Anda di halaman 1dari 117

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN GEDUNG SLB YPAC KOTA TERNATE

bab

SYARAT SYARAT UMUM


PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.1.

PENDAHULUAN
Pekerjaan ini adalah Pembangunan Gedung SLB YPAC Kota Ternate,
Propinsi Maluku Utara. Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi hal hal
sebagai berikut :
(1)

Pekerjaan Persiapan dan penunjang;

(2)

Pekerjaan Struktur

(3)

Pekerjaan Arsitektur

(4)

Pekerjaan Elektrikal

(5)

Pekerjaan Mekanikal dan Sanitasi


Spesifikasi teknis ini berlaku umum untuk kesemua bagian tersebut di atas.

Untuk masing masing Tahap pekerjaan mengambil item item yang diperlukan
sesuai dengan pekerjaan masing masing di tiap tahapnya.
Hasil akhir dari pekerjaan ini adalah dapat difungsikannya bangunan sesuai
peruntukkannya dengan baik.

1.2.

LINGKUP PEKERJAAN
a.

Lokasi Pekerjaan terletak di kompleks Pohon Pala, Kelurahan Kota Baru,


Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Propinsi Maluku Utara, dan akan
diadakan penunjukan tempat pekerjaan oleh Konsultan Perencana.

b.

Kondisi eksisting lokasi bangunan sudah bangunan lama yang sbegaian besar
akan dibongkar. Pekerjaan pembongkaran ini sudah harus diperhitungkan
dalam penawaran dan bersifat lumpsum termasuk pembersihan atau
pembuangan puing dari lokasi ekerjaan.

c.

Semua

akibat

pembiayaan

yang

dikarenakan

lokasi

harus

sudah

diperhitungkan dalam pembiayaan. Hal ini termasuk harga material dan


ongkos kirim ke lokasi, tenaga kerja, peralatan peralatan yang dibutuhkan,
pajak-pajak daerah dan lain-lain
d.

Pelaksanaan

Pekerjaan

meliputi

pengadaan

bahan

dan

peralatan,

mengerjakan, mengangkut bahan-bahan, mengadakan tenaga kerja, peralatan


bantu dan kerja, penyediaan sumber air dan daya listrik untuk bekerja selama
pembangunan dan umumnya segala yang langsung dan transparan serta
menyatakan harus dilaksanakan atau akan digunakan untuk mendapatkan
penyelesaian pekerjaan dengan sempurna
e.

Pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor ke Pemberi Tugas dengan kondisi


selesai

sama

sekali

hingga

memuaskan

pemberi

tugas,

termasuk

menyingkirkan segala bahan-bahan sisa pembongkaran dan lain-lain yang


sudah tidak dipergunakan
f.

Secara umum pelaksanaan pekerjaan meliputi :

Pekerjaan Persiapan,

Pekerjaan struktur,

Pekerjaan pasangan dan Arsitektur lainnya

Pekerjaan Finishing, Interior

Pekerjaan Mekanikal dan sanitasi

Pekerjaan Elektrikal

Dan semua pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan atau gambar
perencanaan

1.3.

TATA LAKSANA DOKUMEN


Dalam hal terdapat perbedaan antara :
a.

Surat Perjanjian Kerja (SPK)

b.

Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan tambahan serta perubahan


(bila ada) sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.

c.

Gambar-gambar beserta detailnya dan tambahan serta perubahan (bila


ada) sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

d.

Surat Penawaran berikut lampiran-lampirannya.

Maka :
(a) didahulukan atas (b);
(b) didahulukan atas (c);
(c) didahulukan atas (d).
Persyaratan-persyaratan lainnya yang belum tercantum dalam Rencana
Kerja dan syarat-syarat ini akan diatur dan dituangkan dalam surat perjanjian
kerja.

1.4.

GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS


a.

Segera setelah penandatanganan kontrak, penyedia barang/jasa harus sudah


memiliki 3 (tiga) set gambar pelaksanaan, Spesifikasi teknis serta penjelasan
tertulis

lainnya. Biaya

pencetakannya menjadi tanggungan

penyedia

barang/jasa
b.

Selama

pelaksanaan,

satu

set

gambar-gambar

pelaksanaan

lengkap,

Spesifikasi teknis dan penjelasan-penjelasan tertulis lainnya, harus berada


dilapangan dalam keadaan terawat dan dapat diminta kembali setiap saat
oleh PPK
c.

Sebelum pekerjaan dimulai penyedia barang/jasa harus memeriksa hingga


yakin bahwa gambar-gambar dan dokumen kontrak lainnya yang segala yang
berhubungan dengan pekerjaan adalah benar, bila merasa tidak puas, maka ia
harus memberitahukannya secara tertulis kepada PPK

d.

Penyedia barang/jasa harus membuat sendiri gambar-gambar penjelasan


detail yang diperlukan (shop drawing). Gambar-gambar tersebut diatas
diperiksa dan dibubuhi tanda tangan oleh PPK, atau direksi, dan konsultan
pengawas. Kecuali ada persetujuan PPK, maka penyedia barang/jasa tidak
boleh mengadakan perubahan

e.

Gambar detail pelaksanaan sesuai dengan peralatan dan sistem pabrik atau
tangan yang dibuat oleh penyedia barang/jasa dan harus disetujui terlebih
dahulu oleh PPK, direksi dan atau konsultan pengawas.

f.

Dalam gambar detail sudah harus di-check kesesuaian antara material, ukuran
dan penempatan. Semua ukuran pada gambar-gambar adalah ukuran jadi dan
harus disesuaikan dengan ukuran setempat dilapangan

1.5.

SHOP DRAWING, AS BUILT DRAWING, DAN FOTO-FOTO


a.

Sebelum melaksanakan pekerjaan pelaksana konstruksi/kontraktor harus


membuat gambar detail rencana kerja, disesuaikan antara gambar rencana dan
kondisi eksisting lokasi. Gambar ini harus terlebih dahulu disetujui oleh PPK,
direksi dan konsultan pengawas sebelum mulai melaksanakan pekerjaan.

b.

Shop drawing adalah gambar kerja, yang disiapkan oleh Penyedia jasa yang
memberikan penjelasan pekerjaan, rencana kerja, rencana bahan, rencana
ukuran untuk terlaksananya pekerjaan dengan sebaik-baiknya

Dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyerahkan 2


rangkap gambar rencana kerja (shop drawing) kepada PPK untuk diperiksa.
Gambar tersebut harus disertai perhitungan dan catatan seperlunya untuk
mendapatkan persetujuan PPK

Setiap bagian pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai sebelum
PPK, direksi dan konsultan pengawas mempelajari dan menyetujui atau
mengoreksi gambar kerja yang bersangkutan

Perbaikan yang tertera pada gambar kerja harus dianggap sebagai perubahan
yang diperlukan agar memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan tidak dapat
dijadikan dasar pekerjaan tambahan

Penyedia barang/jasa tidak dapat menuntut akan kerusakan atau perpanjangan


waktu karena keterlambatan sebagai akibat membuat perbaikan gambar kerja.
Konsultan pengawas hanya mempelajari gambar kerja dilihat dari rencana umum
saja

Penyedia barang/jasa bertanggung jawab akan adanya kesalahan yang terdapat


didalam gambar kerja

c.

Penyedia barang/jasa diwajibkan membuat gambar-gambar as built drawing


sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan
untuk kebutuhan pemeriksaan dikemudian hari. Gambar tersebut diserahkan
kepada PPK, direksi dan konsultan pengawas, berikut mengikat untuk
dikeluarkan berita acara penyerahan

d.

Penyedia barang/jasa diharuskan mengadakan pengambilan foto berwarna di


lapangan dan di workshop, yang berkenaan dengan kemajuan tahap
pekerjaan,

detail-detail

bagian

pekerjaan,

dan

sebagainya.

Penyedia

barang/jasa wajib minta petunjuk untuk cara dan letak pengambilan foto.
Hasil cetakan tersebut harus disampaikan kepada PPK, direksi dan konsultan
pengawas dalam bentuk cetakan yang dijilid rapi cukup dalam jumlah dan sisi
pengambilan gambar.

1.6.

CONTOH BAHAN DAN PRODUK


a.

Contoh bahan-bahan yang dimaksud untuk memberi gambaran tentang


barang tersebut, hasil pekerjaan, kualitas menjadi standar yang dinilai dan
dicontoh

Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan minimal dari jenis
dan mutu yang sesuai dengan kontrak;

Atas biaya penyedia barang/jasa, semua contoh bahan yang akan dicantumkan
diberi tanda-tanda;

Bilamana PPK, direksi dan konsultan pengawas menganggap perlu, penyedia


barang/jasa harus menyediakan surat keterangan yang menjamin bahan-bahan
yang dipergunakan memenuhi syarat

b.

Data produk : Ilustrasi jadwal, grafik performance, instruksi, brosur, diagram


dan informasi lainnya yang dilengkapi oleh penyedia barang/jasa untuk
menggambarkan material atau peralatan/identifikasi produk atau model, hal
yang harus ditunjukkan adalah :

c.

Konstruksi penampilan bahan;

Kapasitas;

Dimensi produk dan ruang yang dibutuhkan;

Metode pekerjaan.

Gambar shop drawing harus diselesaikan dengan persyaratan terinci yang


diperlukan untuk setiap pekerjaan dari setiap produk terpakai, dan harus
disetujui oleh engineer penyedia barang/jasa

1.7.

JADWAL RENCANA KERJA PEMBORONG


A. UMUM

Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan


pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut
diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan
dalam program mobilisasi telah selesai.
Secara umum pengajuan request sheet adalah sebagai berikut :
a)

Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu 7 hari setelah
Surat Penunjukan Pemenang.

Jadwal pelaksanaan itu harus diserahkan dan

mendapat persetujuan dari PPK, Direksi Pekerjaan dan konsultan pengawas,


dengan detil yang disyaratkan dalam dari Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus
menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan oleh Kontraktor dalam melaksanakan
Pekerjaan.
b)

Setiap akhir minggu Kontraktor harus melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk


menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual dan tiap akhir
bulan sampai tanggal 25 pada bulan tersebut akan di adakan evaluasi hasil
pekerjaan.

c)

Setiap interval mingguan Kontraktor harus menyerahkan pada setiap hari Senin
pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi dan
kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.

d)

Jadwal Pelaksanaan untuk Sub Kontraktor harus diserahkan terpisah atau menjadi
satu dalam seluruh jadwal pelaksanaan.

B.

DETIL JADWAL PELAKSANAAN


1)

Jadwal Kemajuan Keuangan


Kontraktor harus membuat Jadwal Kemajuan pekerjaan dan keuangan
dalam bentuk diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut :
a)

Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran
yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan
harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan.

b)

Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan


minggu.

c)

Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat


kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.

d)

Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan


gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap akhir bulan
terhadap kemajuan keuangan aktual.

e)

Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa
hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran
mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.

2)

Analisa Jaringan (Network Analysis)


Jika diperlukan oleh PPK, Direksi Pekerjaan dan kosnultan pengawas,
Kontraktor harus menyediakan Analisa Jaringan yang menunjukkan awal
dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan sehingga dapat diperoleh
suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal
untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal
pelaksanaan.

3)

Jadwal Penyediaan Bahan


Kontraktor harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua
sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh
bahan dan rencana produksi bahan, jadwal pengiriman dan jadwal tiba di
lokasi.

4)

Jadwal Pelaksanaan item pekerjaan


Kontraktor harus menyediakan jadwal pelaksanaan setiap item pekerjaan
dengan skala balok horisontal untuk setiap jenis pekerjaan dan
pelengkapnya untuk pencatatan kemajuan pekerjaan (progress) aktual
terhadap program untuk setiap mata pembayaran.

5)

Penyerahan jadwal pekerjaan


Jadwal harus diserahkan kepada PPK dan direksi pekerjaan dengan
salinan kepada konsultan pengawas, selambat-lambatnya sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai. Setelah jadwal disetujui oleh direksi dan
konsultan pengawas pemborong wajib menyerahkan 2 (dua) eksemplar
kepada Pengguna Jasa, direksi dan konsultan pengawas berupa
lightdruck atau fotocopy yang sama dan identik

C. REVISI JADWAL PELAKSANAAN


1)

Waktu
Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan
bilamana kemajuan keuangan aktual berbeda lebih dari 10 (sepuluh) persen

dari kemajuan keuangan rencana atau bilamana terdapat perubahan


kuantitas yang menyolok setelah diterbitkannya kontrak Variasi atau
Addenda.
2)

Laporan
Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka Kontraktor harus
melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya
revisi, yang harus meliputi :
a)

Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya


perubahan cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu
kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.

b)

Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat


yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.

c)

Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.

D. RAPAT PEMBUKTIAN KETERLAMBATAN (Show Cause Meeting)


Pertemuan ini diadakan dalam hal terjadinya keterlambatan progres phisik oleh
Kontraktor berdasarkan skedule kontrak (Contract Schedule) dengan deviasi
keterlambatan lebih dari 5%.
Dalam hal terjadi keterlambatan progres phisik oleh Kontraktor, maka
prosedur ini harus diikuti dalam untuk mengambil keputusan :
(i)

Jika terjadinya keterlambatan progres phisik antara 5 % - 7 %, maka Rapat


Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan antara
PPK, direksi pekerjaan, Konsultan Pengawas Lapangan (Supervisor Engineer)
dan site manager Kontraktor.

(ii) Jika terjadinya keterlambatan progres phisik antara 7 % - 10 %, maka Rapat


Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan antara,
PPK, Direksi Proyek, Kepala Konsultan Pengawas Lapangan (Chief
Supervision

Engineer

Consultant),

Konsultan

Pengawas

Lapangan

(Supervision Engineer Consultant) dan direktur Kontraktor, site manager.


(iii) Jika terjadinya keterlambatan progres phisik lebih besar dari 10 % dan tidak
boleh lebih besar dari 15 %, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show
Cause Meeting) akan dilaksanakan di tingkat Kepala Dinas / KPA, untuk
mengambil keputusan apakah Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya/
kontraknya. Bilamana antara ketiga belah pihak sepakat, maka Kontraktor dapat

melanjutkan pekerjaannya atau bilamana tidak maka Kontraktor akan


diberhentikan kontraknya.
Semua kegiatan Rapat Pembuktian Keterlambatan (SCM) harus dibuat dalam
Berita Acara Rapat Pembuktian Keterlambatan yang ditandatangani oleh
Pimpinan dari masing-masing pihak sebagai catatan untuk membuat
Persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan berikutnya.

1.8.

REKAYASA LAPANGAN
Umum
Kontraktor harus menyediakan personil ahli teknik untuk memperlancar
pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh metode kerja yang baik dan benar,
mutu serta kinerja dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam
pelaksanaan suatu survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil
survei lapangan untuk menentukan kondisi fisik dan struktur lama dan fasilitas
lain yang tersedia.
Dengan demikian akan memungkinkan Direksi Pekerjaan melaksanakan
revisi minor dan menyelesaikan serta menerbitkan detil pelaksanaan sebelum
kegiatan pelaksanaan dimulai. Selanjutnya personil tersebut harus disertakan
dalam dalam pematokan (staking out) dan survei seluruh proyek, investigasi dan
pengujian bahan dan rekayasa serta penggambaran untuk menyimpan Dokumen
Rekaman Proyek.
Pekerjaan Survei Lapangan Untuk Peninjauan Kembali Rancangan
1)

Uraian
Selama 10 hari pertama sejak periode mobilisasi. Kontraktor harus
mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan
membuat laporan tentang kondisi fisik dan rencana pelaksanaan pekerjaan.

2)

Pekerjaan Persiapan dan Gambar


Kontraktor harus mempelajari Gambar asli yang terdapat dalam Dokumen
Kontrak dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan dan konsultan pengawas
sebelum pekerjaan survei dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadap
perubahan kecil dan detil yang mungkin terjadi selama pelaksanaan.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud dari


Gambar dan Spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap
kesalahan atau kekurangan dalam Gambar atau perbedaan antara Gambar
dan Spesifikasi dan Kontraktor harus menandai dan memperbaiki setiap
kesalahan atau kekurangan.
Direksi Pekerjaan dan konsultan pengawas akan melakukan perbaikan dan
interpretasi untuk melengkapi Spesifikasi dan Gambar ini. Bilamana dimensi
yang diberikan dalam Gambar atau dapat dihitung, pengukuran berdasarkan
skala tidak boleh digunakan kecuali bila disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan
konsultan pengawas.
Setiap penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan kondisi lapangan
yang tidak terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan. Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mencapai
kesepakatan terhadap ketepatan atas setiap perubahan yang diambil terhadap
Gambar dalam Kontrak ini.
Tenaga Ahli Rekayasa Lapangan
1)

Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi yang


berpengalaman, untuk mengarahkan dan mengatur kegiatan pekerjaan.

2)

Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang bangunan gedung, atau
tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai pekerjaan yang dilaksanakan.

3)

Tenaga ahli teknis yang bersangkutan harus siap dan jika diperlukan stand by di
lapangan dalam kondisi kritis.

1.9.

TENAGA AHLI DAN TENAGA KERJA


Pelaksanaan pekerjaan ini sudah bersifat khusus dengan skala non kecil, oleh
karena itu dibutuhkan tenaga ahli dan tenaga kerja yang mempunyai bidang
keahlian tersendiri berdasarkan item pekerjaan yang dilaksanakan.
Managemen proyek ini harus nyata dalam organisasi kerja, benar benar
bekerja

di

proyek

ini

dan

siap

bertanggung

jawab

terhadap

bidang

pelaksanaannya masing masing. Secara umum organisasi lapangan dari kontraktor


minimal harus menyediakan personil inti sebagai berikut :
1.

Site manager

2.

Pelaksana bidang struktur dan arsitektur

3.

Pelaksana bidang mekanikal dan sanitasi

4.

Pelaksana bidang elektrikal

5.

Administrasi lapangan dan logistik

Kecuali site manager dan administrasi lapangan/logistik yang harus stand by di


lapangan

sepanjang

pelaksanaan

pekerjaan,

pelaksana

di

tiap

bidang

diperbolehkan untuk di lapangan pada saat pekerjaan di bidangnya sudah mulai


dilaksanakan sampai pekerjaan di bidang tersebut selesai.
Khusus untuk site manager dan pelaksana di bidang elektrikal harus
mempunyai sertifikat keahlian di bidangnya, atau mempunyai ijazah di bidang
yang bersangkutan.
Berhubungan dengan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan ini maka
tenaga kerja juga harus dibagi dalam grup pelaksana sesuai dengan bidang masing
masing dengan di kepalai seorang kepala tukang yang berkompeten.
Pembagian grup tenaga kerja ini minimal terbagi dalam tiga bagian yaitu :
1.

