Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. I.U

Tempat, Tanggal Lahir

: Kandangan, 17 April 1993

Usia

: 23 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status Perkawinan

: Menikah

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

:Penjual bensin

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Banjar/Indonesia

Alamat

:Parincahan, Kandangan

Berobat tanggal

: Senin, 26 Juli 2016 (Os datang ke Poli Jiwa RSUD


Ulin Banjarmasin)

Status Pengobatan

II.

: Rawat Inap

RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari alloanamnesis dengan orangtua os pada hari Selasa, 26 Juli

2016 pada pukul 16.00 WITA di bangsal Tulip RSUD Ulin Banjarmasin.
A.

KELUHAN UTAMA:
Mengamuk
KELUHAN TAMBAHAN :
Bicara meracau

B.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:


Alloanamnesis dengan Ibu Os (Ny.B), 40 Tahun
Fase Prodormal (tahun 2015) : os bicara sendiri, gangguan fungsi

peran sebagai suami dan ayah,


Pada tahun 2015 os didiagnosa NHL dan melakukan terapi di RSUD
Kandangan. Bersamaan munculnya penyakit tersebut, ibu os mengatakan tingkah
lakunya aneh seperti bicara sendiri, fungsi dalam keluarga terganggu, sering
bertengkar dengan istri dan anaknya. Tapi keluhan-keluhan tersebut jarang terjadi.
Pada pertengahan tahun 2015, os kembali masuk rumah sakit dan
mengeluhkan leher yang semakin membengkak. Saat itu, os kembali bertingkah
laku aneh dengan frekuensi lebih sering sehingga dokter yang merawat terkadang
memberi obat penenang kepada os yang menyebabkan os tertidur, namun ketika
os sadar tingkah laku aneh muncul lagi. Os dirujuk ke RS Ulin untuk
mendapatkan pengobatan kemoterapi.
Fase Aktif (tahun 2016): os gaduh gelisah, bicara kacau, dan
berhalusinasi lebih dari 1 bulan
Selama di RS Ulin os sudah mendapakan 3x kemoterapi dan di rawat inap
di bagian Penyakit Dalam. Ibu os mengatakan selama kemoterapi, keluhan
kejiwaan pasien terus menerus muncul dan semakin mengganggu, karena itu
keluarga membawa os kontrol ke poli jiwa RS Ulin
Os datang ke poli jiwa RSUD Ulin Banjarmasin pada pukul 12.30 wita
didampingi ibu, istri dan anak os. Ibu os mengatakan anaknya mulai mengamuk
sejak 2 hari yang lalu. Os tidak bisa tidur selama 2 hari sehingga mengganggu

orang lain karena kegaduhan yang os buat. Os membanting meja, memukul orang
disekitar, menghempas barang-barang bahkan pernah mencoba menyodorkan
tubuhnya ke jendela yang berada di lantai tiga, hal tersebut dilakukan terusmenerus hingga os kelelahan. Sejak 1 bulan yang lalu, bicara os kacau, Os sering
menyebut dirinya keturunan Dayak, merasa dirinya dirasuki oleh jin. Os juga
sering mendapat bisikan-bisikan aneh, seperti ada orang yang ingin membunuh
istrinya, suruhan agar memukul ibu dan ayah os, menghancurkan dan
menghempaskan barang-barang. Os juga terlihat seperti melihat sesuatu hal yang
sebenarnya tidak ada, seperti ada yang mengejarnya, ada yang menembak dirinya
sehingga os merasa dirinya terluka, ada yang menombaknya, ada yang memotong
kakinya.

Autoanamnesis:
Dari hasil autoanamnesis dengan os, os agak sulit untuk diajak berbicara
karena jika diberi pertanyaan, os terkadang tidak menjawab atau menjawab tidak
nyambung dan perhatian mudah teralihkan. Ketika ditanya siapa nama os, os tidak
menyebutkan nama sebenarnya, namun setelah ditanya berulang kali baru dijawab
dengan benar. Tetapi saat ditanya siapa orangtuanya os bisa menjawab siapa
ayahnya dan ibunya, tetapi saat menatap ibu nya os mengatakan ibunya setan. Os
mengaku melihat hal-hal aneh seperti ada orang yang ingin membunuhnya,
menembaknya, dan mengejar-ngejarnya. Os juga terlihat sering bicara sendiri
seperti, istrinya telah dibunuh, ada orang yang datang, sering adzan, dan
bersyahadat.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Os tidak pernah mengalami kejang, trauma kepala, dan kaku kuduk
(kelainan saraf). Os tidak ada riwayat asma,kencing manis, dan darah tinggi.
Os pernah di rawat di RS Kandangan sebelumnya dengan keluhan leher
bengkak.
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1.

