Oleh:
NOVI KISWANDANI
462010001
1. Masalah Utama
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi
Bicara lambat
Cemas
Konsentrasi menurun
Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Budi Anna Keliat, 1999)
b) Penyebab
Yang menjadi penyebab atau munculnya halusinasi antara lain klien menarik diri
dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan berhubungan sosial
klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih
terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus
eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal
dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
c) Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai fase ke IV,
di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya.
Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam
situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak
lingkungan.
Tanda dan gejala:
Muka merah
Pandangan tajam
Otot tegang
Berdebat
Sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika
tidak senang.
4. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Perubahan Sensori Perseptual: Halusinasi
Data Objektif :
Disorientasi
sedang
Data Objektif :
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri/orang lain.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
6. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain.
Tujuan umum :
klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi selanjutnya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
2.1
2.2
Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman bicara
2.3
2.4
2.5
Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut,
sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat minum
obat
5.2
Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
5.3
Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum obat
yang dirasakan
5.4
5.5
1.3. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan
bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan :
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau mau bergaul
2.1. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
yang muncul
2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1
3.2
Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang
lain
b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
6.2
Jelaskan tujuan
Buat kontrak
6.3
6.4
Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu
6.5
Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluar
DAFTAR PUSTAKA
1. Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999
3. Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta :
FIK UI. 199
4. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999