Grup tenaga kerja bidang struktur dan arsitektur, dengan seorang kepala tukang
atau lebih

2.

Grup tenaga kerja khusus mekanikal, sanitasi dan plumbing dengan seorang
kepala tukang tersendiri

3.

Grup tenaga kerja bidang elektrikal dengan seorang kepala tukang khusus.

Tidak diijinkan tenaga kerja merangkap pekerjaan pada tiga grup tersebut,
termasuk pelaksana, kepala tukang, tukang maupun pekerja. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan managemen proyek ini harus sudah disampaikan dalam
penawaran, dan akan mempengaruhi penilaian dalam evaluasi penawaran.

1.10. LAPORAN LAPORAN DAN PERTEMUAN KOORDINASI


Penyedia jasa diharuskan membuat LAPORAN HARIAN yang kemudian
akan diperiksa dan ditandatangani oleh pengawas harian dan direksi dan
sekurang-kurangnya memuat :
a.

Jumlah tenaga kerja menurut jenis dan jabatannya

b.

Jumlah dan jenis bahan yang diterima

c.

Pekerjaan yang dilaksanakan dengan keterangan terperinci

d.

Pengunjung/tamu

e.

Cuaca dan lama kejadian

f.

Kejadian istimewa

Penyedia

jasa

diharuskan

membuat

LAPORAN

MINGGUAN

yang

merupakan ringkasan dari laporan harian dan kemajuan pekerjaan pada akhir
setiap minggu. Dilengkapi dengan photo dokumentasi pekerjaan beserta semua
administrasi pekerjaan.
Setiap minggu di adakan pertemuan koordinasi pelaksanaan pekerjaan yang
harus dihadiri oleh, site manager kontraktor, konsultan pengawas, direksi
pekerjaan atau tim teknis, serta PPK. Pembahasan yang dilakukan adalah
mengenai laporan mingguan kontraktor dan rencana kerja minggu ke depannya.
Rapat koordinasi mingguan ini dilaksanakan di lapangan atau lokasi pekerjaan
atau direksi keet.
Setiap akhir bulan di adakan pertemuan atau rapat bulanan untuk
mengevaluasi pekerjaan secara menyeluruh tiap bulannya. Dalam rapat ini
diadakan evaluasi hasil pekerjaan, deviasi pekerjaan dan rencana untuk
menerbitkan sertifikat bulanan (MC) yang dapat digunakan sebagai dasar
pencairan hasil pekerjaan atau bahkan evaluasi jika terjadi keterlambatan.
Semua administrasi pencairan baik termin atau MC harus dilampiri dokumen
dokumen administrasi dan teknis sesuai dengan masa termin atau MC.
Dokumen dokumen yang harus ada adalah Laporan mingguan, Sertifikat bulanan,
back Up data, gambar shop drawing dan photo dokumentasi pekerjaan.
Diakhir pekerjaan kontraktor harus menyediakan laporan dalam bentuk
terjilid rapi sebanyak minimal 3 eksemplar berupa laporan :
b.

Semua kumpulan laporan mingguan

c.

Gambar gambar shop drawing yang sudah diajukan dan disetujui

d.

Back up data yang berisi hasil opname pengukuran dan perhitungan


perhitungan volume pekerjaan di bandingkan dengan kewajiban volume dalam
kontrak.

e.

Gambar gambar as built drawing yang merupakan gambar jadi dari hasil
pekerjaan yang telah diperiksa dan disetujui oleh PPK, direksi, tim teknis dan
konsultan pengawas.

f.

Gambar gambar photo dokumentasi pekerjaan dan photo hasil akhir pekerjaan.

Semua dokumen di atas harus sudah di berikan dan disetujui sebelum di


adakan serah terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over / PHO).

1.11. UKURAN

a.

Ukuran Penduga. Ukuran penduga adalah indek ukuran yang merupakan


patokan pengambilan ukuran untuk ketinggian maupun kedalaman. Patok
ukuran Penduga berupa balok sepanjang 200 cm berpenampang 5 x 10 cm
yang semua sisinya diketam rata, sebanyak 2 tiang yang dihubungkan dengan
papan kelas I ukuran minimal 3 x 20 cm yang diketam halus dan digambar
garis dan ditulis angka positioning.

b.

Patok penduga ini ditanam / di pancang tegak lurus sedalam 100 cm pada
jarak satu meter, didalam tanah areal sekitar bangunan pada posisi yang tidak
terganggu sampai pekerjaan selesai.

c.

Ukuran pokok penduga ini menyatakan peil ( 0.00) adalah

tinggi lantai

dasar bangunan yang direncanakan dan as bangunan. Pemasangan dan


pengukuran ditentukan oleh direksi, tim teknis dan konsultan pengawas
menyesuaikan

kondisi

lapangan

dari

permukaan

tanah

yang

telah

matang/disesuaikan dengan gambar kerja. Selanjutnya semua ketinggian


dan kedalaman dalam gambar diambil dari tinggi peil 0.00 ini
d.

Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, pemborong harus


yakin bahwa semua permukaan tanah baik kenyataan maupun garis transisi
dengan gambar kerja adalah betul

e.

Jika merasa tidak puas dengan ketelitian permukaan tanah, pemborong harus
melaporkan secara tertulis kepada tim teknis dan pengawas lapangan yang
selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan bersama
Gambar patok penduga :
150
100

Menyesuaikan kebutuhan

Papan 3 x 20 cm
Kelas I

100

f.

0.00
As Bangunan
Kayu 5 x 10 cm
Kelas I

1.12. PEKERJAAN PERSIAPAN


a.

Papan Nama Proyek : Kontraktor harus memasang papan nama proyek


yang berisi tulisan : Nama Proyek, Nama Pekerjaan, Nomor kontrak, Harga
Pekerjaan, Waktu

Pelaksanaan, Nama Kontraktor, Nama

Konsultan

Pengawas dan Nama Konsultan Perencana atau sesuai petunjuk Direksi atau
sesuai dengan peraturan PEMDA setempat, selambat-lambatnya 7 (tujuh hari)
setelah SPMK
Papan nama proyek boleh dibuat di atas kain digital printing, ditempelkan
pada dasar triplek tebal 1 cm dengan tiang kayu 5x5, dengan konstruksi
cukup kuat.
Papan nama proyek dipasang di tempat yang mudah terlihat atau di depan
gedung dan dalam posisi yang tidak mengganggu atau tidak dibongkar
sampai selesainya pekerjaan dan masa pemeliharaan.
Lokasi pemasangan menurut petunjuk direksi, tim teknis dan konsultan
pengawas.

b.

Papan Bangunan (bouwplank) :

Tiang bouwplank terbuat dari kayu kelas I yang dipancang tegak dan kokoh agar
tidak terjadi perubahan ukuran

Papan bangunan dari kayu klas II, ukuran tebal 2 cm.Papan bangunan boleh
dibongkar sesudah selesai pekerjaan

Pengukuran dan pemasangan papan bouwplank harus bersama sama dengan


direksi, tim teknis dan konsultan pengawas.

Peralatan yang digunakan harus lengkap dan standard dalam pengambilan


pengukuranpanjang

maupun

level.

Dilaksanakan

oleh

tukang

yang

berpengalaman atau direksi, tim teknis dan konsultan pengawas dapat


membatalkan pengukuran dan pemasangan bouwplank jjika dianggap tukang
/kepala tukang tidak berkompeten dalam pemasangan dan pengukuran
bouwplank, dan kontraktor harus menyediakan tenaga yang berkompeten dan
melaksanakan pengukuran dan pemasangan ulang.

c.

Penyediaan air kerja : Air kerja untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan


harus disediakan

oleh kontraktor. Kualitas air harus bersih dan tidak

mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahanbahan lainnya yang dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan kawat
baja, serta mencukupi bagi keperluan selama pelaksanaan proyek berjalan
Penyediaan air kerja ini termasuk untuk kepentingan tenaga kerja meliputi
keperluan air minum dan memasak, serta MCK.
d.

Penyediaan listrik kerja : Penyediaan listrik kerja ini bias di dapat dari
generator set atau listrik PLN dengan pembiayaan menjadi tanggung jawab
kontraktor. Listrik ini digunakan sebagai sumber power peralatan kerja,
maupun penerangan kerja, test test peralatan maupun jaringan elektrikal
dan semua keperluan selama pelaksanaan pekerjaan.

e.

Bangunan sementara untuk Direksi keet, gudang dan bangsal kerja

Luas bangunan sementara untuk Direksi keet disesuaikan dengan kebutuhan,


dan atas petunjuk dari direksi dan konsultan pengawas, untuk kantor direksi
dilengkapi dengan meja kursi rapat dan meja kursi kerja

Bangunan gudang material dan bangsal kerja ukuran menyesuaikan dengan


kebutuhan dengan persetujuan direksi, tim teknis dan konsultan pengawas.

Bangunan ini dibuat oleh Kontraktor dan menjadi milik Proyek yang tidak boleh
dibongkar kecuali atas perintah Direksi. Bangunan sementara dari Tahap I dapat
dipergunakan karena tetap merupakan milik proyek.

Semua bangunan sementara berdinding papan kayu klas II, atau tripleks dengan
rangka kayu 5/10 dan 5/5 klas II, penutup atap seng BJLS 0.20, lantai dengan
pelur/semen langit-langit triplek serta diberikan ventilasi pintu, jendela dan
ventilasi secukupnya, termasuk didalamnya fasilitas penerangan/lampu.

f.

Request Sheet :

Semua pelaksanaan pekerjaan dalam proyek ini menggunakan system request


sheet sebagai alat control. Sebelum kontraktor memulai suatu pekerjaan harus
mengajukan request sheet disertai dengan contoh material dan gambar Shop
Drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas dan Pemilik pekerjaan / Direksi /
PPK.

Terutama untuk pekerjaan pekerjaan yang nantinya akan tertutup setelah


pelaksanaan pekerjaan (pengecoran, plumbing, elektrikal, dll), kontraktor tidak
boleh melaksanakan pekerjaan sebelum mengajukan request sheet dan diperiksa
serta disetujui oleh direksi, tim teknis dan konsultan pengawas.

Semua material bahan, alat yang akan dipakai di bangunan terlebih dahulu
kontraktor harus mengajukan surat persetujuan (request sheet) beserta contoh

barangnya dan harus sepengetahuan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Pemilik pekerjaan / Direksi / PPK

Kontraktor menyediakan semua contoh material dan bahan di direksi keet, serta
menjaganya sampai pekerjaan selesai dan sudah diadakan pemeriksaan.

1.13. TATA CARA URUTAN / METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metode pekerjaan disini yang dimaksud adalah urutan pekerjaan yang harus
dilaksanakan supaya jangan sampai terjadi bongkar pasang bangunan. Kesalahan
dalam metode kerja merupakan tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat
dijadikan alasan untuk penambahan waktu pekerjaan atau perubahan pnilai
pekerjaan.
Metode kerja ini dapat disampaikan dalam bentuk flow chart, atau diagram
balok untuk dapat memperkirakan pekerjaan mana yang harus di kerjakan terlebih
dahulu atau bersamaan tanpa saling mempengaruhi.
Metode pekerjaan ini harus di sampaikan dalam penawaran pekerjaan dan
dijadikan

sebagai

dasar

untuk

menilai

kemampuan

menyelesaikan pekerjaan secara efisien, efektif dan tepat.

kontraktor

dalam

bab

SYARAT SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN

PEKERJAAN STRUKTUR

2.1.

PEKERJAAN GALIAN
a.

Galian tanah untuk Pondasi

Ukuran galian tanah untuk pondasi atau galian lain sesuai


dengan gambar

Tanah bekas galian pondasi harus ditimbun / diangkut keluar


papan

bouwplank

sedemikian

rupa

sehingga

tidak

mengganggu pekerjaan selanjutnya

Kontraktor harus menjaga

agar seluruh galian tidak

digenangi air dengan cara menimba, memompa atau cara-cara


lain yang dianggap baik atas beban biaya kontraktor

Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, tetapi setelah


galian disetujui oleh pengawas lapangan harus segera dimulai
tahap pelaksanaan pekerjaan berikutnya

Galian yang dalam atau berada didekat suatu bangunan,


bangunan yang ada harus diadakan dan dipasang penyangga
pinggiran galian. Kontraktor bertanggung jawab penuh bila
terjadi

longsoran

diakibatkannya
b.

Galian Lainnya

atau

kerusakan-kerusakan

yang

Galian tanah ini diperuntukkan bagi galian saluran air hujan,


septick tank dan galian lain yang diperlukan. Galian dibuat
sesuai dengan gambar baik dalam hal arah jalur, material
yang digunakan maupun ukurannya
c.

Pembersihan / penyiapan lokasi, penggusuran tanah lokasi


bangunan dengan ketinggian sesuai dengan gambar atau
menurut petunjuk Direksi jika ada

2.2.

PEKERJAAN URUGAN
a. Urugan tanah kembali :
Tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih
dari sampah-sampah organik

maupun batu-batuan besar

dan segala macam kotoran lainnya.


Biaya urugan kembali sudah memperhitungkan jarak jika
hasil galian di pakai untuk timbunan di tempat lain.
b. Urugan tanah :
Pengurugan tanah baru pelaksanaan pemadatannya harus
lapis demi lapis, setiap lapis tebalnya 20 cm, pemadatannya
digunakan alat pemadat / stamper.
Urugan tanah ini dipergunakan untuk :

Bawah lantai bangunan, saluran air, peninggian jalan masuk


ke teras dan sekitarnya.

Tinggi/Tebal urugan disesuaikan dengan gambar rencana


atau petunjuk Direksi.

c. Pengurugan pasir digunakan untuk :

dibawah pondasi

dibawah lantai bangunan

ditempat-tempat lain yang ditunjukkan dalam gambar


rencana.

Pasir yang digunakan adalah pasir urug dari quarry yang


tidak terlalu banyak mengandung lumpur maupun batu
besar. Setelah urugan pasir ini di hampar segera disiram air
hingga jenuh baru dimulai pekerjaan selanjutnya di atasnya.

Ketebalan pasir yang dihampar disesuaikan dengan gambar


rencana atau sesuai petunjuk direksi dan konsultan
pengawas.

2.3.

PEKERJAAN PASANGAN BATU, PLESTERAN DAN ACIANNYA.


Pasangan batu yang dimaksud disini adalah batu yang disusun
dengan menggunakan perekat spesi dengan campuran semen
satu bagian dan pasir empat bagian.

a.

Pondasi Pasangan batu

Pondasi dibuat dari pasangan batu dengan spesi adukan 1


bagian semen/pc : 4 bagian pasir pasangan

Batu yang dipergunakan dapat dipakai dari batu yang


diperoleh disekitar lokasi proyek, dengan kualitas yang
bermutu tinggi, kuat dan bersih.Tidak

diperkenankan

menggunakan batu yang bulat halus, atau jika batu bulat


harus dipecah minimal 2 bagian sisi permukaannya harus
kasar.

Pekerjaan pondasi batu kali dimulai setelah seluruh galian


diperiksa dan disetujui oleh Pengawas lapangan/Direksi.

Apabila lubang galian untuk pondasi terdapat genangan air


maka sebelum pasangan dimulai lubang tersebut harus
dikeringkan

Sebelum pemasangan pondasi batu kali terlebih dahulu diurug


dengan pasir urug setebal 10 cm selanjutnya dipasang batu
kosong dengan ketebalan 15 cm atau sesuai gambar.

Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan maka ujung


penghentiannya harus bergigi agar pada penyambungan baru
berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna serta
didalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau
celah.

Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan yang tercantum


pada gambar rencana atau petunjuk Direksi

b.

Bahan

Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus
dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.

Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat


ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.

Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus


memiliki ketebalan rata rata tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak
kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak
kurang dari satu setengah kali lebarnya.

Adukan atau spesi perekatnya haruslah adukan semen dengan


pasir yang memenuhi syarat teknis dalam SNI

c.

Persiapan Pondasi

Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai


dengan syarat untuk Galian.

Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar,


dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak
lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari
dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar
atau bertangga yang juga horisontal.

Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung


penyaring harus disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan
ketentuan dalam Drainase Porous.

Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain


oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin
diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan
dari Spesifikasi ini.

d.

Pemasangan Batu

Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus


dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum
penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu
besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan
pengelompokkan batu yang berukuran sama.

Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar


dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka
dinding dari batu yang terpasang.

Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau


memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok
harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari
ukuran

yang

dapat

ditangani

oleh

dua

orang.

Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan


yang baru dipasang tidak diperkenankan
e.

Penempatan Adukan

Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi


sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.

Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm


sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk
menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang
terisi penuh.

Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada


suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang
pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana

batu

menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan


awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya
dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan
yang baru.
f.

Ketentuan lubang sulingan dan Dilatasi

Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang


sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus
ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari
sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.

Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan


tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur
tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus
diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan
untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa
sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan
dimensi yang disyaratkan di atas.

Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase


Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih
sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika
melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut
melewati sambungan

g.

Pekerjaan Akhir Pasangan Batu

Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan


hampir rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai
menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.

Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh


pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan
cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut
rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin
pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan
cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur
yang disyaratkan.

Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih


baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas
adukan.

Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang


disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam dari Spesifikasi ini.

Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat,


dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah
pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali
harus

dilaksanakan

seperti

disyaratkan,

atau

seperti

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan


yang berkaitan dengan Timbunan, atau Drainase Porous.

Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas


dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan halus
dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase
yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan
pasangan batu.

h.