Riwayat Prenatal
Selama os dalam kandungan, ibu os tidak pernah mengalami masalah

kesehatan yang serius. Os lahir cukup bulan, dilahirkan secara spontan, ditolong
oleh bidan di kampung. Saat lahir ibu os lupa apakah langsung menangis atau
tidak, tidak ada cacat bawaan, dan termasuk anak yang diharapkan. Selama
kehamilan, ibu os tidak ada riwayat hiperemesis gravidarum, rencana
menggugurkan kandungan, kesedihan yang mendalam, cemas, atau halusinasi.
2.

Riwayat Infanticy / Masa Bayi (0 - 1,5 tahun) Basic Trust Vs Mistrust


Os diberikan ASI ekslusif oleh ibunya sampai berusia 3 tahun. Ibu tidak

mengasuh os secara penuh, os diasuh oleh neneknya. Ibu kurang memberikan


kasih sayang dan perhatian pada os karena perhatian ibu os teralihkan dengan adik
os. Selama bayi, os tidak ada gangguan makan, sehingga selama bayi os makan
dan tidur nyenyak. Os selama bayi, sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap.

3.

Riwayat Early Childhood / Masa Kanak (1,5 - 3 tahun) Autonomy Vs


Shame and Doubt
Riwayat tumbuh kembang bayi baik seperti balita seusianya. Tidak ada

keterlambatan dalam tumbuh kembangnya dan gizi cukup. Os dibiarkan bebas


bergerak, tidak dibatasi, dan orang tua os selalu mengawasi gerakan os.
4. Riwayat Pre School Age / Masa Prasekolah (3 6 tahun) Initiative Vs
Guilt
Os suka bermain dengan objek mainan tetapi ia tidak suka bergaul dengan
teman sebayanya. Os suka menyendiri di rumah, pemalu, selalu bermain sendiri,
jika ada teman os yang mendekatinya os tidak segan untuk memukulnya dan
kerap kali timbul perkelahian. os masuk TK usia 5 tahun. Di sekolah os tidak
mempunyai teman dan saat sekolah selalu ditemani ibu os.
5.

Riwayat School Age / Masa Sekolah (6 12 tahun) Industry Vs


Inferiority
Os masuk SD usia 6 tahun, selama mengikuti pelajaran os merasa

kesulitan terutama pelajaran metematika, os pendiam dan pasif di kelas. Os juga


tidak memiliki teman, jika temannya mendekat os marah dan langsung
memkukulnya, ia bersifat emosional. Karena sifatnya itu os dikucilkan dari
teman-temannya.
6.

Riwayat Adolescence (12-20 tahun) IdentityVs Role Diffusion/ Identity


Confusion
Selama masa remaja, os sulit bergaul dengan temannya. Os suka

menyendiri dan pemalu. Sejak usia muda os sudah diajarkan oleh orangtuanya
untuk memiliki usaha sendiri. Sehingga pada usia muda os sudah bekerja sebagai

penjual bensin di depan rumahnya. Sebelum bekerja sebagai penjual bensin, os


pernah bekerja di perusahaan batubara, namun berhenti pada tahun 2010 karna
tidak tahan panas.
Pada umur 18 tahun, os menikah dengan pacarnya yang dikenal lewat
pertukaran no hp di sebuah radio. Sejak saat itu os semakin rajin berjualan. Satu
tahun kemuadian os memilihi seorang anak perempuan.
7. Riwayat Young Adulthood / Masa Dewasa Awal (21-40 tahun) Intimacy
Vs Isolation
Os termasuk anak yang pasif dan tempramental. Setelah memiliki anak di
usia muda os kurang menyayangi anaknya, namun sangat sayang pada istrinya.
8.

Riwayat Pendidikan
Os bersekolah di Sekolah Dasar Kandangan, os bersekolah hanya sampai

kelas 5 SD, os juga pernah tinggal kelas.


8.

