = (18,11 + 21,09) [(25 x 0,4) + 0,0735
q beban = 392,07 kg = 3846,24 N
Dimana :
S i dan S (i-l)
W (i-l)to-i
= S 1 + q 1,2
Dimana
q 1,2 = qi = Tahanan tanpa beban = 38,05 kg
Maka :
S2
= S 1 +38,05 kg .(1)
= S 2 + Wcurv
S3
= S 2 + k(S 2 )
S3
= (1 + k).S 2 .dimana K = (1 + k)
Maka :
S3
= K (S 2 )
Dalam hal ini K > 1 (dalam prakteknya K = 1,05 1,07, maka dipilih K = 1,07)
Jadi :
S3
= 1,07 (S 1 + 38,05 kg )
S3
S4
S4
Dari hukum Euler dimana tidak terjadi slip antara sabuk dan puli maka
berlaku persamaan :
S t S sl ( e )..( Literatur 2,hal 83 )
Dimana :
S t dan S sl
Untuk sudut belit sabuk sebesar = 2100 dan puli dibalut dengan karet
(rubber laggned) dengan kondisi operasi normal (Literatur 3,hal 80 ) maka harga
= 0,40 maka :
e
= 4,33
St
= S 4 S sl . ( e )
S4
4,33 (S 1 )
1,07 (S 1 ) + 169,79 kg
3,26 (S 1 )
169,79 kg
S1
= 47,16 kg
= S 1 +38,05 kg
S2
= 47,16 +38,05 kg
S2
= 85,21 kg
= 1,07S 1 + 40,71 kg
S3
= 1,07(47,16) + 40,71 kg
S3
= 97,17 kg
= 1,07 S 1 169,79 kg
S4
S4
= 220,25 kg
Dari perhitungan diatas dapat diketahui tegangan sisi ketat sebesar 220,25
kg sedangkan sisi kendurnya 47,16 kg, sehingga dengan perhitungan diperoleh :
S1
= 47,16 kg
S2
= 85,21 kg
S3
= 97,12 kg
S4
= 220,25 kg
K ti =
S maks ( FK )
( B)(i )
Dimana :
K ti
K ti =
S maks ( FK )
( B)(i )
K ti =
220,05(9,5)
(0,65)(3)
K ti = 1072,03 kg/m
K ti = 10516,61N/m
Dari hasil perhitungan diatas, terlihat bahwa kekuatan tarik izin sabuk
lebih kecil dari pada kekuatan tarik sabuk yang digunakan yaitu jenis Nylon
Nitrile, yang mempunyai kekuatan tarik persatuan lebar sebesar 294300 N/m.
3.3.4 Perencanaan puli
Dari bab sebelumnya telah diketahui bahwa puli yang dipergunakan ada
tiga jenis, yaitu tail pulley, drive pulley, dan snup pulley.
Pada dasarnya ketiga jenis puli ini memiliki konstruksi sama. Dalam
perencanaan ini bahan ketiga jenis puli ini sama, yaitu dari bahan besi cor, tetapi
permukaan luarnya dilapisi dengan karet, agar gesekan sabuk dengan puli menjadi
besar sehingga sabuk tersebut dapat digerakkan oleh puli tanpa terjadi slip.
(sesuai dengan survey dilapangan).Panjang puli haruslah lebih besar dari sabuk,
dalam perancangan ini panjang puli sama dengan panjang roller idler, maka
panjang puli adalah 750 mm atau 0,75 m.