Plesteran dan Acian untuk Pasangan Batu

Plesteran biasa menggunakan campuran sp 1 pc : 5 pasir


Plesteran dilakukan setelah selesainya pemasangan pipa
kabel

listrik dan pipa air atau instalasi lain yang akan

dipasang dan ditentukan dalam persyaratan teknis khusus

Sebelum

diplester,

dinding

harus

disiram

dengan air

sehingga jenuh air

Plesteran dan acian kedap air (trasram) adalah plesteran


dengan adukan campuran 1 pc : 2 pasir

Plesteran dan acian kedap air digunakan untuk memplester


(1) Pada pasangan batu bata kedap air, KM/WC, Bak air,
Septicktank dan bagian bawah dinding lantai 1; (2) Plesteran
beton, tali air, plint atau sudut-sudut dinding; (3) Dinding
saluran air

Plesteran dan acian lain yang menggunakan campuran 1 pc: 3


ps di gunakan untuk memplester pasangan sesuai dengan
gambar

i.

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk Pembayaran


a)

Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran


dalam meter kubik sebagai volume pekerjaan yang
diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume
teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang
yang disyaratkan dan disetujui.

b)

Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume


teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau
dibayar.

c)

Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan


kembali

dengan

bahan

porous

atau

kantung

penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase


Porous, seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi ini.
Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah
yang harus dilakukan untuk penyediaan atau
pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak
untuk

acuan

lainnya

atau

untuk

galian

dan

penimbunan kembali yang diperlukan.

Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas,
harus dibayar dengan Harga Kontrak per satuan dari
pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan

kompensasi penuh untuk penyediaan dan

pemasangan semua bahan, untuk galian yang diperlukan


dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk
pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi,
untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali
sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk
semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan
atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.

2.4.

PEKERJAAN BETON
a.

Pekerjaan beton utama untuk semua pekerjaan struktur


menggunakan beton mutu fc= 26,4 MPa atau K300 dengan
slump (12 2) cm dan w/c = 0,52 dengan campuran sesuai
dengan Job mix Formula (JMF) dari material yang dipakai.
Mutu beton lain disesuaikan dengan seperti yang tercantum

dalam gambar. Beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh


penyedia jasa adalah sebagai berikut :

Melaksanakan uji sample di laboratorium yang terakreditasi


untuk material material / agregat yang akan dipakai dalam
pekerjaan (Design Mix Formula = DMF) agar kekuatan beton
dapat tercapai sesuai dengan syarat kekuatannya

Semua syarat yang dipakai memakai peraturan yang berlaku


di Indonesia (PBI)

Jika menggunakan jasa beton ready mix maka harus


disertakan jaminan dan uji uji yang dimiliki oleh penyedia
jasa readymix.

Tanggung jawab mutu beton tetap berada di dalam tanggung


jawab penyedia jasa (kontraktor).

b.

Bahan
1)

Semen
a)

Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton


haruslah jenis semen portland yang memenuhi
AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan,
bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan
gelembung udara dalam campuran tidak boleh
digunakan.

b)

Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan,


hanya satu merk semen portland yang dapat
digunakan di dalam proyek.

2)

Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan,
atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari
bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan ketentuan;
dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air
yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa
pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air
yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak
dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan

pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan


memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air
suling

atau

minum.

Air

yang

diusulkan

dapat

digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air


tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 %
kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada
periode perawatan yang sama.
3)

Ketentuan Gradasi Agregat


a)

Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi


ketentuan yang diberikan dalam Tabel tetapi bahan
yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
tidak

perlu

ditolak

bila

Kontraktor

dapat

menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang


dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan.
b)

Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga


ukuran partikel terbesar tidak lebih dari dari jarak
minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di
mana beton harus dicor

Tabel 4.1 Ketentuan Gradasi Agregat


Ukuran Ayakan
ASTM
(mm)

Halus

2
1 1/2
1
3/4
1/2
3/8
No.4
No.8
No.16
No.50
No.100

100
95 - 100
45 - 80
10 - 30
2 - 10

50,8
38,1
25,4
19
12,7
9,5
4,75
2,36
1,18
0,300
0,150

Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat


Kasar
100
95 -100
35 - 70
10 - 30
0-5
-

100
95 - 100
25 - 60
0 -10
0-5
-

100
90 - 100
20 - 55
0 - 10
0-5
-

100
90 - 100
40 - 70
0 - 15
0-5
-

4)

Sifat-sifat Agregat

Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang


bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock)

atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian


(jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.

Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang


ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan bila contoh-contoh
diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/ AASHTO yang
berhubungan.
Tabel 4.2 Sifat-sifat Agregat

Sifat-sifat

Metode Pengujian

Keausan Agregat dengan Mesin Los


Angeles pada 500 putaran
Kekekalan Bentuk Batu terhadap
Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat setelah 5 siklus
Gumpalan Lempung dan Partikel
yang Mudah Pecah
Bahan yang Lolos Ayakan No.200

SNI 03-2417-1991

c.

Batas Maksimum yang


diijinkan untuk Agregat
Halus
Kasar
40 %

SNI 03-3407-1994

10 %

12 %

SK SNI M-01-1994-03

0,5 %

0,25 %

SK SNI M-02-1994-03

3%

1%

Beton tidak bertulang/beton tumbuk adukan campuran 1 pc


: 3 ps : 5 kr, digunakan untuk Lantai kerja pondasi beton,
Rabat keliling bangunan, rabat beton bawah lantai keramik,
dan pekerjaan

lain

seperti

tercantum

dalam

gambar

rencana, atau dalam persyaratan teknik khusus


d.

Begisting/cetakan

beton dibuat dari kayu klas II

atau

sejenis terpasang kuat sehingga tidak berubah/mengalami


perubahan bentuk pada waktu pengecoran beton
e.

Sebelum dicor, acuan/cetakan tersebut harus dibersihkan


dari kotoran dan disiram dengan air hingga basah.

f.

Tulangan besi beton dan sengkang tidak boleh menempel


pada papan acuan/cetakan, untuk itu harus dibuatkan
penahan/ganjal

dari blok/beton tahu dengan syarat

ketebalan dan pemasangannya sesuai dengan PBI 1971


g.

Sebelum

melaksanakan

pengecoran,

kontraktor

harus

mengajukan request sheet untuk pemeriksaan pembesian


dan begisting. Kontraktor

tidak

diperkenankan

melakukan

pengecoran

beton

sebelum

pembesian

diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi dan konsultan


secara tertulis.
h.

Syarat persetujuan

tersebut

berlaku

juga

untuk

pembongkaran cetakan
i.

Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan
menggunakan metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai
dengan batas-batas yang diberikan

j.

Campuran Percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan
yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran
percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang
menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti
yang akan digunakan untuk pekerjaan.
Campuran

percobaan

tersebut

dapat

diterima

asalkan

memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran yang disyaratkan di


bawah
Tabel 4.3. Batasan Proporsi Takaran Campuran
Mutu
Beton
K600
K500
K400

K350

K300

K250
K175
K125

Ukuran Agregat Maks.(mm)


37
25
19
37
25
19
37
25
19
37
25
19
-

k.

Rasio Air / Semen Maks.


(terhadap berat)
0,375
0,45
0,45
0.45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,50
0,50
0,50
0,57
0,60

Kadar Semen Min.


(kg/m3 dari campuran)
450
356
370
400
315
335
365
300
320
350
290
310
340
300
250

Ketentuan Sifat-sifat Campuran

Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus


memenuhi kuat tekan dan "slump" yang dibutuhkan seperti

yang disyaratkan dalam Tabel, atau yang disetujui oleh Direksi


Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian
sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22), Pd M-161996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO
T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141).

Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak


boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi
Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya
dalam

kuantitas

kecil

pembebanan ringan.

untuk

bagian

tertentu

dengan

Kelecakan (workability) dan tekstur

campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor


pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau
gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa
sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan
yang rata, halus dan padat.

Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat


beton di bawah kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel, maka
Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut
sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui
dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang
menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28
hari yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus
dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima
dan

pekerjaan

tersebut

harus

diperbaiki

sebagaimana

disyaratkan di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari


yang disyaratkan bilamana hasil pengujian serangkaian benda
uji dari suatu bagian pekerjaan yang dipertanyakan lebih kecil
dari kuat tekan karakteristik yang diperoleh dari rumus yang
diuraikan.

Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau


memerintahkan Kontraktor mengambil tindakan perbaikan
untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian
kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian,
Kontraktor harus segera menghentikan pengecoran beton yang
dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil

pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh, sebelum


menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi
Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian yang berumur 3
hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan
perbaikan yang dipandang perlu.

Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan


dapat mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton
tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton
berumur 3 hari saja, terkecuali bila Kontraktor dan Direksi
Pekerjaan keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.

l.

Penyesuaian campuran

Penyesuaian Sifat Kelecekan (Workability)


Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan
proporsi yang semula dirancang oleh Direksi Pekerjaan,
maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat
agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal
apapun kadar semen yang semula dirancang tidak
berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan
kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan
cara menambah air atau oleh cara lain tidak akan
diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan

Penyesuaian Kekuatan
Bilamana
disyaratkan

beton
atau

tidak

mencapai

disetujui,

kadar

kekuatan

yang

semen

harus

ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi


Pekerjaan

Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru


Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak
boleh dilakukan tanpa pemberitahuan tertulis kepada
Direksi Pekerjaan dan bahan baru tidak boleh digunakan
sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara

tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas


hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan
oleh Kontraktor
m. Penakaran Agregat

Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila


digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran
harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan
adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.

Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan


dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang
mendekati

keadaan

jenuh-kering

permukaan,

dengan

menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada


saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12
jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai
dari tumpukan agregat
n.

Pencampuran

Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara


mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.

Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai


dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan
jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.

Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan


semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur
dijalankan sebelum air ditambahkan.

Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai


dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang
diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
untuk mesin berkapasitas m3 atau kurang haruslah 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik
untuk tiap penambahan 0,5 m3.

Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur,


Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran beton dengan

cara manual, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.


Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus
dibatasi pada beton non-struktural.
o.

Pencampuran/adukan beton harus


sempurna dengan

dilakukan secara

menggunakan mesin pengaduk beton

(beton mollen), atau jika memungkinkan menggunakan


ready mix dari supplier yang terpercaya. Pemadatan beton
pada saat pengecoran harus dilakukan secara sempurna
dengan vibrator sehingga tidak terdapat hasil pengecoran
yang keropos
p.

Pembesian untuk beton dengan penulangan


digunakan besi

praktis

diameter/ukuran bulat 10 mm dan

beugel/sengkang 8 mm, sesuai dengan gambar


q.

Pembesian untuk beton struktur harus disesuaikan dengan


gambar rencana

r.

Persyaratan lain untuk pekerjaan beton ini berpegang pada


PBI 71

s.

Pelaksanaan pengecoran
1)

Penyiapan Tempat Kerja

Kontraktor harus membongkar struktur lama yang akan


diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar
untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton
yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan
sesuai dengan syarat yang disyaratkan dalam Spesifikasi
ini.

Kontraktor harus menggali atau menimbun kembali


pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan
garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan
menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup
luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut
pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika
diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut
pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman.

Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk


pekerjaan beton harus dijaga agar senatiasa kering dan
beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau
bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi
beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan
khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam.

Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan,


tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam
beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.

Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan,


bahan landasan untuk pekerjaan beton harus dihampar
sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang


disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan
acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat
meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian
penetrasi ke dalaman tanah keras, pengujian kepadatan
atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup
tidaknya daya dukung dari tanah di bawah pondasi.

Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang


tidak

memenuhi

ketentuan,

Kontraktor

dapat

diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke


dalaman

dari

pondasi

dan/atau

menggali

dan

mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan


tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi
lainnya sebagai-mana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
2)

Acuan

Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi


Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping
serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai

dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas


harus dibuang sebelum pengecoran beton.

Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan


sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan

posisi

yang

diperlukan

selama

pengecoran, pemadatan dan perawatan.

Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan


untuk permukaan akhir struktur yang tidak terekspos,
tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus
digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh
sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan.

Untuk beton ekspose begisting harus menggunakan tripleks


dengan ketebalan yang cukup (1 cm 2 cm) dengan rangka
yang diatur sedemikian rupa sehingga cukup kuat dan
tidak mengalami perubahan bentuk / deformasi

Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar


tanpa merusak beton.

3)

Pengecoran

Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara


tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran
beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam.
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan,
mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.

Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas


pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan
tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis
maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan
seperti

yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh

melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis


dari Direksi Pekerjaan.

Tidak

bertentangan

dengan

diterbitkannya

suatu

persetujuan untuk memulai pengecoran, pengecoran beton


tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan atau
wakilnya

tidak

hadir

untuk

menyaksikan

pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.

operasi

Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus


dibasahi dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya
dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.

Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana


beton tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam
waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang
lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik
waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan,
kecuali

diberikan

bahan

tambah

(aditif)

untuk

memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui


oleh Direksi.

Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai


dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang
telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.

Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari


segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton
harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang
dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah
pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari
tempat awal pengecoran.

Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang


memiliki bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat,
maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal
dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton,
tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh
keliling struktur.

Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan


ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor
langsung dalam air.

Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak


dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran,
maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau
metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis
yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.

Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang


cukup sehingga memung-kinkan pengaliran beton. Tremi
harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana
aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit
dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran
dilanjutkan.

Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan


campuran beton di bawah permukaan beton yang telah
dicor sebelumnya

Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian


rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis
sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang
baru.

Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan


beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan,
dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan
telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum
pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton
lama harus disapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai dengan betonnya

Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke


permukaan pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran.

4)

Sambungan Konstruksi (Construction Joint)

Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan


untuk setiap jenis struktur yang diusulkan dan Direksi
Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan konstruksi
pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut
harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar.
Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada
pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan
demikian.

Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari.


Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap

sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan


pada titik dengan gaya geser minimum.

Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan


harus menerus melewati sambungan sedemikian rupa
sehingga membuat struktur tetap monolit.

Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi


dengan ke dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding,
pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat
yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi
harus

diletakkan

sedemikian

sehingga

pelat-pelat

mempunyai luas tidak melampaui 40 m2, dengan dimensi


yang lebih besar tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang
lebih kecil.

Kontraktor

harus

menyediakan

pekerja

dan

bahan

tambahan sebagaimana yang diperlukan untuk membuat


sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan
terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau
terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan
oleh Direksi Pekerjaan.

Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambah (aditif)


dapat digunakan untuk pelekatan pada sambungan
konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya.

Pada air asin atau mengandung garam, sambungan


konstruksi tidak diperkenankan pada tempat-tempat 75 cm
di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air
tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar.

5)

Konsolidasi

Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari


dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana
diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual
dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang
tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk

memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di


dalam cetakan.

Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan


untuk menentukan bahwa semua sudut dan di antara dan
sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan
kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan
gelembung udara terisi.

Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga


menghasilkan

pemadatan

yang

diperlukan

tanpa

menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.

Alat

penggetar

mekanis

dari

luar

harus

mampu

menghasilkan sekurang-kurang-nya 5000 putaran per


menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di
atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang
merata.

Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus


dari jenis pulsating (berdenyut) dan harus mampu
menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit
apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5
cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak
kurang dari 45 cm.

Setiap

alat

penggetar

mekanis

dari

dalam

harus

dimasukkan ke dalam beton basah secara vertikal


sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke
dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan
pada seluruh keda-laman pada bagian tersebut. Alat
penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm
jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik
lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk
memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh
menyentuh tulangan beton.
t.

Pengerjaan akhir
1)

Pembongkaran Acuan

Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding,


kolom yang tipis dan struktur yang sejenis lebih awal 30

jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh


perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur,

tidak

boleh

dibongkar

hingga

pengujian

menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan


rancangan beton telah dicapai.

Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang


digunakan untuk pekerjaan ornamen, sandaran (railing),
dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikal yang
terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam
setelah penge-coran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung
pada keadaan cuaca.

2)

Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)

Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus


dikerjakan segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh
perangkat kawat atau logam yang telah diguna-kan untuk
memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan
beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit
2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan
ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan
cetakan harus dibersihkan.

Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton


segera

setelah

pembong-karan

acuan

dan

dapat

memerintahkan penambalan atas kekurangsempurnaan


minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi
lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan
semen.

Bilaman Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang


besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke
bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang
tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus
dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen dan
air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang.
Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan
adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen

dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusut


sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit
sebelum dipakai.
3)

Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)


Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan
pekerjaan

akhir

berikut

ini,

atau

seperti

yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :

Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan


horisontal lainnya sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan
segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan
secara

manual

sampai

halus

dan

rata

dengan

menggerakkan perata kayu secara memanjang dan


melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton
mulai mengeras.

Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin,


seperti untuk trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata
dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai
mengeras.

Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah


ditambal atau yang masih belum rata harus digosok dengan
batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan
menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya.
Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk
pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan
sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan
hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh
permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari
penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.

4)

Perawatan Dengan Pembasahan

Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari


pengeringan dini, tempe-ratur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan
kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan
untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada
semen dan pengerasan beton.

Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai


mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang
dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang
harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari.
Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air
harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah
permukaan yang terekspos dari aliran udara.

Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus


dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar,
untuk mencegah terbukanya sambungan-sam-bungan dan
pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan
melewati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton
dicor.

Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah


permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh
lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21
hari.

Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat


kekuatan awal yang tinggi atau beton yang dibuat dengan
semen biasa yang ditambah bahan tambah (aditif), harus
dibasahi sampai kekuatanya mencapai 70 % dari kekuatan
rancangan beton berumur 28 hari.

u.

Pengukuran dan Pembayaran


1)

Cara Pengukuran

Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan


beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi
yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan

garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya


yang tertanam seperti "water-stop", baja tulangan,
selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).

Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang


akan dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan
lantai

pemompaan,

penyelesaian

akhir

permukaan,

penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya


untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari
pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga
penawaran untuk Pekerjaan Beton.

Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang


akan dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk
acuan yang terletak di bawah lantai (slab) beton Pekerjaan
semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga
penawaran untuk beton sebagai acuan.

Kuantitas bahan untuk landasan, bahan drainase porous,


baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang
berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan
diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan
dalam pada Seksi lain dalam Spesifikasi ini.

Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan


dibayar sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang.
Beton Struktur haruslah beton yang disyaratkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai K250 atau lebih
tinggi dan Beton Tak Bertulang haruslah beton yang
disyaratkan atau disetujui untuk K175 atau K125.
Bilamana beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi
diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu
(kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus
diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih
rendah.

