Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Batuan
Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda dimana tidak
mempunyai komposisi kimia tetap. Batuan terdiri dari bagian yang padat baik berupa
kristal maupun yang tidak mempunyai bentuk tertentu dan bagian kosong seperti pori-pori,
fissure, crack, joint dan lain-lain. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa batuan
tidak sama dengan tanah. Tanah dikenal sebagai material yang mobile, rapuh dan letaknya
dekat dengan permukaan bumi.

2. Sifat Batuan
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika batuan dan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi, berat jenis, porositas, absorbsi, dan void ratio.
b. Sifat mekanik batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, dan nisbah
poison.
Kedua sifat tersebut ditentukan baik di laboraturium maupun lapangan (in-situ).
Penentuan di laboraturium pada umumnya dilakukan terhadap sampel yang diambil di
lapangan. Satu sampel dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan. Pertamatama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan pengujian tanpa merusak (non
destructive test) kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan yang
merupakan pengujian merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan
penentuan sifat mekanik batuan yang merupakan pengujian merusak (destructive test)
sehingga sampel batuan hancur.

3. Mineral Hardness
Mineral Hardness adalah ketahanan mineral batuan terhadap goresan, dengan cara
melakukan saling gores antar mineral. Perlu diketahui bahwa kekerasan mineral ke segala
arah ditentukan oleh parameter tiap-tiap poros kristalografinya. Oleh karena itu, kekerasan
untuk mineral yang satu mungkin kesegala arah sama keras dan untuk minral lainnya tidak
demikian. Skala kekerasan ini terdiri atas 10 tingkatan, berturut-turut dari yang terlunak
sampai yang terkeras.

a. Skala mineral hardness mosh


Kekerasan
Mineral
Keterangan
1
Talk
Tergores kuku
2
Gipsum
Tergores kuku,
Kekerasan kuku=2
3
Kalsit
Tergores pecahan
botol atau pisau
4
Fluorit
Tergores pecahan
botol atau pisau
5
Apatit
Tergores dengan
sukar oleh pisau
6
Ortoklas
Tidak tergores
pisau
atau pecahan botol
7
Kwarsa
Tidak tergores
pisau
8
Topas
Tidak tergores
pisau
9
Korundum
Tidak tergores
pisau
10
Intan
Tidak tergores
pisau
b. Alat-alat penguji mineral hardness
Alat Penguji
Derajat Kekerasan
Mosh
Kuku manusia
2,5
Kawat
3
tembaga
Pecahan kaca
5,5-6
Pisau baja
5,5-6
Kikir baja
6,5-7
Pada kasus-kasus tertentu, misalkan suatu mineral tergores oleh kwarsa tetapi tidak
tergoras oleh orthoklas, maka mineral tersebut maka mineral tersebut mempunyai
kekerasan 6,5. Pengujian kekerasan sebaiknya tidak hanya pada satu sisi mineral saja,
tetapi juga pada bagian sisi lainnya, mengingat kemungkinan mineral tersebut
kekerasannya tidak seragam pada segala arah.

4. Penentuan Sifat Fisik Batuan


a. Pembuatan Sampel
1) Di laboraturium, pembuatan sampel di laboraturium dilakukan dari blok batuan
yang diambil dari lapangan dan telah di hancurkan, kemudian dicampurkan dengan
semen dan dicetak dalam bentuk silinder
2) Di Lapangan, hasil pemboran inti ke dalam massa batuan yang akan berupa sampel
inti batuan dapat digunakan untuk uji di laboraturium dengan syarat tinggi sampel
dua kali diameternya.