Pada pemeriksaan gaya tarik sabuk, telah diketahui gaya tarik maksimum
yang terjadi pada titik 4, yang terletak pada permukaan puli penggerak, sehingga
tekanan maksimum yang terjadi pada puli penggerak adalah :
Tekanan permukaan pada puli :
Pmaks =
S maks
(r )( B p )
Dimana :
= Jari-jari puli = D p / 2 = 625 / 2 = 312,5 mm atau 0,3125 m
220,25kg
(312,5)(0,52)
= 1,35 kg/m2
= 13,29 N/m2
Tegangan kompresi maksimum pada puli adalah :
( S maks )( D p )
maks
maks
maks
( D p t p )(t p )( B p )
(220,25kg )(0,625m)
(0,625 0,0135)(0,0135)(0,52)
= S2 + S3
G tu
=85,21 + 97,12
G tu
= 182,33 kg = 1788,65 N
X = 1% L
X = 1% x 25 m
X = 0,25 m
Maka direncanakan take up travel adalah sepanjang 0,25 m
BAB IV
PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI
P2
f (l + l 0 )W .v
(Belt Conveyor Design Manual, hal. 14)
6120
Dimana :
f
l0
0,77931
+ 15,93
f 0,006436
0,77931
+ 15,93
0,022 0,006436
= 66 mm
v
Dimana :
Maka W
Wb
= 21,09 kg/m
Wr
= 17,69 kg/m
= 2. 21,09 + 17,69
= 60,14 kg/m
Sehingga :
P1 =
0,022(25 + 66)60,14
6120
= 0,26 kW
Jadi daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan sabuk dalam keadaan tidak
bermuatan adalah = 0,26 kW
f (l + l 0 )Qt
..(Belt Conveyor Design Manual, hal. 14)
367
Dimana :
Qt
= Kapasitas angkut
= 87 ton/jam =87 x
= Panjang lintasan
= 25 m
l0
= Koreksi panjang
= 66 m
= Koefisien gesek
= 0,022
1000
=24,1 kg/s
3600
Maka :
P2 =
0,022(25 + 66)24,1
367
= 1,31 kW
Jadi daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan sabuk secara horizontal dalam
keadaan bermuatan adalah sebesar 1,31 kW
Sehingga daya total yang dibutuhkan untuk menggerakkan konveyor
sabuk adalah :
P = P1 + P2
= 0,26 + 1,31
= 1,57 kW
Karena kehilangan daya pada puli untuk jenis puli penggerak adalah
2 5%, pada perencanaan ini diambil 5%, sehingga efisiensi puli penggerak
adalah sebesar 95%
= 5 %. P
= 0,05 . 1,57
= 0,078 kW
= P + P loss
= 1,57 + 0,078
= 1,648 kW
Fc
1,2 2,0
0,6 1,2
Daya normal
1,0 1,5
Daya motor dipilih daya maksimum yang diperlukan, maka dalam hal ini dipilih
faktor koreksi (fc ) = 1,2
Maka daya motor rencana yang dibutuhkan :
P maks
= fc . Ptot (kW)
= 1,2 .1 ,64
= 1,977 kW
Pm
Pmaks
0,9
1,97
0,9
= 2,19 kW 2,2 kW
Jadi motor penggerak untuk menggerakkan sistem konveyor sabuk
ditetapkan berdasarkan standar daya motor listrik yang terdekat adalah 2,2 kW.
f .120
.. (Zuhal, Teknik Tenaga Listrik)
p
Dimana :
f = Frekwensi listrik (di Indonesia 50Hz)
n = Putaran motor listrik
p = jumlah kutub motor listrik
Hubungan jumlah kutub dengan putaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Hubungan jumlah kutub dengan putaran
Jumlah Kutub
Putaran (rpm)
3000
1500
1000
750
10
500
= 2,2kW
= 50 Hz
v
.Dp
Dimana :
v
Dp
= Diameter puli
Maka :
n puli =
80
= 40,77 rpm
.0,625
Jadi putaran puli pada perencanaan konveyor sabuk ini sebesar 40,77 rpm,
pada perencanaan ini, sistem transmisi roda gigi yang digunakan dipilih pasangan
transmisi roda gigi cacing dari roda penggerak ke puli penggerak.
4.4 Perencanaan Roda Gigi Cacing
Pasangan roda gigi cacing terdiri dari sebuah gigi cacing yang mempunyai
ulir dan sbuah roda gigi cacing yang berhubungan dengan gigi cacing. Ciri yang
sangat menonjol dari roda gigi cacing adalah kerjanya dengan halus dan hampir
tanpa bunyi, serta memungkingkan perbandingan transmisi yang besar tapi
efisiensinya rendah dibanding roda gigi lain.
Keterangan gambar :
a. Diameter luar cacing (d kl )
b. Diameter jarak bagi cacing (d l )
c. Diameter inti cacing (d rl )
d. Sudut kisar ( )
e. Jarak bagi (t a )
f. Kisar (L)
Tinggi kaki (h f )
j.