2)

Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki

Bilamana pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal di atas,


kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah

sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula


telah memenuhi ketentuan.

Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk


tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah
(aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan
tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan
untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan
beton.

3)

Dasar Pembayaran

Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang


ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan
dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pem bayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas.

Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi


penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh
bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain,
termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah
untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan
perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang
perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang
sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam Seksi ini.

2.5.

BAJA TULANGAN
a.

Bahan
1)

Baja Tulangan

Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu


yang sesuai dengan Gambar dan memenuhi Tabel berikut
:

Tabel 5.1 Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan


Mutu

Sebutan

U24
U32
U35
U40

Baja Lunak
Baja Sedang
Baja Keras
Baja Keras

Tegangan Leleh Karakteristik atau


Tegangan Karakteristik yang memberikan
regangan tetap 0,2 (kg/cm2)
2.400
3.200
3.500
4.000

Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk


tulangan pelat, anyaman tulangan yang di las yang
memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan.

2)

Tumpuan untuk Tulangan


Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi
ringan atau bantalan beton pracetak dengan mutu K250
seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, terkecuali
disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau
bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.

3)

Pengikat untuk Tulangan


Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat
baja lunak yang memenuhi AASHTO M32 - 90.

b.

Pembuatan dan Penempatan


1)

Pembengkokan

Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh


baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai
dengan prosedur ACI 315, menggunakan batang yang
pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan
secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,

tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin


bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.

Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih


besar harus dibengkok-kan dengan mesin pembengkok.

2)

Penempatan dan Pengikatan

Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan


untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan
kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.

Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar


dan dengan kebu-tuhan selimut beton minimum yang
disyaratkan dalam Pasal di atas, atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Batang

tulangan

harus

diikat

kencang

dengan

menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada


saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau
pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak
diperkenankan.

Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang


total yang ditunjukkan pada Gambar. Penyambungan
(splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada
Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat
disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan
setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang
sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik
minimum.

Bilamana

penyambungan

dengan

tumpang

tindih

disetujui, maka panjang tumpang tindih minimum


haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus
diberikan kait pada ujungnya.

Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan,


terkecuali terinci dalam Gambar atau secara khusus
diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana
Direksi

Pekerjaan

menyetujui

pengelasan

untuk

sambungan, maka sambungan dalam hal ini adalah

sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang


memenuhi ketentuan dari AWS D 2.0. Pendinginan
terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan.

Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi


permukaan beton sehingga tidak akan terekspos.

Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang


sepanjang mungkin, dengan bagian tumpang tindih dalam
sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada
kerb dan bukaan, dan harus dihentikan pada sambungan
antara pelat.

Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk


suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan
harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian
(semen dan air saja).

Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang


boleh digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok
beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban
konstruksi lainnya.

c.

Pengukuran dan Pembayaran


1)

Cara Pengukuran

Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram


terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah
kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual
yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar,
dan satuan berat dalam kilogram per meter panjang untuk
batang atau kilogram per meter persegi luas anyaman.
Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan
didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik
baja, atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar
pengujian penimbangan yang dilakukan Kontraktor pada
contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.

Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang


digunakan untuk penempatan atau pengikatan baja

tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam


berat untuk pembayaran.

Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton


bertulang atau struktur lain di mana pembayaran terpisah
untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam Seksi
lain dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk
pembayaran menurut Seksi ini.

2)

Dasar Pembayaran
Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan
seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga
Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan di bawah ini, dan terdaftar dalam Daftar
Kuantitas, dimana

pembayaran tersebut merupakan

kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan


pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk
menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Item
ini

dibayar

sekaligus

pembungkusnya,

sehingga

dengan
pada

pekerjaan

beton

penawaran

akan

digunakan harga satuan beton bertulang

bab

SYARAT SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN

PEKERJAAN ARSITEKTUR

3.1.

PASANGAN BATU BATA / BATA TELA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh pekerjaan
plesteran dinding bagian dalam dan luar bangunan, serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
kerja.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a.

Adukan dan pasangan

3. Standard
- Batu bata harus memenuhi NI-10
- Semen Portland harus memenuhi NI-8
- Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
- Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9

4. Pekerjaan

ini

meliputi

seluruh

detail

yang

disebutkan/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan


petunjuk konsultan perencana. Pasangan

dinding

dibuat

dari batu bata/bata tela exlokal dengan kualitas baik yang


disetujui pengawas atau direksi, siku dan sama ukurannya 5 X
11 x 23 cm (atau menyesuaikan ukuran di pasaran setempat)
dengan spesi adukan 1 pc : 5 pasir.
5. Dinding kedap air adukan 1 pc : 2 pasir, dipasang pada :

Pasangan batu bata dari atas sloof sampai dengan + 0,30 m


dari atas lantai.

Pasangan Saluran air hujan/air kotor dan septicktank

Dinding di daerah basah (KM/WC) setinggi seluruh dinding


dari atas lantai

6. Ukuran tebal dinding batu harus menghasilkan dinding


finis setebal 15 cm atau 12 cm setelah diplester dan acian,
menyesuaikan bahan bata local yang ada
7. Bidang dinding batu setiap luasan 12 m2 harus diperkuat
dengan kolom praktis dan balok dengan ukuran 11 x 11 cm
dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm beugel 6 mm jarak
15 cm
8. Sebelum dipasang jika bata merah harus direndam air hingga
jenuh. Diusahakan adukan perekat selalu dalam keadaan
belum mengeras. Jarak waktu pencampuran adukan perekat
dengan pemasangan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) menit
terutama untuk adukan kedap air
9. Setelah bata merah terpasang, nad/siar/spesi harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan. Pemasangan dinding bata
merah dilakukan bertahap, maksimum 12 lapis setiap harinya,
diikuti dengan cor kolom praktis
10. Penempatan klos kayu, angker, dan pemasangan alat-alat lain
dalam pasangan ini harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan gambar yang ada dan petunjuk pengawas lapangan
11. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua
melebihi 5 %, bata merah yang patah lebih dari 2 tidak boleh

digunakan. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan


benar-benar tegak lurus
12. Selama pasangan dinding ini belum difinishing, kontraktor
wajib untuk memelihara dan menjaga dari kerusakan atau
pengotoran bahan. Jika pada saat akan difinishing, kontraktor
harus memperbaikinya atas biaya tanggungan kontraktor
sampai dinyatakan diterima oleh pengawas lapangan
13. Pasangan batu bata, dengan menggunakan aduk campuran 1
PC : 5 pasir pasang.
14. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai
dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm di atas
permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 160
cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada
gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air
digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 pc : 3 pasir
pasang.
15. Setelah bata terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.
16. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta
dibersihkan.
17. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 12 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor
kolom praktis.
18. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10mm,
beugel diameter 6mm jarak 20cm.
19. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger
sama sekali tidak diperkenankan. Steiger atau perancah
diharuskan memakai scaffolding.
20. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang

terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan


beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurangkurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
21. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish
adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus.

3.2.

PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


a.

Plesteran dapat dilaksanakan setelah pekerjaan beton,


pasangan dinding bata merah, pemasangan

pipa

kabel

listrik dan pipa air atau instalasi lain yang akan dipasang
dan ditentukan dalam persyaratan teknis khusus, atau
dengan

persetujuan

pengawas

dan

direksi.

Ukuran

tebal/tinggi/peil dan bentuk profil sesuai gambar.


b.

Plesteran khusus untuk sisi dalam sambungan dinding


dibuat berbentuk seperempat lingkaran

c.

Sebelum diplester, dinding harus disiram dengan air,


untuk beton harus bersih dari sisa begisting dan di skrap

d.

Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding bata yang


berhubungan dengan udara luar dan seluruh permukaan
dinding kamar mandi luar dalam dipakai adukan plesteran 1
pc : 3 pasir. Untuk bidang lain diperlukan plesteran dengan
campuran 1 pc : 5 pasir

e.

Pelaksanaan plesteran harus menggunakan kepala plesteran


dengan jarak 1 m dipasang tegak dan menggunakan alat
bantu

(profile

alumunium)

untuk

meratakan.

Untuk

permukaan datar harus mempunyai toleransi lengkung tidak


lebih 5 mm untuk setiap jarak 5 meter. Untuk setiap
permukaan bahan yang berbeda jenisnya dan bertemu dalam
satu bidang datar harus diberi nat / tali air dengan ukuran
lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm kecuali ada petunjuk lain dalam
gambar

f.

Jika terjadi retakan akibat pelaksanaan dan pengeringan


yang tidak baik plesteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki atas biaya kontraktor sendiri

g.

Acian (plesteran halus) dipakai campuran pc dan air sampai


mendapat campuran yang homogen. Acian dapat di
kerjakan jika plesteran berumur lebih dari 7 hari (kering
benar). Pengadukan dan pemasangan untuk plesteran
maupun acian tidak boleh melebihi 30 menit

h.

Acian dilaksanakan dengan cara melaburkan lapiran semen


yang kemudian di ratakan dan digosok sampai berwarna
kehitaman.

Tidak

diperbolehkan

mengaci

dengan

menggunakan kuas.
i.

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing / cat dilakukan


sebelum plesteran dan acian berumur 2 minggu

3.3.

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING


Keramik yang digunakan adalah yang memenuhi standar
dengan kwalitas KW-1 ex. Lokal atau kelas A. Keramik untuk
pelapis lantai dan dinding yang memenuhi syarat dan dapat
digunakan sesuai dengan spesifikasi dari ruang yang digunakan.
Spesifikasi bahan yang digunakan adalah :

Jenis Glazed ceramic tile, ukuran 40/40 cm, 25/25 cm, 20/10 cm,
25/40 cm

Jenis keramik homogeneus tanpa nat ukuran 60 x 60 cm atau 30 x


60 cm.

Stair corner (anti slip)atau step nosing untuk ujung tangga

Ketebalan minimal 7 mm

Daya resap 1%, kekerasan minimum 6 skala mohs, kuat tekan


minimum 900 kb per cm2, daya tahan lengkung minimum 350
kg/cm2

Mutu tingkat I (KW I) extrude single firing, tahan asam dan basa

Model marmer atau Warna akan ditentukan kemudian oleh


perencana atau KPA/PPK/direksi

A.

KERAMIK LANTAI
Metode atau cara pemasangan keramik dengan mengikuti syarat
syarat sebagai berikut :
a.

Bahan perekat adukan spesi 1 pc : 3 pasir, bahan pengisi


grout semen warna sesuai dengan warna keramik

b.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak


retak, cacat dan bernoda. Sebelum dipasang direndam dalam
air bersih tidak mengandung alkali, sampai jenuh

c.

Sebelum di pasang permukaan bawah keramik di lapisi


dengan semen secukupnya

d.

Untuk meratakan hasil pasangan keramik dengan spesi


masih basah dan baru di pasang digunakan palu karet yang
tidak keras.

e.

Spesi di bawah keramik harus terisi penuh tanpa rongga, jika


dalam pemeriksaan di ketahui ada yang berongga kontraktor
harus membongkar dan mengganti dengan biaya sendiri
atau tanpa tambahan biaya dari proyek.

f.

Jika keramik pecah pada waktu pemasangan harus diganti


baru

g.

Hasil pemasangan harus merupakan bidang permukaan


yang benar-benar rata, tidak bergelombang. Kecuali yang
harus diperhatikan adalah kemiringan daerah basah dan
teras

h.

Pola pemasangan, arah dan awal sesuai gambar atau


petunjuk MK

i.

Jarak siar/nat harus selalu sama lebarnya maksimal 1 mm,


yang membentuk garis sejajar dan lurus. Untuk siar yang
memotong harus tegak lurus

j.

Pemotongan unit keramik harus menggunakan alat khusus


pemotong keramik yang di sarankan oleh pabrikan

k.

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/


beban selama 3 X 24 jam dan dilindungi dari cacat akibat
pekerjaan lain.

l.

Keramik homogenues ukuran 60/60 cm dipasang untuk


seluruh ruangan lantai, kecuali untuk kamar mandi atau

teras dengan keramik pola atau sesuai dengan petunjuk


direksi / gambar kerja.
m. Plint Keramik 10/60 cm dipasang di sekeliling dinding lantai
keramik 60/60 cm, dengan ketinggian 10 cm
n.

Keramik homogeneus 30/60 atau 60 / 60 dengan warna lain


dipasang sebagai batas, variasi atau border.

o.

Pola pemasangan dan warna keramik yang digunakan


ditentukan oleh pengawas lapangan atau ditentukan lain
serta pemasangannya harus rata dan waterpass sesuai
dengan

ketinggian

yang

ditentukan,

yang

tidak

berhubungan dengan tembok harus dipasang ubin pinggul.


p.

Nat-nat keramik tidak boleh lebih dari 1 mm yang


diisi/dicor dengan cairan semen warna sesuai warna ubin
maupun keramiknya. Nat-nat harus merupakan garis lurus.

q.

Pemotongan ubin maupun keramik harus dilakukan dengan


menggunakan

mesin

pemotong tegel, bekas-bekas

pemotongan harus dihaluskan dengan mesin gurinda


B.

KERAMIK DINDING KAMAR MANDI


Metode atau cara pemasangan keramik dengan mengikuti syarat
syarat sebagai berikut :
a. Bahan perekat adukan spesi 1 pc : 3 pasir, bahan pengisi
grout semen warna sesuai dengan warna keramik
b.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak


retak, cacat dan bernoda. Sebelum dipasang direndam dalam
air bersih tidak mengandung alkali, sampai jenuh

c.

Sebelum di pasang permukaan bawah keramik di lapisi


dengan semen secukupnya

d.

Untuk meratakan hasil pasangan keramik dengan spesi


masih basah dan baru di pasang digunakan palu karet yang
tidak keras.

e.

Spesi di bawah keramik harus terisi penuh tanpa rongga, jika


dalam pemeriksaan di ketahui ada yang berongga kontraktor
harus membongkar dan mengganti dengan biaya sendiri
atau tanpa tambahan biaya dari proyek.

f.

Jika keramik pecah pada waktu pemasangan harus diganti


baru

g.

Hasil pemasangan harus merupakan bidang permukaan


yang benar-benar rata, tidak bergelombang. Kecuali yang
harus diperhatikan adalah kemiringan daerah basah dan
teras

h.

Pola pemasangan, arah dan awal sesuai gambar atau


petunjuk MK

i.

Jarak siar/nat harus selalu sama lebarnya maksimal 1 mm,


yang membentuk garis sejajar dan lurus. Untuk siar yang
memotong harus tegak lurus

j.

Pemotongan unit keramik harus menggunakan alat khusus


pemotong keramik yang di sarankan oleh pabrikan

k.

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/


beban selama 3 X 24 jam dan dilindungi dari cacat akibat
pekerjaan lain.

l.

Keramik homogeneus 30/60 atau 60 / 60 dipasang untuk


dinding kamar mandi, dipasang dari dasar lantai sampai
dengan ketinggian plafond dari permukaan lantai kamar
mandi.

m. Khusus untuk pemasangan keramik lantai dan dinding


kamar mandi kontraktor wajib mengajukan request sebelum
pemasangan keramik. Kontraktor harus melapisi semua
permukaan lantai dan 160 cm dari permukaan lantai kamar
mandi dengan waterproofing dalam hal ini digunakan
semen sika (SIKA PROOFING) atau cat water proofing atau
sejenis
n.

Pola pemasangan dan warna keramik yang digunakan


ditentukan oleh pengawas lapangan atau ditentukan lain
serta pemasangannya harus rata dan waterpass sesuai
dengan

ketinggian

yang

ditentukan,

yang

tidak

berhubungan dengan tembok harus dipasang ubin pinggul.


o.

Nat-nat keramik tidak boleh lebih dari 1 mm yang


diisi/dicor dengan cairan semen warna sesuai warna ubin
maupun keramiknya. Nat-nat harus merupakan garis lurus.

p.

Pemotongan ubin maupun keramik harus dilakukan dengan


menggunakan

mesin

pemotong tegel, bekas-bekas

pemotongan harus dihaluskan dengan mesin gurinda

C.

KERAMIK LANTAI KAMAR MANDI


Metode atau cara pemasangan keramik dengan mengikuti syarat
syarat sebagai berikut :
a.

Bahan perekat adukan spesi 1 pc : 3 pasir, bahan pengisi


grout semen warna sesuai dengan warna keramik

b.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak


retak, cacat dan bernoda. Sebelum dipasang direndam dalam
air bersih tidak mengandung alkali, sampai jenuh

c.

Sebelum di pasang permukaan bawah keramik di lapisi


dengan semen secukupnya

d.

Untuk meratakan hasil pasangan keramik dengan spesi


masih basah dan baru di pasang digunakan palu karet yang
tidak keras.

e.

Spesi di bawah keramik harus terisi penuh tanpa rongga, jika


dalam pemeriksaan di ketahui ada yang berongga kontraktor
harus membongkar dan mengganti dengan biaya sendiri
atau tanpa tambahan biaya dari proyek.

f.

Jika keramik pecah pada waktu pemasangan harus diganti


baru

g.

Hasil pemasangan harus merupakan bidang permukaan


yang benar-benar rata, tidak bergelombang. Kecuali yang
harus diperhatikan adalah kemiringan daerah basah dan
teras

h.

Pola pemasangan, arah dan awal sesuai gambar atau


petunjuk MK

i.

Jarak siar/nat harus selalu sama lebarnya maksimal 1 mm,


yang membentuk garis sejajar dan lurus. Untuk siar yang
memotong harus tegak lurus

j.

Pemotongan unit keramik harus menggunakan alat khusus


pemotong keramik yang di sarankan oleh pabrikan

k.

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/


beban selama 3 X 24 jam dan dilindungi dari cacat akibat
pekerjaan lain.

l.

Khusus untuk pemasangan keramik lantai dan dinding


kamar mandi kontraktor wajib mengajukan request sebelum
pemasangan keramik. Kontraktor harus melapisi semua
permukaan lantai dan 160 cm dari permukaan lantai Toilet
dengan waterproofing dalam hal ini digunakan semen sika
(SIKA PROOFING) atau cat water proofing atau sejenis

m. Keramik

homogeneus yang ukuran 60 / 60

yang

berpermukaan kasar, atau keramik 40x40 kasar dengan


model seperti dalam gambar.
n.