Riwayat Pekerjaan
Setelah berhenti sekolah SD os tidak langsung bekerja, os hanya diam di

rumah. Setelah mulai remaja os baru mulai bekerja sebagai penjual bensin.
9.

Riwayat Perkawinan
Pada usia 18 tahun os menikah dengan pacarnya yang dikenalnya lewat

perkenalan di sebuah radio karna saling bertukar no hp, satu tahun setelah
pernikahan os dikaruniai seorang anak perempuan.
E. RIWAYAT KELUARGA
Os adalah anak pertama dari dua bersaudara di keluarga. Saudara os
tersebut telah meninggal saat masih anak-anak karena suatu kecelakaan.

Hubungan dengan anggota keluarga yang lain baik. Os didukung oleh


keluarga os untuk menjalani pengobatan os. Tidak ada riwayat penyakit jiwa yang
sama pada keluarga os.
Genogram:

Keterangan:
Laki-laki

Perempuan :
Meninggal

Penderita

Sakit

Isteri os

F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG


Os tinggal bersama dengan isteri dan anaknya serta orangtuanya. Isterinya
dan keluarga sangat mendukung kesembuhan os.
G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGAN
Os tidak menyadari penyakit dan gangguan yang terdapat dalam dirinya.

III.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Status Internus :
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Tanda Vital

: Tekanan Darah

: 150/110mmHg

Nadi

: 95x/menit

Respirasi Rate

: 20x/menit

Suhu

: 36,6oC

Bentuk Badan

: Normal

Kulit

: Kuning langsat, tidak sianosis, tidak anemis /


ikterik
Kepala

: Mata

Palpebra

konjungtiva tidak

tidak

edema,

anemis, sklera tidak

ikterik
Hidung : tidak ada sekret dan epistaksis
Mulut : Bibir tidak anemis, tidak ada gigi ompong
dan karies
Leher
Thoraks

: Terdapat pembesaran kelenjar getah bening


:I

: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Pa

: Fremitus raba simetris kanan dan kiri

Pr

: Cor

: batas jantung normal

Pulmo
A

: sonor

: Cor

: S1S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo : Ves, Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)


Abdomen

Ektremitas

:I

: Simetris, datar, tidak ada jejas

: Bising usus normal 5x/menit

Pa

: Hepar/lien tidak teraba,nyeri tekan epigastrium (-)

Pr

: Timpani, asites (-), nyeri ketuk (-)

: Tidak ada edema atau atrofi, turgor kulit normal

Status Neurologis :

IV.

Nervus I-XII

: tidak ada kelainan

Gejala rangsangan meningeal

: tidak ada

Gejala TIK meningkat

: tidak ada

Refleks fisiologis

: normal

Refleks patologis

: tidak ada

STATUS MENTAL
Autoanamnesis dengan Os
Os mengenakan pakaian kaos putih dan memakai celana pendek 3/4, os

berpakaian sesuai usia dan os tampak terawat. Os bersama orangtuanya di Ruang


Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Ulin. Os tampak tidak kooperatif, ketika
pemeriksa datang, os melihat ada sesuatu di belakang pemeriksa dan menunjuknunjuknya. Os terkesan berasal dari keluarga sederhana. Os kooperatif untuk
diperiksa tanda vital dan pemeriksaan fisik. Os kemudian duduk tenang. Os saat
ditanya nama oleh pemeriksa hanya diam saja, setelah berulang-ulang kali ditanya
baru os mau menjawab namanya siapa. Os sangat sulit untuk diajak bicara dan
diperiksa, saat ditanya os sering diam saja atau menjawab tapi tidak nyambung.

Saat diperiksa os sering seperti melihat sesuatu, melakukan gerakan seperti


berinteraksi dengan seseorang. Selain itu os juga berbicara sendiri ada orang
Dayak datang dan ingin menombaknya.
A. Deskripsi Umum
1.Penampilan
Os seorang laki-laki berperawakan tinggi dan bentuk badan terlihat
normal tidak kurus atau gendut, os mengenakan pakaian kaos putih
dan memakai celana pendek 3/4, os berpakaian sesuai usia dan os
tampak terawat.
2.Kesadaran
Jernih
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Hiperaktif
4. Pembicaraan
Inkoheren
5. Sikap terhadap Pemeriksa
Tidak kooperatif
6. Kontak psikis
Kontak ada, tidak wajar, dan tidak dapat dipertahankan.
B. Keadaan Afektif, Perasaan, Reaksi Emosional serta Empati
Afek/Mood

: Hypothym

Ekspresi Afektif

: Datar

1.