b. Penimbangan berat sample


1) Berat asli (natural) : Wn
2) Berat kering (sesudah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan
temperatur kurang lebih 100 C) :Wo
3) Berat jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam) :Ww
4) Berat jenuh di dalam air : Ws
5) Volume sampel tanpa pori-pori=Wo-Ws
6) Volume sampel total=Ww-Ws
c. Sifat Fisik Batuan
1) Bobot isi asli
2) Bobot isi kering
3) Bobot isi jenuh
4) Berat jenis semu
5) Berat jenis sejati
6) Kadar air asli
7) Saturated water content
8) Derajat kejenuhan
9) Porositas
10) Void ratio
5. Preparasi Sampel
Preparasi sampel dilakukan dengan tujuan khusus untuk memisahkan batuan dari
matriks sampel yang sangat komplek, memotong batuan sehingga diperoleh batuan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi dari semula dan mengubah batuan menjadi senyawa lain
yang dapat di analisis dengan instrumentasi yang tersedia.
- Pembuatan Sayatan Tipis
Bahan :
1) Contoh batuan
2) Kaca asah penipisan
3) Silicon carbide powder 120,240, 320, 400, 600, 800, dan 1000 mesh
4) Air
5) Canada balsam
6) Epoxide resin dan epoxide hardener atau epomix
7) Kaca preparat dan penutup (cover glass)
8) Kertas label
9) Na OH atau KOH 2,5 N
10) Film CN 85
11) Alkohol Teknis
Alat :
1) Mesin potong batuan hilquis
2) Mesin potong batuan grind saw
3) Thermometer
4) Mikroskope polarisasi

Langkah kerja :
1) Penerimaan, pengecekan dan pemisahan contoh untuk jenis preparasi dan anallisis.
2) Mengenali tanda yang telah ditentukan oleh peneliti atau pemilik.
3) Memotong contoh batuan dengan mesin Hilquis atau grind saw batuan dengan
diameter <20 cm dengan ukuran 20x40x5 mm sesuai dengan kaca preparant.
4) Untuk batuan yang mudah pecah perlu dilakukan impregnasi pada contoh yang
representatif
5) Salah satu permukaannya diratakan dan dihaluskan pada kaca asah dengan di
taburkan silicon carbide powder, serta diberi air secukupnya setiap pergantian
ukuran hendaknya contoh dibersihkan terlebih dahulu secara bergantian
6) Pada bagian yang telah rata dan halus diletakkan pada kaca preparant
menggunakan sejenis epoxide resin dan epoxide hardener atau epomix.
7) Untuk meratakan dan menipiskan serta menghaluskan permukaan yang lain
ditipiskan dengan mesin grind saw serta menjadi sayatan tipis.
8) Salah satu permukaannya diratakan dan dihaluskan pada kaca asah dengan di
taburkan silicon carbide powder, serta diberi air secukupnya setiap pergantian
ukuran hendaknya contoh dibersihkan terlebih dahulu secara bergantian
9) Pengasahan pada setiap fraksi karborandum biasanya memakan waktu 3-5
menit,pada fraksi terakhir (1000 mesh) biasanya memerlukan waktu yang lebih
lama dan harus sering dikontrol ketebalannya menggunakan mikroskop hingga
ketebalan yang dikehendaki (0,030-0,025 mm)
10) Sayatan Tipis yang akan diautodiografi sebelum ditutup dengan cover glass di
eksposure (ditempeli) dengan film CN 85 sesuai ukuran kaca preparant setelah
sebelumnya diberi tanda / digambari sesuai dengan sayatannya, untuk
memudahkan melacak asal track partikel alfa yang berasal dari contoh batuan,
biasanya dilakukan eksposure dengan kisaran waktu antara 1x24 jam hingga 7x24
jam, tergantung tinggi rendahnya radiometri contoh batuan itu sendiri
11) Setelah waktu eksposure cukup, film CN 85 dilepas dan dipanaskan dalam larutan
KOH atau NaOH 2,5 N pada tempratur 50-60 C selama 30 menit
12) Sayatan tipis ditutup dengan cover glass yang direkatkan dengan Canada balsam
yang dipanaskan pada temperatur 80-100C
13) Sayatan dibersihkan dari sisa-sisa canada balsam dengan alkohol teknis, keringkan
dan pasang label/kode contoh batuan.
14)
Sayatan siap dianalisis petrografi.

Anda mungkin juga menyukai