Pada beberapa bagian jarak nat di buat 10 cm yang


kemudian difinishing acian dan water proofing. Baru lubang
tersebut disi dengan kerikil kecil berdiameter 1 cm 2 cm
bulat dan halus..

o.

Pola pemasangan dan warna keramik yang digunakan


ditentukan oleh pengawas lapangan atau ditentukan lain
serta pemasangannya harus rata dan waterpass sesuai
dengan

ketinggian

yang

ditentukan,

yang

tidak

berhubungan dengan tembok harus dipasang ubin pinggul.


p.

Nat-nat keramik tidak boleh lebih dari 1 mm yang


diisi/dicor dengan cairan semen warna sesuai warna ubin
maupun keramiknya. Nat-nat harus merupakan garis lurus.

q.

Pemotongan ubin maupun keramik harus dilakukan dengan


menggunakan

mesin

pemotong tegel, bekas-bekas

pemotongan harus dihaluskan dengan mesin gurinda

D.

KERAMIK MEJA PANTRY, WASTAFEL


Metode atau cara pemasangan keramik dengan mengikuti syarat
syarat sebagai berikut :
a.

Bahan perekat adukan spesi 1 pc : 3 pasir, bahan pengisi


grout semen warna sesuai dengan warna keramik

b.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak

retak, cacat dan bernoda. Sebelum dipasang direndam dalam


air bersih tidak mengandung alkali, sampai jenuh
c.

Sebelum di pasang permukaan bawah keramik di lapisi


dengan semen secukupnya

d.

Untuk meratakan hasil pasangan keramik dengan spesi


masih basah dan baru di pasang digunakan palu karet yang
tidak keras.

e.

Spesi di bawah keramik harus terisi penuh tanpa rongga, jika


dalam pemeriksaan di ketahui ada yang berongga kontraktor
harus membongkar dan mengganti dengan biaya sendiri
atau tanpa tambahan biaya dari proyek.

f.

Jika keramik pecah pada waktu pemasangan harus diganti


baru

g.

Hasil pemasangan harus merupakan bidang permukaan


yang benar-benar rata, tidak bergelombang. Kecuali yang
harus diperhatikan adalah kemiringan daerah basah dan
teras

h.

Pola pemasangan, arah dan awal sesuai gambar atau


petunjuk MK

i.

Jarak siar/nat harus selalu sama lebarnya maksimal 1 mm,


yang membentuk garis sejajar dan lurus. Untuk siar yang
memotong harus tegak lurus

j.

Pemotongan unit keramik harus menggunakan alat khusus


pemotong keramik yang di sarankan oleh pabrikan

k.

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/


beban selama 3 X 24 jam dan dilindungi dari cacat akibat
pekerjaan lain.

l.

Keramik yang digunakan adalah tipe homogenues ukuran


60/60 cm atau sesuai dengan petunjuk direksi / gambar
kerja.

m. Pola pemasangan dan warna keramik yang digunakan


ditentukan oleh pengawas lapangan atau ditentukan lain
serta pemasangannya harus rata dan waterpass sesuai
dengan

ketinggian

yang

ditentukan,

yang

tidak

berhubungan dengan tembok harus dipasang ubin pinggul.

n.

Nat-nat keramik tidak boleh lebih dari 1 mm yang


diisi/dicor dengan cairan semen warna sesuai warna ubin
maupun keramiknya. Nat-nat harus merupakan garis lurus.

o.

Pemotongan ubin maupun keramik harus dilakukan dengan


menggunakan

mesin

pemotong tegel, bekas-bekas

pemotongan harus dihaluskan dengan mesin gurinda

3.4.

PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


Bahan yang dipakai mempunyai spesifikasi Kayu kelas I
untuk kusen dan kayu kelas awet I dan kelas kuat I - II untuk
rangka pintu dan jendela, atau sesuai dengan gambar

Kayu kelas I sudah berumur cukup tua tetapi tidak


pecah2

Tidak terdapat mata kayu terlalu banyak

Kayu sudah dalam keadaan kering sempurna dan tidak


mengalami perubahan bentuk setelah beberapa waktu

Kayu dalam kondisi lurus, tidak bengkok atau


melengkung

Bahan kosen digunakan kayu kelas I/besi ukuran 6/12


cm yang

diketam/skap halus. Disisi tajam luar di

router dengan bentuk seperti petunjuk direksi

Semua

kayu

kosen

yang berhubungan dengan

dinding atau kolom beton harus dilengkapi dengan


angkur besi diameter 10 mm panjang 12 cm, sebanyak
3 buah untuk setiap sisi.

Untuk kosen pintu, tiang yang berhubungan dengan


lantai harus dilengkapi dengan duk besi dia. 12 mm
panjang 20 cm dan dicor dengan beton adukan 1pc : 2ps
: 3 kr setinggi + 10 cm dari atas lantai

Semua kosen dapat disetel dan dipasang apabila telah


mendapat persetujuan secara tertulis dari Direksi

3.5.

PEKERJAAN DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA


Jenis dari daun pintu dan daun jendela yang menggunakan kayu
ini dapat dibagi dalam lima bagian utama yaitu :
a. Daun Pintu kamar tidur
b. Daun pintu kamar mandi
c. Daun pintu balkon samping
d. Daun pintu gudang dan pantry
e. Daun jendela kamar
Spesifikasi teknis dari pelaksanaan pekerjaan daun pintu dan
jendela kayu ini adalah sebagai berikut :
1.

Keseluruhan daun pintu adalah menggunakan daun pintu


panel dengan ukuran dan bentuk seperti dalam gambar

2.

Perletakan daun pintu tersebut dapat dilihat pada gambar


rencana

3.

Daun pintu terdiri dari papan / panel kayu kelas I/kayu


besi atau sejenisnya. Konstruksi dan bentuk/model daun
pintu panel disesuaikan dengan detail pada gambar

4.

Rangka pintu mengguna kayu dengan keawetan kelas I


dan kekuatan kelas I II. Mutu dan kualitas kayu sesuai
persyaratan NI-5 (PPKI), kayu yang dipakai cukup tua,
lurus dan kering permukaan rata dan bebas dari retak,
mata kayu dan cacat lain. Kelembaban kayu disyaratkan
maksimal 12%.

5.

Tebal rangka daun pintu minimum 3 cm dan ukuran


yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.

6.

Tiap Daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel yang


berkualitas baik dan kuat, ukuran minimal 4. Engsel
bawah dipasang 30 cm dari lantai, engsel atas di pasang
30 cm dari kusen atas dan satu engsel lagi dipasang di
tengah tengahnya. Pemasangan engsel harus di uji
sehingga daun pintu tegak lurus dan tidak mengenai lantai

sedikitpun. Dapat tertutup rata dengan kusen dari atas


sampai bawah.
7.

Untuk daun pintu kamar dipasang kunci tanam kualitas


baik berukuran besar dengan 2 (dua) putaran (2 slaag)
tanpa handle dipasang sekitar 90 cm dari lantai. Pegangan
pintu (door pull) dipasang tersendiri sepasang di luar dan
dalam pintu dari bahan stainless steel berukuran minimal
30 cm dengan model dan jenis diajukan terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan

PPK, direksi dan

konsultan pengawas. Tiap pintu kamar juga dipasang

gerendel/slot 1 buah dipasang dekat dengan kunci


atau pegangan pintu, door closer tipe hydraulic over
head door closer
8.

Untuk daun pintu balkon lantai 2 terdiri dari dua

daun pintu dengan ukuran dan bentuk seperti


gambar. dipasang kunci tanam kualitas baik berukuran
besar dengan 2 (dua) putaran (2 slaag) tanpa handle
dipasang sekitar 90 cm dari lantai. Pegangan pintu (door

pull) dipasang tersendiri dua sepasang (4 buah) di luar dan


dalam pintu dari bahan stainless steel berukuran minimal
30 cm dengan model dan jenis diajukan terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan
konsultan

pengawas.

Tiap

PPK, direksi dan

pintu

juga

dipasang

gerendel/slot 4 buah dipasang atas dan bawah masin


masing daun pintu.
9.

Daun Pintu kamar mandi menggunakan 3 engsel


kualitas baik, satu slot di pasang di tengah, satu buah kunci
model cylindrical lockset dari bahan stainless steel yang
bisa dikunci dari dalam dengan menekan tombol (push
button) merk corbin atau setara, atau jenis kunci lain sesuai
dengan petunjuk PPK/direksi/konsultan, dipasang 90 cm
di atas lantai

10.

Untuk daun pintu gudang dan pantry dipasang kunci


tanam kualitas baik berukuran besar dengan 2 (dua)
putaran (2 slaag) dengan handle pintu dipasang sekitar 90
cm dari lantai.

Tiap pintu kamar juga dipasang

gerendel/slot 1 buah dipasang dekat dengan kunci


atau pegangan pintu, kaca bukaan kaca bening tebal 5
mm dipasang sesuai gambar
11.

Semua daun pintu sebelum dicat dengan duko harus


dihaluskan lebih dahulu dengan

kertas

gosok serta

apabila ada lubang-lubang kecil pada sambungan harus


ditutup dengan dempul (wood filler)
12.

Finishing daun pintu maupun kusen menggunakan sistem


cat duko. Warna kusen dan daun pintu adlah hitam glossy,
merah hitam glossy atau disesuaikan dengan petunjuk dari
PPK direksi, tim teknis dan konsultan pengawas

13.

Hasil akhir finishing duko tidak boleh memperlihatkan


serat kayu atau harus tertutup sempurna dengan finishing
semprot.

14.

Semua daun jendela digunakan bingkai jendela dan kaca,


kayu yang digunakan untuk bingkai/daun jendela ialah
kayu kelas I ukuran 3/10 cm.

15.

Daun jendela dilengkapi dengan 2 (dua) buah engsel yang


berkualitas

baik dan kuat dipasang di atas,

dan

dilengkapi dengan kait angin sebanyak 2 buah (sepasang),


pegangan jendela dan slot pengunci dipasang di bawah.
16.

Kaca

yang

menggunakan

dipasang
kaca

sebagai

rayban

tebal

penutup
5

mm

jendela
dengan

pemasangan menggunakan silicon warna bening keliling


kaca.
17.

Semua bahan penggantung dan aksesoris lainnya harus


mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PPK, direksi,
tim teknis maupuan konsultan pengawas.

3.6.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a.

Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat
bantu

lainnya

untuk

melaksanakan

pekerjaan

hingga

tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan


meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun
pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.

b.

Persyaratan Bahan

Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan


ketentuan yang tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila
terjadi perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
kepada Perencana/MK untuk mendapatkan persetujuan.

Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal


dari pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm.
Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap
anak kunci.

Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan


"Backed Enamel Finish" yang dilengkapi dengan kaitankaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya.

c.

Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu

Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Yale,


Onasis atau Lock Wood atau setara. Perincian type yang
dipakai dari merk-merk di atas, lihat pada Schedule
Ironmongery, (terlampir). Pintu-pintu yang digunakan
memakai peralatan kunci : Lockcase, Cylinder, Handle, Bach
Plat, engsel 4 x 3, 4 x 4.

Untuk pintu kaca Swing pada pintu Entrance Utama dengan

menggunakan engsel dan handle 1 set dari Yale, Onasis atau


Lock Wood.

Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang


dipakai merk Yale, Onasis atau Lack Wood.

Untuk almari-almari built in dipakai kunci tanam silinder merk


Yale, Onasis atau Lack Wood jenis kunci Furniture. Untuk
almari-almari selang dan tabung pemadam kebakaran dipakai
Catch lock, begitu pula untuk almari-almari yang tidak
menggunakan kunci silinder.

Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk


interlock/cost wold, handle warna Stainles Steel atau sesuai
petunjuk PPK.

Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka


daun pintu. Dipasang setinggi 100 cm dari lantai, atau sesuai
petunjuk Konsultan pengawas.

Untuk pintu-pintu besi dipergunakan stainless steel jenis heavy


duty merk Yale, Onasis atau Lack Wood.

Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Kend atau


sejenis, type handle disesuaikan dengan shedule iron mongery
pada gambar

d.

Pekerjaan Engsel

Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan


engsel pintu merk Yale, Onasis atau Lock Wood, warna
stainless steel, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk
setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama dengan warna engsel. Sedang untuk pintu
double teakwood cukup dipasang 2 buah engsel. Jumlah engsel
yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat
daun pintu. Tiap engsel memikul 20 kg jenis yang digunakan
dengan bahan stainless steel ukuran 4 x 3 kecuali pintu
PVC.

Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan


engsel lantai (floor hinge) double action, merk Yale, Onasis atau
Lock Wood dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin
kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar

untuk itu.

Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kupu merk


Yale, Onasis atau Lock Wood diserta pada posisi single action.

Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus


untuk keperluan masing-masing pintu.

e.

Pekerjaan Door Closer, Door Stopper dan Door Holder

Untuk seluruh daun pintu panel-panel dan daun pintu formica,


seperti pintu-pintu loket, menggunakan Door Closer merk Yale,
Onasis atau Lock Wood atau setara warna akan ditentukan
oleh Perencana. Door Closer harus terpasang dengan baik dan
merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan
disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat
kusen pintu.

Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door


stopper. Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan
sekrup pintu kecuali pintu-pintu toilet, pintu masuk utama dan
pintu-pintu besi. Door holder dengan injakan karet dan spring
pen release.

f.

Kontraktor wajib

mengajukan

contoh

bahan

untuk

mendapatkan persetujuan PPK, direksi dan konsultan


pengawas
g.

Pelaksanaan

Engsel atas dipasang + 30 cm (as) dari permukaan atas pintu

Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah


pintu

Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel


tersebut

Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 30 cm


dari permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.

Penarikan pintu (door pull) dipasang 100 cm (as) dari


permukaan lantai.

Pemasangan lockcase, handle dan back plate serta door closer

harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh MK.

Apabila

hal

tersebut

tidak

tercapai,

Kontraktor

wajib

memperbaiki tanpa tambahan biaya.

Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur sedemikian


agar daun pintu dan kunci tidak membentur tembok pada saat
pintu terbuka.

Door holder di dasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun


pintu. Pemasangan harus baik sehingga pada saat ditekan ke
bawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi yang
dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak
menggunakan door closer.

Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu


harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan


pintunya.

Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail


pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data


yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan
atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan standar
spesifikasi pabrik.

3.7.

PEKERJAAN KACA PINTU DAN KACA JENDELA


Pekerjaan kaca untuk pintu dan jendela mempunyai spesifikasi
teknis sebagai berikut :
a.

Bahan kaca yang digunakan adalah kaca rayban atau kaca


bening sesuai dengan gambar dengan jenis tempered glass
tebal 5 mm, dengan toleransi 0.3 mm, dengan merk
Asahimas atau setara

b.

Mutu kaca lembaran digunakan kualitas AA. Bebas dari


cacat

bintik/spots,

awan/cloud,

goresan/scratch,

gelembung
c.

Pemotongan kaca menggunakan peralatan dan cara yang


baik agar di dapat hasil potongan yang baik, merata, tidak
bergerigi dan tidak tajam.

d.

Semua pemasangan kaca baik di rangaka aluminium


amupun rangka kayu harus menggunakan karet penahan
atau silicon bening dalam jumlah yang cukup. Sehingga kaca
tidak goyah dan punya kelenturan untuk pemuaian.

e.

Daun Pintu utama depan lobby menggunakan kaca


frameless, dengan rangka stainless steel di bawah dan
di atas dengan engsel putar 360 derajat atas dan bawah
(floor hinges). Bahan kaca yang digunakan adalah kaca
tempered glass tebal 15 mm warna bening dengan
dilapisi sticker kaca sand blasting pola seperti dalam
gambar detail. Pegangan pintu dari pipa stainless steel
melengkung panjang 50 cm, dipasang 4 buah depan
dan belakang masing masing dun pintu.

f.

Setelah pemasangan kontraktor wajib menjaga keamanan,


dan keutuhan barang sampai diterima dengan baik oleh
KPA/PPK/konsultan

3.8.

PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan ini terdiri dari :
1.

Rangka plafond dengan hollow galvalum

2.

Penutup plafond dengan gypsum board

3.

Penutup plafond water proofing dengan GRC board

4.

List plafond dengan list gypsum

5.

Perapihan dan finishing permukaan plafond

Spesifikasi teknis dari pekerjaan plafond ini adalah sebagai


berikut :
a.

Bahan dari rangka plafon adalah galvalum hollow ukuran


4x4 dan 2x4 sesuai dengan kebutuhan.

b.

Rangka utama digunakan hollow galvalum ukuran 4x4


untuk

daerah

pinggir/sambungan,

perkuatan

atau

penggantung boleh memakai ukuran 2x4. Sambungan


menggunakan paku sekrup / paku beton / paku fisher yang
sesuai dan bermutu baik
c.

Penggantung menggunakan hollow 2x4 yang diikatkan ke


kuda kuda atau beton dengan penyambungan yang baik dan
kuat dalam jumlah cukup. Penggantung tidak diperbolehkan
menggunakan

kawat

apapun

modelnya.

Untuk

menyambung dengan stek besi dari plat lantai dapat


digunakan kayu 5/5 dengan kualitas kelas IIA.
d.

Ukuran jarak rangka disesuaikan dengan papan gypsum


atau berjarak maksimal 120 cm x 120 cm

e.

Pemasangan rangka harus rata dengan ketinggian sesuai


gambar dengan pemasangan menggunakan bantuan benang
dan waterpass

f.

Penutup plafon digunakan Gypsum board tebal minimal 9


mm, merk jayaboard atau setara. Ukuran luas ceilling
gypsumboard adalah 1,2 x 2,4 m2 tanpa nat. Sambungan
antara gypsum board digunakan SGP, cornice, plamir atau
bahan lain sebagai penutup lengkap dengan plester atau
lakban gypsum

g.

Khusus untuk kamar mandi dan plafond talang atau bagian


luar digunakan penutup waterproofing dari GRC tebal 6
mm, tanpa nat. perapian menggunakan SGP, cornice, plamir
atau bahan lain sebagai penutup lengkap dengan plester
gypsum.

h.

List plafond terbuat dari bahan gypsum dengan ukuran


minimal 10 cm dipasang untuk menutup pada pertemuan
antara penutup plafond dan

dinding maupun

beton. Terpasang rapi, rata dan kuat

listplank

i.