25,4
(mm) .................(Literaur 9, hal. 215)
p
Dimana :
p = Jarak bagi diameter (jumlah gigi per inch diameter), pada perencanaan
ini dipilih = 2 ...........................(Literatur 9, hal. 216)
Maka :
mn =
25,4
= 12,7 mm
2
b. Modul aksial (m s)
ms =
mn
.......................(Literatur 9, hal. 277)
cos
Dimana :
= Sudut kisar
< 100
= 100 - 250
1,25
> 250
1,50
12,7
= 13,5
cos 20
.mn
.......................(Literatur, hal. 281)
cos
.12,7
cos 20
= 42,44 mm
z1
z2
Dimana :
n puli
z2
Maka :
40,77 1
=
1480 z 2
z2 =
1480
= 36,30 37buah
40,77
z1 .mn
sin
1.12,7
sin 20
= 37,13 mm
Untuk roda gigi cacing (gear)
d2
= z2 . ms
= 37 . 13,5
= 499,5 mm
Jarak sumbu poros (a) gigi cacing dan roda cacing adalah :
a
d1 + d 2
2
37,13 + 499,5
2
= 268,31 mm
= mn = 12,7 mm
Tinggi kaki (h f )
hf
= 1,157 . mn
= 14,69 mm
= 0,157 . mn
= 0,157 . 12,7
= 1,99 mm
= 2,157 . mn
= 27,39 mm
= d 1 + 2. hk
= 37,13 + 2 (12,7)
= 62,53 mm
= d 1 2.hf
= 37,13 2 (14,69)
= 7,75 mm
= d 2 + 2 hk
= 499,5 + 2 (12,7)
= 524,9 mm
= 0,577 . d k1
= 0,577 . 62,53
= 36,08 mm
= d k1 . sin
2
90
= 62,53 . sin
2
= 44,2 mm
d1
hk
2
37,13
12,7
2
= 5,86 mm
= z 2 . ms
= 37 . 13,5
= 499,5 mm
= d 2 2h f
= 499,5 2 . 14,69
= 470,12 mm
= d 2 + 2 . hk
= 499,5 + 2 . 12,27
= 524,04 mm
= dt + (
d1
hk ) (1-cos ) .................(Literatur 9, hal. 279)
2
= 524,04 + (
37,13
12,27 ) (1-cos 900)
2
= 530,33 mm
4.4.2 Perencanaan Bahan Gigi Cacing
Dari perhitungan sebelumnya didapat panjang jarak bagi (t a ) = 42,45 mm
dan diameter jarak bagi cacing (d 1 ) = 37,13 mm, maka bagian persentuhan antara
gigi cacing dengan roda gigi cacing adalah pada d 1 tersebut, arena gigi cacing
terdapat pada poros yang akan berhubungan dengan motor, maka dengan
demikian didapat tebal gigi (I g ) sebesar :
Ig
t a 42,45
=
= 21,22 mm
2
2
Tegangan geser terbesar terjadi pada pangkal gigi dengan tebal gigi (I g ).
Sedangkan tebal gigi sesuai hitungan sebesar 21,22 mm. Untuk mengetahui luas
bidang yang terkena tegangan geser (A g ) didapat dari perhitungan berikut :
Ag
= Ig . t g
Dimana :
t g = Panjang daerah gigi yang terkena tegangan geser
tg
360
.7,75 = 6,08 mm
Maka :
Ag
= 21,22 . 6,08
= 129,01mm
M maks
0,5.d r1
Dimana :
M maks = Momen puntir maksimum
= T maks . fc
Dimana :
T maks = 9,74 . 105
Pmaks
....................(Literatur 9, hal. 7)
n
Dimana :
P maks = Daya maksimum untuk menggerakkan konveyor sabuk = 2,2 kW
n
2,2
1500
= 1428,53 kg.mm
Maka :
M maks = T maks . fc ;
= 1428,53 . 1,2
= 1714,24 kg.mm
gaya yang terjadi pada gigi cacing :
Fc
1714,24
0,5.7,75
= 442,38 kg
gc
Fc
Ag
442,38
129,01
= 3,42 kg/mm2
Berdasarkan perhitungan diatas, maka bahan untuk gigi cacing dipilih baja
chrom nikel JIS G 3210 jenis SF 55 yang mempunyai kekuatan tarik ( tb ) = 65
kg/mm2 dan mempunyai batas mulur bahan ( m ) = 28 kg/mm2
4.4.3 Pemeriksaan Kekuatan Bahan Gigi Cacing
Pemeriksanaan kekuatan roda gigi ini dilakukan dengan membandingkan
kekuatan bahan dengan tegangan-tegangan yang terjadi.
