Efektifitas Antikoagulan baru-IDI PDF
Efektifitas Antikoagulan baru-IDI PDF
Abstrak
Warfarin, suatu antagonis vitamin K, telah digunakan cukup lama untuk menurunkan kejadian
stroke pada penyandang fibrilasi atrium (FA). Sayangnya, warfarin memiliki beberapa
keterbatasan seperti indeks terapi sempit, banyak berinteraksi dengan obat lain, dan
memerlukan pemantauan berkala. Pengembangan berbagai antikoagulan baru dimaksudkan
untuk mengatasi keterbatasan warfarin itu. Dabigatran, antitrombin oral, dengan dosis 150 mg
menurunkan kejadian stroke lebih besar dibandingkan warfarin (RR 0,64; IK 95% 0,51-0,81
dan p<0,001). Namun, dabigatran dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan
gatrointestinal. Rivaroxaban, inhibitor faktor Xa, tidak kurang efektif daripada warfarin dalam
pencegahan stroke dan emboli sistemik (RH 0,79, IK 95% 0,66-0,96 dan p<0,001 untuk
noninferiority rivaroxaban). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada perdarahan mayor
antara kelompok rivaroxaban dan warfarin. Apixaban (5 mg),sebuah inhibitor faktor Xa, tampil
superior dibandingkan warfarin dalam menurunkan stroke dan emboli sistemik (RH 0,79; KI
95% 0,65 to 0,95; P=0,01). Apixaban menyebabkan perdarahan yang lebih sedikit dibandingkan
warfarin. Sebelum terdapat studi berskala besar yang dapat memberikan panduan yang jelas
untuk penggunaan berbagai antikoagulan baru ini, dokter harus melakukan penilaian yang
cermat sebelum memberikan obatnya pada pasien FA. Berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan meliputi: riwayat kecocokan pasien FA dengan penggunaan warfarin, harga
antikoagulan baru, frekuensi pemberian antikoagulan baru, dan profil keamanan antikoagulan
baru. J Indon Med Assoc. 2012;62:407-12.
Kata kunci: fibrilasi atrium, stroke, warfarin, dabigatran, rivaroxaban, apixaban
Korespondensi:
Alvin Nursalim,
Email: alvin.nursalim@yahoo.com
407
Abstract
Warfarin, a vitamin K antagonist, has been used for a long time to prevent stroke in patients with
atrial fibrillation (AF) . Despite its high efficacy, warfarin has several limitations. The sought of
novel anticoagulants is for aimed at overcome this limitations. Hundred and fifty mg of dabigatran
is superior to warfarin regarding stroke prevention (RR 0.64; 95% CI 0.51-0.81, p<0.001).
Dabigatran, however, increases the risk of gastrointestinal bleeding. Rivaroxaban (20 mg), is
noninferior to warfarin for the prevention of stroke and systemic embolism (HR 0.79, 95% CI
0.66-0.96, p<0.001 for non-inferiority). There was no significant difference in terms of major
bleeding. Apixaban (5mg) is superior to warfarin in reducing the occurence of stroke and
systemic embolism (HR 0.79; 95%, CI 0.65 to 0.95; p=0.01). Apixaban causes less bleeding.
While no guideline available for use of novel anticoagulants , one has to thoroughly consider the
following before prescribing: AF patients history of tolarable warfarin use, affordability of the
drug, frequency of administration, and the safety profile of the drug. J Indon Med Assoc.
2012;62:407-12.
Keywords: atrial fibrillation, stroke, warfarin, dabigatran, rivaroxaban, apixaban
Pendahuluan
Antikoagulan telah lama digunakan untuk pencegahan
stroke pada pasien dengan fibrillasi atrial (FA).1 Pada pasien
FA dengan skor CHADS2 lebih besar atau sama dengan 2,
pemberian antikoagulan sangatlah dianjurkan untuk
mengurangi kejadian serebrovaskular pada pasien dengan
FA.2 CHA2DS2-VASc merupakan akronim dari Congestive
heart failure/left ventricular dysfunction, Hypertension, Age
>75 (doubled), Diabetes, Stroke (doubled) - Vascular disease, Age 65-74, and Sex category (female).
Warfarin, suatu antagonis vitamin bekerja dengan
mencegah terbentuknya faktor pembekuan VII, IX, X, dan II.
Penggunaan warfarin efektif menurunkan kejadian stroke
pada pasien dengan FA nonvalvular sebesar 68%. Namun,
ada beberapa keterbatasan dalam penggunaan warfarin
seperti indeks terapi yang sempit, banyak ber-interaksi
dengan obat lain atau makanan, dan diperlukan pemantauan
laboratorium secara berkala. Hal itu menye-babkan ambang
terapi warfarin kurang dari dua pertiga keseluruhan pasien
yang memakainya.3
Antikoagulan baru: Dabigatran, Rivaroxaban, dan Apixaban
Seiring dengan berkembangnya pengobatan FA,
dikembangkan juga berbagai antikoagulan baru dari kelas
yang berbeda-beda dengan masing-masing keunggulan dan
408
Permukaan
pembuluhdarah
yang rusak
Kininogen, kallikrein
XIIa
XIIa
XIa
Antagonis vitamin K
(Warfarin)
XIa
IX
IXa
VIIa
Tissue factor
VIIIa
X
Penghambat faktor Xa
(contoh: rivaroxaban, apixaban)
Antagonis vitamin K
(Warfarin)
Xa
X
Va
Protrombin
(faktor II)
Penghambat trombin
(contoh: Dabigatran)
Trombin
(faktor IIa)
Fibrinogen
(faktorI)
Fibrin
(faktor Ia)
XIIIa
Tautanfibrin
(crosslinkfibrin clot)
Rivaroxaban
Rivaroxaban adalah antikoagulan golongan penghambat faktor Xa yang mencegah trombogenesis tanpa memerlukan bantuan kofaktor antitrombin. Rivaroxaban
ditoleransi dengan baik oleh pasien dewasa yang sehat, dan
efek antikoagulannya dapat diramalkan terjadi pada kisaran
dosis 5-80 mg.8
Efektivitas rivaroxaban dibandingkan dengan warfarin
dalam uji klinis fase III ROCKET AF-trial yang melibatkan
14.264 pasien FA nonvalvular.9 Pada studi itu, rerata umur
pasien AF adalah 73 tahun dengan rerata skor CHADS2 3,47.
Pasien secara acak dimasukkan ke dalam kelompok yang
menerima rivaroxaban 20 mg atau warfarin dengan dosis yang
disesuaikan dengan INR (2,0-3,0). Pengamatan dilakukan
selama 770 hari dan parameter yang dilihat adalah kejadian
stroke dan emboli sistemik.
Pada analisis primer, kejadian stroke lebih rendah pada
kelompok rivaroxaban (RH 0,79; KI 95% 0,66-0,96, p<0,001
untuk noninferiority). Perdarahan mayor dan nonmayor
terjadi pada 1 475 pasien AF pada kelompok rivaroxaban
dibandingkan 1 449 pada kelompok warfarin (RH 1,03; KI
95% 0,96-1,11, p=0,44). Dengan demikian studi ini
memperlihatkan rivaroxaban dosis tetap sama efektifnya
409
410
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Daftar Pustaka
1.
Roger VL, Go AS, Lloyd-Jones DM, Adams RJ, Berry JD, Brown
TM, et al. Heart disease and stroke statistics2011 update: a
report from the American Heart Association. Circulation.
2011;123:e18e209
411