Pemasangan

rangka,

penutup

dan List plafond harus

benar-benar rata/tidak bergelombang dan rapi. Finishing


nat tidak boleh timbul
Ketentuan Umum dan Bahan

Pekerjaan penyelesaian langit-langit baru dapat dikerjakan setelah


semua pekerjaan instalasi yang harus dipasang diatas langit-langit
telah selesai dipasang dan diuji coba (test).

Sebelum pekerjaan langit-langit dimulai gambar-gambar M & E


harus dipelajari lebih dahulu.

Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak


bergelombang.

Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, siku
dan tidak melengkung.

Warna dan tekstur bahan harus sama.

Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.

Bahan Gypsum Board standard untuk plafond area kering t = 9


mm

Bahan penutup water resistance untuk plafond area basah


digunakan GRC board t = 6 mm

Merk yang digunakan Ex. Jayaboard, Elephant, Knauf.

List profil yang dipergunakan ex local ukuran 10 s/d 20 cm

Konstruksi penggantung yang digunakan metal furing ukuran 27


x 40mm dan C channel ukuran 35 x 12mm, tebal minimum 0,4mm
bahan besi galvanis ex Dura frame atau yang setara.

Lingkup pekerjaan :

Meliputi penyediaan bahan plafond, rangka penggantung plafond,


serta pemasangan rangka gantung dan bahan plafond pada tempattempat yang sesuai dengan gambar rencana dan daftar pemakaian
bahan.

Meliputi penyediaan bahan langit-langit Gypsumboard, GRC


board dan konstruksi penggantungnya, termasuk pemasangan listlist profil gypsum dengan ukuran sesuai gambar dan motif yang
akan ditentukan oleh Perencana atau Pemberi Tugas serta
penyiapan tempat serta pemasangan plafon gypsum dan konstruksi

penggantungnya pada tempat-tempat yang tercantum pada


gambar.

Kondisi langit-langit sebelum pemasangan harus benar-benar


kering

Sebelum dilakukan pemasangan Kontraktor harus terlebih dahulu


mengajukan shop drawing dan contoh bahan dan perlengkapannya
untuk mendapat persetujuan PPK, direksi, tim teknis dan konsultan
pengawas.

Pemasangan Secara Umum

Bahan penutup langit-langit/plafond, dapat dipasang apabila semua


instalasi diatas plafond sudah selesai dipasang dan sudah diuji coba
(test).

Didalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus, saling


tegak lurus dan siku.

Konstruksi penggantung plafond dibuat dengan memperhatikan dan


memperhitungkan faktor kekuatan perletakan lampu, grille, exhaust
AC dan lain-lain fixtures yang akan dipasang pada permukaan
plafond.

Konstruksi penggantung plafond harus memungkinkan adanya


penyetelan bagi kerataan bidang plafond.

Rangka plafond menggunakan rangka galvanish ex Dura frame atau


yang setara.

Kepala paku sekrup dipendam kedalam bahan plafond, lalu lubang


kepala paku sekrup ditutup dengan plamur,lalu dicat yang sewarna
dengan bahan plafond.

Bahan plafond dari gypsumboard tebal 9 mm, atau kalsium board


dipasang tanpa naad (sambungan tidak terlihat).

Cara penggantungan harus sesuai dengan detail.

Lembaran-lembaran gypsum board yang dipasang telah dipilih


dengan baik (tidak cacat, gelombang) dan telah mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.

Struktur rangka harus kuat, water-pass, rata dan tidak


bergelombang. Penggantung plafond dipasang pada jarak yang
sesuai dengan rekomendasi pabrik. Sambungan antara unit-unit
lembaran atau antara lembaran dan dinding adalah dengan

kompon gypsum dan dicat warna putih.

Furring channel disusun sejajar dengan bidang gypsum board


yang akan dipasang, dengan jarak max.60cm, dipasang menerus,
tidak terputus.

U channel tegak lurus furring channel dan disusun sejajar, jarak


max. 120cm.

Suspension road clamp dipasang pada U channel, jarak maksimal


120cm.

Gypsum board direkatkan pada furring channel dengan scef


tapping screw.

Pertemuan antar lembaran gypsum ditutup dengan adhesive tape


yang disediakan khusus untuk itu, kemudian diratakan dengan
plester gypsum sehingga seluruh bidang ceiling tidak terlihat
sambungan gypsum dan permukaan rata.

Semua pertemuan langit-langit dengan bidang vertikal, diisi


dengan wall angles type W, kecuali pada gambar ditentukan lain
termasuk shadow line untuk nat/

pertemuan plafond dengan

bidang vertikal..

Dimana terjadi perubahan elevasi ceiling sehingga pada bidang


langit-langit terdapat bidang vertikal, maka pada sudut luar dari
pertemuan kedua bidang ini harus dirapikan dengan diberi metal
lathing.

3.9.

PEKERJAAN CAT
Umum

Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik


tentang cara pemakaiannya.

Kontraktor harus mengajukan sample daftar warna dari pabrik


pembuatnya.

Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat


pada permukaan bidang ukuran 1m x 1m (mock up) untuk
persetujuan Pengawas/Direksi.

Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :


o

Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui


oleh Direksi.

Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagan yang kotor


dibersihkan.

Dinding/bagian yang akan dicat tidak lembab/basah atau


berdebu.

Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada


dinding/bagian yang akan dicat.

Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana


cat tersebut diproduksi atau tenaga ahli mengecat (aplikator) dengan
pengawasan/petunjuk dari pabrik cat tsb.

Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih


disegel, tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan Direksi.

Kontraktor utama bertanggungjawab bahwa bahan tidak palsu dan


warna-warna sesuai dengan petunjuk Perencana.

Pekerjaan cat untuk mengecat dinding dalam dan plafon

Pekerjaan cat untuk mengecat dinding luar dengan cat ahan cuaca

Pekerjaan cat untuk mengecat semua unsur kayu yang terlihat

Pekerjaan yang berhubungan


a.

Pekerjaan Langit-langit/plafond

b.

Pekerjaan dinding & partisi

c.

Pekerjaan Kayu

d.

Pekerjaan Pintu dan Jendela

Standard
a.

PUBI

54, 1982.

PUBI

58, 1982.

b.

NI

c.

ASTM

D - 361

d.

BS No. 3900, 1970

e.

AS K - 41.

Persetujuan
a.

Standard Pengerjaan (Mock Up).

Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan


pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat

yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh


pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidangbidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan
oleh Pengawas Lapangan.

Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi


Lapangan dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

Lapisan cat pada ruangan tangga kebakaran harus memiliki


kualitas yang tidak dapat menyatu ataupun merambatkan api
apabila terjadi kebakaran, serta tidak menimbulkan asap, gas
beracun dan uap yang dapat terbakar bila panas.

b.

Contoh dan Bahan untuk Perawatan.

Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna


dan jenis pada bidang-bidang ukuran 1 M x 1 M. Dan pada
bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d
lapisan akhir).

Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada


Direksi Lapangan dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut
telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Direksi
Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
mock up seperti tersebut diatas.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk


kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5
galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat
tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan untuk perawatan, oleh pemberi tugas.

Persyaratan Bahan
1.

Dinding Luar (exterior)


Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus
untuk luar yang tahan cuaca, sbb :
Produksi

ICI, Movilex, Nippon paint atau Jotun

Type

Dulux Weathershield, Weathercoat, Jota


shield, Levis Easyshield, Lencote

Kwalitas

Acrylic Elasomeric Paint. (garansi min 5


tahun) anti lumut.

Warna

2.

ditentukan kemudian.

Dinding Dalam (Interior)


Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis,
sebagai berikut :
Produksi

ICI, Mowilex, Nippon paint atau Jotun

Type

Dulux Pentalite, Dulux Catylac, Mowilex,


Vinyl

Silk,

Majestic

ex

Jotun,

Levis

Easycoat, Lencote
Warna

ditentukan kemudian Acrylic emulsion

Semua jenis cat luar atau dalam harus di dahului dengan


pelapisan alkali dari merk yang sama dengan merk cat yang
akan dipakai/yang digunakan.

3.

Untuk permukaan kayu digunakan cat kayu, sbb :


Produksi /

ICI Dulux Supergloss, Jotun, Nippon paint

Type

Mowilex Acrylic Gloss Enamel, Jotun


Gardex (premium gloss enamel)

Warna

ditentukan kemudian

Pekerjaan Cat Dinding


a.

Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan


seluruh plesteran dan acian bangunan dan/atau bagian-bagian
lain yang ditentukan gambar.

b.

Sebelum dinding di lapisi dengan alkali, acian sudah harus


betul-betul kering tidak ada retak-retak, sudah di amplas
menggunakan kertas amplas yang sesuai dan Kontraktor
meminta persetujuan kepada direksi, tim teknis dan konsultan
pengawas.

c.

Pekerjaan alkali dilakukan dengan di lapiskan menggunakan

kuas roll dan kuas 4 di bagian bagian pojok.


d.

Permukaan tembok harus sudah kering sempurna. Bersih dari


kotoran minyak dan noda-noda. Cuci dengan larutan asam
chlorida 10% - 15% dan bilas dengan air bersih sampai jamur
hilang.

e.

Sesudah 3 hari alkali terpasang dan percobaan warna,


kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai

bersih

betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.


f.

Setelah kering beri 1 lapis alkali resistance sealer (ex ICI) atau
undercoat (ex Mowilex) atau Jotasealer 07 (ex Jotun) sebanyak
1 (satu) lapis yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic
emulsion ICI dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer (tambahan 20 % air)
- Lapis II kental
- Lapis III encer.

g.

Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang


ditentukan dengan finish textured spray paint, digunakan
Texture Finish dengan ICI. Pasta texture dengan bahan dasar
emulsi acrylic ini disemprotkan dengan alat penyemprot/
compressor.

h.

Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar


digunakan plesteran 1 pc : 5 ps dengan pasir diayak halus,
disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang plesteran 1
pc : 5 ps yang rata. Setelah kering dan keras baru disemprot
dengan alkali resistance sealer dan dicat emulsi ICI. Lapisan
pengecatan untuk dinding luar adalah 3 (tiga) lapis ICI dengan
kekentalan sama setiap lapisnya.

i.

Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis


alkali resistance sealer Untuk warna-warna yang jenis,
Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor percampuran (batch number) yang sama.

j.

Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan


bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan
bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

Pekerjaan Cat Duco


a.

Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengencatan seluruh


bagian-bagian railing besi, pintu-pintu dan kayu seperti
ditentukan dalam gambar.

b.

Cat yang dipakai adalah

semigloss. Pekerjaan akhir cat

dilakukan setelah bidang yang akan dicat dilapisi cat dasar /


epoxy.
c.

Setelah cat epoxy kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali


maka disemprot 1 lapis. Setelah 16 jam mengering baru lapisan
akhir disemprot 3 lapis. Pengecatan dilakukan dengan
menggunakan semprot dengan compressor 3 lapis.

d.

Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh,


mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

bab

SYARAT SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

4.1.

PERATURAN UMUM
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi
peraturan-peraturan sebagai berikut:
1.

PUIL

2.

AVE

3.

National Fire Protection Association (NFPA)

4.

Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.

5.

Fire Office Comitte (FOC)

6.

Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang


berwenang, seperti PLN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung.

7.

Pedoman Plumbing Indonesia

8.

Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :


1.

Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari instansi


yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu
daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat
penawaran.

2.

Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan


kelas yang sesuai) diperkenankan
perusahaan

lain yang telah

bekerja sama

dengan

memiliki PAS PLN yang

dimaksud

4.2.

LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera
dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan ketentuan pada spesifikasi
ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan
dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan

pada

pasal

ini,

merupakan

kewajiban

pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut


sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong
pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1.

Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Tegangan


Rendah.

2.

Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan


kotak-kontak biasa.

3.

Pengadaan,

pemasangan

dan

pengujian

Armature

lampu

penerangan.
4.

Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.

5.

Pembuatan as built drawing (gambar terpasang).

6.

Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang.

7.

Pengadaan, pemasangan Rak kabel untuk daya dan penerangan


dalam bangunan serta peralatan bantunya.

4.3.

8.

Pengadaan, pemasangan dan pengujian Penangkal petir

9.

Pengadaan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.

KETENTUAN PENDUKUNG LAIN


A. Gambar Gambar
1.

Gambar - gambar rencana dan persyaratan - persyaratan ini


merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.

2.

Gambar - gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata


letak

dari

peralatan,

sedangkan

pemasangan

harus

dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan


yang

ada

dan

mempertimbangkan

service/maintenance jika

juga

kemudahan

peralatan - peralatan sudah

dioperasikan.
3.

Gambar - gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai


sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing
instalasi.

4.

Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan


gambar

kerja

dan

detail

kepada

Direksi/Manajemen

Konstruksi / konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan


disetujui terlebih dahulu.

Dengan mengajukan gambar -

gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari


situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi
ini.
5.

Pemborong instalasi ini harus membuat gambar - gambar


instalasi terpasang yang disertai dengan operating dan
Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada
Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas pada
saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta
dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

B. Koordinasi
1.

Kontraktor utama dari proyek ini hendaknya bekerja sama


dengan Pemborong / grup tenaga kerja instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.

2.

Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu


tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

3.

Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang


lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab
Pemborong.

C. Pelaksanaan Pemasangan
1.

Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai,


Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya
kepada

Direksi/Manajemen

Konstruksi

konsultan

Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.


2.

Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas


segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang.
Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus
segera menghubungi Direksi/Manajemen Konstruksi /
konsultan

Pengawas.

Pengambilan

ukuran

dan/atau

pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi


tanggung jawab Pemborong.

D. Penambahan/Pengurangan dan atau perubahan Instalasi


1.

Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang


disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat
persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana
dan Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas.

2.

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar


perubahan yang ada kepada pihak Direksi/Manajemen
Konstruksi / konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga).

3.

Perubahan material, dan lain - lainnya, harus diajukan oleh


pemborong

kepada

Direksi/Manajemen

Konstruksi

konsultan Pengawas, secara tertulis dan pekerjaan tambah/


kurang/

perubahan

yang

ada

harus

disetujui

oleh

Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas


secara tertulis.
E. Ijin Ijin
Pengurusan ijin - ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan
instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi
tanggung jawab Pemborong.
F. Pembobokan, Pengelasan, Pengeboran
1.

Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang


diperlukan

dalam

pelaksanaan

instalasi

ini

serta

mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup


pekerjaan instalasi ini.
2.

Pembobokan/

pengelasan/

dilaksanakan

apabila

ada

pengeboran
persetujuan

hanya

dapat

dari

pihak

Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas


secara tertulis.
G. Pemeriksaan Rutin Dan Khusus
1.

Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong


instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap dua
minggu.

2.

Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh kontraktor,


apabila ada permintaan dari pihak Direksi/Manajemen
Konstruksi / konsultan Pengawas/ Pemilik dan atau bila
ada gangguan dalam instalasi ini.

4.4.

PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


A. Personil
Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus

selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari


kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak
Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada
ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh
pihak Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas.
B. Rapat Lapangan
Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat
proyek yang diatur oleh pemberi tugas. Wakil pemborong harus
dalam kapasitas memahami pekerjaan dan diberikan wewenang
oleh pemborong untuk mengambil keputusan.

4.5.

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


A. Bahan dan Peralatan Panel Tegangan Rendah
1.

Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN


dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL.

2.

Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan


rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan di duco
2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna dan cat
akan ditentukan kemudian oleh pihak owner.

3.

Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan


master key

4.

Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponenkomponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa,
sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponenkomponen lainnya.

5.

Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3


busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk

grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk


besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 65C.

Setiap busbar

copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan


yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan
saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu
yang diperbolehkan.
6.

Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush


mounting dalam kotak tahan getaran, untuk Ampermeter
dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
linear dan ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi
serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah
untuk setiap jenis alat ukur).

7.

Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan


keadaan dan keperluan sesuai dengan yang telah disetujui
oleh Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas
lapangan.

8.

Komponen-komponen pengaman

yang dapat dipakai

adalah
a.

A.C.B.

b.

MCCB

c.

LBS

d.

HRC Fuse

e.

Miniatur Circuit Breaker

f.

- Rated current
- Operating voltage
- Frequency
- Breaking capacity
- Permitted ambient temp
- Overload release
Auxiliary relay

Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai

:
:
:
:
:
:

sesuai gambar
200 V, 380 V
50 Hz
55C
sesuai gambar.

adalah : MCCB
M.C.C.B pada incoming
continous current
Type
Number of pole

outgoing.

Rated

40 A, 80 A,100 A.
atau di nyatakan lain
pada gambar.
Fixed mounted.
3 phase, 4 pole.

Rated operating voltage


Rated Frequency
Permitted ambient temp
Rated short time current (0.5 s)
Rated peak withstarcurrent
Operator Mechanisem
Over load release
Instantenous over current
Auxilliary release yang mungkin ada (lihat
gambar)
Auxiliary switch
Dilengkapi dengan EFR(Erth Fault R)

380 Volt.
50 Hz.
max. 55 C.
22 s/d 35 KA
60 KA
Manual Operation
Adjustable.
Adjustable.

NO + 1 NC

Miniatur Circuit Breaker

Rated current
Operating voltage
Frequency
Breaking capacity
Permitted ambient
Temp
Overload release

sesuai gambar
200V, 380 V
50 Hz

55 C
sesuai gambar.

h. Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :


Ampermeter
Voltmeter
B. Bahan Kabel Tegangan Rendah
1.

Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk


tegangan min.0,6 kV dan 0,5 KV untuk kabel NYM.

2.

Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan


adalah: Jenis NYFGbY dan NYY, untuk kabel penerangan
dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY atau NYY.

3.

Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya


harus

dimintakan

persetujuan

terlebih

dahulu

pada

Pengawas.
4.

Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2

5.

Kabel NYM dan NYY hasil produksi Kabelindo, Supreme,


Comet, Metalindo atau produksi lain yang telah mendapat
pengakuan PLN dengan tulisan LMK pada kabel tersebut

6.

Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan kabel


ukuran

2,5 mm atau ditentukan lain

berdasarkan

kebutuhan daya pada beberapa stop kontak khusus


7.