Dalam perhitungan beban roda gigi diperhitungkan juga faktor keamanan
(v). Harga dari vaktor keamanan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tebel 4.4 Harga faktor keamanan
Pembebanan
Beban statis
34
58
8 10
tr
tb
v
65
8
= 8,12 kg/mm2
= 0,8 . tr
= 0,8 . 8,12
= 6,5 kg/mm2
p =
1
1,73. 0
Dimana :
p =
M maks
Z
Dimana :
Z
16
16
( d r1 ) 3
(7,75) 3 = 91,39 mm3
p p
t
1,73
1714,24
91,39
t 32,45kg / mm 2
Dari perhitungan dipilih bahan poros dari bahan baja khrom nikel JIS G
3210 jenis SF 55 dengan kekuatan tarik ( tb ) = 40 kg/mm2. Karena roda gigi
cacing mengalami pembebanan dinamis 1 arah, maka dipilih faktor keamanannya
(v) = 5.
Maka tegangan tarik izin bahan :
tr
tb
v
40
= 8 kg/mm2
5
= 0,8 . tr
= 0,8 . 8 = 6,4 kg/mm2
= W (cos n . sin )
Wy
= W . sin n
Wz
= W (cos n . cos )
Dimana :
Wx
Wy
Wz
Dari kenyataan ada gesekan antara gigi cacing dan poros cacing, maka
rumus-rumus diatas menjadi :
Wx
Wy
= W. sin n
Wz
Dimana :
W
= Gaya normal
Wwt
...........(Literatur 7, hal 224)
cos n . sin + cos
W wt
33000. p m
..................(Literatur 7, hal. 224)
Vw
Dimana :
Pm
Vw
d p n
12
dp
= Diameter puncak
=
a 0,875 268,310,875
=
3
3
= 44,45 mm = 1,75 in
Maka :
Vw
.1,75.1500
12
= 687,223 fpm
Jadi :
W wt
33000.2,95
687,223
= 141,657 lb
Sudut masuk cacing ( n )
= tan-1
L
.p
Sehingga :
L = 1,57 . 1 = 1,57 in
Maka:
= tan-1
1,57
.2
= 14,030
Sehingga :
Vs
Vw
cos
687,223
cos14,03
= 708,353 fpm
141,657
cos15,05. sin 14,03 + 0,025. cos14,03
= 548,274 lb
= 248,6929 kg
Dengan didapatnya gaya normal selanjutnya didapat tiga komponen
ortogonal yaitu Wx, Wy, Wz yang msing-masing besarnya adalah :
Wx
Wy
= W sin n
= 248,6929 . sin 15,05
= 64,57 kg
Wz
Wx = 64,25 kg
Gaya radial
Wy = 64,57 kg
Gaya tangensial
Wz = 231,49 kg
(W ) 2 + (W z ) 2
(64,57) 2 + (231,49) 2
= 240,32 kg
Reaksi pada masing-masing tumpuan
RB = R A
RA
F
2
F
2
240,32
= 120,16 kg
2
g =
h
S f 1 .S f 2
........................(Literatur 9, hal 8)
Dimana :
S f1
S f2
Maka :
g =
100
= 12,82 kg/mm2
6.1,3
= 9,74 . 105.
Pmaks
n
= 9,74 . 105.
2,2
1500
= 1428,533 kg.mm
Maka besarnya diameter poros :
d p 4,1
d p 4,1 4 1428,533
d p 29,26 mm
Dengan menyesuaikan standar dimensi poros yang tersedia maka diameter poros
direncanakan sebesar 30 mm.
4.6 Perhitungan Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai pada bagian-bagian mesin
(poros) yang mempunyai fungsi membuat sambungan yang mudah dilepas. Jenis
dan bentuk pasak cukup banyak, satu diantaranya akan digunakan adalah jenis
pasak benam dengan bentuk prismatis.