: Tidak stabil

Stabilitas

10

2.

Pengendalian

: Pasien tidak dapat mengendalikan emosinya

3.
4.
5.
6.
7.

Sungguh-sungguh
Dalam/dangkal
Skala Diferensias
Empati
Arus Emosi

secara wajar
: (-)
: Dangkal
: Sempit
: Tidak dapat diraba rasakan
: Lambat

C. Fungsi Kognitif
Intelegensia

: Kesan normal atau rata-rata (IQ = 90-110)

Konsentrasi

: Sulit dievaluasi

Orientasi

: Waktu
Tempat

: Buruk
: Buruk

Orang
Situasi
Daya Ingat

: Segera

: Buruk
: Buruk
: Sulit dievaluasi

Jangka Pendek : Sulit dievaluasi


Jangka Panjang: Sulit dievaluasi
Pikiran Abstrak

: Sulit dievaluasi

Kemampuan menolong diri sendiri

: Tidak bisa menolong diri sendiri

D. Gangguan Persepsi
Halusinasi A/V/G/T/O

: (+/ + / - / - / -)

Ilusi

: (-)

Depersonalisasi/Derealisasi : Tidak ditemukan


E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas

: Tidak spontan

11

b. Kontinuitas

: Irelevan, tidak lancar

c. Hendaya berbahasa

: (-)

2. Isi Pikir

a. Preokupasi

: (-)

b. Gangguan Isi Pikir

: (+)

F. Pengendalian Impuls
Tidak Baik
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial

: Sulit dievaluasi

Uji daya nilai

: Sulit dievaluasi

Penilaian realitas

: Sulit dievaluasi

H. Tilikan
T1: Tilikan derajat 1 (pasien tidak merasa sakit dan membutuhkan
bantuan).
I.

Taraf Dapat Dipercaya


Tidak dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Alloanamnesa

Sejak 1 tahun yang lalu os menujukkan gejala bicara meracau dan


berhalusinasi namun dengan frekuensi yang jarang dan hanya sebentar.

12

Pada awal tahun 2015 os pernah dirawat di RS Kandangan dengan


diagnosa NHL. Sejak saat itu os sudah menunjukkan gejala-gejala
gangguan jiwa.

Saat kecil os tidak mempunyai teman, bersifat tempramental, suka


berkelahi jika ada orang mendekat, suka menyendiri.

Os putus sekolah saat kelas V SD karena tidak mampu mengikuti pelajaran


matematika, selain itu os juga pernah tinggal kelas.

Os kurang menyayangi dan memperhatikan anaknya yang sekarang berusia


4 tahun. os sering memarahi bahkan tak segan memukulnya.

Os merasa tidak diperhatikan oleh kedua orangtuanya dan merasa hanya


adiknya saja yang diperhatikan.

2 hari yang lalu os mulai mengamuk, berteriak-teriak, melempar bendabenda, tidak bisa tidur, bicara meracau, berhalusinasi.
Kesadaran

: Jernih

Psikomotor

: Hiperaktif

Afek/Mood

: Hipothyme

Ekspresi Afektif

: datar

1.
2.

Stabilitas
Pengendalian

: tidak stabil
:os tidak dapat mengendalikan emosinya secara

3.
4.
5.
6.
7.

wajar
Sungguh-sungguh : (-)
Dalam/dangkal
: Dangkal
Skala Diferensiasi : Sempit
Empati
: tidak dapat diraba rasakan
Arus Emosi
: Lambat

13

Halusinasi

:+

Waham: +
Stresor Psikososial diduga karena:
Pengaruh kurang perhatian dan

kasih

sayang

dari

kedua

orangtuanya.
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Dd F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Aksis II : F60.0 Kepribadian paranoid
Aksis III : Neoplasma (C00-D48)
Aksis IV : Pengaruh kurang perhatian dan kasih sayang dari kedua
orangtuanya.
Aksis V : GAF scale 20 11 (Bahaya mencederai diri/ orang lain, disabilitas
sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri)

VII.