Ukuran kabel toevoer dari tempat meter PLN kekotak Panil


listrik induk dan dari panil induk kepanil

pembagi

menggunakan kabel menurut perhitungan instalatur yang


mengerjakan pemasangan instalasi listrik tersebut dan
disetujui PLN
C. Bahan Stop kontak Dan saklar
1.

Kotak - kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding


tembok bata dinding partisi adalah type pemasangan
masuk/inbow (flush - mounting).

2.

Kotak - kontak dinding (inbow) yang dipasang mempunyai


rating 10A dan mengikuti standard VDE, sedangkan Kotak kontak khusus (outbow) mempunyai rating 15A dan
mengikuti standard VDE atau BS dengan lubang bulat.

3.

Flush - box (inbouw doos) untuk tempat saklar, kotak kontak dinding

dan push button harus dipakai dari jenis

bahan bakely atau metal


4.

Kotak - kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan


lantai, pada ruang - ruang yang basah/lembab harus jenis
water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 120 cm dari
permukaan lantai.

5.

Peralatan stop kontak dan titik

lampu

produksi

sederajat,

VIMAR

atau

menggunakan
sedangkan

sekeringkast/MCB menggunakan produksi dalam negeri


kwalitas baik
D. Bahan Armature Fixture
1.

Armature fixture terbuat dari bahan kwalitas baik.

2.

Type dan sebagainya dapat dilihat pada lampiran.

E. Bahan Grounding

1.

Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang


(BCC = Bare Copper Conductor).

2.

Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan


minimal berpenampang sama dengan penampang
kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel
lebih kecil dari 50 mm2.

3.

Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan


pipa galvanized minimum berdiameter 1 1/2" diujung
pipa tersebut diberi/dipasang copper rod sepanjang 0,5
m. Electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah
minimal sedalam 12 m atau sampai menyentuh
permukaan air tanah.

4.

Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel


adalah maximum 2 ohm, diukur setelah tidak turun
hujan selama 3 hari berturut - turut

F. Bahan Kabel Trunking, rak kabel dan Tangga Kabel

1.

Trunking kabel harus terbuat dari bahan galvanized sheet


steel yang berlubang - lubang buatan pabrik.

2.

Cara pemasangan kabel trunking harus digantung pada dak


beton dengan besi siku serbaguna yang dibaut fisher ke beton
dan dibaut biasa dengan rak kabel.

3.

Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk trunking harus


menggunakan elbow dan Redusertrunking sehingga belokan
kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.

4.

Cable Ladder yang dipasang didalam shaft pada dinding


menggunakan bahan galvanized sheet steel, dilengkapi
dengan klem - klem kabel. Kabel yang dipasang diatas
trunking dan pada cable ladder harus diklem (diikat) dengan
klem - klem kabel (pengikat/kabel tie) anti ultra violet.

5.

Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan


terlebih dahulu dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing).

G. Bahan Konduit
Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact
atau metal conduit, dimana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam
adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

4.6.

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


A. Pemasangan Panel Panel
Panel - panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatnya dan harus rata (horisontal).

1.

Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi


dengan gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa
adanya permukaan yang tajam.

2.

Semua panel harus ditanahkan.

3.

Pekerjaan listrik harus dilakukan sesuai dengan PUIL

4.

Instalatur listrik yang melaksanakan pekerjaan ini harus


mempunyai

SIKA dari PLN dengan kelas yang sesuai

dengan luas pekerjaannya


5.

Instalatur listrik harus melakukan dan instalasinya harus


diperiksa dengan alat merger yang disaksikan oleh Direksi

6.

Sekring kas/MCB berisi

3 (tiga) grup dengan kapasitas

masing-masing sakering 6 Ampere ditempatkan dalam ruang


yang ditentukan dalam gambar rencana
7.

Kotak sakering dilengkapi

dengan

sakelar

induk

berkapasitas 50 Ampere
8.

Kabel toevoer dari meter PLN ke kotak panil/sakering


menggunakan

jenis NYY dengan ukuran yang sesuai

menurrut perhitungan Instalatur listrik yang bersangkutan

9.

Arde sakering terdiri dari pipa galvanised yang ditanam


dalam tanah sampai mencapai air tanah yang dihubungkan
dengan kabel BC ukuran 6 mm sampai kekotak sakering

10. Hasil testing dan pengecekan harus memenuhi syarat-syarat


yang ditentukan oleh PLN untuk dapat dialiri listrik
11. Apabila hasil pengecekan / pengetesan ada kesalahan maka
segala sesuatu yang berhubungan dengan adanya perbaikan
instalasi listrik tersebut menjadi tanggung jawab penuh
kontraktor
12. Semua peralatan instalasi harus berfungsi dengan baik
dan memenuhi persyaratan
13. Selama masa pemeliharaan Instalatur harus menempatkan
tenaga operator yang diperlukan
14. Kontraktor Utama harus

bertanggung jawab atas hasil

pekerjaan dari Instalatur listriknya


15. Instalasi listrik dipersiapkan untuk tegangan 110V dan 220V
B. Pemasangan Kabel Kabel

1.

Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan


kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk
mengindentifikasikan arah beban.

2.

Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi


berwarna untuk

mengindentifikasikan phasanya sesuai

dengan PUIL.
3.

Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada


tangga kabel, diklem dan disusun yang rapi.

4.

Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,


kecuali pada kabel penerangan.

5.

Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus


dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.

6.

Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih


harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian
disolder dengan timah pateri.

7.

Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm


minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan
lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan
batu bata Cikarang sebagai pelindungnya.

8.

Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan


dengan jumlah kabel.

9.

Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus


mempergunakan kabel support, minumum setiap 50 cm.

10. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada
tanda arah jalannya kabel.
11. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan
atau instalasi lainnya

harus ditanam lebih dalam dari 50

cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter


minimum 2 1/2 kali penampang kabel.
12. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus
diletakkan pada suatu trunking kabel.
13. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau
beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan
diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel.
14. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak
harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang
sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup
untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4
cm.
15. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan
kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.
16. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan
tidak saling menyilang.
17. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontak

harus di dalam kotak penyambungan dan memakai alat


penyambung berupa las-dop merk Legrand atau 3 M.

C. Pemasangan Stop Kontak Dan Saklar

1.

Kotak - kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type


pemasangan masuk dan dipasang pada ketinggian 50 cm dari
level lantai untuk kotak - kontak dan 120 cm untuk saklar.

2.

Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang


lembab harus type water dicht (bila ada).

3.

Jenis kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 2.5 mm atau


digunakan ukuran lain sesuai kebutuhan menurut gambar
rencana, sedangkan komponennya merk VIMAR atau
sekwalitas

4.

Pemasangan instalasi yang berhubungan dengan dinding


harus tertanam didalam tembok (inbouw), kabel NYM masuk
dalam pipa PVC diameter 1/2" dan tempat stop kontaknya
memakai doos plastic

5.

Semua stop kontak menggunakan arde terpusat dimana arde


stop kontak dihubungkan dengan arde kotak panil

6.

Penarikan kabel diatas langit-langit harus menggunakan


klem dari plastik, dipasang lurus dan siku pada tiap belokan

7.

Sambungan kabel diatas langit-langit harus dilindungi oleh


isolasi doos plastik dan dop porselen

D. Pemasangan Lampu Penerangan

1.

Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan


rencana plafond dari Arsitek dan disetujui oleh MK &
Direksi.

2.

Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada


rangka plafond yang terbuat dari bahan alumunium.

3.

Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus


dipasang tegak lurus.

4.

Jenis kabel yang digunakan adalah NYM ukuran 2 x 4,0 mm


atau kabel NYM 3 x 2,5 mm2

5.

Pemasangan instalasi yang

berhubungan

dinding harus

tertanam dalam dinding (inbow), kabel NYM masuk dalam


pipa PVC diameter 1/2" dan tempat skakelar menggunakan
dos plastik yang tertanam dalam dinding
6.

Sambungan

kabel

yang

terletak

diatas

langit-langit

dilindungi dengan isolasi doos plastik dan doop porselen


7.

Semua kabel yang terletak diatas langit-langit harus masuk


dalam pipa PVC diameter 1/2" (perlengkapan pembantu),
sambungan maupun titik percabangan pipa menggunakan
shock sambungan dan pembagi serta siku pada setriap
belokan (tidak boleh melintas)

8.

Komponen titik lampu/skalar

yang digunakan adalah

produksi VIMAR atau sekwalitas


E. Pemasangan Rak kabel

1.

Rak kabel dibuat oleh pabrikan denganukuran lebar 40 cm


dan tinggi 10 cm.

2.

Rak kabel ini dipasang di tengah atau pinggir selasar tengah


baik di lantai 1 maupun lantai 2.

3.

Rak kabel di pasang dengan penggantung besi siku serbaguna


yang dibaut ke balok beton dan dibaut ke rak kabel.

4.

Jalur rak kabel adalah dari ujung teras atau balkon kanan ke
ruang panel di sebelah kiri bangunan

5.

Semua sistem elektrikal dimasukkan ke dalam rak kabel


setelah keluar dari kamar - kamar

F. Pemasangan Pentanahan / Grounding

6.

Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan.

7.

Elektrode pentanahan harus ditanam sedalam 12 m minimum


untuk mencapai permukaan air tanah.

8.

Tahanan pentanahan maximun adalah 2 ohm.

9.

Jarak minimum dari elektrode pentanahan adalah 6 m dan


disesuaikan dengan sifat tanahnya

4.7.

PENGUJIAN

A.

Pengujian Individual
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang,
harus diadakan pengujian secara individual.
Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang
untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin
bahwa sistem berfungsi dengan baik.
Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian
dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh
Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri.
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji :
a.

Kabel kabel Rendah


Pengujian dengan megger harus dilaksanakan, dengan nilai
tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.

b.

Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan
kapasitor harus dilakukan pengujian/pengukuran faktor
daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal
0,85.

c.

Motor - Motor Listrik


Pengukuran tahanan isolasi motor motor listrik harus
dilakukan.

Pemasangan

motor

motor

listrik

bisa

dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar


ketentuan ketentuan PUIL 2000.
d.

Pentanahan/Grounding
Semua pentanahan dari sistim harus dilakukan pengukuran
tahanan dengan maximum 2 Ohm pada masing - masing
pentanahan dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun
hujan selama minimal 3 hari berturut - turut.

B.

Testing dan Comisioning


1.

Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan


pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta.

2.

Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk


mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.

C.

Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada
Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal - hal sebagai berikut:

Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

Hasil pengetesan peralatan

Hasil pengetesan kabel

dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan


harus disaksikan oleh pihak Direksi/Manajemen Konstruksi /
konsultan Pengawas.

4.8.

MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


1.

Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun


terhitung sejak saat penyerahan pertama.

2.

Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 6 (enam) bulan


terhitung sejak saat penyerahan pertama.

3.

Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini


diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi
tanpa adanya tambahan biaya.

4.

Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah


selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.

5.

Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instlasi


ini tidak melaksanakan teguran dari Direksi/Manajemen
Konstruksi

konsultan

Pengawas

atas

perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka


Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas
berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian/ penyetelan
tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi
ini.
6.

Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus


melatih petugas - petugas yang ditunjuk oleh Pemilik
sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat
melaksanakan pemeliharaannya.

7.

Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat


dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil
yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong
dan Direksi/Manajemen Konstruksi / konsultan Pengawas
serta

dilampiri

Surat

Ijin

Pemakaian

dari

Jawatan

Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.


8.

Kontraktor harus membuat gambar as built drawing baik


dari sisi jaringan dan keterangannya maupun system operasi
peralatan dan jaringan elektrikal

9.

Kontraktor melalui tenaga ahli elektrikalnya wajib memberi


arahan atau training kepada petugas pengelola gedung ini
dalam hal operasional dan maintenance.

10. Kontraktor wajib membuat cetak biru system jaringan


elektrikal dan modul operasionalnya.

bab

SYARAT SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN


SANITASI

5.1.

KETENTUAN UMUM
Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah pemasangan
instalasi air dan perlengkapannya yang meliputi penyediaan dan
pemasangan :
a.

Instalasi air bersih.

Penyediaan air diperoleh dari Bak penampung besar di


belakang gedung yang dialirkan secara gravitasi sampai di
bawah tower air dengan pipa PVC kelas AW dia. 1.

Dari bawah air dipompa dengan pompa listrik naik ke tanki di


atas menara air. Kemudian disalurkan secara gravitasi ke
dalam gedung.

Dari tanki air air bersih di distribusikan sampai ke pipa di atas


kamar dengan pipa PVS kelas AW dia. 1 dengan system
looping atau berputar. Dari pipa looping ini distribusi air ke
peralatan sanitair dengan menggunakan pipa PVC kelas AW
dia. . Sistem distribusi air bersih ini dilengkapi dengan
valve (control, gate, check valve dan lain-lain) sesuai dengan
standar yang disyaratkan.

b.

Instalasi air bekas, air kotor, pipa udara dan air hujan :

Air kotor dari toilet / WC disalurkan dengan pipa PVC kelas


AW dia. 4 ke septic tank terdekat menurut gambar.

Air bekas dari floor drain atau avour wastafel di alirkan


dengan pipa PVC kelas AW dia. 2 ke sumur resapan dan
limpasannya di salurkan ke saluran drainase lingkungan

Jaringan pembuangan air di dalam gedung dilengkapi dengan


pipa udara (vent).

Seluruh instalasi plumbing dan drainase harus dilaksanakan


sesuai gambar perencanaan dan per-syaratan/peraturan yang
berlaku baik secara teknis, perijinan maupun administrasi.

c. Perlengkapan sanitasi (Sanitasi Fixtures)


Merk dan Type dari perlengkapan ini agar mengikuti
ketentuan yang telah ditetapkan.

5.2.

PENGENDALIAN
Dalam pekerjaan ini kontraktor diharuskan :

Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan, komplit.

Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang akan


digunakan sebelum dilakukan pemasangan untuk disetujui
Direksi/pengawas.

Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan seperti water


pas, water pump, pipe cutter dan lain-lain.
Apabila ternyata Direksi meragukan kualitas bahan atau

alat tertentu, maka bahan tersebut akan dikirim ke Laboratorium


Penyelidikan Mutu Barang atas biaya Pemborong, dan/atau bila
ternyata kualitas bahan/alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan maka bahan/alat dimaksud harus segera diganti.
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/
Pengawas di lapangan, maka Pemborong harus menyingkirkan
bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 1 x 24 jam,
sejak tanda penolakan diputuskan.

5.3.

GAMBAR - GAMBAR

a.

Kontraktor wajib membuat gambar detail untuk rencana


pelaksanaan pekerjaan (Shop Drawing). Gambar ini harus
disetujui oleh Direksi/Pengawas.

b.

Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh pekerjaan


harus selalu berada di lapangan setiap waktu. Gambar
tersebut

dalam

keadaan

jelas,

dapat

dibaca

dan

seluruhnya

telah

menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.


c.

Ukuran

pokok

dan

pembagiannya,

tercantum dalam Gambar Kerja dan detail. Ukuran tersebut


merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran dalam
keadaan jadi, oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun
pemesanan ukuran-ukuran harus diperhitungkan.
d.

Pemborong

diharuskan membuat Gambar Instalasi yang

sebenarnya telah terpasang (As Built Drawing). Gambar ini


harus disetujui oleh Pengawas, sebelum acara serah terima
pekerjaan.
e.

Gambar as built setelah terlaksana harus segera di produksi


maksimal 3 hari setelah pekerjaan selesai, untuk diperiksa
oleh direksi dan konsultan pengawas sampai disetujui.

5.4.

SPESIFIKASI BAHAN UTAMA, AKSESORIS DAN BAHAN PEMBANTU


a.

Menggunakan Pipa PVC kelas AW merk Wavin/setara

b.

Diameter pipa yang digunakan untuk saluran air bersih


berdiameter . Saluran air bekas ke peresapan berdiameter
2, Saluran WC dan air hujan menggunakan dimater 4

c.

Perhitungan dalam panjang meter sudah termasuk semua


aksesoris pipa seperti Sambungan (sock), Elbow, Tee,
reducer, dll, bahan pembantu seperti lem, lakban, dll, serta
peralatan bantu.

d.

Apabila kontraktor selesai memasang semua pekerjaan


sanitair (mekanikal) maka wajib mengajukan request pada
konsultan pengawas dan direksi untuk

1.

Test alir (untuk semua yang berhubungan dengan air, baik


air bersih maupun air kotor serta air kotoran)

2.

Test fungsi (kran air, wastafel, kloset duduk, standing urinoir


dan lain lain yang merupakan assesories sanitair).

3.

Test pengujian tekanan air untuk mengetahui kemampuan


pipa air bersih mengalirkan air dengan tekanan maksimum 4
BAR

e.

Apabila hasil test tersebut tidak memenuhi syarat (tidak


mengalir, bocor, tidak berfungsi dan lain sebagainya) maka
pihak kontraktor wajib memperbaiki sampai dengan selesai.
Akibat dari perbaikan sanitair dan jaringannya menjadi
tanggung jawab penuh kontraktor

5.5.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
a.

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh


tenaga-tenaga ahli dan terampil. Untuk pelaksanaan khusus,
Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang membuktikan

bahwa

pelaksananya

memang

mempunyai

pengalaman dan kecakapan sesuai dengan yang disyaratkan.


b.

Sebelum melaksanakan Pekerjaan Instalasi, Pemborong


diwajibkan memastikan lintasan dan posisi dari Instalasi
Listrik,

Ground

Sistim,

Air

dan

Sanitari

yang

hubungannya dengan Pekerjaan Mekanikal ini,

ada

dalam

bentuk shop-drawing.
c.

Jika didalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu bagian


Instalasi
membuat

yang

sukar

laporan

dilaksanakan,

tertulis

dan

hal

Pemborong

wajib

tersebut

segera

dibicarakan dengan Pengawas.


d.

Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah


dilakukan test, dan dinyatakan baik secara tertulis oleh
direksi dan konsultanPengawas.

e.

Karena pekerjaan ini adalah pekerjaan tahap lanjutan, jadi


ada

pekerjaan

pembongkaran

terlebih

dahulu,

baru

dilakukan pemasangan instalasi sesuai dengan shop drawing


yang telah disetujui. Semua pekerjaan pembongkaran
dianggap sudah diperhitungkan dalam harga penawaran.

5.6.

PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

Bahan
a.