Perhitungan-perhitungan pasak dititik beratkan pada :
1. Pemilihan ukuran pasak berdasarkan diameter poros
2. Pemilihan bahan dan pemeriksaan ukuran pasak
4.6.1 Pemilihan Ukuran Pasak
Posor output mempunyai diameter 30 mm. Untuk ukuran pasak yang
digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Ukuran
standar
b, b1
dan b2
Ukuran standar h
Pasak
prismatis
pasak
luncur
Pasak
tirus
3x3
4x4
5x5
6x6
(7x7)
2x2
Ukuran standar t2
C
Ukuran
standar
0.16
0,25
6-20
1,2
0,5
6-36
1,8
1,4
0,9
8-45
2,5
1,8
1,2
10-56
3,0
2,3
1,7
0,25
7,2
14-70
3,5
16-18
4.0
18-19
4,0
Pasak
Pasak Pasak
prismatis Luncur Tirus
2,8
3,0
3,5
0,08
0,16
2,2
3,0
0,25
20-25
10 x 8
10
22-110
5,0
3,3
2,4
30-38
12 x 8
12
28-140
5,0
3,3
2,4
38-44
14 x 9
14
10
36-160
5,5
3,8
2,9
(15 x 10)
15
40-180
5,0
16 x 10
16
45-180
6,0
4,3
3,4
50-58
3,4
58-65
10
10,2
10
5,0
2,4
17-22
8x7
0,40
0,60
3,3
Diagram poros
yang dapat
dipakai
d**
0,16
0,40
Referensi
r1
dan
r2
5,5
5,0
22-30
0,25
0,40
44-50
50-55
18 x 11
18
11
50-200
7,0
4,4
20 x 12
20
12
56-220
7,5
4,9
3,9
65-75
22 x 14
22
14
63-250
9,0
5,4
4,4
75-85
(24 x 16)
24
70-280
8,0
25 x 14
25
14
70-280
9,0
5,4
4,4
28 x 16
28
16
80-320
10,0
6,4
5,4
95-110
32 x 18
32
18
90-360
11,0
7,4
6,4
110-130
16
16,2
0,60
0,80
8,0
8,5
8,0
0,40
0,60
80-90
85-95
= (22 110) mm
Lebar (h)
= 8 mm
Tebal (b)
= 10 mm
= 5 mm
= 3,3 mm
B
S f 1 .S f 2
110
6.1,3
= 14,10 kg/mm2
Gaya geser yang bekerja pada pasak adalah :
F
T
.........................(Literatur 9, hal. 25)
dp /2
Dimana :
T
= Torsi
= 9,74.10 5
2,2
= 1428,533 kg.mm
1500
dp
= Diameter poros
= 95,235 kg
1428,533
30 / 2
F
A
95,235
10(22)
= 0,4328 kg/mm2
= 8 x 10 mm
= 22 mm
c. Bahan Pasak
Dari rumus :
WZ
231,49
Fa
atau
=
= 1,92651
1x120,16
V . Wr
V .F1
Karena :
WZ
e atau 1,92651 0,33
V . Wr
Maka dipakai x= 0,4 dan y= 1,8
Beban ekivalen dinamisnya menjadi :
P = X .(Wr + y.W z )
= 0,4.(120,16 + 1,8.231,49 )
= 214,736 kg = 2106,568N
Maka :
fh = factor umur pemakaian
=
Ih
500
= 15.000
3
10
]
500
3
10
= 3,02
fn
= faktor putaran
= 33,3
n
3
10
= 33,3
1500
3
10
= 0,319
C fh
=
P fn
C
3,02
=
214,736 0,319
C = 2032,923 kg
Dengan menyesuaikan ukuran bantalan rol kerucut maka dipilih bantalan
dengan nomor 30306 dengan C = 4200 kg (Lampiran 3 )dengan spesifikasi :
D = 30 mm ; D = 72 mm ; B = 19 mm. Agar bantalan aman digunakan, maka
syarat bantalan harus dipenuhi yaitu :
C C
4200 kg 2032,923 kg
6. G = 124 mm
2. F = 18 mm
7. H = 31,5 mm
3. L = 50 mm
8. d = 10 mm
4. C = 63 mm
9. n = 4 buah
5. K = 4 mm
10.B = 100 mm
g =
2T
...................(Literatur 9, hal, 34)
.C 2 F
Dimana :
T = Momen Torsi = 2597,33 kg.mm
C = Diameter Naf (bos) = 63 mm
F = Tebal flens = 18 mm
Sehingga tegangan yang terjadi pada flens :
g =
2.2597,33
.63 2.18
g = 0,0231 kg
mm 2
g = 0,227166 N
mm 2
Bahan untuk flens dipilih bahan baja cor kelabu FC20 yang memiliki
kekuatan tarik b = 20kg / mm 2 ( Lampiran 2 ). Maka tegangan geser izin ini
didapat dari persamaan :
g =
g =
B
S f 1 .S f 2
20
6.1,3
g = 2,56 kg
mm 2
g = 25,1136 N
mm 2
g =
8T
...............................(Sularso, 1978)
.d 2 nc B
Dimana :
T = Momen Torsi = 1428,533 kg.mm
d = Diameter baut = 10 mm
g =
8T
.d 2 nc B
g =
8. 1428,533
.10 2.2.100
g = 0,18197 kg
g = 1,78521 N
mm 2
mm 2
Pada perencanaan ini dipilih baut dengan bahan baja karbon konstruksi
mesin S 35 C, yang memiliki kekuatan tarik b = 50 kg / mm 2 . Maka tegangan
geser izin ini didapat dari persamaan :
g =
g =
b
S f 1 .S f 2
50
6.1,3
g = 6,41 kg
mm 2
g = 62,88 N
mm 2
Dari prhitungan yang diperoleh diatas diketahui bahwa tegangan geser yang
terjadi lebih kecil dari tegangan geser izin bahan, jadi baut memenuhi syarat untuk
digunakan.