DAFTAR MASALAH

A. Masalah terkait fisik


Pasien mengidap penyakit NHL yang di diagnosis sejak 1 tahun yang lalu
B. Masalah terkait psikologis
Adanya afek hipotimik dengan ekspresi afektif datar dan inappropriate.
Adanya penurunan aktivitas, perasaan gelisah dan mengamuk hingga
gangguan tidur. Halusinasi (+), orientasi buruk, dan proses pikir
terganggu. Tilikan derajat 1.
C. Masalah terkait psikososial

14

Kurang perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya.


D. PROGNOSIS
Diagnosis penyakit

: Dubia ad bonam

Perjalanan penyakit

: Dubia ad malam

Riwayat herediter

: Dubia ad bonam

Usia saat menderita

: Dubia ad bonam

Pendidikan

E.

: Dubia ad malam (SD)

Perkawinan

: Dubia ad bonam

Aktivitas pekerjaan

: Dubia ad bonam

Ekonomi

: Dubia ad bonam

Lingkungan sosial

: Dubia ad bonam

Pengobatan psikiatri

: Dubia ad bonam

Kesimpulan

: Dubia ad bonam

RENCANA TERAPI
Psikofarmaka

: : Clozaphine

2 x 25 mg

Haloperidol

2 x 5 mg

Trihexylpenidyl 2 x 1 mg (kalau perlu, jika ditemukan


gejala ekstrapiramidal sindrom)
Psikoterapi : Support terhadap penderita dan keluarga

Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan dan prognosis


pasien agar mengerti dan selalu memberikan dukungan kepada
pasien.
15

Bimbingan /ceramah agama, shalat berjamaah, pengajian.


Mengajak os sering mengobrol dan menggali keluhan atau

perasaan os.
Selalu rutin cek kesehatan medis os

F. DISKUSI
DISKUSI
Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna yaitu mengamuk dan sering bicara kacau. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya sehingga dapat
disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa.
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan
adanya

kelainan

yang

mengindikasikan

gangguan

medis

umum

yang

menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan,


sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non-Organik.
Pada os ditemukan adanya halusinasi auditorik dan visual yaitu os sering
mendengar bisikan-bisikan aneh, seperti ada orang yang ingin membunuh istrinya,
suruhan agar memukul ibu dan ayah os, menghancurkan dan menghempaskan
barang-barang. juga terlihat seperti menjawab pembicaraan dari orang lain
padahal tidak ada. Os juga terlihat sering melihat seseorang datang dan
mengatakan

bahwa

orang

dayak

datang

dan

mengejar-ngejar

bahkan

menembaknya, os juga berkata kakinya patah karna tertembak oleh orang


tersebut. Selain itu, os pernah terlihat seperti orang bersalaman dengan seseorang.
Dari pengakuan ibu os, os juga pernah sudah berada ditepi jendela saat tidak ada

16

yang menjaganya, dan juga sering menendang pintu rumah sakit. Beberapa kali
ibu os dipukul olehnya. Sehingga berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis
sebagai Skizofrenia paranoid (F.20.0).
Berdasarkan hasil anamnesa serta pemeriksaan status mental, dan merujuk
pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus

ini dapat

didiagnosa sebagai skizofrenia paranoid (F20.0). Pedoman diagnostik secara


umum skizofrenia telah terpenuhi dan secara spesifik digolongkan ke dalam
skizofrenia paranoid (F 20.0).
Gejala yang ada pada penderita telah memenuhi pedoman umum diagnostik
untuk skizofrenia, yaitu adanya penyimpangan yang fundamental dan karakteristik
dari pikiran dan persepsi, serta afek yang tidak wajar. Menurut PPDGJ III
diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan bila ada minimal satu gejala dari kriteria di
bawah ini yang sangat jelas, atau dua gejala bila tidak terlalu jelas: 1
a. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda, atau
Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan
Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umumnya mengetahuinya.
b. Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar atau

17

Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu


kekuatan tertentu dari luar atau
Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk
ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau
penginderaan khusus).
Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
c. Halusional Auditorik ;
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
OS .

Mendiskusikan perihal OS di antara mereka sendiri (diantara berbagai


suara yang berbicara atau

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat


dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan
diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau
berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain).
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
e.

Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

18

kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan


(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
g.

Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi


tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan stupor.

h.

Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neureptika.

Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun


waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal).
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan
penarikan diri secara sosial.1

19

Pedoman diagnostik yang terpenuhi dari penderita adalah adanya halusinasi


auditorik dan halusinasi visual yang sering terjadi. Gejala-gejala ini sudah
berlangsung lebih dari 1 bulan terakhir.
Ganguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung
berlanjut (kronis, menahun).Oleh karenanya terapi pada skizofrenia memerlukan
waktu relatif lama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.Hal ini bertujuan untuk
menekan sekecil mungkin kekambuhan (relapse). Terapi yang diberikan meliputi
terapi dengan obat-obatan anti Skizofrenia (psikofarmaka) dan terapi dengan
memberikan edukasi dan support kepada keluarga dan penderita (psikoterapi).2
Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala, mencegah
kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan dengan
kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf hidup yang
terbaik. Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi dan komunitas pendukung, dan
psikoterapi adalah tiga komponen utama dalam pengobatan.3
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-syarat
antara lain sebagai berikut :2
1.

Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relatif singkat

2.

Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil

3.

Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat gejala positif maupun negatif
skizofrenia

4.

Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat)

5.

Tidak menyebabkan kantuk

6.

Memperbaiki pola tidur

20

7.

Tidak menyebabkan habituasi, adiksi, dan dependensi

8.

Tidak menyebabkan lemas otot

9.

Kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose).


Penderita ini dianjurkan untuk mendapat terapi psikofarmaka dengan
Clozapine 2x25mg/hari yang merupakan obat anti psikotik yang berguna untuk
mengatasi gejala negatif berupa kelainan afek, respon emosi minimal, menarik
diri, apatis, gangguan proses pikir, gangguan isi pikir dan abulia. Selain itu
ditambah dengan Haloperidol (lodomer)2x5mg/hari yang juga berguna sebagai
anti psikotik yang mempunyai efek sedasi lemah dan membantu menghilangkan
gejala psikotik berupa waham dan halusinasi.4
Obat antipsikotik kuat seperti Haloperidol (lodomer), sering menyebabkan
gejala ekstrapiramidal seperti sindroma Parkinson (berupa gemetar, badan kaku
seperti robot, hipersalivasi) dan gejala ekstrapiramidal lainnya. Untuk mengatasi
hal ini, digunakan obat Trihexipenidil (hexymer) 3 x 2mg tablet/hari.4
Mekanisme kerja obat antipsikosis adalah memblokade Dopamin pada
reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal sehingga efek samping obat anti psikosis adalah :4

1.

Sedasi dan inhibisi psikomotor

2.

Gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolonergik berupa mulut kering,


kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur

3.

Gangguan endokrin

4.

Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom Parkinson)

5.

Hepatotoksik.

21

Sindrom Parkinson terdiri dari tremor, bradikinesia, rigiditas. Efek samping


ini ada yang cepat dan ditolerir oleh pasien, ada yang lambat, dan ada yang
sampai membutuhkan obat simptomatis untuk meringankan penderitaan pasien.
Bila terjadi sindrom Parkinson maka penatalaksanaannya: hentikan obat anti
psikosis atau bila obat antipsikosis masih diperlukan diberikan trihexipenidil
3x2mg/hari atau sulfas atropin 0,5 0,75 mg IM. Apabila sindrom Parkinson
sudah terkendali diusahakan penurunan dosis secara bertahap, untuk menentukan
apakah masih dibutuhkan penggunaan obat antiparkinson.4
Pemeriksaan laboratorium rutin dam kimia darah terutama untuk memeriksa
fungsi hati (SGOT, SGPT) diperlukan karena efek samping obat antipsikosis salah
satunya adalah hepatotoksik. Selain melalui pemeriksaan laboratorium, dapat juga
dari pemeriksaan fisik berupa tanda ikterik, palpasi hepar.4

LAMPIRAN
Grafik Perjalanan Penyakit
Nama
: Tn. IU
Usia
: 23 tahun
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Pendidikan Terakhir : SD

2015
Prodormal

2016
Aktif

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari


PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.
2. Made wirnata. Skizofrenia. 2009.
3. Rambisa A. Skizofrenia Paranoid. www.google.com. Diakses tanggal 06
Juni 2016.
4. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropik Edisi Ketiga.
Jakarta: PT Nuh Jaya, 2007.

23

24

Anda mungkin juga menyukai