Jenis pipa yang digunakan adalah Pipa PVC kelas AW


dengan diameter 1 dan diameter dan harus memenuhi
persyaratan Standard BS 1387 dinyatakan dengan sertifikat
test.

b.

Pipa yang tidak sesuai spesifikasi atau cacat akan ditolak,


dan harus segera di bawa keluar dari lokasi maksimal 1 x 24
jam sejak penolakan..

c.

Bahan fitting dan perlengkapan lainnya harus sejenis


dengan, bahan pipanya, dan sesuai dengan standard ANSI B
16,19, Ansi B 16,3.

d.

Katup penutup (valve) untuk diameter lebih kecil atau


sama dengan 1" dibuat dari bahan bronze dengan sistim
sambungan yang sesuai, sedang untuk diameter sesuai dan
lebih besar, bahannya terbuat dari besi tuang (cast iron),
dengan sistim sambungan Flanged Suction, Flanged-end.

Pelaksanaan
a. Sambungan pipa digunakan cara lem pipa PVC dengan merk
sama atau terjamin sesuai dengan ukuran masing-masing.
b. Pada bagian-bagian khusus, digunakan sambungan flanged
dilas, dimana penyambungan dengan menggunakan flange
ini perlu dilengkapi dengan Ring Type Gasket untuk
menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan tersebut.

c. Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus


ditutup dengan doop/plug atau blind-flanged.
d. Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tegak di dalam Shaft
harus diklem pada jarak setiap 2 m juga pada setiap
percabangan dan belokan.
e. Pengurugan pipa-pipa ini dilakukan setelah hasil test baik
dan disetujui pengawas.
f.

Semua

pipa

baik

yang

tampak

atau

yang

ditanam

diharuskan diberi pelindung dengan Lead Meni, untuk yang


ditanam di tanah ditambah lapisan pelindung Water Proofing
kwalitas baik.
g. Pekerjaan Water Proofing harus dilakukan sebaik-baiknya,
sehingga tidak ada bagian permukaan pipa dan fitting yang
tidak terkena Water Proofing.
h. Pipa yang melintasi jalan harus dilindungi beton/ubin dan
diurug dengan pasir. Kedalaman pipa minimal 80 cm dari
permukaan bawah pasangan batu pondasi jalan.
i.

Pipa-pipa distribusi sebelum disambungkan ke fixtures harus


ditest terlebih dahulu dengan tekanan uji Hydrostatik sebesar
satu setengah kali tekanan kerjanya (Working Pressure)
dimana dalam waktu minimum 1 x 24 jam (disesuaikan
dengan

instruksi

pengawas)

tidak

boleh

mengalami

penurunan takanan/mengalami kebocoran.


j.

Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki.


Biaya pengetesan, alat-alat yang diperlukan dan biaya
perbaikannya ditanggung oleh Pemborong.

k. Pipa-pipa yang menembus

lantai, dinding

beton harus

dibuatkan sleeve/sparing dari pipa PVC dan diberi perapat.


l.

Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, shaft

dan pada

tempat-tempat yang terlihat harus dicat (pipa air kotor dicat


hitam, pipa udara dicat abu-abu, pipa air bersih dicat biru,
pipa talang air hujan dicat sesuai warna dinding (tak ada
pipa udara) dengan bahan cat yang baik dan tepat.
m. Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa
dibuang dulu, kemudian sistim pemipaan diisi dengan

larutan yang mengandung 50 mg/1 chlor dan didiamkan


selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih.

5.7.

PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR DAN AIR HUJAN


Bahan.
a.

Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air kotor dan


air hujan dalam bangunan (instalasi above ground) memakai
bahan

PVC

kelas

AW

berdiameter

4.

Pipa

vent

diperbolehkan menggunakan pipa PVC kelas D diameter 1.


b.

Pipa air kotor, menggunakan PVC Klas 10 kg/cm2 class


(AW). Standar JIS K.6742-1979

c.

Pipa vent/udara menggunakan PVC diameter 1

klas D

dengan ujung di atas menggunakan vent cup dengan ukuran


sesuai
d.

Pipa riser air hujan harus menggunakan pipa PVC kelas AW


dengan diameter 4 dengan sambungan coopling yang baik

e.

Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan lem pipa PVC


khusus dengan merk sama atau kualitas baik. Sebelum
melakukan penyambungan pipa, bagian yang
disambung lebih dahulu harus dibersihkan,

akan

bebas dari

kotoran, air dan lain-lain. Lem pipa harus harus merata pada
bagian permukaan yang akan disambung.
f.

Pipa vent pada ujung shaft harus dikeluarkan dari dalam


bangunan agar berjalan dengan sempurna dan tidak akan
mengakibatkan polusi udara dalam gedung.

Pelaksanaan.
a.

Di lantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan yang


kuat.

b.

Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi Solvent


Cement dari kwalitas baik yang disetujui oleh Pengawas.

c.

Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir, yang tidak


dilanjutkan lagi harus ditutup dengan doop atau plug,
dengan bahan material yang sama.

d.

Pipa-pipa sebelum disambung harus di test dahulu terhadap


kebocoran, hal ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing
dilaksanakan

e.

Pipa

PVC

untuk

saluran

air

ditanah,pada setiap jarak 3 m

kotor

yang

tertanam

harus diberikan pondasi

bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5 krl, pondasi ini juga dipasang


pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
f.

Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi


pada bagian pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai
dasar.

g.

Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian


demi bagian dengan panjang pipa maksimum 50m, dalam
hal ini lokasi setiap toilet perlu diperhatikan.

h.

Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas, semua


Pekerjaan Instalasi Pipa untuk Air Kotor, Air Hujan dan Pipa
Udara harus sesuai dengan ketentuan seperti di bawah ini:

Penanaman pipa pada tembok harus tertutup oleh Pekerjaan


Finishing sesuai gambar.

Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada


hawa busuk yang keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara,
letaknya harus lurus. Untuk pipa mendatar harus dibuat
kemiringan minimal 1% (satu persen).

Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai) atau TY


(tiwai) sanitari dan dilengkapi dengan lobang pembersih
(clean out), kecuali ditentukan lain dalam gambar.

Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang pembersih (clean


out), dan diperlukan adanya lobang-lobang pemeriksa (lobang
control).

Untuk menghindarkan hawa busuk didalam ruangan perlu


adanya pipa vent (pelepas udara), yang dipasang pada
pembuangan air kotor dan air bekas pada tempat-tempat
tertentu (lihat gambar).

Di ujung

pipa-pipa

induk

air

kotor,

didalam

shaft

digabungkan menjadi satu pipa vent menuju atap dengan


diameter 3" (atau sesuai gambar).

Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus didoop/plug


selama pemasangan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
masuknya kotoran/serangga ke dalam pipa.

5.8.

PEKERJAAN INSTALASI AIR BEKAS

Bahan.
a. Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas
dalam bangunan (instalasi above ground) memakai bahan
PVC kelas AW berdiameter 2.
b.

Pipa air bekas, menggunakan PVC Klas 10 kg/cm2 class


(kelas AW). Standar JIS K.6742-1979

c.

Pipa vent/udara menggunakan PVC dia meter 1 kelas D


dengan vent cup di ujung atasnya

d.

Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan lem khusus


pipa PVC dengan merk sama atau kualitas baik. Sebelum
melakukan penyambungan pipa, bagian yang
disambung lebih dahulu harus dibersihkan,

akan

bebas dari

kotoran, air dan lain-lain. Lem pipa PVC harus merata pada
bagian permukaan yang akan disambung.
e.

Pipa vent pada ujung shaft harus dikeluarkan dari dalam


bangunan agar berjalan dengan sempurna dan tidak akan
mengakibatkan polusi udara dalam gedung.

Pelaksanaan.
a.

Di lantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan yang


kuat.

b.

Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi Solvent


Cement dari kwalitas baik yang disetujui oleh Pengawas.

c.

Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir, yang tidak


dilanjutkan lagi harus ditutup dengan doop atau plug,
dengan bahan material yang sama.

d.

Pipa-pipa sebelum disambung harus di test dahulu terhadap


kebocoran, hal ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing
dilaksanakan

e.

Pipa

PVC

untuk

saluran

ditanah,pada setiap jarak 3 m

air

kotor

yang

tertanam

harus diberikan pondasi

bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5 krl, pondasi ini juga dipasang


pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
f.

Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi


pada bagian pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai
dasar.

g.

Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian


demi bagian dengan panjang pipa maksimum 50m, dalam
hal ini lokasi setiap toilet perlu diperhatikan.

h.

Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas, semua


Pekerjaan Instalasi Pipa untuk Bekas dan Pipa Udara harus
sesuai dengan ketentuan seperti di bawah ini:

Penanaman pipa pada tembok harus tertutup oleh Pekerjaan


Finishing sesuai gambar.

Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada


hawa busuk yang keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara,
letaknya harus lurus. Untuk pipa mendatar harus dibuat
kemiringan minimal 1% (satu persen).

Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai) atau TY


(tiwai) sanitari dan dilengkapi dengan lobang pembersih
(clean out), kecuali ditentukan lain dalam gambar.

Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang pembersih (clean


out), dan diperlukan adanya lobang-lobang pemeriksa (lobang
control).

Untuk menghindarkan hawa busuk didalam ruangan perlu


adanya pipa vent (pelepas udara), yang dipasang pada
pembuangan air kotor dan air bekas pada tempat-tempat
tertentu (lihat gambar).

Di ujung pipa-pipa air bekas dimasukkan ke idalam shaft


dan di tarik satu persatu menuju pembuangan atau

digabungkan menjadi satu pipa berdiameter 4 dengan pipa


vent menuju atap dengan diameter 1" (atau sesuai gambar).

Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus didoop/plug


selama pemasangan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
masuknya kotoran/serangga ke dalam pipa.

5.9.

PEKERJAAN INSTALASI PIPA DAN SALURAN DI DALAM TANAH


Pekerjaan Galian Tanah
a.

Galian tanah dilaksanakan untuk :

Semua

pemasangan

pipa

dan

saluran-saluran

pembuangannya.

Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam


tanah antara lain bak-bak kontrol, tangki septik dan lain
sebagainya.

b.

Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah


diukur dari atas pipa sampai ke permukaan jalan atau tanah
aspal ditambah tebal lapisan pasir di bawah pipa. Galian
dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas.

c.

Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran tanah


dan lain-lain) adalah menjadi tanggung jawab Pemborong
dan sudah termasuk dalam harga penawaran, Pemberi
Tugas tidak menerima adanya claim/tuntutan terhadap halhal tersebut.

d.

Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan pipa dan


perlengkapannya harus diikuti pula dengan penimbunan
kembali dengan segera, sesuai dengan cara-cara yang
disebut dalam pasal berikut dalam Rencana & Syarat ini.

f.

Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti


ketentuan yang telah ditentukan.

Pekerjaan Urugan Tanah


a.

Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syarat- syarat


yang telah ditentukan.

b.

Pemasangan

pipa

di

dalam

tanah

harus

tertutup

sekelilingnya oleh pasir sesuai ketentuan yang tercantum


pada ayat c.2 dibawah ini.
c.

Urugan tanah untuk pemasangan pipa, baru dilaksanakan


setelah pengurugan pasir di sekeliling pipa yang dipasang
telah selesai; dan harus minta persetujuan Pengawas
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

Pekerjaan Urugan Pasir


a.

Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi

persyaratan

yang telah ditentukan.


b.

Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah


dengan tebal masing-masing radius 10 cm, khusus pipa yang
memotong jalan harus diurug

sekeliling pipa dengan tebal

10 cm dan di atasnya dilindungi dengan plat beton atau ubin


beton.

5.10. PEKERJAAN KRAN DAN FLOOR DRAIN


a.

Semua kran yang dipasang menggunakan merk Friedrich


grohe, Toto atau sekelas dengan chromed finish. Ukuran
disesuaikan

keperluan

masing-masing

sesuai

gambar

plumbing dan brosur alat-alat sanitair


b.

Ada empat jenis kran yang dipasang yaitu kran wastafle, jet
washer, shower dan kran tembok. Untuk jenis kran wastafle
menggunakan model dan ukuran seperti gambar di atas.
Dapat diajukan model lain yang sejenis atas sepersetujuan
PPK

c.

Kran wastafel di pasang dengan lubang pipa dari bawah, di


beri dudukan karena wastafel yang digunakan model
timbul. Jika menggunakan leher pendek maka diperlukan

dudukan dari beton, ketinggian kran ini disesuaikan dengan


ketinggian wastafel. Semua kran yang dipasang adalah
berdiameter .

Atau model yang seperti ini :

d.

Kran jenis jet washer dipasang jadi satu unit dengan kloset
duduk yang dipasang, dipasang dalam jangkauan tempat
kloset duduk

e.

Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan


mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel
pada dinding. Semua kran dengan model minimalis
berbahan lapis chrome atau stainless steel.

f.

Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,


siku

dan

penempatan

harus

sesuai

dengan

gambar

perencanaan
g.

Saringan air/floor drain yang digunakan dilengkapi dengan


penyekat bahu, dipasang sebagai penyaring air bekas dari
Toilet,

menggunakan

metal

verchroom,

lubang

dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel

2,

5.11. PEKERJAAN TOILET


a.

Kloset

duduk

yang

digunakan

berikut

segala

kelengkapanannya yang dipakai adalah merk Toto/Sekelas


dengan model seperti di bawah dan warna akan ditentukan
PPK atau direksi
Beberapa model toilet duduk yaitu

b.

Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang


telah diseleksi dengan baik, tidak cacat dan telah disetujui
MK

c.

Kloset duduk disekrup pada lantai dengan baut fisher dan di


rekatkan dengan silicon warna bening. Atau dengan metode
sesuai dengan petunjukan pabrikan

d.

Kloset harus terpasang kokoh, letak dan ketinggian sesuai


gambar.

Posisi waterpass, bersih dari noda-noda dan

sambungan pipa tidak boleh bocor

5.12. PEKERJAAN WASTAFEL


a.

Wastafle yang digunakan adalah merk KIA /American


standard/Toto/Setara. Dengan warna akan dipilih oleh
perencana berdasarkan brosur dari penyedia jasa

b.

Untuk wastafle meja jenis mangkok atau kotak yang timbul


di atas meja beton yang telah dilapisis keramik

c.

Semua wastafle dipasang pada meja beton dan finishing


diatas dan samping menggunakan keramik 60x60 dengan
jenis dan warna yang sesuai

d.

Pada penyambungan antara wastafle dan pipa harus


dipasang saringan air kotor

5.13. PEKERJAAN AKSESORIS KAMAR MANDI


Perlengkapan dan aksesoris kamar mandi yang harus dipasang
adalah sebagai berikut :
a.

Tempat sabun mandi model terpasang masuk ke dalam


dinding. Terbuat dari bahan keramik dengan warna
menyesuaikan keramik dinding

b.

Tempat sabun cair untuk wastafel

c.

Gantungan baju di pasang dekat dengan wastafel, terbuat


dari bahan stainless steel, dengan minimal 5 kaitan.

d.

Cermin dan piguranya dipasang depan wastafel

e.

Exhaust fan / kipas penghisap udara yang dipasang di atas


plafond lengkap dengan pipa pembuang ke luar gedung.
Ukuran exhaust fan minimal 25 cm x 25 cm, dipasang di
plafond di atas kloset duduk.

5.14. PEKERJAAN TEST INSTALASI AIR


Test Instalasi Air Bersih.
a.

Pipa instalasi air bersih siap terpasang seluruhnya.

b.

Siapkan alat pengisi air, dop ujung, pompa sistim mekanik


dan alat ukur tekanan/pressure gauge.

c.

Hubungkan antara

pipa dari, dan ke pipa input

instalasi

bangunan, pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian


demi bagian dari panjang pipa maksimal 50 meter.
d.

Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan


alat pompa penekan yang dapat mencapai tekanan 10
kg/cm2, pipa kran yang berhubungan ke instalasi seluruh
posisi ditutup dengan plug sesuai dimensi kran.

e.

Pipa instalasi siap ditest, pompa penekan dijalankan sampai


1,5 kali tekanan kerja selama 24 jam.

f.

Untuk pemeriksaan tekanan bisa dibuatkan daftar, dalam


daftar ini tercantum tekanan per-jam maupun keadaan cuaca
pada saat test pipa dilakukan.

Pegetesan Instalasi Air Kotor, Air Hujan dan Air Bekas.


a.

Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang.

b.

Test dilakukan dengan cara mengisi pipa dengan air yang


pada bagian ujung lainnya ditutup dan dihubungkan
dengan balon pada ketinggian tertentu, demikian seterusnya
bagian demi bagian sampai dengan yang terhubung dengan
saluran pembuangan.

c.

Untuk air kotor, air diguyurkan dari pipa outlet monoblok


dan peralatan sanitasi lainnya.

Proses seperti diatas

dilakukan.
d.

Demikian pula dengan test air bekas.

e.

Test ini dilakukan lantai demi lantai.

f.

Sedangkan

untuk

instalasi

saluran

air

hujan,

dapat

dilakukan dengan pengisian/mengguyur air yang cukup


banyaknya dari lantai teratas ujung terbawah ditutup rapat.

5.15. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


11. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
12. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 6 (enam) bulan
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
13. Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini
diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi
tanpa adanya tambahan biaya.
14. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah
selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya.
15. Selama masa pemeliharaan ini, apabila kontraktor instlasi ini
tidak melaksanakan teguran dari PPK, direksi dan konsultan
Pengawas atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang

diperlukan, maka PPK berhak menyerahkan perbaikan/


penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas
biaya kontraktor instalasi ini.
16. Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini
melalui tenaga ahlinya harus melatih petugas - petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim
instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.
17. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat
dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil
yang baik yang ditanda tangani bersama oleh kontraktor dan
PPK serta tim teknis dan konsultan Pengawas serta dilampiri
Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja dan
instansi yang berwenang lainnya.
18. Kontraktor harus membuat gambar as built drawing baik
dari sisi jaringan dan keterangannya maupun system operasi
peralatan dan jaringan mekanikal dan sanitasi
19. Kontraktor melalui tenaga ahli elektrikalnya wajib memberi
arahan atau training kepada petugas pengelola gedung ini
dalam hal operasional dan maintenance.
20. Kontraktor wajib membuat cetak biru system jaringan
mekanikal dan sanitasi dan modul operasionalnya.

Anda mungkin juga menyukai