BAB V
PERENCANAAN STRUKTUR PENUMPU
Dari gambar struktur rangka penumpu diatas, terlihat bahwa dua buah
batang memanjang yang masing-masing berfungsi untuk menumpu Trough roller
idler atau return roller idler serta sepasang batang tegak berfugsi untuk menumpu
kedua batang memanjang di sisi kiri dan kanan konveyor sabuk.
Beban total yang diterima oleh satu sisi batang penumpu trough roller
idler bagian incline adalah :
W incline = (Wb + Wm + W l-1 + Wa) + G
= (21,09 + 18,11 + 12,94 + 15) + 11,9
= 45,47 kg
= 446,06 N/m
Beban total yang diterima oleh satu sisi batang penumpu trough roller
idler bagian horizontal adalah :
W horiz = (Wb + Wm + W l-2 + Wa) + G
= (21,09 + 18,11 + 5,02 + 15) + 11,9
= 41,51 kg
= 407,21 N/m
Gambar 5.3 Diagram pembebanan yang dialami batang penumpu roller idler
W .l
2
(407,21)(1,4m)
2
= 285,04 Nm
RB
= RA
= 285,04 Nm
W .l 2
8
(407,21)(1,4m) 2
8
= 71,26 Nm
3. Tegangan lentur maksimum :
maks =
M maks xc
I
71,26 x0,23
87,5 x10 8
Maka :
Wl
29,01
1,4
= 20,72 kg/m
= 203,26 N/m
c. Berat perlengkapan-perlengkapan lainnya, diperkirakan Wa = 300N/m
Untuk batang penumpu return roller dipilih batang baja yang sama dengan
batang penumpu trough roller idler yaitu batang siku-siku sama kaki profil 80 x
80 x 10 (mm).
Beban total yang diterima oleh satu sisi barang penumpu return roller
adalah sebagai berikut :
Maka
= (Wb + W l + Wa) + G
Pembebanan pada batang penumpu return roller idler diasumsikan terbagi merata
seperti gambar 5.4berikut :
W .l
2
(284,34)(1,4m)
2
= 199 Nm
RC
= RD
= 199 Nm
RT
W .l 2
8
(284,34)(1,4m) 2
=
8
= 69,66 Nm
3. Tegangan lentur maksimum :
maks =
M maks xc
I
69,66 x0,23
87,5 x10 8
M maks
Ix
RT .c
4448 x10 8
439,13 x0,0242
4448 x10 8
BAB VI
KESIMPULAN
2. Panjang lintasan
: 25 m
4. Kapasitas angkut
: 87 ton/jam
: 0,75 g/cm3
6. Sabuk
1). Lebar
: 0,65 m
: 1,334 m/s
: 294300 N/m
:3
: 1,5 mm
: 1 mm
: 21,09 kg/m
7. Roller Idler
1). Jenis
2). Bahan
: 133 mm
: 107,68 mm
: 40 mm
: 814 mm
: 40 mm
: 110 mm
: 27 mm
5). Pelumas
9. Puli
1). Bahan
: 625 mm
: 520 mm
4). Panjang
: 814 mm
: Motor Induksi
: 2,2 kW
: AC 380V, 3 Fasa, 50 Hz
: 1480 rpm
2). Modul
: M n = 12,7 mm ; M s = 13,5 mm
: Z1 = 1 alur Z2 = 37 buah
: t a1 = t a2 = 42,44 mm
: H = 27,39 mm
: 1500 rpm
: 40,77 rpm
: 30 mm
: 30 mm
: 72 mm
4). Lebar
: 19 mm
14. Pasak
1). Bahan
2). Lebar
: b1 = 8
3). Tinggi
: h1 = 10
4). Panjang
: 22 mm
: 140 mm
: Baja karbon S 35 C
: 4 buah
: 10 mm
: 254 x 89 mm
4). Bahan
: Baja kanal
: Sambungan las
: Screw Type
: 0,25 m
DAFTAR PUSTAKA